Anda di halaman 1dari 12

Fenomena Ibu-Ibu Rumah Tangga Mengila Gawai

I. Pendahuluan
Negara –negara maju di Eropa tahun 70-an sudah mulai menggunakan telepon seluler
sebagai alat komunikasi, dan di Indonesia baru mengenal alat komunikasi dengan
teknologi canggih ini di tahun 1984 dengan teknologi Nordic Mobile Telephone
(NMT). Telepon seluler sendiri mulai beredar luas di pasar dagang Indonesia tahun
1985-1992, yang dikenal dengan teknologi NMT-470, dan modifikasi NMT-450.
Performa dari alat komunikasi ini saat itu belum begitu menarik seperti sekarang yang
menjamur di pasaran. Tampil sebagai alat komunikasi yang tercanggih dengan berat
rata-rata 430gram, dengan harga berkisar diatas 10 juta per unit, namun tidak sebanding
harga yang mahal sebagai telepon seluler alat canggih ini tidak bisa di masukkan ke
dalam saku, karena bentuknya yang besar dan panjang. Tampilannya yang lucu ternyata
telepon seluler ini kurang nyaman untuk dibawa untuk berpergian, terutama bagi
mereka yang sehari-hari memiliki kehidupan tingkat mobilitas tinggi, walaupun
sekedar nongkrong di café.

Tahun 1993 PT. Telkom mulai membuat proyek percontohan seluler digital global
system for mobile (GSM). Sebagai operator pertama di Indonesia PT Satelit Palapa
Indonesia (Satelindo) beroperasi di tahun 1994. Awal operator Satelindo beroperasi
hanya untuk wilayah Jakarta dan sekitarnya. Kecanggihan dari teknologi komunikasi
GSM ini adalah karena dapat dioperasikan dengan kartu SIM, jangkauannya luas
dengan mutu tetap prima. Sukses di tahun 1995, Telkom melanjutkan proyeknya dari
Batam ke seluruh provinsi-provinsi yang ada di Sumatera, dan pada tanggal 25 Mei
1995 Telkomsel resmi menjadi operator GSM nasional. Kesuksesan Telkomsel
berlanjut di tahun 1996 dengan prodak barunya kartu prabayar “Kartu Halo” di
beberapa kota besar di Indonesia, seperti Medan, Surabaya, Bandung, dan Denpasar.
Kemudian tahun 1996 akhir PT. Excelcomindo Pratama (Excelcom) beroperasi
pertama kali di Jakarta. Sebagai operator berbasis GSM, peluncuran Excelcom ini
merupakan operator GSM ke tiga di Indonesia. Tidak ingin kalah bersaing dengan
Telkomsel menguasai pasar merebut hati pelanggannya, Excelcom kembali
meluncurkan prodak barunya di tahun 1998 kartu prabayar Pro-XL. Kehadiran Pro-XL
bertujuan memberikan alternatif bagi konsumen dalam memilih layanan roaming.

Di tahun 2000 mulai dikenal dengan Layanan Pesan Singkat “SMS”, ini menjadi
sebuah fenomena di kalangan pengguna ponsel kala itu. Bagaimana tidak, karena
dengan biaya yang sangat murah, cepat, jelas dan sangat praktis pesan tersampaikan.
Tahun yang sama PT. Indosat dan PT. Telkom mendapat lisensi sebagai operator GSM
1800 nasional, dan layanan seluler dari kedua BUMN beroperasi pada tanggal 1
Agustus 2001. Hadirnya Telkom Flexi dengan teknologi CDMA 2000 1X di tahun
2003 menambah deretan babak baru di dunia bertelekomunikasi. Seiring dengan
meningkatnya minat, kebutuhan dan permintaan pasar tehadap seluler, banyak
perusahaan yang mengeluarkan produk di bidang operator seluler, di antaranya Esia
dari Bakrie Telecom, Fren & Hepi dari Mobile8, Star One dari Indosat, Smart dari
Lippo Telecom, dan terakhir ada Ceria dari Sampoerna Telecom. Nah, ! sangat menarik
bukan, mengetahui bagaimana sejarah awal pesatnya perkembangan seluler di
Indonesia. Namun, hingga saat ini yang mampu bersaing dan bertahan menguasai pasar
adalah Telkomsel dengan produk Simpati dan AS. Khususnya dikalangan masyarakat
yang berasal dari berbagai daerah pelosok tanah air, mereka lebih mengenal Simpati
atau As. Telkomsel lebih melekat di hati masyarakat bukan karena semata-mata produk
BUMN, tapi Telkomsel memiliki jaringan yang lebih luas, mampu menjangkau seluruh
pelosok di tanah air, bahkan desa di balik gunung yang terpencil sekali pun, jernih, dan
harga sangat terjangkau. Dengan katalain Telkomsel mampu memenuhi kebutuhan
standart masyarakat Indonesia dalam hal pertelekomunikasian.

