Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AKHIR MODUL IV

“SARANA DAN PRASARANA”

DISUSUN OLEH:

BUDIYATI, S.Pd
19180153910007
KELAS A

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


GELOMBANG III
PROGRAM SERTIFIKASI MANAJEMEN PERKANTORAN
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2019
SOAL:va1Q

Salah satu perusahaan baru di kota makassar yaitu PT. ALENA mandiri ingin melengkapi
fasilitas sarana dan prasarana dalam rangka pemenuhan kebutuhan operasional kantor, maka
Direktur perusahaan mempercayakan kepada Manajer bagian Operasional untuk men angani
hal tersebut. Harapan dari direktur seyogianya Manajer Operasinal dapat membeli barang-
barang sesuai kebutuhan kantor dan nantinya barang tersebut bisa digunakan, dijaga secara
efektif dan efesien.

SOAL
Silahkan anda deskripsikan secara teoritis berdasarkan dengan kasus yang ada di atas tentang
tata kelola sarana dan prasarana sesuai dengan permintaan direktur kepada manajer
operasional, mulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian,
hingga perawatan Sehingga barang-barang yang ada tepat guna, tetap awet dan pekerjaan
berjalan secara maksimal.
Jawaban:

Tata kelola sarana dan prasarana yang dapat dilakukan oleh manajer operasional PT.
ALENA MANDIRI agar jalannya pekerjaan kantor bisa maksimal, adalah sebagai berikut:

1. PERENCANAAN
Perencanaan didefenisikan sebagai kegiatan menggambarkan atau memikirkan terlebih
dahulu kegiatan di masa mendatang pada masa sekarang. Perencanaan terkait sarana dan
prasarana data berupa rancangan pembelian, pengadaan, perawatan, pendistribusian ataupun
pembuatan dan perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan .
Pada dasarnya tujuan diadakannya perencaranaan sarana dan prasarana, diantaranya:
a. Untuk menghidari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan
b. Untuk meningkatkan efektifitas dan efesiensi dalam pelaksanaannya
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana dan
prasarana, diantaranya :
a. Dapat membantu dalam menentukan tujuan
b. Meletakkan dasar-dasar dan menentukan langkah-lagkah yang akan dilakukan
c. Menghilangkan ketidakpastian
d. Dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan pengawasan
e. Pengendalian dan penilanan kegiatanan dapat berjalan secara efektif dan efesien
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam meyusun perencanaan sarana dan prasarana kantor,
antara lain :
a. Gunakan prosedur pengelolaan sarana dan prasarana
b. Tentukan jenis, kuantitas dan kualitas sarana dan prasarana yang dibutuhkan
c. Sesuaikan antara kebutuhan sarana dan prasarana dengan biaya yang tersedia
d. Sediakan dan gunakan sarana dan prasarana dalam kegiatan operasional
e. Penyimpanan dan pemeliharaan sarana dan prasarana
f. Kumpulkan dan kelola data sarana dan prasarana
g. Penghapusan sarana dan prasarana sesuai dengan prosedur yang berlaku
Spesifikasi barang yang perlu direncanakan:
a. Barang habis pakai
Kegiatan perencanaan barang habis pakai:
 Menyusun daftar perlengkapan yang sesuai dengan kebutuhan
 Menyusun perkiraan biaya yang diperlukan untuk pengadaan barang
 Menyusun rencana pengadaan barang

b. Barang tak habis pakai


 Menyusun dan menganalisa keperluan perlengkapan sesuai dengan rencana kegiatan serta
memperhatikan perlengkapan yang masih ada
 Memperkirakan biaya perlengkapan
 Menetapkan skala prioritas menurut dana yang tersedia
 Menyusun rencana pengadaan tahunan

c. Barang tidak bergerak


1) Tanah
Perencanaan tanah sebagai berikut;
 Menyusun rencana pengadaan tanah
 Mengadakan survei untuk menentukan lokasi tanah
 Mengadakan survei terhadap adanya sarana jalan
 Mengadakan survei harga dilokasi
 Mengajukan rencana anggaran kepada satuan organisasi yang ditetapkan baik di daerah
maupun pusat, dengan melampirkan data yang disusun dari hasil survey
2) Bangunan
Perencanaan bangunan meliputi:
 Mengadakan survei tentang keperluan bangunan
 Mengadakan perhitungan luas bangunan
 Menyusun rencana anggaran biaya
 Menyusun tahapan rencana anggaran yang disesuaikan dengan rencana tahapan
pelaksanaan secara teknis, serta memperkirakan anggaran yang disediakan dengan
memperhatikan skala prioritas

