Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH BENTUK PROFILE KEMUDI TERHADAP ALIRAN FLUIDA

PADA KAPAL IKAN TRADISIONAL KM. SURYA ANDALAN


BERBASIS CFD
Andi Trimulyono*, Parlindungan Manik *,Wahyu Masykuri Al Hakim.
*Program Studi S1 Teknik Perkapalan Universitas Diponegoro

Abstrak
Teknik pembuatan kapal ikan tradisional oleh para nelayan masih dilakukan secara
konvensional dimana kapal tradisional pada umunya menggunakan daun kemudi hanya berupa
pelat tunggal, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan profile daun
kemudi dengan memodifikasi pelat tunggal yang ada pada sebuah kapal ikan tradisional
sehingga dapat dibandingkan gaya angkat yang dihasilkan oleh pelat tunggal dengan daun
kemudi yang menggunakan bentuk foil (modifikasi) melalui simulasi CFD.
Penelitian ini mengkaji pengaruh bentuk profile kemudi terhadap aliran fluida dan
tahanan yang disebabkan oleh daun kemudi pada kapal ikan tradisional KM. Surya Andalan
yang mempunyai bentuk buritan cembung (cruiser) dengan menggunakan paket program
CAD (Computer Aided Design) serta CFD (Computational Fluid Dynamics). Dengan menjaga
luasan total pada daun kemudi agar diketahui dampak penambahan profile daun kemudi,
sementara modifikasi modifikasi dengan mengubah sudut serang daun kemudi.
Hasil perhitungan dan analisa dengan menggunakan metode free surface model
modifikasi pada sudut 00 dengan kecepatan 7 knot tahanan yang tereduksi sebesar 45.71%.
Hasil simulasi daun kemudi dengan menggunakan foil mempunyai gaya angkat yang lebih
besar namun bekerja secara optimum pada sudut 200 pada kecepatan 7 knot terjadi
peningkatan gaya angkat 37.59 % dari gaya angkat yang diperoleh model daun kemudi
tunggal.
Kata kunci : daun kemudi, CFD gaya angkat

1. Pendahuluan
Sampai saat ini teknik pembuatan kapal daerah masing-masing, seperti bentuk dari
perikanan oleh para nelayan dilakukan secara haluan, buritan, lambung, penempatan mesin,
konvensional, belum diterapkan teknologi penempatan alat pendorongnya, dan lain-lain.
modern, dalam pembuatan kapal ikan Kapal – kapal tradisional saat ini pada
tradisional yang dilakukan masih berdasarkan umumnya menggunakan daun kemudi hanya
pengalaman yang dimiliki dan secara turun berupa pelat tunggal, untuk meningkatkan
temurun dan mengikuti tradisi yang ada manuver kapal dilakukan penambahan luasan
didaerah setempat, karena unsur tradisi yang daun kemudi menjadi lebih besar, dan juga
masih kental teknologi yang ada saat ini dalam dengan memperbesar sudut kemiringan daun
pembangunan kapal belum diterapkan. kemudi. Pada penelitian ini akan penelitian
Umumnya, kapal ikan tradisional terbuat dari mengenai pengaruh penggunaan profile
bahan kayu dan biasanya dibangun digalangan kemudi dengan memodifikasi pelat tunggal
atau pengrajin kapal kayu tradisional, sehingga yang ada pada sebuah kapal ikan tradisional.
mempunyai bentuk dan karakter sesuai dengan
2. Dasar Teori 2.2 Daun Kemudi Kapal
2.1 Airfoil 2.2.1 Jenis Jenis Daun Kemudi Kapal
Airfoil mempunyai beberapa jenis dan Jenis-jenis daun kemudi yang
mempunyai karakteristik masing-masing digunakan di kapal berbentuk foil
baik dimensi maupun ketebalannya. Sebagai NACA diantaranya akan memiliki
contoh pada airfoil seri NACA mempunyai bentuk sebagai berikut :
beberapa karakterisitik tersendiri, sebagai
contoh seri NACA 4 digit wing sections,
NACA 5 digit wing sections dan NACA 6
digit wing sections.

