Anda di halaman 1dari 13

Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)

RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TB PARU PADA ANAK


Topik

Pengenalan, Pencegahan dan Tatalaksana Yang Tepat pada


Sub Topik TB paru pada Anak

Pengunjung Poli RSSMA Kota Pontianak


Sasaran

SELASA, 17 JANUARI 2017


Hari/Tanggal

09.00 - SELESAI
Waktu

DEPAN POLI ANAK RSUD SULTAN SYARIF


Tempat MOHAMMAD ALKADRI PONTIANAK

Ni’matul Muthmainnah, S.Ked


Dokter Muda
Penyuluh
Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Anak
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura

I. TUJUAN

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan pengunjung poli


Anak dapat memahami mengenai tentang Tuberkulosis Paru
Tujuan umum pada Anak

a. Sasaran memahami pengertian dan penyebab penyakit


Tuberkulosis Paru pada Anak
b. Sasaran memahami gejala penyakit Tuberkulosis Paru
Tujuan Khusus pada Anak
c. Sasaran memahami penanganan dan pencegahan
penyakit Tuberkulosis Paru pada Anak.

MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Tuberkulosis Paru pada Anak
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
TB (Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman TB menyerang paru, tetapi
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

dapat juga mengenai organ tubuh lainnya. TB Anak adalah penyakit TB yang terjadi
pada anak usia 0-14 tahun.
B. Epidemiologi
Sekurang-kurangnya 500.000 anak menderita TB setiap tahun 200 anak di
dunia meninggal setiap hari akibat TB, 70.000 anak meninggal setiap tahun akibat
TB. Diperkirakan banyak anak menderita TB tidak mendapatkan penatalaksanaan
yang tepat dan benar sesuai dengan ketentuan strategi DOTS. Kondisi ini akan
memberikan peningkatan dampak negatif pada morbiditas dan mortalitas anak.
Data TB anak di Indonesia menunjukkan proporsi kasus TB Anak di antara
semua kasus TB pada tahun 2010 adalah 9,4%, kemudian menjadi 8,5% pada tahun
2011 dan 8,2% pada tahun 2012. Apabila dilihat data per provinsi, menunjukkan
variasi proporsi dari 1,8% sampai 15,9%. Hal ini menunjukan kualitas diagnosis TB
anak masih sangat bervariasi pada level provinsi.
Kasus TB Anak dikelompokkan dalam kelompok umur 0-4 tahun dan 5-14
tahun, dengan jumlah kasus pada kelompok umur 5-14 tahun yang lebih tinggi dari
kelompok umur 0-4 tahun. Kasus BTA positif pada TB anak tahun 2010 adalah 5,4%
dari semua kasus TB anak, sedangkan tahun 2011 naik menjadi 6,3% dan tahun 2012
menjadi 6%.

C. Gejala dan Tanda


Gejala sistemik/umum TB anak adalah sebagai berikut:

1. Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau berat badan tidak naik dengan
adekuat atau tidak naik dalam 1 bulan setelah diberikan upaya perbaikan gizi yang
baik.
2. Demam lama (≥2 minggu) dan/atau berulang tanpa sebab yang jelas (bukan
demam tifoid, infeksi saluran kemih, malaria, dan lain-lain).
3. Demam umumnya tidak tinggi. Keringat malam saja bukan merupakan gejala
spesifik TB pada anak apabila tidak disertai dengan gejala-gejala sistemik/umum
lain.
4. Batuk lama ≥3 minggu, batuk bersifat non-remitting (tidak pernah reda atau
intensitas semakin lama semakin parah) dan sebab lain batuk telah dapat
disingkirkan.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

5. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) atau berkurang, disertai gagal tumbuh (failure
to thrive).
6. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
7. Diare persisten/menetap (>2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan baku
diare.

