Anda di halaman 1dari 4

Suatu hari terdapat seorang yang bernama Paing, orang yang rajin dan jujur .

Setelah berhenti dari


pekerjaannya sebagai pekerja di bengkel mebel , Paing beralih pekerjaan menjadi seorang penjual di pasar
. Tetapi pekerjaan itu tidak bertahan lama karena lapak jualannya digusur . Dengan hati kecewa dan
tubuhnya lemas , Paing pulang kerumah dan berjumpa dengan istrinya .

“Assalamualaikum” paing mengucap salam

“Walaikumsalam” Balas istrinya

“Capek ya mas?Apa perlu saya kerokin?” Lanjut istrinya

Pahing pun mengangguk lunglai lalu bercerita “Lapak mas digusur dek, pedagang-pedagang lain
mampu menyewa kios, sedangkan kita?” Keluh paing

“Sabar mas , percaya saja kepada yang memberi hidup , jangan gampang putus asa , namanya saja
hidup mandiri, ya beda dengan hidup mengabdi.” Balas sang istri

“Kok sekarang kamu pinter ngomong dek?” heran paing sambil menikmati kerokan sang istri

“Loh , njenengan sendiri toh yang ngajarin. Ingat gak waktu kita pindah kesini? Njenengan kan
bilang , hidup jadi buruh mebel sama saja hidup mengabdi pada majikan. Sekeras-kerasnya kita kerja ,
majikanlah yang mulia. Ingat gak? ” jawab istri

“iya aku ingat kok dek” jawab paing lagi

Keesokan harinya Paing bangun pagi dan lekas pergi ke pasar untuk mencari suatu gagasan baru
untuk solusi sumber penghasilan barunya. Setelah melihat para supir bajaj yang pagi-pagi sudah mangkal
untuk mencari penumpang , Paing pun beranggapan pasti supir-supir itu butuh sarapan dan Paing pun
lekas pulang kerumah menemui istrinya.

“Assalamualaikum dek” salam Paing

“Walaikumsalam mas, bagaimana? Apakah sudah punya ide untuk sumber penghasilan baru kita?”
Jawab istri

“Sudah dek , bagaimana kalau kita berjualan makanan dipasar? Tapi enaknya jual makanan apa
ya?” Jawab balik Paing agak kebingungan.

“Bagaimana kalau kita berjualan nasi uduk lengkap dengan lauk pauknya?” Saran istrinya.

“ide bagus dek , kamu pinter deh.” Jawab paing setuju.

“Yaudah mas , sekarang kita istirahat dan nanti tengah malam kita persiapkan makanannya.”jawab
sang istri dengan semangat.

Keesokan harinya Paing dan istrinya berjualan dipasar dan dugaannya tak secuil pun meleset ,
supir-supir berebut mengisi perutnya dan Paing pun bernafas lega. lalu tiba-tiba istri Paing mengeluh
perutnya sakit , dan itu artinya angan-angan Pahing untuk memiliki anak ke 3 akan segera terwujud ,
dengan secepatnya Paing membawa bidan dan menyerahkan lapak jualannya ke sahabatnya yang paling
ia percayai.

Setelah selesai dengan urusan istrinya , ia kembali kepasar dengan hati bungah , tetapi
kebahagiaannya itu seketika berubah menjadi rasa kecewa setelah melihat dagangan miliknya diambil alih
oleh sahabatnya yang ia percayai. Bahkan sudah diubah dengan peralatan yang lebih permanen. Ia sangat
marah, tapi buru buru sadar, ia tidak bisa berkelahi. Ia jadi pecundang. Pukulan hebat menghantamnya, ia
roboh kesakitan.

Setelah itu Paing pulang kerumah.

"Biar aku saja mas, aku sudah cukup kuat." ujar sang istri. "Aku akan kerumah orang orang yang
dulu mencucikan pakaiannya. Barangkali mereka ada yang bisa menolongmu mencarikan pekerjaan"

Paing mengangguk lemas. Istrinya berjalan sambil menggendong bayinya yang masih merah,
pikirannya terus berputar. Sudah dua hari tak ada secuil pun gelagat orang bisa menolongnya. Tiba tiba ia
ingat rumah tante pelatih senam.

Didepan rumah itu ia berhenti. Hatinya gundah, mungkin saja tante sedang tidak dirumah.

"Biarlah kutunggu, sedikit merepotkan tak apa apa toh ini juga sangat perlu!" pikirnya.

“Assalamualaikum" salamnya sambil mengetuk pintu.

"Mau cari siapa?" sapa pembantu.

"Tante ada?" tanyanya.

"Oh, ia sedang istirahat, baru saja pulang"

"Cobalah sampaikan padanya. Saya perlu sekali."

"Ya tunggu sebentar."

Ia pun duduk dikursi. "Ada perlu apa? Oh, ini ya bayinya yang baru lahir? Aduh, kenapa jadi
begini?"

Ia berusaha tabah. Lalu ia mengutarakan maksud kedatangannya.

"Sebentar aku ingat ingat dulu... Siapa ya yang dulu.. ah, mau Paing jadi tukang kebun?" ujar tante
tiba tiba.

"Tentu saja mau sekali" jawabnya cepat.

"Kalau nggak salah temanku seorang peragawati. Dia bilang butuh tukang kebun baru, karna tukang
kebunnya pergi. Banyak tanamannya yang mahal mahal mati, sayang sekali..