Geometri Airfoil (Zhang, Jianhui,


2004 )
Gambar 2.1. Geometri Airfoil
(Zhang, Jianhui, 2004 )

Airfoil seri NACA 4 digit wing sections


mempunyai bentuk atau kontur simetri dan
asimetri. Kontur simetri antara lain tipe Gambar 2.2. Jenis-jenis daun kemudi
(NACA 0012, NACA 0015, NACA 0018 kapal
dan NACA 0024), sedangkan untuk tipe non
simetriantaralainNACA(05,07,08,10,15,22,2 Pada jenis kemudi seperti pada gambar
7,33,37,44)15. Pengertian dari empat digit 2.2.1.C. diatas, gaya dan momen yang
pada seri NACA, digit pertama menandakan bekerja pada kemudi serta gaya dan momen
spesifik maksimum camber dalam pada kapal ketika kapal berbelok akan
prosentase panjang chordnya, digit kedua berbeda dari jenis kemudi seperti pada
menandakan jarak antara dari leading edge gambar 2.2.1.A. Jenis kemudi tersebut
ke maximum camber dalam chord, dan dua (gambar 2.2.1.C) akan menghasilkan gaya
digit terakhir menandakan tebal maksimum
yang lebih besar daripada jenis kemudi
airfoil dalam prosentase chord.
pada gambar 2.2.1.A. Besarnya gaya
Sebagai contoh, seri NACA 0010 adalah
angkat yang dihasilkan oleh kemudi jenis
tipe airfoil simetri mempunyai tebal
maksimum sebesar 10% dari chord. NACA ini tergantung pada modifikasi desain
4412 bentuk airfoil non-simetri, penamaan (chamber) dan sudut serang (angle of
airfoil tersebut mengindifikasi bahwa attack). (Bottomley,1935) melalui
NACA 4412 mempunyai 4% camber pada penelitiannya telah membuktikan bahwa
40% chord dari leading edge airfoil dan untuk sudut 30 sampai dengan 40 derajat,
mempunyai ketebalan maksimum 12% dari untuk luas 25% bagian yang tetap (fixed
panjang chord. portion) dan 75% bagian yang bergerak
(movable) akan menghasilkan lebih dari
90% gaya angkat daripada jenis kemudi
seperti gambar 2.2.1.A. untuk luas yang
sama.

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2013 14


Pada jenis kemudi seperti gambar adanya arus yang melintasinya. Gambar
2.2.1.D, bahkan apabila dipasang flap dibawah menunjukkan komponen gaya
kecil yang tak seimbang (unbalanced yang dihasilkan oleh sebuah daun
flap), akan menghasilkan koefisien kemudi. Total gaya yang dihasilkan
gaya angkat maksimum yang jauh lebih oleh daun kemudi tersebut dapat
besar daripada semua jenis kemudi diuraikan menjadi komponen gaya
diatas. Penambahan ukuran flap lebih angkat (L) yang bekerja tegak lurus
dari 20% akan memberikan sedikit terhadap aliran air dan gaya drag (D)
pengaruh pada gaya angkat maksimum. yang bekerja searah dengan aliran arus
Gaya angkat yang dihasilkan bisa air. Selain itu total gaya tersebut juga
sebanding dengan momen pada pena dapat diuraikan dalam bentuk gaya
kemudi dan tahanan (drag). Akan tetapi normal (N) dan gaya tangensial (T).
momen yang bekerja pada pena kemudi
tersebut adalah lebih kecil daripada
momen kemudi maksimum pada jenis
kemudi lainnya.
Penelitian sebelumnya menunjukkan
bahwa pada jenis kemudi ini dengan
20% flap akan menghasilkan gaya
tahanan (drag) yang lebih kecil
daripada jenis kemudi lainnya untuk
koefisien gaya angkat yang lebih besar
0,6(Kerwin,1972). Namun beberapa
kekurangan pada kemudi jenis adalah
mekanisme pengoperasian yang
kompleks, bongkar pasang yang sulit
untuk perawatan, peningkatan momen
pada pena kemudi, harga konstruksi,
serta kurang efektif dibandingkan Gambar.2.3 Gaya-gaya yang bekerja pada
dengan jenis kemudi gambar 2.2.1.A daun kemudi kapal
ketika kapal mundur. Kemudi jenis ini
hanya akan digunakan apabila ada Dengan mendefinisikan koefisien lift
ruangan yang cukup luas (space dan drag yang tak berdimensi dan
restrictions limit the size of control menentukan nilai-nilai perkirannya dengan
surface) serta kinerja ketika kapal cara-cara baik menggunakan analisis yang
sedang mundur adalah hal yang tidak disedehanakan atau dengan beberapa teknik
signifikan. numerik atau eksperimen yang sesuai
koefisien lift CL dan koefisien drag CD yang
2.2.2 Gaya – Gaya Yang Bekerja didefinisikan sebagai berikut
Pada Daun Kemudi Kapal

