Referat Mastoiditiss THT
Referat Mastoiditiss THT
TINJAUAN PUSTAKA
3
4
2.2.3 Etiologi
Proses infeksi biasanya dipengaruhi oleh faktor host dan faktor
mikrobiologi.2
a. Faktor host
- Umunya mastoiditis bila pada anak ditemkan pada umur <2 tahun
dengan riwayat otitis media
- Berkaitan dengan system imun penderita yang turun.
b. Faktor mikrobiologi ‘
Pathogen yang sering ditemukan pada mastoiditis, yaitu:
- Streptococcus pneumonia, merupakan pathogen yang paling sering
ditemukan pada mastoiditis akut dengan prevalensi 25%
- Group A beta-hemolytic streptococci
- Staphylococcus aureus
- Streptococcus pyogenes
- Moraxella catarrhalis
- Haemophilus influenza
- Pseudomonas aeroginosa
- Mycobacterium species
- Aspergillus fumigates
- Nocardia asteroids
Mastoiditis kronis umumnya merupakan hasil dari OMSK; jarang
diakibatkan kegagalan pengobatan mastoiditis akut. Yang paling sering ditemukan
isolat dari mastoiditis kronik mirip dengan yang diisolasi dari OMSK dan
termasuk P aeruginosa, Enterobacteriaceae, S aureus (termasuk MRSA), dan
bakteri anaerob. Infeksi mungkin polymicrobial (aerob dan anaerob) di lebih dari
satu setengah dari pasien.12
6
2.2.4 Klasifikasi
Mastoiditis terbagi atas akut, subakut da kronik, yakni:2,13
a. Mastoiditis akut, terbagi atas:
1. Mastoiditis akut dengan periosteitis (mastoiditis insipient) dengan
karakteristik purulent pada rongga mastoid.
2. Mastoiditis koalesen (mastoiditis akut osteotis) dengan karakteristik
hilangnya septa tulang antara sel-sel udara mastoid. Keadaan ini dapat
menyebabkan terbentuknya ruang abses dan diseksi pus kedaerah
sekitar.
b. Mastoiditis subkronik, yaitu infeksi mastoid dan telinga low grade yang
menetap yang menyebabkan destruksi septa tulang
c. Mastoiditis kronik, merupakan infeksi supuratif sel-sel udara mastoid yang
berlangsung selama hitungan bulan hingga tahun. Mastoiditis umumnya
berhubungan dengan otitis media supuratif kronik dan khususnya dengan
pembentukan kolesteatoma.
2.2.5 Patofisiologi
Mastoiditis akut merupakan komplikasi dari otitis media akut (AOM).
Karena sel-sel udara telinga tengah dan mastoid yang terhubung, radang telinga
tengah juga dappat mempengaruhi mastoid. Umumnya, infeksi mastoid mereda
sebagai infeksi telinga tengah juga membaik. Namun, bila infeksi telinga tengah
terus berlanjut, nanah akan terakumulasi di mastoid.2
Penyumbatan antrum oleh mukosa yang meradang menyebabkan infeksi
pada sel-sel udara dengan menghambat drainase dan menghalangi aliran udara
kembali ke sisi telinga tengah. Mastoiditis dapat menembus antrum dan meluas ke
struktur sekitarnya seperti meningens, sinus sigmoid otot sternokleidomastoid,
arteri karotis interna, vena jugular dan otak. Hal tersebutlah yang menyebabkan
tingginya morbiditas mastoiditis dan menjadi penyakit yang dapat mengancam
nyawa.13
Berdasarkan progresivitasnya, mastoiditis terbagi menjadi 5 tahap yaitu: 2
Tahap 1 - hiperemia dari lapisan mukosa sel udara mastoid
7
Tahap 2 - transudasi dan eksudasi cairan dan / atau nanah dalam sel
Tahap 3 - Nekrosis tulang yang disebabkan oleh hilangnya vaskularisasi dari septa
Tahap 4 – hilangnya dinding sel dengan perleburan kedalam rongga abses
Tahap 5 - Perpanjangan proses inflamasi ke daerah-daerah berdekatan
Infeksi akut yang menentap dalam rongga mastoid dapat menyebabkan
osteitis yang menghancurkan trabekula tulang yang membentuk sel-sel mastoid;
pada kondisi ini disebut mastoiditis coalescent. Mastoiditis coalescent pada
dasarnya adalah sebuah empyema pada tulang temporal. Pus yang dihasilkan
mungkin melalui rute: 18
1. Penyaluran melalui antrum secara alami yang mmenghasilkan penyembuhan
spontan.