Sejalan dengan perkembangan operator seluler di Indonesia, ponsel-ponsel yang masuk


ke Indonesia juga berkembang pesat. Mulai dari ponsel generasi kedua, hingga generasi
ke empat seperti sekarang ini yang banyak beredar di pasaran ataub lebih dikenal
dengan Smartphone. Ponsel generasi kedua atau 2G, hadir di pertengangahan 1990,
beroperasi pada jaringan GSM dengan menggunakan frekuensi standart 900 Mhz dan
frekuensi 1800 Mhz, sinyal analog diubah dengan sinyal digital yang di lengkapi
telepon seluler dengan pesan suara, panggilan tunggu dan SMS. Kemudian dilanjutkan
dengan hadirnya ponsel generasi ke tiga atau yang lebih dikenal 3G. fitur-fitur yang
lebih moderen dan canggih, serta memungkinkan operator jaringan untuk memberikan
para pengguna ponsel memiliki jangkauan yang lebih luas, termasuk internet dan video
call berteknologi tinggi. Dalam ponsel 3G terdapat 3 standart untuk dunia
telekomunikasi, yakni Enhance Datarates For GSM Evolution (EDGE), Wideband-
CDMA, dan CDMA 2000. Kelemahan dari ponsel 3G adalah biaya yang relative tinggi,
dan kurangnya cakupan jaringan. Dunia teknologi komunikasi terus berinovasi,
lahirnya ponsel generasi ke empat atau yang lebih familiar di kalangan masyarakat
disebut dengan 4G. sistem ponsel ini menawarkan babak baru dan solusi infrastruktur
yang mengintegrasikan teknologi wireless yang telah ada termasuk wireless broadband
(WiBro), CDMA, wireless LAN, Bluetooth, dan lainnya. Sistem berdasarkan
keragaman jaringan IP, yang memungkinkan pengguna untuk menggunakan beragam
system kapan dan di mana saja. 4G memiliki kecepatan tinggi, volume tinggi, kualitas
baik, jangkauan global, dan fleksibilitas untuk menjelajahi berbagai berbagai teknologi
berbeda. 4G memberikan pelayanan pengiriman data cepat untuk mengakomodasi
berbagai aplikasi multimedia, seperti video conferencing, game on-line, dan yang
paling disukai oleh anak muda juga ibu-ibu adalah aplikasi swaphoto dengan resolusi
setara dengan kamera DSLR.

(Sumber : Kompas.com - 01/04/2010, 18:35 WIB


Kompas.com dengan judul "Menelusuri Perkembangan Ponsel di
Indonesia", https://tekno.kompas.com/read/2010/04/01/18352875/Menelusuri.Perkem
bangan.Ponsel.di.Indonesia. di dowload oleh Linda efaria, hari Selasa, tanggal
26.02.2019, pukul 21:17 Wib)

Tahun 2014 operator telekomunikasi PT. Telkomsel meluncurkan layanan berupa gerakan
“Indonesia Genggam Internet” dengan maksud memberantas buta internet (Bunet) di
Tanah Air. Gerakan ini mengajak masyarakat pengguna layanan Telkomsel untuk
mempercepat edukasi pengguna internet. Melalui program gerakan Indonesia genggam
internet bisa membantu pemerintah untuk mengedukasi masyarakat melalui layanan
internet bermanfaat meningkatkan taraf hidup masyarakat. Menurut Direktur Marketing
Telkomsel, Alistair Jhonston sasaran dari program ini adalah mereka yang “buta internet”,
seperti ibu rumah tangga, petani, pedagang kaki lima, UKM agar dapat meningkatkan
kemampuan dalam memasarkan produknya berbasis on-line. Setali tiga uang gerakan
“Indonesia Genggam Internet” juga melengkapi upaya Telkomsel dalam mengembangkan
masyarakat digital Indonesai, serta membatu pemerintah dalam melaksanakan program
pendidikan literasi digital seluruh masyarakat Indonesia.