Sebuah kemudi yang terletak di


belakang baling-baling akan bekerja
seperti halnya sebuah airfoil atau sayap.
Daun kemudi tersebut akan
memberikan lift dan drag karena

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2013 15


2.3 Lift ( Gaya Angkat ) 2.4 Drag (Gaya Geser)
Secara umum koefisien lift Setiap benda yang bergerak
meningkat dan koefisien drag melalui suatu fluida akan mengalami
berkurang seiring dengan peningkatan drag, drag merupakan gaya bersih
rasio aspek. Sayap yang panjang lebih dalam arah aliran karena tekanan dan
efisien karena kerugian ujung sayap gaya pada permukaan benda. CD adalah
relatif lebih kecil daripada sayap fungsi dari parameter tak berdimensi
pendek. Namun demikian sayap yang lainnya seperti bilangan Reynolds,
panjang menyulitkan untuk manuver Bilangan Mach, Bilangan Froude, dan
secara cepat sehingga perlu di kekasaran relatif.
perhitungkan besarnya aspek rasio yang .
optimal. Efek-efek viskos dan tegangan
Drag gesekan adalah bagian dari
geser memberikan kontribusi
drag yang langsung disebabkan oleh
dihasilakannya lift secara langsung
tegangan geser τw pada benda. Drag
meskipun sedikit, dan efek-efek ini
bukan hanya merupakan fungsi dari
memegang peranan penting dalam
besarnya tegangan geser tetapi juga
perancangan dan penggunaan peralatan
orientasi permukaan dimana gaya
penghasil lift. Koefisien lift adalah
tersebut bekerja. Benda yang sangat
sebuah fungsi dari parameter tak
streamline untuk aliran bilangan
berdimensi
Reynolds rendah sebagaian drag
. disebabkan oleh drag gesekan, tetapi
Bilangan Froude menjadi penting untuk aliran turbulen kekasaran sangat
jika terdapat permukaan bebas, seperti mempengaruhi nilai dari drag gesekan.
pada hidrofoil berkecepatan tinggi. Drag tekanan adalah bagian dari
Kekasaran permukaan ℇ relatif tidak drag yang langsung disebabkan oleh
penting dalam kaitannya dengan lift tekanan,ρ pada sebuah benda. Drag
tetapi kekasaran lebih mempunyai efek tekanan adalah fungsi dari besarnya
pada drag. Bilangan mach penting tekanan dan orientasi arah elemen
dalam aliran-aliran yang relatif sangat permukaan dimana gaya tekanan
cepat dan dalam aliran supersonic dan tersebut bekerja. Besarnya tekanan
efek bilangan reynold seringkali tidak acuan tidak mempengaruhi drag secara
besar. Parameter yang paling penting langsung karena gaya tekanan netto
yang mempengaruhi koefisien lift pada benda adalah nol jika tekanan
adalah bentuk benda. konstan ( yaitu,ρo ) pada seluruh
Koefisien lift meningkat secara tepat permukaan.
terhadap sudut serang, sudut serang
yang terlalu besar, lapisan batas pada 2.5 Computational fluid dynamics
permukaan atas berpisah, aliran pada Computational Fluid Dynamics
sayap berkembang menjadi olakan (CFD) merupakan ilmu sains dalam
turbulen yang luas berkurang dan drag penyelesaian numerik dinamika fluida.
meningkat sehingga airfoil mengalami CFD adalah pendekatan ketiga dalam
stall. Untuk mencegah kondisi tersebut studi dan pengembangan bidang
di tambahkan flap pada ujung sayap dinamika fluida selain pendekatan teori
untuk meningkatkan lift meskipun dan eksperimen murni. Saat ini banyak
menambah drag. terdapat perangkat lunak CFD yang
dapat digunakan dalam analisa fluida ,

