Jurnal Water Treatment
Jurnal Water Treatment
Abstrak
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat dibutuhkan
dalam kehidupan. Begitu juga di bidang industri. Air sangat berperan penting
dalam menunjang kinerja jalan nya pabrik perusahaan. Namun keberadaan air
yang bersih yang sudah mulai susah didapatkan membuat berbagai kalangan
berusaha untuk melakukan berbagai cara untuk melestarikan air bersih.
Pendahuluan
Metode
Pada proses ini air umpan yang digunakan untuk proses distilasi
divariasikan antara 55-75º C, laju alir umpan nya yaitu sebesar 2000ml/min,
tekanan vakumnya divariasikan antar 5 sampai 20 kPa. Larutan umpannya yaitu
NaCl dengan variasi konsentrasi 0-21 g/L. Kemudian pengaruh laju alir umpan
masuk pada fluks dianalisa.
Air tambang sebagai umpan dari reservoir diumpan kan dengan pompa
menuju membran permeable. Pada membran tersebut air tambang yang diproses
tadi akan menguap setelah memasuki condenser. Air Tambang dipanaskan dan
diedarkan melalui modul membran dan dikontrol secara digital dengan
menggunakan pompa peristaltik. Perangkat membrane disini terdiri dari Emflon
PFR cartridge filter (Pall, Australia) yang mengandung membran PTFE lapisan
ganda yang hidrofobik, kimia inert dan dirancang untuk menghilangkan bakteri
dan virus bertindak sebagai penghalang antara fasa air dan gas. Luas permukaan
dan pori diameter modul membran masing-masing nya yaitu 0,8 m2 dan 0,2 m.
Sebuah pompa vakum digunakan untuk membuat tekanan vakum melalui
kondensor di sisi permeat membran.
Pembahasan
Pada proses ini yang akan ditinjau adalah efisiensi pemisahan TDS ( Total
Dissolved Solids) atau total komponen yang tidak diinginkan dalam suatu
campuran. Pada proses ini akan dilihat bagaimana pengaruh temperatur , tekanan,
laju alir masuk dengandata laju alir fluks yang didapatkan dari percobaan.
Gambar 2. Pengaruh temperatur terhadap fluks
Dari gambar diatas dapat dilihat semakin besar variasi suhu yang
digunakan maka laju alir fluks yang terbentuk juga semakin besar.
Dari gambar 3 diatas daat dilihat semakin tinggi tekanan maka fluks dari
samapel akan semakin rendah.
Gambar 4. Pengaruh laju umpan terhdap fluks
Dari gambar 4 dapat dilihat bahwa laju umpan yang masuk tentunya
berbanding lurus dengan laju fluks yang dihasilkan dimana yang terbentuk adalah
permeat dari larutan garam tadi.
Dimana tekanan memberikan pengaruh besar terhdap fluks yaitu sebesar 51%,
kemudian temperatur yaitu sebesar 42%, laju umpan sebesaar 5% dan salinasi
sebesar 2 %.
Efisiensi pemisahan dari TDS pada proses diatas dapat dilihat pada
gambar berikut :
Dari grafik diatas dapat dilihat hubungan waktu roses dengan TDS yang
sudah dipisahkan.
Kesimpulan