Latar Belakang
Latar Belakang
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kualitas air sungai buruk tetapi tetap memanfaatkannya untuk MCK (Mandi Cuci Ka-
kus) karena belum memiliki PDAM (Perusahaan Dae-rah Air Minum). Sungai yang
tercemar ini dapat menggaggu ekologi perairan utamanya adalah logam berat.
B. Tujuan
Tujuan praktikum ini adalah:
1. Untuk mengetahui analisis kualitas air pada perairan sungai karang mumus
2. Untuk mengetahui pencemaran lingkungan yang ada pada perairan sungai karang
mumus
C. Manfaat
Adapun manfaat praktikum ini adalah:
1. Dapat menganalisis kualitas air pada perairan sungai karang mumus
2. Dapat mengetahui pencemaran lingkungan yang ada pada perairan sungai karang
mumus
3
Secara umum kondisi topografi daerah aliran sungai Karang Mumus ada yang
berbukit-bukit dan ada pula yang datar, khususnya di alur sungai Karang Mumus
yang berada dalam kota Samarinda. Terdapat pula beberapa daerah rawa-rawa dan
anak sungai Karang Mumus antara lain Sungai Lubang Putang, Sungai Siring,Sungai
Lantung, Sungai Muang, Sungai Selindung, Sungai Bayur, Sungai Lingai, dan Sungai
Bengkuring.
Pengukuran kualitas air dapat dilakukan dengan dua cara, yang pertama
adalah pengukuran kualitas air dengan parameter fisika dan kimia (suhu, O2 terlarut,
CO2 bebas, pH, konduktivitas, kecerahan, alkalinitas ), sedangkan yang kedua adalah
pengukuran kualitas air dengan parameter biologi (plankton dan benthos) (Sihotang,
2006).
4
Kelas Keterangan
Parameter Satuan
I II III IV
a. FISIKA
Keterangan :
1. Mg = miligram
2. µg = mikrogram
3. ml = mililiter
4. L = liter
III. METODOLOGI
Bahan:
Adapun Bahan yang digunakan dalam Praktikum ini yaitu sebagai berikut :
C. Prosedur kerja
1. Kecerahan
Secchi disk diturunkan perlahan hingga batas pertama kali tidak tampak
Kemudian ditandai tali secchi disk dengan karet gelang dan diukur
panjang tali serta dicatat sebagai P1
Lalu, secchi disk diturunkan lebih dalam lagi hingga benar-benar tidak
tampak
Kemudian ditarik perlahan hingga pertama kali tampak dan talinya
ditandai dengan karet gelang serta diukur panjang tali dan dicatat sebagai
P2
Dilihat dan dicatat hasil perhitungan nilai rata-rata kecerahan
9
2. Kecepatan Arus
Persiapkan botol arus dengan memberi tali yang ditandai setiap meternya
Masukkan botol arus kedalam perairan hingga tali merenggang sepanjang
5 meter
Gunakan stopwatch untuk mengetahui waktu yang diperlukan selama
botol arus merenggang
Matikan stopwatch dan ulangi sebanyak 3 kali
Dilihat dan dicatat hasil perhitungan nilai rata-rata kecepatan arus
3. DO (Disolved Oxygen):
Masukan sampel air kedalam botol Winkler 100 ml tanpa ada gelembung
Tambahkan masing-masing 1 ml menggunakan pipet 1 ml (10 tetes)
MnSO4 dan (NaoH+KI)
Homogenkan larutan dengan cara membolak-balikkan botol winkler
hingga terbentuk gumpalan sempurna, tunggu hingga gumpulan
mengendap selama ±5-10 menit
Tambahkan 1 ml H2SO4 pekat,tutup dan humogenkan hingga endapan
larut sempurna
Pindahkan kedalam gelas ukur 50 ml
Masukkan kedalam labu erlenmeyer berikan indikator amilum/kanji
kemudian homogenkan sampai warna berwarna biru
Titrasi dengan NaS2O3 hingga warna biru hilang dan kembali kepada
warna dasar, catat volume NaS2O3 yang terpakai dan masukkan kedalam
rumus sebagai perhitungan
Dicatat hasil perhitungan nilai titrasi dan nilai normalitas
4. Amonia (NH3):
Masukkan 10 ml sample air kedalam tabung reaksi
Tambahkan 0.5 ml pereaksi larutan Phenat menggunakan pipet 2
Tambahkan pereaksi larutan MnSO4 for NH3 1 tetes
10
5. Nitrit (NO2):
Masukkan 10 ml sample air kedalam tabung reaksi
Tambahkan sulfalinamide sebanyak 0,2 ml
Tambahkan NED sebanyak 0,2 ml
Diamkan selama 15 menit setelah diaduk menggunakan alat Maxi Mix
Ukur dengan Spektrofotometer dengan gelombang 543 nm
Catat hasil nilai yang ada pada Spektrofotometer
6. Phospat (PO4):
Masukkan 10 ml sampel air kedalam tabung reaksi
Campurkan reagen 1 sebanyak 25 ml, reagen 2 sebanyak 2,5 ml, reagen 3