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2013 16


dengan software dapat mensimulasikan 3.1.1 Pengambilan Data Penelitian
aliran aliran fluida, perpindahan panas, Studi lapangan dilakukan secara
reaksi kimia dan interaksi fluida dengan langsung dan wawancara,
stuktur hanya dengan permodelan di diantaranya :
komputer. 1. Data Primer
Pada dasarnya semua jenis CFD 2. Data Sekunder
menggunakan persamaan dasar 3.1.2 Waktu dan Tempat Penelitian
(governing equation) dinamika fluida 3.1.3 Pengumpulan Data
yaitu persamaan kontinuitas, 3.2 Studi Literatur
momentum dan energi. Persamaan- Mempelajari sistematika perhitungan
persamaan ini merupakan pernyataan yang akan dikemukakan di dalam Tugas
matematis untuk tiga prinsip dasar Akhir dari berbagai referensi baik berupa
fisika : buku, jurnal, dan lain – lain.
1. Hukum Kekekalan Massa (The Dasar – dasar teori dan referensi yang
Conservation of Mass) dijadikan untuk pengolahan data dan
2. Hukum Kedua Newton (Newton’s membahas data – data penelitian antara lain:
Second Law of Motion) 1. Bentuk aliran fluida
3. Hukum kekekalan Energi
2. Boundary layer
Untuk mendapatkan persamaan dasar
gerak fluida, filosofi berikut selalu 3. Teori mekanika fluida
diikuti : Manual book dari beberapa software
a. Memilih prinsip fisika dasar dari yang digunakan dalam penelitian Tugas
hukum–hukum fisika ( Hukum Akhir ini antara lain :
Kekekalan Massa, Hukum Kedua 1. Maxsurf
Newton, Hukum Kekekalan Energi ). 2. Software CFD
b. Menerapkan prinsip-prinsip fisika 3.3 Pembuatan Desain Model
di dalam model aliran. Dari data awal yang telah diambil,
kemudian dilakukan pembuatan model
3 Metodologi dengan menggunakan program delftship,
Penelitian ini bertujuan untuk agar dapat dimodelkan dengan
membandingkan hambatan yang diterima menggunakan prodram CFD maka perlu di-
pada daun kemudi actual dan bentuk daun export dengan file berexstention IGES,
kemudi foil serta mendapatkan gaya angkat pembuatan model dan simulasi di software
pada model daun kemudi kapal ikan CFD meliputi tahapan proses :
tradisional dengan menggunakan simulasi
CFD.. Untuk proses penyusunan penelitian 1. Pre processor : input karekteristik
ini data–data dari objek penelitian terbagi fluida disekitar model dan kondisi
menjadi beberapa tahap antara lain : batas (boundary condition) dari model.
2. Flow solver : (meliputi eksekusi dan
3.1 Studi Lapangan
iterasi (running) simulasi terhadap
Dalam penelitian ini perlu dilakukan
studi lapangan yang bertujuan untuk model berdasarkan input yang
melengkapi kebutuhan data untuk diberikan pada tahap pre processor).
pengerjaan penelitian ini, adapun studi 3. Post processor (meliputi penampilan
lapangan tersebut antara lain : output data dan visualisasi dari hasil
running simulasi).

