Abc
Abc
DOSEN PEMBIMBING:
Bp. DJODI ANTONO, B.Tech, M. Eng.
DOSEN PEMBIMBING :
DISUSUN OLEH:
JEFRY KHATRIAS
( 3.31.17.2.09 / LT-2C )
2019
JUDUL : Kompensator Energi Listrik pada Generator dan Motor Sinkron 3 Phasa
I. PENDAHULUAN
Motor arus bolak-balik (motor AC) adalah suatu mesin yang berfungsi untuk
mengubah energi listrik arus bolak-balik menjadi energi gerak atau energi mekanik
berupa putaran rotor. Salah satu jenis motor arus bolak-balik adalah motor
sinkron/serempak tiga phasa. Dikatakan motor sinkron tiga phasa karena motor ini
beroperasi pada sumber tegangan tiga phasa. Dan dikatakan motor sinkron karena
putaran medan stator (medan putar) dan putaran rotor serempak/sinkron.
Motor sinkron pada pengoperasiannya tidak dapat melakukan start awal (self
starting), oleh karena itu motor sinkron tiga phasa membutuhkan penggerak mula
(prime mover) untuk memutar medan pada stator sampai pada kecepatan putar medan
putar stator.
Pada motor sinkron, perubahan beban tidak mempengaruhi kecepatan putar
motor karena ketika motor masih bekerja maka rotor akan selalu terikat atau terkopel
secara magnetis dengan medan putar dan dipaksa untuk berputar dengan kecepatan
sinkronnya. Karena demikian, motor sinkron biasanya digunakan pada sistem operasi
yang membutuhkan kecepatan konstan dengan beban yang berubah-ubah. Contohnya
Rolling Mills, Mesin Penghancur (Crusher), Pulp Grinders, Reciprocating Pump dan
lain-lain.
Dengan demikian kita perlu mempelajari konsep dari motor sinkron, dimana
motor sinkron ini dapat menjadi suatu pilihan yang tepat untuk sistem operasi yang
membutuhkan kecepatan yang konstan dengan beban yang berubah-ubah.
II. DASAR TEORI
Synchronous motor adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan pada kecepatan
sinkron, tanpa slip. Synchronous motor adalah motor AC tiga-fasa yang dijalankan
pada kecepatan sinkron, tanpa slip.
Motor sinkron merupakan motor arus bolak-balik ( AC ) yang penggunaannya
tidak seluas motor asinkron. Secara umum penggunaan motor sinkron difungsikan
sebagai generator, akan tetapi motor sinkron tetap digunakan oleh industri yang
membutuhkan ketelitian putaran dan putaran konstan.
Sebuah motor sinkron selalu beroperasi pada kecepatan konstan, pada kondisi
tidak berbeban. Tetapi apabila motor diberi beban, maka motor akan selalu akan
berusaha untuk tetap pada putaran konstan. Dan motor akan melepaskan kondisi
sinkronnya apabila beban yang ditanggung terlalau besar (Torsi Pull-out).
Pada sebuah induksi motor, rotor harus memiliki slip. Kecepatan rotor harus
kurang atau terlambat dari perputaran fluks stator supaya arus diinduksikan ke rotor.
Jika induksi rotor motor tersebut itu bertujuan untuk mencapai kecepatan sinkron, maka
tidak ada garis gaya yang memotong melalui rotor, sehingga tidak ada arus yang akan
diinduksikan ke rotor dan tidak ada torsi yang akan dikembangkan.
Sebuah stator tiga fasa sama dengan motor induksi. Stator yang memiliki tegangan
menengah sering digunakan.
Sebuah rotor yang bersinggungan (bidang yang berputar) yang memiliki jumlah kutub
yang sama sebagai statornya, dan dipasok oleh sumber eksternal arus DC. Tipe brush
dan brushless exciters digunakan untuk memasok medan arus DC ke rotor. Arus pada
rotor membentuk suatu hubungan kutub magnetik Utara-Selatan pada kutub-kutub
rotor, yang memungkinkan rotor untuk “mengunci” dengan fluks stator yang berputar.
