Anda di halaman 1dari 7

Pengolahan Limbah Air Pertambangan menggunakan Sistem

Membran Distilasi Vakum


Hanafi Ramadhan - 1204103010070

Abstrak

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan
dalam kehidupan. Begitu juga di bidang industri. Air sangat berperan penting
dalam menunjang kinerja jalan nya pabrik perusahaan. Namun keberadaan air
yang bersih yang sudah mulai susah didapatkan membuat berbagai kalangan
berusaha untuk melakukan berbagai cara untuk melestarikan air bersih.

Pendahuluan

Air merupakan elemen yang sangat penting dalam membantu


berlangsungnya proses kegiatan industri, baik untuk kebutuhan pabrik, kebutuhan
karyawan, dan lain sebagainya. Namun dengan memperhatikan efisiensi biaya
perusahaan berusaha memaksimalkan keberadaan sumber air untuk memnuhi
semua kebutuhan tersebut. Sumber air yang tidak bersih dimanfaatkan dengan
berbagai cara agar dapat digunakan. Salah satu contoh nya yaitu pengolahan air
limbah perusahaan pertambangan. Air limbah pertambangan banyak mengandung
komponen-komponen yang berbahaya bagi manusia jika digunakan seperti
mangan, besi, aluminium dan lain sebagainya. Salah satu cara yang dapat
digunakan untuk mengolah air tambang ini yaitu dengan membran distilasi sistem.

Proses pengolahan air menggunakan sistem membran memiliki beberapa


keuntungan daripada metode yang lain nya. Antara lain yaitu tidak membutuhkan
zat kimia tambahan, kebutuhan energi yang minimum,serta sederhana, praktis dan
mudah dilakukan (M.Yusuf, 2014). Sedangkan penambahan metode vakum
distilasi disini adalah mempercepat proses pemisahan komponen yang tidak
diinginkan dengan proses penguapan dan kondensasi.

Metode

Membran distilasi vakum yaitu proses pengolahan air dengan


menggunakan membran berlubang berserat. Penggunaan sistem distilasi vakum
bertujuan untuk efisiensi energi karena pada distilasi vakum, tekanan permukaan
akan lebih rendah dari 1 atm sehingga titik didih nya juga rendah dan suhu yang
akan dipakai juga tinggi tinggi. Air tambang yang akan diolah terlebih dahulu
akan melewati membran lalu air yang sudah melewati membran (permeat)
diuapkan kemudian dikondensasikan. Lebih jelasnya dapat diperhatikan pada
gambar berikut :
Gambar 1. Proses Membran Distilasi Vakum

Pada proses ini air umpan yang digunakan untuk proses distilasi
divariasikan antara 55-75º C, laju alir umpan nya yaitu sebesar 2000ml/min,
tekanan vakumnya divariasikan antar 5 sampai 20 kPa. Larutan umpannya yaitu
NaCl dengan variasi konsentrasi 0-21 g/L. Kemudian pengaruh laju alir umpan
masuk pada fluks dianalisa.

Air tambang sebagai umpan dari reservoir diumpan kan dengan pompa
menuju membran permeable. Pada membran tersebut air tambang yang diproses
tadi akan menguap setelah memasuki condenser. Air Tambang dipanaskan dan
diedarkan melalui modul membran dan dikontrol secara digital dengan
menggunakan pompa peristaltik. Perangkat membrane disini terdiri dari Emflon
PFR cartridge filter (Pall, Australia) yang mengandung membran PTFE lapisan
ganda yang hidrofobik, kimia inert dan dirancang untuk menghilangkan bakteri
dan virus bertindak sebagai penghalang antara fasa air dan gas. Luas permukaan
dan pori diameter modul membran masing-masing nya yaitu 0,8 m2 dan 0,2 m.
Sebuah pompa vakum digunakan untuk membuat tekanan vakum melalui
kondensor di sisi permeat membran.

Pembahasan

Pada proses ini yang akan ditinjau adalah efisiensi pemisahan TDS ( Total
Dissolved Solids) atau total komponen yang tidak diinginkan dalam suatu
campuran. Pada proses ini akan dilihat bagaimana pengaruh temperatur , tekanan,
laju alir masuk dengandata laju alir fluks yang didapatkan dari percobaan.
Gambar 2. Pengaruh temperatur terhadap fluks

Dari gambar diatas dapat dilihat semakin besar variasi suhu yang
digunakan maka laju alir fluks yang terbentuk juga semakin besar.

Gambar 3. Pengaruh tekanan terhdap fluks

Dari gambar 3 diatas daat dilihat semakin tinggi tekanan maka fluks dari
samapel akan semakin rendah.
Gambar 4. Pengaruh laju umpan terhdap fluks

Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa laju umpan yang masuk tentunya
berbanding lurus dengan laju fluks yang dihasilkan dimana yang terbentuk adalah
permeat dari larutan garam tadi.

Gambar 5. Hubungan garam yang dihasilkan dengan laju fluks

Dari gambar 5 komposisi garam yang dihasilkan sudah barang tentu


mempunyai kesamaan dengan laju rasio yang dibentuk
Dari berbagai parameter diatas, hubungan nya dengan fluks dapat dilihat
pada grafik berikut :

Gambar 6. Kontribusi parameter terhadap fluks

Dimana tekanan memberikan pengaruh besar terhdap fluks yaitu sebesar 51%,
kemudian temperatur yaitu sebesar 42%, laju umpan sebesaar 5% dan salinasi
sebesar 2 %.

Efisiensi pemisahan dari TDS pada proses diatas dapat dilihat pada
gambar berikut :

Gambar 7. Efisiensi pemishana TDS

Dari grafik diatas dapat dilihat hubungan waktu roses dengan TDS yang
sudah dipisahkan.

Secara umum dapat dilihat analisa pengolahan air tambang yang


didapatkan dari berbagai proses diatas pada tabel berikut :
Tabe1 1. Analisa kualitas air dari air tambang
Parameter Umpan air Permeate % pemisahan
(mg/L)
TDS 2332 2.66 99.9
Aluminium 3.38 0 100
Kalsium 14.4 0.74 94.9
Magnesium 2.72 0.03 98.9
Logam 1.92 0.04 97.9

Kesimpulan

Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa proses membran


vakum distilasi dapat secara akurat melakukan pemisahan komponen dalam air
tambang. Dimana dapat dilihat TDS yang dihasilkan hampir mencapai 100%. Hal
ini dikarenakan pemisahan dengan sistem membran ini dapat secara akurat
memisahkan komponen, kemudian ditambah dengan proses pemisahan
selanjutnya yaitu distilasi vakum.

Anda mungkin juga menyukai