Sumber : https://id.beritasatu.com/home/telkomsel-bantu-pemerintah-berantas-buta-
internet di dowload hari Rabu, tanggal 27 februari 2019, pukul 15.06 Wib

Program “Indonesia genggam internet” sampai kepelosok Tanah Air akhirnya


membuahkan hasil yang luar biasa. Dalam dua tahun terakhir pengguna internet di
Indonesai melonjak signifikan mencapai 50% dari jumlah penduduk. Asosiasi
Penyelenggaran Jasa Internet Indonesia (APJII) di tahun 2016 mencatat, pengguna
internet mencapai 132,7 juta atau 51,8 persen dari jumlah 256,2 juta penduduk
Indonesia. Terjadi lonjatan 50.8% dibandingkan dengan hasil survei sebelumnya di
tahun 2014, yakni 88 juta pengguna. Peingkatan pengguna internet yang cukup
singnifikan ini namun belum tinggi, oleh karenan itu Indonesia terus mengalami
pertumbuhan dan perkembangan penggunaan internet. Secara garis besar pengguna
internet di Indonesia masih didominasi oleh penduduk di pulau Jawa dan beberpa ibu
kota di luar Pulau Jawa.

Survei yang dilakukan oleh APJII di tahun 2016 tersebut mencatat data informasi
secara lengkap bahwa di Indonesia sekitar 69,9% mayoritas pengguna internet melalui
perangkat bergerak atau “mobile gadget”, penguna menggunakannya melalui jaringan
internet rumah 13.3%, fasilitas kantor 11.2%, fasilitas kampus hanya 2.2%, warung
internet 1.5%, dan internet café 0.9%. Bagi pengguna internet konten yang menarik
diakses adalah media sosial 97.4%, hiburan 96.8%, berita, 96.4%, pendidikan 93.8%,
komersial 93.1%, dan untuk layanan public 91.6%. Untuk tingkat kepuasan pengguna
mobile internet lebih tinggi dibandingkan dengan internet rumah. Sedangkan
berdasarkan jenis kelamin hampir sama, pengguna internet laki-laki mencapai 52.5%
dan perempuan 47.5%. Berdasarkan usia persentase penduduk Indonesia yang sudah
menikmati layanan internet, yakni usia 10-14 tahun 100% atau 768 ribu orang, usia 50
tahun ke atas 3% atau hanya 1.5 juta orang. Sementara berdasarkan pekerjaan,
mahasiswa mendominasi pengguna internet 89% atau 18 juta orang, dan terrendah
adalah ibu rumah tangga 25% atau 10.8 juta orang. Namun mayoritas pengguna internet
76.4% atau 101.3 juta orang berpandangan bahwa internet tidak aman bagi anak-anak
dan berharap pemerintah meningkatkan program terpadu dalam penanganan konten-
konten negative. Survei ini juga menemukan 69.2% atau 91.8 juta pengguna internet
menilai pemerintah belum cukup melakukan upaya antisipasi konten negatif dan
berharap pemerintah terus melakukan pembelokiran terhadap situs-situs negatif, dan
30.2% atau 40 juta orang penguna internet menyatakan pemblokiran terhadap konten
negatif yang dilakukan oleh pemerintah telah memuaskan.
Sumber: https://katadata.co.id/berita/2016/10/24/separuh-penduduk-indonesia-
pengguna-internet-65-persen-di-jawa di dowload hari Rabu, tanggal 27 februari 2019,