sebanyak 7,5 ml dan reagen 4 sebanyak 15 ml kedalam gelas beaker
sebagai pereaksi larutan A
Pipet larutan A sebanyak 1,6 ml masukkan kedalam tabung reaksi
Aduk menggunakan alat Maxi Mix
Ukur dengan Spektrofotometer dengan gelombang 880 nm
Catat hasil nilai yang ada pada Spektrofotometer
7. Sulfat (SO4):
Masukkan 5 ml sampel air kedalam tabung reaksi
Tambahkan condition reagen sebanyak 0,25 ml menggunakan pipet 1
Tambahkan bubuk BaCl secukupnya
Aduk menggunakan alat Maxi Mix
Ukur dengan Spektrofotometer dengan gelombang 420 nm
Catat hasil nilai yang ada pada Spektrofotometer
11
8. Nitrat:
Masukkan 2,5 sampel air kedalam tabung reaksi
Tambahkan larutan Bruchine Sulfat sebanyak 2 tetes
Tambahkan larutan H2SO4 sebanyak 2,5 ml
Aduk menggunakan alat Maxi Mix
Diamkan selama ± 15 menit hingga dingin
Kemudian Ukur menggunakan Spektropothometer dengan gelombang 410
nm
Catat hasil nilai yang ada pada Spektrofotometer
9. TSS:
10. TDS:
1. 6,78 4,07 mg/L 1,01 mg/L 0,15 mg/L 0,08 mg/L 30,44 mg/L 5,22 mg/L 29 mg/L 324 mg/L
2 6.67 3,24 mg/L 0,89 mg/L 0,15 mg/L 0,05 mg/L 42,18 mg/L 5,34 mg/L 26 mg/L 254 mg/L
3. 6,66 3,32 mg/L 1,20 mg/L 0,15 mg/L 0,05 mg/L 40,81 mg/L 4,03 mg/L 30 mg/L 228 mg/L
14
B. Pembahasan
Air merupakan komponen kehidupan terpenting yang ada dimuka bumi.
Kehidupan manusia dan mahkluk hidup lain diawali dari sumber daya alam ini.
Manfaat air bagi hidup haruslah dilindungi serta dijaga kualitas airnya. Kualitas
air yang buruk dapat mempengaruhi kondisi lingkungan yang menjadi semakin
buruk, mengganggu kesehatan dan keselamatan manusia serta makhluk hidup
lainnya yang menjadi satu ekosistem perairan. Penurunan kualitas air yang terlihat
maupun telah dilakukan uji kualitas air selama praktikum ini menunjukkan bahwa
air sungai karang mumus telah tercemar.
Hal ini dapat dilihat dari lokasi pengambilan sampel air yaitu Jembatan
Kehewanan, Jembatan Lambung Mangkurat dan Jembatan Baru dekat hotel JB,
jembatan - jembatan ini sangat dekat dengan pemukiman masyarakat, Sekolah,
Hotel dan lainnya yang menimbulkan potensi pencemaran berupa limbah sampah
domestik. Menurut (Effendi, 2015) Kualitas air sungai dipengaruhi kecepatan
aliran sungai dan bermacam aktivitas di bantaran sungai. Saat praktikum ini
dilaksanakan air sungai sedang dalam keadaan pasang yang tidak memiliki surut
terendah maupun pasang tertinggi. Warna perairan cenderung berwarna coklat.
Namun, saat dilakukan uji parameter kimia dan fisika beberapa parameter
tidak sesuai dengan Baku Mutu Air melalui PERDA KALTIM Tahun 2011.
Menurut PERDA KALTIM Tahun 2011 standar amonia hanya diperbolehkan 0,5
mg/L sedangkan lokasi 3 yaitu Jembatan Baru menunjukkan hasil yang paling
tinggi dari ketiga jembatan lainnya sebesar 1,20 mg/L hal ini memang ditandai
dengan perubahan larutan sampel menjad warna hijau sedikit pekat. Standar Nitrit
yang diperbolehkan sebesar 0,6 mg/L namun ketiga lokasi sama sama
menunjukkan hasil sebesar 0,15 mg/L larutan sampel juga berwarna merah muda
yang lebih pekat dan hasil yang lainnya masih dalam baku mutu air yang
diperbolehkan. Pencemaran terhadap kualitas air pada umumnya dapat mematikan
organisme ikan yang hidup atau dapat mengubah habitat awalnya.
Limbah organik yang terakumulasi diperairan akan meningkatkan kadar
amonia dan mengurangi DO diperairan. Polutan ini akan menyebabkan gangguan
15
V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Effendi, Hefni, 2015. River Water Quality Preliminary Rapid Assessment Using
Pollution Index, Elsevier B. V. Procedia Environmental Sciences. 33(2016), pp.
562-567.
Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Samarinda, (2005). Laporan Rancangan
Rencana Tata Ruang dan Wilayah Kota Samarinda. Samarinda: Badan
Perencanaan Pembangunan Daerah. Hal. 13
Wikipedia, 2019 "Potret Sungai Karang Mumus Dulu dan Kini". Indrapuri.
"Sungai Karang Mumus". Kota Tepian Samarinda. Diakses tanggal 22 Juni 2019