2. PENGADAAN
Pengadaan adalah Serangkaian kegiatan menyediakan berbagai jenis sarana dan prasarana
kantor sesuai dengan kebutuhan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
Tujuan pengadaan adalah Untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan perkembangan di suatu
kantor menggantikan barang-barang yang rusak, hilang, dihapuskan, atau sebab-sebab lain
yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga memerlukan pergantian, dan untuk menjaga
tingkat persediaan barang setiap tahun dan anggaran mendatang
Karakteristik perencanaan pengadaan :
a. Merupakan proses menetapkan dan memikirkan.
b. Objek dalam perencanaan perlengkapan adalah upaya memenuhi sarana prasarana kantor
yang dibutuhkan.
c. Tujuan perencanaaan perlengkapan adalah efektivitas dan efisiensi dalam pengadaan
perlengkapan kantor.
Prinsip pengadaan :
a. Efisien
b. Efektif
c. Terbuka
d. Transparan
e. Adil
f. Akuntabel
Cara pengadaan sarana dan prasarana :
a. Pembelian
b. Produk sendiri
c. Hibah
d. Penyewaan
e. Peminjaman
f. Daur ulang
g. Penukaran
h. Rekondisi rehabilitasi
Prosedur pengadaan sarana dan prasarana :
Permendiknas Nomor 24 Tahun 2007 Tentang Standar saran dan Prasarana. Pada umumnya,
pengadaan sarana dan prasarana kegiatan melewati prosedur berikut :
a. Menganalisis kebutuhan sarana dan prasarana beserta fungsinya.
b. Mengklasifikasi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.
c. Menyususun proposal pengadaan sarana dan prasarana.
d. Menerima peninjauan dari pihak yang dituju untuk menilai kelayakan kantor memperoleh
sarana dan prasarana.
e. Setelah ditinjau dan dikunjungi, kantor akan menerima kiriman sarana dan prasarana
yang diajukan.

3. PENERIMAAN
Kegiatan yang pertama dilakukan adalah menerima barang yang dikirimkan oleh perusahaan
distributor logistik, yang mencakup kegiatan :
a. Pemeriksaan barang, pemeriksaan dalam hal ini meliputi:
 Nama dan alamat pengirim
 Surat pengantar dari pengirim
 Nomor order pembelian yang dikeluarkan oleh perusahaan sendiri
 Pembungkus serta segel pembungkus
 Nama dan spesifikasi (jenis, ukuran ,type) barang
 Kualitas, kuantitas dan kondisi barang
b. Membuat laporan hasil pemeriksaan barang.
Laporan penerimaan barang memuat informasi tentang hasil pemeriksaan baik itu
terhadap dokumen terkait dengan penerimaan barang seperti surat pengantar dari pemasok
serta order pembelian yang dikeluarkan oleh perusahaan, maupun terhadap fisik barang
seperti type, jenis, ukuran, mutu, kuantitas dan kondisi barang

4. PENYIMPANAN
Dalam penyimpanan barang di gudang, tentunya kita ingin agar barang tersebut nantinya tidak
mengalami kerusakan saat diperlukan. Untuk itu, kita akan memerlukan suatu metode
penyimpanan barang atau prosedur tertentu yang perlu diterapkan. Dalam penyimpanan
barang di gudang, ada dua metode penyimpanan barang yang biasa digunakan. Metode atau
prosedur penyimpanan tersebut adalah:
a. LIFO (Last in First Out)
Metode penyimpanan barang dengan prosedur LIFO atau last in first out adalah suatu
sistem atau cara penyimbaran barang di dalam gudang yang dilakukan dengan konsep
barang yang datang terakhir yang digunakan terlebih dahulu. Umumnya, sistem ini
digunakan untuk barang - barang yang mampu bertahan lama atau barang yang aoabila
disimpan lebih lama, maka kualitasnya akan lebih baik. Contohnya seperti kopi.
b. FIFO (First in First Out).
Sistem FIFO atau First in First out adalah suatu sistem penyimpanan barang yang
dilakukan dengan sistem barang yang masuk terlebih dahulu, yang juga dikeluarkan
terlebih dahulu. Jadi, keluarnya barang ini dilakukan secara berurutan atau sesuai
kronologis. Sistem FIFO umumnya digunakan untuk barang - barang yang kurang bisa
bertahan lama atau bila disimpan dalam waktu lama makan akan rusak atau berkurang
kualitasnya. Contohnya seperti gula, beras, dan sejenisnya.