2. Kelateral hingga ke permukaan prosesus mastoideus yang menyebabkan abses
subperiosteal
3. Secara anterior membentuk abses dibelakang daun telinga atau diantara otot
sternokleidomastoideus dari leher yang menghasilkan abses bezold
4. Secara medial ke sel saluran udara petrous pada tulang temporal yang disebut
petrositis
5. Posterior ke tulang oksipital yang menyebabkan osteomyelitis dari kalvaria
atau abses citeli.
Mastoiditis kronik umumnya merupakan komplikasi dari otitis media
kronik atauinadekuat terapi dari mastoiditis akut. Membrane timpani yang non
intak akan menyebabkan spesies mikroba di meatus eksterna menuju telinga
tengah dan pada akhirna ke mastoid. Organism ini menyebabkan inflamasi yang
menentap yang biasanya tidak dapat diatasi agen terapeutik konvensional pada
otitis media akut. 22
Seperti kebanyakan proses infeksi, baik host dan faktor mikroba
mempengaruhi perkembangan mastoiditis. Faktor host termasuk imunitas
mukosa, anatomi tulang temporal, dan kekebalan sistemik, sedangkan faktor
mikroba termasuk resistensi antimikroba kemampuan pathogen menembus
jaringan atau pembuluh lokal dan mekanisme perlindungan diri mikroba.2
8
penyakit mastoid. Tanda-tanda ini mungkin sulit dievaluasi pada pasien yang
masih sangat muda. Pendengaran yang menurun biasanya umum terjadi.2,14
Mastoiditis kronik
Gambaran radiologik pada mastoiditis kronik terdiri atas perselubungan
yang tidak homogen didaerah antrum mastoid dan sel-sel mastoid dan
berkurangnya jumlah sel udara, struktur trabekula yang tersisa tampak menebal.
15
Pada keadaan lanjut tampak obliterasi sel udara mastoid dan mastoid tampak
sklerotik, lumen antrum mastoid dan sisa sel udara mastoid terisi jaringan
granulasi sehingga pada foto akan terlihat berbagai perselubungan. 16
2.2.9 Tatalaksana
Mastoiditis mungkin sulit untuk diterapi karena obat-obatan mungkin tidak
dapat mencapai cukup dalam sampai ke tulang mastoid. Hal ini membutuhkan
terapi yang berulang atau terapi jangka panjang. Infeksi ini diterapi dengan
antibiotik intravena kemudian diberi antibiotik oral. Antibiotik yang dapat
diberikan seperti Penisilin, Ceftriaxon, dan Metronidazol selama 14 hari. Bila
gambaran radiologis memperlihatkan hilangnya pola trabekular atau adanya
progresivitas dari penyakit, maka harus dilakukan Mastoidektomi lengkap dengan
segera untuk mencegah komplikasi serius seperti Petrositis, Labirintitis,
Meningitis, dan Abses otak. Mastoidektomi ini dapat dilakukan jika terapi
antibiotik tidak berhasil. Miringotomi juga dapat dilakukan untuk mengobati
infeksi telinga tengah.14,17
Ada beberapa jenis pembedahan atau teknik operasi yang dapat dilakukan
pada OMSK dengan Mastoiditis kronis, baik tipe aman atau bahaya, antara lain:1
1. Mastoidektomi Sederhana (Simple Mastoidectomy)
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe aman yang dengan pengobatan
konservatif tidak sembuh. Dengan tindakan operasi ini, dilakukan
pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik. Tujuannya adalah agar
infeksi tenang dan telinga tidak berair lagi. Pada operasi ini fungsi
pendengaran tidak diperbaiki.