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2013 17


3.4 Diagram Alir Metodologi Penelitian
Penyusunan penelitian ini didasarkan 4 Analisa dan Pembahasan
pada sistematika metodologi yang diuraikan 4.1 Pembuatan Model
berdasarkan urutan diagram alir Pembuatan model badan kapal
menggunakan software delftShip. Agar
START dapat dimodelkan dengan menggunakan
program CFD maka gambar yang
STUDI
dihasilkan oleh delftShip perlu di-
STUDI
LAPANGAN LITERATUR exsport terlebih dahulu dengan file ber-
1.Mendapatk
an data-data
Buku,jurnal, exstension IGES. Kemudian file
internet
untuk PENGUMPULAN a. Bentuk tersebut diimport oleh program CFD
kemudian di DATA
buat
aliran untuk diolah lebih lanjut menjadi
fluida
permodelan sebuah model badan kapal. Bentuk awal
2.Wawancara
dengan
daun kemudi adalah pelat utuh
PENGOLAHAN berbentuk persegi dengan panjang
pihak-pihak
lain yang DATA
berkaitan
chord 1 m dan span 1,7 m kemudian
dengan dilakukan modifikasi dengan
kebutuhan
data penulis Pembuatan model
penambahan profile kemudi tanpa
Menggunakan mengubah bentuk aktualnya modifikasi
Software CFD penambahan profile kemudi dilakukan
bertujuan untuk melihat kemungkinan
kenaikan kinerja ( besarnya tahanan
lebih kecil dari kondisi actual ) terhadap
Analisa model dan simulasi
- Kecepatan aliran fluida
penggunaan bentuk konvensional.
yang melewati badan
kapal
- Bentuk aliran fluida dari
model
- Besarnya nilai tahanan
yang disebabkan daun
kemudi

Valida
si

Gambar 3.2. Model daun kemudi akutal


Kesimpulan

END

Gambar 3.1. Diagram alir penelitian

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2013 18


Gambar 3.3. Model daun kemudi Gambar 4.1. Post-processing (vector-
dengan penambahan profile velocity) 4 knot

4.2 Hasil Analisa Perhitungan


Setelah tahap pre-processor
telah selesai kemudian dilanjutkan ke
tahap flow solver. Tahap flow solver
untuk merunning data yang di-input
pada tahap sebelumnya, tahap flow
solver meliputi eksekusi dan iterasi
running simulasi terhadap model.
Output dari flow solver kemudian
ditampilkan dalam tahap post-
processor. Pada tahap post-processor
inilah tampilan atau visualisasi
fenomena aliran fluida dapat dianalisis,
berikut beberapa tampilan atau Gambar 4.2. Post-processing (vector-
visualisasi fenomena aliran fluida dari velocity) 5 knot
tahap post-processor.
Tabel 4.1 Hasil perhitungan tahanan yang
disebabkan daun kemudi pada program CFD
Sudut 0 Sudut 10 Sudut 20 Sudut 30
kecepatan derajat derajat derajat derajat
actual foil actual foil actual foil actual foil
(knot) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN) (kN)
4 0.002 0.006 0.050 0.008 0.020 0.099 0.109 0.032
5 0.025 0.015 0.148 0.108 0.151 0.138 0.456 0.531
6 0.044 0.021 0.157 0.108 0.439 0.438 1.225 0.974
7 0.070 0.038 0.201 0.123 0.664 0.581 1.595 1.421