D. Cara Penularan
1. Sumber penularan adalah pasien TB paru BTA positif, baik dewasa maupun anak.
2. Anak yang terkena TB tidak selalu menularkan pada orang di sekitarnya, kecuali
anak tersebut BTA positif atau menderita adult type TB.
3. Faktor risiko penularan TB pada anak tergantung dari tingkat penularan, lama
pajanan, daya tahan pada anak. Pasien TB dengan BTA positif memberikan
kemungkinan risiko penularan lebih besar daripada pasien TB dengan BTA
negatif.
4. Pasien TB dengan BTA negatif masih memiliki kemungkinan menularkan
penyakit TB. Tingkat penularan pasien TB BTA positif adalah 65%, pasien TB
BTA negatif dengan hasil kultur positif adalah 26% sedangkan pasien TB dengan
hasil kultur negatif dan foto Toraks positif adalah 17%.

E. Pencegahan
1. Vaksinasi BCG pada Anak

Vaksin BCG adalah vaksin hidup yang dilemahkan yang berasal dari
Mycobacterium bovis. Pemberian vaksinasi BCG berdasarkan Program
Pengembangan Imunisasi diberikan pada bayi 0-2 bulan. Pemberian vaksin BCG
pada bayi > 2 bulan harus didahului dengan uji tuberkulin.

2. Skrining dan Manajemen Kontak

Skrining dan manajemen kontak adalah kegiatan investigasi yang


dilakukan secara aktif dan intensif untuk menemukan 2 hal yaitu (1) anak yang
mengalami paparan dari pasien TB BTA positif, dan (2) orang dewasa yang
menjadi sumber penularan bagi anak yang didiagnosis TB.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

Tujuan utama skrining dan manajemen kontak adalah :

a. Meningkatkan penemuan kasus melalui deteksi dini dan mengobati temuan


kasus sakit TB.
b. Identifikasi kontak pada semua kelompok umur yang asimtomatik TB,
yang berisiko untuk berkembang jadi sakit TB
c. Memberikan terapi pencegahan untuk anak yang terinfeksi TB, meliputi
anak usia < 5 tahun dan infeksi HIV pada semua umur.

3. Tatalaksana Pencegahan dengan Isoniazid

Sekitar 50-60% anak yang tinggal dengan pasien TB paru dewasa dengan BTA
sputum positif, akan terinfeksi TB juga. Kira-kira 10% dari jumlah tersebut akan
mengalami sakit TB.
Tabel 1. Cara pemberian Isoniazid untuk Pencegahan.

Keterangan:
a. Obat yang diberikan adalah INH (Isoniazid) dengan dosis 10 mg/ kgBB (7-
15 mg/kg) setiap hari selama 6 bulan.
b. Setiap bulan (saat pengambilan obat Isoniazid) dilakukan pemantauan
terhadap adanya gejala TB. Jika terdapat gejala TB pada bulan ke 2, ke 3, ke 4,
ke 5 atau ke 6, maka harus segera dievaluasi terhadap sakit TB dan jika
terbukti sakit TB, pengobatan harus segera ditukar ke regimen terapi TB anak
dimulai dari awal
c. Jika rejimen Isoniazid profilaksis selesai diberikan (tidak ada gejala TB
selama 6 bulan pemberian), maka rejimen isoniazid profilaksis dapat
dihentikan.
d. Bila anak tersebut belum pernah mendapat imunisasi BCG, perlu diberikan
BCG setelah pengobatan profilaksis dengan INH selesai.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