2. Mastoidektomi Radikal
Operasi ini dilakukan pada OMSK tipe bahaya dengan infeksi atau
Kolesteatoma yang sudah meluas. Pada operasi ini, ronnga mastoid dan
kavum timpani dibersihkan dari semua jaringan patologik. Dinding batas
antara liang telinga luar dan telinga tengah dengan rongga mastoid
diruntuhkan, sehingga ketiga daerah anatomi tersebut menjadi satu ruangan.
Tujuan operasi ini adalah untuk membuang semua jaringan patologik dan
mencegah komplikasi ke intrakranial. Fungsi pendengaran tidak diperbaiki.
Kerugian operasi ini adalah pasien tidak diperbolehkan berenang seumur
hidupnya. Pasien harus datang dengan teratur untuk kontrol, supaya tidak
terjadi infeksi kembali. Pendengaran berkurang sekali, sehingga dapat
menghambat pendidikan atau karier pasien. Modifikasi operasi ini adalah
dengan memasang tandur (graft) pada rongga operasi serta membuat
meatoplasti yang lebar, sehingga rongga operasi kering permanen, tetapi
terdapat cacat anatomi, yaitu meatus liang telinga luar menjadi lebar.
dinding posterior liang telinga direndahkan. Tujuan operasi ini adalah untuk
mebuang semua jaringan patologik dari rongga mastoid dan mempertahankan
pendengaran yang masih ada.
Jenis operasi yang dilakukan diatas, tergantung pada luasnya infeksi atau
Kolesteatom, sarana yang tersedia serta pengalaman operator. Sesuai dengan
luasnya infeksi atau luas kerusakan yang sudah terjadi, kadang-kadang
dilakukan kombinasi dari jenis operasi itu atau modifikasinya.1
2.2.10 Komplikasi
Komplikasi dari mastoiditis adalah perluasan lebih lanjut di dalam atau di
luar mastoideus itu sendiri. Komplikasi yang umum terjadi termasuk kehilangan
pendengaran dan perluasan dari proses infeksi di luar sistem mastoideus,
mengakibatkan komplikasi intrakranial atau ekstrakranial.
Komplikasi lainnya termasuk berikut ini :18
a. Perluasan posterior ke sinus sigmoid, menyebabkan trombosis
b. Perluasan ke tulang oksipital, yang mengakibatkan osteomyelitis calvaria
atau abses Citelli
c. Perluasan superior ke fosa kranial posterior, ruang subdural, dan meninges
d. Perluasan anterior ke akar zygomatic
e. Perluasan lateral membentuk abses subperiosteal
f. Perluasan inferior membentuk abses Bezold
g. Perluasan medial ke apex petrous
h. Keterlibatan intratemporal saraf wajah dan / atau labirin.