Peningkatan penetrasi internet ke daerah-daerah pelosok agar tidak terisolasi dari sisi
telekomunikasi sangat ditentukan oleh pembangunan infrastruktur jaringan.
Telekomunikasi tidak hanya menjadi kebutuhan utama masyarakat di kota-kota besar,
tapi hingga ke pelosok. Oleh karena itu pemerataan akses jaringan internet ini menjadi
sangat penting. Terlebih dapat dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat dalam
mendorong pertumbuhan ekonomi dan mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat serta
membuat mereka dapat terkoneksi dan berkomunikasi dengan keluarga, saudara,
sahabat, atau relasi mereka yang tinggal berbeda kota. Pemerataan pembangunan
infrastruktur jaringan merupakan kewajiban pemerintah yang harus diwujudkan, ini
selaras dengan kebijakan Presiden Joko Widodo yang menginginkan terrealisasinya
keadilan. Pemerintah melalui kementerian Kominfo bertugas mengupayakan adanya
jaringan di daerah yang tidak tersentuh oleh operator seluler.
Sumber: https://kominfo.go.id/content/detail/13991/siaran-pers-no-
190hmkominfo082018-tentang-bakti-kominfo-bertanggung-jawab-wujudkan-
keadilan-akses-telekomunikasi/0/siaran_pers di dowload hari Rabu, tanggal 27 februari
2019,
Kebijakan pemerintah pada periode ini sesuai dengan asaa dan tujuan telekomunikasi
di Indonesia, yakni telekomunikasi diselenggaran berdasarkan pada asas manfaat, adil
dan merata, kepastiahan hukum, keamanan, kemitraan, etika, dan kepercayaan pada
diri sendiri. Dan diselenggarakan dengan tujuan untuk mendukung persatuan dan
kesatuan bangsa, meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara adil dan
merata, mendukung kehidupan ekonomi dan kegiatan pemerintahan, serta
meningkatkan hubungan antar bangsa.

Dapat pahami bahwa hasil survei ini masih membutuhkan kajian mendalam pada
masing-masing konten. Tidak dapat dipungkiri bahwa internet adalah pisau bermata
dua, jika digunakan buat masak enak, tapi buat membunuh juga bisa. Pertumbuhan
internet ini baik, tapi harus di antisipasi untuk hal yang negatif. Seperti baru-baru ini
yang terjadi di Kerawang, Jawa Barat tiga orang ibu-ibu rumah tangga sebagai
pendukung salah satu paslon diduga melakukan kampanye hitam melaui video yang
beredar luas di media sosial.

II. Isi
A. Kegunaan Teknologi Informasi bagi Ibu Rumah Tangga di era Digitalisasi
Kemajuan teknologi informasi salah satunya dengan adanya internet, akan
memudahkan seorang ibu rumah tangga sekaligus sebagai seorang istri dalam
mengembangkan sumber daya yang dia miliki maupun keluarganya. Di antaranya
adalah;
1. Mencari resep makanan
2. Mencari tutorial kerajinan
3. Membaca artikel tentang kesehatan
4. Membaca artikel tentang menjaga hubungan dalam keluarga
5. Membah penghasilan keluarga dengan cara jualan online
6. Membantu ibu rumah tangga atau yang sekaligus sebagai wanita karir untuk
menghilangkan kejenuhan dalam pekerjaan rumah tangga maupun pekerjaan
kantor.
7. Kuliah, kursus online
8. Memudahkan seorang ibu atau istri berkomunikasi, berbagi informasi juga
melakukan control pergaulan dan perkembangan anak-anak dan suaminya, juga
dengan anggota keluarga lainnya, termasuk dengan teman, sahabat, arisan dan
tetangga.
9. Memudahkan terjadinya transfer of knowledge dalam keluarga, karena jaringan
internet akan membuka kesempatan bagi anggota keluarga saling menambah
dan bertukar ide, gagasan dan pengetahuan sehingga menambah wawasan
anggota keluarga dalam kaitannya menuju kelangsungan hidup keluarga yang
sejahtera dalam masyarakat.
B. Bahaya Teknologi Informasi bagi Ibu Rumah Tangga
1. Kecanduan;
Aktifitas menggunakan internet yang cukup tinggi dapat membuat kehilangan
waktu untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan anggota keluarga,
tetangga, teman atau sahabat, dan kehidupan sosialnyapun menjadi tidak
seimbang. Bahkan pada kondisi tertentu kecanduan internet dapat
menimbulkan hilangnya rasa empati, perhatian terhadap keluarga sendiri
karena terlalu sibuk dengan dunia maya tanpa menghiraukan semua yang ada
di sekitarnya (Antisocial Behavior). Seakan-akan dia menemukan dunianya
sendiri yang membuatnya nyaman dan tidak mau melepaskannya. Bisa
dibayangkan bagaimana kehidupan rumah tangganya jika seorang ibu
mengalami kecanduan dengan gawai.
2. Keretakan Rumah Tangga
1. Selain dapat digunakan untuk berpacaran melalui program internet relay
chatting (IRC), dengan internet semakin mempermudah untuk mengakses
gambar atau film porno.
2. Dapat menimbulkan disorganisasi dalam keluarga.
Disorganisasi keluarga adalah perpecahan keluarga sebagai suatu unit,
dimana anggota-anggotanya gagal memenuhi kewajiban sesuai dengan
peran sosialnya masing-masing. Sebagai istri mengalami ketidakpuasan
terhadap perannya yang hanya diposisikan sebagai ibu rumah tangga,
sehingga menyebabkan perubahan fungsi, peran maupun status dalam
keluarga bahkan dapat berakibat atau berujung pada perceraian.