F. Diagnosis
Dalam menegakkan diagnosis TB anak, semua prosedur diagnostik dapat
dikerjakan, namun apabila dijumpai keterbatasan sarana diagnostik yang tersedia,
dapat menggunakan suatu pendekatan lain yang dikenal sebagai sistem skoring.
Sistem skoring tersebut dikembangkan diuji coba melalui tiga tahap penelitian oleh
para ahli yang IDAI, Kemenkes dan didukung oleh WHO dan disepakati sebagai salah
satu cara untuk mempermudah penegakan diagnosis TB anak terutama di fasilitas
pelayanan kesehatan dasar. Sistem skoring ini membantu tenaga kesehatan agar tidak
terlewat dalam mengumpulkan data klinis maupun pemeriksaan penunjang sederhana
sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya underdiagnosis maupun
overdiagnosis TB.
Penilaian/pembobotan pada sistem skoring dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Parameter uji tuberkulin dan kontak erat dengan pasien TB menular mempunyai
nilai tertinggi yaitu 3.
b. Uji tuberkulin bukan merupakan uji penentu utama untuk menegakkan diagnosis
TB pada anak dengan menggunakan sistem skoring.
c. Pasien dengan jumlah skor ≥6 harus ditatalaksana sebagai pasien TB dan
mendapat OAT.
Setelah dinyatakan sebagai pasien TB anak dan diberikan pengobatan OAT
(Obat Anti Tuberkulosis) harus dilakukan pemantauan hasil pengobatan secara cermat
terhadap respon klinis pasien. Apabila respon klinis terhadap pengobatan baik, maka
OAT dapat dilanjutkan sedangkan apabila didapatkan respons klinis tidak baik maka
sebaiknya pasien segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan rujukan untuk
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

Tabel 2. Sistem skoring (scoring system) gejala dan pemeriksaan penunjang TB


Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

Gambar 1 Alur diagnosis dan tatalaksana TB Anak

G. Penatalaksanaan
Tatalaksana medikamentosa TB Anak terdiri dari terapi (pengobatan) dan
profilaksis (pencegahan). Terapi TB diberikan pada anak yang sakit TB, sedangkan
profilaksis TB diberikan pada anak yang kontak TB (profilaksis primer) atau anak
yang terinfeksi TB tanpa sakit TB (profilaksis sekunder).
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

Gambar 2. Algoritma Tatalaksana TB Anak


Beberapa hal penting dalam tatalaksana TB Anak adalah:

a. Obat TB diberikan dalam paduan obat tidak boleh diberikan sebagai monoterapi.
b. Pemberian gizi yang adekuat.
c. Mencari penyakit penyerta, jika ada ditatalaksana secara bersamaan.
Prinsip pengobatan TB anak:

a. OAT diberikan dalam bentuk kombinasi minimal 3 macam obat untuk mencegah
terjadinya resistensi obat dan untuk membunuh kuman intraseluler dan
ekstraseluler
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

b. Waktu pengobatan TB pada anak 6-12 bulan. pemberian obat jangka panjang
selain untuk membunuh kuman juga untuk mengurangi kemungkinan terjadinya
kekambuhan
c. Pengobatan TB pada anak dibagi dalam 2 tahap:
1. Tahap intensif, selama 2 bulan pertama. Pada tahap intensif, diberikan
minimal 3 macam obat, tergantung hasil pemeriksaan bakteriologis dan berat
ringannya penyakit.
2. Tahap Lanjutan, selama 4-10 bulan selanjutnya, tergantung hasil pemeriksaan
bakteriologis dan berat ringannya penyakit.
d. Paduan OAT untuk anak yang digunakan oleh Program Nasional Pengendalian
Tuberkulosis di Indonesia adalah:
1. Kategori Anak dengan 3 macam obat: 2HRZ/4HR
2. Kategori Anak dengan 4 macam obat: 2HRZE(S)/4-10HR

Tabel 3. Obat antituberkulosis yang biasa dipakai dan dosisnya

METODE, MEDIA, SUMBER

Penyuluhan dan tanya jawab


METODE
Health Promotion Box Mobile dan leaflet
MEDIA
buku dan internet
SUMBER
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