Benar Paing mau? Pikirkanlah dulu, sebab tempatnya lumayan jauh"

"Nggak apa apa Tante, dulu mas seorang petani, pasti gampang ngurus kebun" jawabnya.

"Soal gaji pasti lumayan. Orangnya kaya sekali. Sekarang saja aku telpon dia supaya tidak didahului
orang"

Setelah mendengar gaji sebagai tukang kebun lumayan besar istri paing pun bukan main girang
hatinya ia pun begegas berlari menemui suaminya . Ke esokan harinya paing dan tante pergi menemui
seorang pragawati dan langsung masuk menemui pragawati tersebut.

“Assalamualaikum” paing mengucap salam

“waalaikumsallam” jawab pragawati tersebut


“Siapa namamu? Coba mana KTPmu” ucap pragawati "Kamu bisa membaca?"

"Katanya sih lulus SMP. Benarkan Paing?" ujar Tante ikut nimbrung.

"Ya, bisa"

"Bicaralah yang keras. Disini semua omong keras!" tante tertawa. "Dirumah segede ini kalau nggak
keras pasti nggak kedengaran."

“Yaudah, kamu bisa kerja disini mulai sekarang tak usah pulang setiap hari masih ada kamar di
samping belakang bisa kamu tempati .”Ujar pragawati. "Lihat dari sini, semua tanaman dan kebun kamu
urusi tiap pagi dan sore, ditambah tanaman depan dan sebagian lagi didalam rumah. Ingat, semuanya
mahal, lebih mahal dari gajimu setahun. Makanya, jangan kerja sembarangan. Meski kamu bekas petani,
ngurus tanaman ini lain sama sekali. Paham?!" Paing mengangguk.

Setelah melalui proses panjang akhirnya paing diterima sebagai tukan kebun dan si Iyem
(pembantu) memberi tahu tempat dimana paing untuk bekerja serta tugas dan alat dan cara
memakainya.

Dalam waktu kurang Dua Minggu kebun sudah berubah menjadi indah,tanaman serta bunga- bunga
memancar segar,rumput di lereng terpangkas rapi dan beberapa kerusakan diperbaiki sendiri oleh paing
sehigga ada banyak waktu istirahat untuk Paing. Paing pun mendapat kepercayaan lebih oleh pragawati
dan suaminya dan mulai kecipratan pekerjaan lain; membereskan sisa sisa pesta,tetapi Paing menjaga
kejujuranya melaporkan korek api mas,kaset,bahkan perhiasan yang lupa dipakai lagi setelah renang atau
teller,dan itupun mejadi bahan tertawakan pembantu lain dan supir karena kepolosanya

“Paing”teriak Supir

“Iya kenapa “jawab Paing

“Kenapa kamu laporkan barang barang berharga yang tertinggal di pesta tadi ?”ujar Supir

“Karena aku disini untuk bekerja sebagai tukang kebun dan tetap menjaga kejujuranku “jawab
Paing

“Kamu itu kok bodoh sekali sih gak bisa memanfaatkan suasana,harusnya jangan kamu laporkan
kamu ambil saja barangnya pasti gak akan ketahuan sebab pragawati tersebut memiliki banyak barang
berharga dan tak semuanya ia hapal “ujar Supir

“Nggak karena aku disini untuk bekerja dan tak mengambil barang yang bukan hak saya” Jawab
Paing

Dan tak lama setelah berbincang dengan Supir Paing pun di panggil oleh pragawati tersebut.

“Paing “teriak Pragawati

“Iya nyonya ada yang bisa saya bantu “jawab Paing

“Paing,cepat ganti pakaianmu dulu ke Bank ngambil uang.sebentar lagi mobil dari kantor datang
mengantarmu Ingat harus kamu sendiri yang bawa uang itu jangan pernah kasih uang itu ke Supir karena
aku tak percaya dengan dia “Ujar Pragawati

"Siap laksanakan Nyonya “Jawab Paing


“Sebelum kamu ke Bank ,kamu ke kemang dulu foto copy buku dan cetak film ini Lalu tinggal
disana dulu,setelah dapat uang dari Bank kamu membayar foto copy dan foto.” Ujar Pragawati

Paing pun masuk ke dalam mobil dan membawa segepok uang yang jumlahnya berkipat lipat
gajinya sendiri,sementara itu Sopir cemburu dan marah dan disiapkan golok di bawah bagasi mobil.

"Hei Paing.. Jangan mentang-mentang kamu sekarang mendapatkan kepercayaan dari Tuan dan
Nyonya, hingga kamu seenaknya bicara kepada Nyonya. Siapapun yang berani mencurigai atau
memfitnahku sebagai pencuri, akan ku bunuh dia dengan golok yang sudah aku siapkan!"

Dan akhir bulan semuanya dikumpulkan dan satu persatu dipanggil untuk menerima gaji dan
tiba pada giliran Paing ia yakin bahwa isi amplop tersebut sama seperti yang di sampaikan istrinya .Dan
begegas pulang kerumah untuk memberikan gajinya kepada istri dan anak anaknya

“Assalamualaikum “ Salam Paing

“Waalaikumsalam “jawab Istri dan Anak Anaknya

“Ada apa kang?"

"Besok..."

"Mau kembali pagi sekali yaa “Selidiki Istrinya

“Aku ingin kembali ke pasar untuk berkelahi” Jawab Paing dengan penuh ambisi

SELESAI….

Anda mungkin juga menyukai