3. Pola Asuh Anak Salah Jadi Salah


a. Kekejaman dan kekerasan
Dunia internet yang tak terbatas, para pemilik situs menggunakan
berbagai cara agar situsnya laku. Salah satunya adlah dengan
menunjukkan kekerasan dan kesadisan yang biasa kita temukan pada
game online. Dengan membiarkan anak-anak bermain sendiri
menggunakan game online tanpa pengawasan dari orang tua, dengan
maksud agar anak tidak pergi keluar rumah atau tidak mengganggu
kesibukan ayah dan ibunya, sangat berbahaya karena memiliki sifat
menghancurkan yang effeknya lebih besar dibandingkan kekerfasan
yang ada di televise ataupun kekerasan dalam kehidupan nyata.
b. Media sosialisasi sex terhadap anak
Banyak orang tua khususnya ibu salah kaprah dalam mengartikan kasih
saying, perhatian terhadap anak. Banyak ibu memenuhi semua
keinginan anak, bukan berdasarkan apa yang dibutuhkan. Ketika anak
minta dibelikan gadget, langsung di penuhi. Tidak disadari kemampuan
penyimpanan informasi yang dimiliki internet, pornografi pun semakin
merajarela. Di internet terdapat gambar-gambar pornografi yang bisa
mengakibatkan dorongan seseorang melakukan tindakann kriminal.
Tidak sedikit anak-anak menjadi target para pelaku kejahatan pedofil,
penculikan. Mereka terus berusaha membuat situs-situs yang membuat
anak-anak tertarik untuk menjelajahinya.
c. Anak hiperaktif
Komunikasi melalui smartphone yang dilengkapi dengan berbagai fitur,
aplikasi menggunakan teknologi canggih membuat banyak ibu-ibu
kecolongan saat sedang mengandung bayi mereka. Radiasi dari
handphone bisa memicu ternyadinya kanker. Paparan radiasi dari ponsel
kesayangan para ibu dapat membuat bayi menjadi hiperaktif,
keguguran, mengganggu tumbuhan kembang janin dan bayi akan
memiliki memori daya ingat yang rendah. Tentu para ibu yang pintar
dan bijak tidak ingin halm ini terjadi pada janin calon bayinya, oleh
karena itu sebagai ibu yang sedang hamil jangan letakkan ponsel terlalu
lama di saku celana atau baju, dan kurangi frekuensi penggunaan
smartphone, gunakan hanya disaat penting saja.
3. Kecemasan teknologi
Rasa cemas menimbulkan stress terjadi karena file atau data penting hilang atau
terserang virus. Smart prodak yang dikontrol oleh sistem computer seperti
mobil, rumah, CCTV rusak karena disambar petir.

C. Transformasi Kebutuhan Ibu Rumah Tangga seiring Kemajuan Teknologi


Informasi
1. Lifestyle/Media Sosial/Selfie
Memiliki ponsel saat ini sepertinya sudah menjadi wajib, tidak terkecuali para
ibu rumah tangga dengan harga yang fantastis. Meskipun penggunaannya tidak
seluruhnya bermanfaat bagi seorang ibu rumah tangga. Hampir semua ibu-ibu
saat ini menggunakan memiliki akun media sosial. Fitur atau aplikasi yang
paling dicari para ibu adalah smartphone dengan kualitas kamera yang setara
dengan kamera DSLR. Bukan tanpa alasan mengapa para ibu-ibu sekarang suka
gonta ganti smartphone hanya mencari tampilan fitur dan aplikasi kualitas
kamera yang lebih baik. Dalam setiap moment, baik acara arisan, berbelanja ke
pasar, sedang bawa anak atau suami ke dokter, sedang liburan, sedang
pengajian atau saat sedang berkunjung ke sekolah anak pun mereka selalu dan
suka berswafoto. Para ibu-ibu memiliki kepuasaaan tersendiri bila
berswaphoto, trus di upload ke media sosial kemudian banyak yang
memberikan like atau komen. Berswafoto saat anak atau suaminya sedang sakit
dengan membubuhkan sedikit kata-kata disana “cepet sembuh ya saying mama,
I love you “ seolah-olah para ibu-ibu ini sudah menunjukkan atau mencurahkan
segala kasih sayang dan perhatiannya yang dia miliki.
2. Belanja on line
Kebiasaan atau hobi ibu belanja online dapat melemahkan sistem ekonomi
keluarga. Masih melekat dalam ingatan kita, bahwa ddulu barang-barang,
perabotan kebutuhan rumah tangga hamper seluruhnya dilakukan, dibuat oleh
keluarga. Tapi sekarang dengan adanya internet, online shop dengan mudahnya
pabrik-pabrik atau para produsen memasarkan prodak mereka dan menggoda
iman para ibu rumah tangga dengan alasan menghemat waktu dan ongkos,
tanpa harus mengeluarkan tenaga segalan kebutuhan mudah terpenuhi, para
ibu-ibu pun ramai-ramai berbelanja online.