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2013 19


Tabel 4.2. Hasil perhitungan gaya angkat 5.2 Saran.
pada daun kemudi di program CFD Untuk penelitian selanjutnya
speed lift 10 deg lift 20 deg lift 30 deg perlunya beberapa perbaikan untuk
actual actual actual melengkapi penelitian ini yang meliputi
(knot) (N) foil (N) (N) foil (N) (N) foil (N)
:
4 218.023 224.28 709.086 1122.7 207.058 457.402
1. Pada penelitian ini, pemodelan dan
5 645.54 1114.91 650.926 967.853 796.301 853.584 simulasi hanya dilakukan pada daun
6 628.443 1065.28 1800.2 2792.1 2389.13 144.523 kemudi naca 0006. Sehingga perlu
7 625.301 1250.64 1905.87 3053.79 3006.11 914.705 adanya simulasi yang memmodifikasi
bentuk daun kemudi.
2. Penelitian selanjutnya dapat
5 Kesimpulan menggunakan jenis daun kemudi
5.1 Kesimpulan dengan tipe yang lain.
Berdasarkan simulasi yang telah
dilakukan pada kapal ikan KM. Surya
Andalan, maka dapat disimpulkan DAFTAR PUSTAKA
bahwa: Adji, Suryo. 2005. “Engine Propeller
1. Hasil simulasi CFD bentuk foil pada Matching”, Kumpulan Jurnal Ilmiah
kecepatan 7 knot dengan memmodifikasi FTK-ITS, Surabaya.
sudut serang diketahui bahwa nilai
Edward. V. Lewis. 1989. “Principle of Naval
tahanan yang didapat pada daun kemudi Architecture Volume III : Motion in
bentuk foil lebih kecil daripada yang Waves and Controllability”. Second
diterima daun kemudi model aktual. Revision. SNAME. New Jersey.
2. Hasil simulasi model pada kondisi
H, Heru, 2008, Modifikasi Daun Kemudi
aktual diketahui kecepatan aliran fluida Tunggal (Konvensional) Menjadi Daun
pada didaerah daun kemudi sekitar Kemudi Dengan Flap Untuk
0.9901m/s dan tahanan tekanan yang Meningkatkan Maneuverability Kapal,
terjadi sekitar 1883.67 Pa. Pada model Tugas Akhir Institut Teknologi Sepuluh
Nopember. Surabaya.
modifikasi diketahui aliran fluida
sekitar 1.13 m/s . Tahanan tekanan yang Harvald, 1978, Resistance and Propulsion of
dihasilkan sekitar 1249.57 Pa. Ships, John Wiley and Sons, New
3. Hasil model daun kemudi modifikasi York
mempunyai gaya angkat yang lebih Harvald, Sv Aa, 1983, Tahanan dan
lebih besar akan tetapi daun kemudi Propulsi Kapal, Surabaya, Airlangga
NACA dapat bekerja secara optimum University Press.
pada kapal ikan tradisional sekitar sudut
M, Afif, 2009, Studi Pengaruh Bentuk Balok
serang 200 pada kecepatan 7 knot Mati (skeg) Terhadap Aliran Fluida
terjadi peningkatan gaya angkat 37.59 dan Tahanan Kapal Ikan Tradisional
% dari gaya angkat yang diperoleh ”KM. Surya Andalan” Dengan
model daun kemudi aktual. Menggunakan CFD, FT-UNDIP,
Semarang.(Tugas Akhir).

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2013 20


Young, Donald F. Okiishi, Theodore H. R,
Munson, Bruce R. 2004. Mekanika
Fluida Jilid 1, alih bahasa Harinaldi.
Budiarso. Jakarta: Erlangga.

www.manbw.com, Basic Principle of Ship


Propultion.pdf.

KAPAL- Vol. 9, No.1 Februari 2013 21

Anda mungkin juga menyukai