Dimulai sebagai sebuah motor induksi. Rotor synchronous motor juga mempunyai
sebuah squirrel-cage winding yang dikenal sebagai Amortisseur winding, yang
berfungsi menghasilkan torsi untuk menyalakan motor.
Synchronous motor akan dijalankan pada kecepatan sinkron sesuai dengan rumus:
𝟏𝟐𝟎 𝐱 𝐅𝐫𝐞𝐤𝐮𝐞𝐧𝐬𝐢
Synchronous RPM =
𝐁𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝐊𝐮𝐭𝐮𝐛
Motor sinkron serupa dengan motor induksi pada mana keduanya mempunyai
belitan stator yang menghasilkan medan putar. Tidak seperti motor induksi, motor
sinkron dieksitasi oleh sebuah sumber tegangan dc di luar mesin dan karenanya
membutuhkan slip ring dan sikat (brush) untuk memberikan arus kepada rotor. Pada
motor sinkron, rotor terkunci dengan medan putar dan berputar dengan kecepatan
sinkron. Jika motor sinkron dibebani ke titik dimana rotor ditarik keluar dari
keserempakannya dengan medan putar, maka tidak ada torque yang dihasilkan, dan
motor akan berhenti. Motor sinkron bukanlah self-starting motor karena torque hanya
akan muncul ketika motor bekerja pada kecepatan sinkron; karenanya motor
memerlukan peralatan untuk membawanya kepada kecepatan sinkron. Motor sinkron
menggunakan rotor belitan. Jenis ini mempunyai kumparan yang ditempatkan pada slot
rotor. Slip ring dan sikat digunakan untuk mensuplai arus kepada rotor.
V. Langkah kerja
20% 97 63 - 0 - 0.5
25% 98 28 -0 -0.45
30% 95 13 -0 0.4
40% 95 55 +0 0.45
VII. PEMBAHASAN
Prinsip kerja pada job percobaan kali ini sama dengan percobaan sebelumnya,
yaitu menjelaskan bahwa motor sinkron tidak dapat bekerja sendiri. Motor sinkron
harus digerakkan sesuai dengan gambar rangkaian yang ada hingga mencapai
kecepatan 3000 rpm dan tegangan antar fasa 380 Volt. Untuk mensinkronkan generator
dengan PLN frekuensi yang dihasilkan dari generator atau PLN harus mampu mencapai
50 Hz. Ketika nyala LED berjalan kearah kanan maka seluruh system bersifat induktif
apabila kearah kiri bersifat kapasitif.
Saat mensinkronkan LED tidak berada pada posisi induktif maupun kapasitif
tetapi pada saat posisi 0, yaitu ketika nyala LED warna merah menjadi hijau. Saat LED
berwarna hijau maka generator sudah sinkron. Dengan berhasilnya proses sinkronisasi
generator maka generator sinkron dapat diubah menjadi motor sinkron dengan
memberikan beban dan eksitasi dinaikkan maka torsi motor bertambah.
Untuk mengetahui daya yang diserap, dan yang menghasilkan daya dengan
tegangan daya naik melebihi tegangan awal dilihat menggunakan cos phi meter. Saat
cos phi meter menunjukan posisi induktif, generator berjalan pada keadaan leading
induktif. Apabila tegangan dan kecepatan dari motor naik maka cos phi meter akan
turun. Keadaan tersebut menunjukan bahwa pada kapasitif generator berubah menjadi
motor dengan melihat daya pada watt meter.
VIII. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Generator sinkron mampu menyuplai daya aktif dan daya reaktif.
2. Untuk menjalankan motor sinkron harus diberi penggerak awal dari luar
karena motor sinkron tidak dapat bergerak sendiri.
3. Untuk menaikkan daya dari generator ke PLN dengan menaikan kecepatan
motor DC dan eksitasi generator sinkron
4. Tegangan PLN dapat mengatur generator ke jaringan daya aktif ataupun daya
reaktif.