III. Penutup
A. Simpulan
Pembangunan dan pemerataan infrastruktur telekomunikasi ke seluruh daerah-
daerah hingga ke pelosok yang dilakukan oleh pemerintah sebagai implementasi
asas dan tujuan dari telekomunikasi di Indonesia memberikan perkembangan dan
kemajuan yang sangat signifikan bagi masyarakat Indonesia. Perubahanan dari
pembanguan telekomunikasi ini juga dapat dirasakan oleh para ibu rumah tangga.
Dampak teknologi informasi saat ini sangat mempengaruhi eksistensi para ibu-ibu
rumah tangga. Segala kemudahan itu ada di depan mata, cukup dengan
menggunakan jemari mereka yang lentik, seketika mereka langsung terkoneksi
dengan siapa saja atau dengan apa saja yang mereka butuhkan.
B. Saran
Seiring dengan perubahan dan kemajuan dari pembangunan infrastruktur
telekomunikasi di Indonesia, dimana jaringan internet begitu mudah bisa dinikmati
seluruh masyarakat sampai ke daerah pelosok, tidak ada batasan sehingga para ibu-
ibu rumah tangga pun melek internet. Kebutuhan dan ketergantungan yang tinggi
terhadap gawai hamper dirasakan oleh semua para ibu-ibu dengan berbagai macam
alasan. Oleh karena itu, ibu sebagai tiang dan tombak, serta sumber kekuatan
keluarga diharapkan lebih bijak, dewasa dan mendidik dalam mengunakan
gawainya. Pemerintah harus lebih serius menangani kasus-kasus yang terjadi yang
diakibatkan oleh para pengguna jaringan internet. Harus ada tindakan prefentif
dengan mengedukasi para ibu-ibu rumah tangga dalam menggunakan gawainya.
Sehingga ketika para ibu mengila dengan akun media sosialnya tetap
memperhatikan asas dan tujuan telekomunikasi yang sesungguhnya.

IV. Daftar Pustaka


1. Kompas.com - 01/04/2010, 18:35 WIB
Kompas.com dengan judul "Menelusuri Perkembangan Ponsel di
Indonesia", https://tekno.kompas.com/read/2010/04/01/18352875/Menelusuri.Per
kembangan.Ponsel.di.Indonesia. di dowload oleh Linda efaria, hari Selasa, tanggal
26.02.2019, pukul 21:17 Wib)
2. Sumber : https://id.beritasatu.com/home/telkomsel-bantu-pemerintah-berantas-
buta-internet di dowload hari Rabu, tanggal 27 februari 2019, pukul 15.06 Wib
3. Sumber: https://katadata.co.id/berita/2016/10/24/separuh-penduduk-indonesia-
pengguna-internet-65-persen-di-jawa di dowload hari Rabu, tanggal 27 februari
2019,
4. https://kominfo.go.id/content/detail/13991/siaran-pers-no-190hmkominfo082018-
tentang-bakti-kominfo-bertanggung-jawab-wujudkan-keadilan-akses-
tehttp://sitishara27.blogspot.com/2012/10/dampak-internet-bagi
5. perkembangan.htmllekomunikasi/0/siaran_pers di dowload hari Rabu, tanggal 27
februari 2019,
6. http://informasimasalalu.blogspot.com/2013/12/dampak-teknologi-terhadap-
keluarga-dan.html
7. https://hellosehat.com/kehamilan/kandungan/akibat-main-hp-saat-hamil/

Anda mungkin juga menyukai