2.2.11 Prognosis
Mastoiditis merupakan penyakit yang dapat disembuhkan dengan terapi
yang cepat dan tepat. Tetapi, penyakit ini dapat menjadi sulit untuk diterapi dan
dapat berulang.18
Berharap pasien dengan mastoiditis akut untuk pulih sepenuhnya jika saraf
wajah, ruang depan, atau struktur intrakranial tidak terlibat. Dalam kebanyakan
kasus, kelainan kosmetik telinga pembedahan diobati dapat dicegah dengan
penempatan bijaksana sayatan dan pengembangan flaps untuk menarik telinga
19
2.3.3 Etiologi
Pneumokokus adalah organisme penyebab abses Bezold. Edison (1980)
mendapatkan Klebsiella sebagai organisme penyebab abses Bezold, pada pasien
dengan riwayat otore selama 20 tahun. Smousha (1989) mendapatkan bebrapa
organisme penyebab bakteri gram positif, negatif, anaerob. Furukawa (2001)
menemukan Bacteroides dan tiga macam bakteri gram negatif. 25,26
Jika merupakan komplikasi mastoiditis akut maka kuman yang ditemukan
sama dengan kuman penyebab Otitis Media Akut yaitu Streptococcus pneumoniae
dan Haemophilus influenza, sedangkan jika merupakan komplikasi dari
mastoiditis subakut dan kronis, kuman penyebab Staphylococcus aureus dan gram
negatif seperti E. Coli, Proteus dan Pseudomonas.27
2.3.4 Patogenesis
Pada mastoiditis akut sumbatan pada aditus ad antrum dapat terjadi karena
edema mukosa, hipertrofi mukosa, hiperplasia, jaringan granulasi, mukosa
polipoid, serpihan tulang sehingga menghambat aliran pus dari rongga mastoid ke
telinga tengah. Akibatnya terjadi pengumpulan pus di dalam rongga mastoid dan
sel-sel mastoid. Pada stadium ini terjadi empiema dalam mastoid. Bila pada
stadium ini tidak terjadi penyembuhan, maka pus dapat meluas ke sisi medial
dengan menimbulkan destruksi tip mastoid ke insisura digastrika menimbulkan
abses Bezold 29
2.3.5 Diagnosis
Diagnosis abses Bezold ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
klinis dan pemeriksaan penunjang.25
a. Anamnesis
Pada anamnesis biasanya didapatkan adanya riwayat otore dan panas
tinggi, walaupun tidak jarang ditemukan kasus dengan suhu normal. Kadang-
kadang terdapat trismus dan sukar menelan akibat tekanan abses pada dinding
faring dan tonsil.25
21
b. Pemeriksaan Klinis
Abses Bezold biasanya ditandai dengan pembengkakan dari tip mastoid
sampai sepanjang m. sternokleidomastoideus, nyeri tekan dengan atau tanpa
fluktuasi.25
Kadang-kadang sel-sel besar mastoid pada permukaan medial prosesus
mastoid meluas dari insisura digastrika sampai sepanjang bulbus vena jugularis.
Destruksi daerah ini memberikan gambaran klinik yang berbeda, karena pus tidak
dapat mencapai permukaan otot, sehingga tidak ditemukan fluktuasi. Nyeri tekan
didaerah leher lebih ringan daripada daerah mastoid.30
2.3.7 Komplikasi
Abses bezold biasanya menyebar ke dalam substansial m.
sternokleidomastoideus dan terbatas ke servikal posterior dan ruangan
perivertebral oleh fasia faringobasilar dan bagian dalam fasia servikal. Dapat
meluas ke karotid, prevertebral, danger dan ruang retrofaringeal. Dengan
memperoleh akses ke dalam ruang danger, abses dapat meluas ke mediastinum
atau ke dalam dasar tengkorak.33
Infeksi dapat menyebar ke bawah melalui vena besar untuk sampai ke
ruang periviseral, laring atau mediastinum, menuruni otot –otot kolumna vertebra
ke ruang retrofaringeal, mengikuti a. subklavia menuju ruang suprasternal dan
melintasi bagian kontalateral leher. Bezold juga mengatakan bahwa kematian
umumnya terjadi karena adanya perluasan abses di dasar tengkorak atau pada
vertebra yang menyebabkan kompresi otak dan medula spinalis.33
2.3.8 Prognosis
Pada umumnya, prognosis abses bezold baik apabila didiagnosis secara
dini dan ditangani dengan penanganan yang tepat. Kebanyakan pasien umumnya
sembuh total dengan terapi antibiotik yang adekuat dan intervensi pembedahan
dini (10 dari 14 pasien, 71%). 31