Oleh :
Ns. Zahrah Maulidia Septimar, S.Kep.,
M.Kep
1. What?
3. How?
2. Why?
Di Rumah Sakit :
1. 12 -02-04 Alm. Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Meninggal saat melahirkan caecar Polda Metro Jaya
2. 23-04-04 Wulan Yulianti RSCM Jkt Meninggal krn operasi pd usus Polda Metro Jaya
3. 28 -04-04 Alm Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Penggelapan M/R Polda Metro Jaya
4. 07-06-04 Jeremiah RS Budi Lestari Bks Operasi caecar mengakibatkan Polda Metro Jaya
RS Hermina, Bekasi luka & cacat
5. 11 -06-04 Mindo Sihombing RS Persahabatan Jkt Gagal operasi hernia Polda Metro Jaya
8. 30-06-04 Alm. Lucy Maywati RS Bersalin YPK Jkt Meninggal saat melahirkan Polda Metro Jaya
9. 07 -07-04 Robinson L. Tobing RS Kodam Bkt Barisan Vegetativ State akibat operasi/ Polda Sumatra
Medan cacat permanen Utara
10. 12-07-04 Anissa Safitri Yayasan Amal Beduli Perbuatan tdk menyenangkan Polda Metro Jaya
Seribu, Jkt krn memulangkan pasien
11. 08 -07-04 Ngatmi RS Persahabatan Jkt Operasi kanker payudara Polda Metro Jaya
12. 14-07-04 Rohati RS Darmais Jkt Meninggal dunia akibat gagal Polda Metro Jaya
operasi kanker payudara
16. 18-07-04 Juhria Ratubahe RS CM & RS MMC Jkt Keracunan Mercury & arsen Mabes Polri
KEJADIAN TIDAK DIHARAPKAN (KTD)
Kesetaraan
Ketepatan waktu
LANGKAH MENUJU
KESELAMATAN PASIEN
RUMAH SAKIT
PANDUAN BAGI STAF RUMAH SAKIT
(KKP-RS)
• Salah satu kriterianya JCI adalah International
Patient Safety Goal (IPSG) yang secara umum
bertujuan untuk keselamatan pasien dalam
akreditasi rumah sakit ( 2011 ) yaitu :
Sasaran Keelamatan Pasien
(Permenkes no.1691/MENKES/PER/VIII/2011
Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit)
• Sasaran I : Ketepatan Identifikasi Pasien
• Sasaran II : Peningkatan Komunikatif yang Efektif
• Sasaran III : Peningkatan Keamanan obat yang perlu
dwaspadai (High Alert)
• Sasaran IV : Kepastian tepat-lokasi, tepat-prosedur,
tepat-pasien operasi
• Sasaran V : Pengurangan resiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan
• Sasaran VI : Pengurangan resiko pasien jatuh
Sasaran I : Ketepatan Identifikasi
Pasien
• 1. Mengenali secara fisik
• 2. Memperoleh keterangan pribadi
• 3. Mengadakan penggabungan antara
pengenalan fisik dengan keterangan pribadi
• 4. Identifikasi pasien menggunakan dua
identitas dari minimal tiga identitas :
• A. Nama pasien (e-KTP)
• B. Tanggal lahir atau
• C. Nomor rekam medis
Sasaran II : Peningkatan
Komunikatif yang Efektif
• Jelas , tepat, budaya, alur, konteks bahasa
• Komunikasi yang efektif tepat waktu,
akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami oleh
penerima, akan mengurangi kesalahan dan
menghasilkan peningkatan keselamatan
Sasaran III : Peningkatan Keamanan
obat yang perlu dwaspadai (High
Alert)
• LASA (Look Alike Sound Alike)
• Penyimpanan obat
• Pemberian obat high alert obat-obatan
yang mempunyai resiko untuk
menyebabkan/menimbulkan adanya
komplikasi dan membahayakan pasien jika
terdapat kesalahan (dosis, interval dan
pemilihannya)
Pemberian Obat High Alert Kepada
Pasien
• 1. Sebelum Perawat memberikan obat high
alert kepada
• pasien, Perawat lain harus melakukan
pemeriksaan kembali
• secara independen (double check):
• - kesesuaian antara obat dengan rekam
medik/ instruksi dokter dan dengan kardeks.
• - ketepatan perhitungan dosis obat
• - identitas pasien
• 2. Obat high alert infus harus dipastikan:
• - Ketepatan kecepatan infus.
• - Jika obat lebih dari satu, tempelkan label
nama obat pada syringe pump dan di setiap
ujung jalur slang
• 3. Setiap kali pasien pindah ruang rawat,
Perawat pengantar menjelaskan kepada
Perawat penerima pasien, bahwa pasien
mendapatkan obat high alert.
Sasaran IV : Kepastian tepat-lokasi,
tepat-prosedur, tepat-pasien
operasi.
• a. Pasien diberitanda saat informed concent telah
dilakukan
• b. Penandaan dilakukan sebelum pasien berada di kamar
operasi
• c. Pasien harus dalam keadaan sadar saat dilakukan
penandaan lokasi operasi
• d. Tanda yang digunakan dapat berupa : tanda panah/tanda
ceklist
• e. Penandaan dilakukan sedekat mungkin dengan lokasi
operasi
• f. Penandaan dilakukan dengan spidol hitam (anti luntur,
anti air) dan tetap terlihat walau sudah diberi desinfektan
Sasaran V : Pengurangan resiko
infeksi terkait pelayanan kesehatan
• Infeksi Nosokomial adalah mikroba pathogen yang berasal dari
unsure – unsure sebagai berikut :
• 1. Penderita lain yang juga sedang dalam proses keperawatan
• 2. Petugas pelaksana seperti dokter, perawat, dll.
• 3. Peralatan medis yang digunakan
• 4. Tempat ( ruangan, bangsal, atau kamar) yang digunakan oleh
pasien
• 5. Tempat atau kamar dimana penderita menjalani tindakan medis
akut seperti kamar operasi, kamar bersalin.
• 6. Makanan dan minuman yang disajikan
• 7. Lingkungan RS secara umum.
* LAKUKAN PROGRAM HAND HYGIENE YANG EFEKTIF
Sasaran VI : Pengurangan resiko
pasien jatuh
• Faktor resiko jatuh dapat dikelompokkan
menjadi 2 kategori:
• 1. Intrinsik: berhubungan dengan kondisi
pasien, termasuk kondisi psikologis
• 2. Ekstrinsik: berhubungan dengan
lingkungan
• Selain itu, faktor risiko juga dapat
dikelompokkan menjadi kategori dapat
diperkirakan (anticipated) dan tidak dapat
diperkirakan (unanticipated).
Pengurangan resiko jatuh