II. KEGIATAN

KEGIATAN
WAKTU TAHAP
KEGIATAN
PENYULUH SASARAN

5 menit - Perkenalan Pengunjung poli


Pendahuluan - Menjelaskan tujuan penyuluhan Anak
- Menyebutkan tema penyuluhan
15 menit - Menjelaskan materi penyuluhan Pengunjung poli
Kegiatan Inti secara berurutan dan teratur Anak
- Memberikan kesempatan
kepada sasaran untuk bertanya
- Memberikan kesempatan
kepada sasaran lain untuk
menjawab pertanyaan dari salah
satu sasaran.
5 menit - Menyimpulkan materi Pengunjung poli
Penutup penyuluhan yang telah Anak
disampaikan
- Menyampaikan ucapan
terimakasih atas perhatian
sasaran dan waktu yang telah
diberikan
- Mengucapkan salam

III. EVALUASI

Evaluasi dilakukan setelah materi penyuluhan


PROSEDUR

Tanya-jawab
BENTUK

Evaluasi terbuka
JENIS

Dari Audience ke presentan :


PERTANYAAN
1. Kenapa saat ada pasien anak dengan pengobatan TB paru yang
lupa minum obat 1 hari, harus mengulang lagi pengobatan dari
awal kembali?
2. Parameter kesembuhan anak dengan TB paru?
3. Bagaimana jika ada anak yang tinggal dengan orang tua yang
mendapatkan pengobatan TB paru?
4. Apakah paru-paru basah sama dengan TB paru?
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

5. Adakah pengobatan alternative lain yang bisa digunakan untuk


mengobati TB paru?
6. Bagaimana apabila ada masyarakat yang tidak mampu
menebus obat TB? Adakah obat lain yang bisa digunakan?
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KELOMPOK

Hari/Tanggal : Selasa, 17 Januari 2017 Ruangan : Ruang Tunggu


poliklinik RSSMA Kota
Pontianak
Penyuluh : Peserta : Pasien Poli
Ni’matul Muthmainnah, S.Ked RSSMA Kota Pontianak
TIM PKRS
Tema : Lampiran :
TB paru pada anak Terlampir berupa dokumentasi
Laporan Jalannya Kegiatan foto kegiatan, leaflet kegiatan
- Kegiatan dilaksanakan pukul 09.00 WIB hingga selesai dan daftar hadir kegiatan
- Dilakukan pembagian leaflet yang berisi tentang materi promosi kesehatan “TB paru
penyuluhan TB paru pada anak pada anak”
- Kegiatan diawali dengan pembukaan dan perkenalan
dari Tim PKRS, dilanjutkan penyampaian materi
penyuluhan dari penyuluh.
- Sebelum memulai penyampaian materi, dilakukan
salam dan sapa serta perkenalan diri kepada para
peserta penyuluhan.
- Penyampaian materi penyuluhan
- Tanya jawab dengan para peserta penyuluhan
- Penutupan penyuluhan
- Dokumentasi berupa foto bersama tim PKRS
Kesimpulan
- Peserta penyuluhan antusias terhadap materi yang
disampaikan
- Peserta paham akan materi yang disampaikan
- Kegiatan berjalan dengan lancar
Rencana Tindak Lanjut
- Dapat mengadakan penyuluhan tentang anak setiap
bulan dengan tema yang berbeda
- Setiap penyuluhan diselingi oleh promosi mengenai
fasilitas dan informasi pelayanan RSSMA Kota
Pontianak
Mengetahui, Pontianak, 17 Januari 2017
Penyuluh

..............................................
..............................................
Promosi Kesehatan Rumah Sakit (PKRS)
RSUD Sulatan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak

Lampiran Dokumentasi Kegiatan Promosi Kesehatan

Pembukaan dan Pengenalan Kegiatan Pemateri memberikan materi promosi


Promosi Kesehatan RSSMA Kota kesehatan mengenai “TB paru pada
Pontianak anak”

Peserta Promosi Kesehatan yang Peserta Promosi Kesehatan yang


bertanya mengenai materi yang bertanya mengenai materi yang
disampaikan. disampaikan.

Peserta Promosi Kesehatan yang Pemateri menjawab pertanyaan para


bertanya mengenai materi yang peserta.
disampaikan.

Anda mungkin juga menyukai