5. PENDISTRIBUSIAN BARANG
Pendistribusian Barang, merupakan kegiatan yang menyangkup pemindahan barang dan
tanggung jawab dari instansi atau pemegang yang satu kepada instansi atau pemegang yang
lain. Pendistribusian atau penyaluran perlengkapan merupakan kegiatan pemindahan barang
dan tanggung jawab penyimpanan kepada unit-unit atau orang-orang yang membutuhkan
barang itu.
Dalam prosesnya ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu ketepatan barang yang di
sampaikan, baik jumlah maupun jenisnya, ketepatan sasaran penyampaiannya, ketepatan
kondisi barang yang di salurkan. Langkah Pendistribusian Barang:
a. Penyusunan Alokasi
Untuk menghindari pemborosan dalam pembagian atau pendistribusian barang sehingga
merata dan seimbang dengan kebutuhan pemakainya masing- masing, maka perlu disusun
alokasi kuantitas dan frekuensi pendistribusiannya, sehingga sungguh- sungguh dapat
menunjang kegiatan instruksional.
Dalam penyusunan alokasi barang tersebut perlu memperhatikan beberapa hal, yaitu
penerimaan barang, waktu penyerahan barang, jenis barang, jumlah barang dan kegunaan
atau keperluan barang.
b. Pengiriman Barang
Pengiriman barang dari pusat- pusat penyalur barang perlu memperhatikan beberapa hal,
yaitu cara pengiriman, pengemasan, pemuatan, pengangkutan dan pembongkaran.
c. Penyerahan Barang
Dalam penyerahan barang hendaklah tidak dilupakan untuk mengisi daftar penyerahan
barang, surat pengantar, tanda terima, biaya pengiriman dan lain sebagainya. Barang yang
telah di terima di inventarisasikan oleh panitia pengadaan, setelah kebenarannya di periksa
berdasarkan daftar yang ada perlu surat pengantar. Barang – barang tersebut perlu di atur
lebih lanjut untuk memudahkan pengawasan dan pertanggung jawaban. Apabila
pendistribusiannya tidak di atur dengan sebaik-baiknya, nantinya akan menimbulkan
kesulitan dalam membuat laporan pertanggung jawabannya.

6. INVENTARISASI
Inventarisasi merupakan suatu proses penghitungan, pencatatan, penggolongan,
pengklasifikasian, pengkodean, terhadap barang/sarana prasarana yang dimuat dalam suatu
daftar. Karena itu Inventarisasi adalah suatu kegiatan yang meliputi pendaftaran, pencatatan
dalam daftar, penyusunan atau pengaturan barang-barang milik organisasi atau perusahaan
serta melaporkan pemakaian barang-barang kepada petugas yang berwengan
Secara umum, inventarisasi dilakukan dalam rangka usaha peyempurnaan pengurusan dan
pengawasan yang efektif terhadap sarana dan prasaran yang dimiliki oleh suatu sekolah.
Secara khusus, inventarisasi dilakukan dengan tujuan sebagai berikut:
a Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh suatu organisasi.
b Untuk menghemat keuangan baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan dan
penghapusan sarana dan prasarana.
c Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu organisasi dalam
bentuk materiil yang dapat dinilai dengan uang.
d Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh suatu organisasi.
Menurut Sanderson (2000) inventarisasi memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:
a Mencatat dan menghimpun data aset yang dikuasahi unit organisasi/ departemen.
b Menyiapkan dan menyediakan bahan laporan pertanggungjawaban atas
penguasaan dan pengelolaan aset organisasi/ negara.
c Menyiapkan dan menyediakan bahan acuan untuk pengawasan aset organisasi atau
negara.
d Menyediakan informasi mengenai aset organisasi/negara yang dikuasai departemen
sebagai bahan untuk perencanaan kebutuhan, pengadaan dan pengelolaan perlengkapan
departemen.
e Menyediakan informasi tentang aset yang dikuasai departemen untuk menunjang
perencanaan dan pelaksanaan tugas departemen.
Langkah-langkah Inventarisasi
a Menyiapkan Lembar Hasil Opnam Barang Inventaris (LHOPBI)
Merupakan lembar yang memuat identitas barang saat dilakukan penghitungan periodik.
Tujuannya untuk mengabdate keadaan barang yang sesungguhnya.
b Menyiapkan Buku Induk Barang Inventaris (BIBI)
Merupakan buku induk registrasi tempat mencatat segala macam barang inventaris baik
barang bergerak maupun barang tidak bergerak dengan segala macam dan jenisnya yang
dimiliki oleh organisasi
c Menyiapkan Buku Golongan Barang Inventaris (BGBI)
Merupakan buku pembantu tempat mencatat barang-barang inventaris menurut
golongannya masingmasing berdasarkan kode klasifikasi dan kode pokok barang.
d Menyiapkan Kode Klasifikasi Barang Inventaris
Merupakan pemberian kode atau lambang yang digunakan sebagai pengganti nama atau
urutan bagi tiap-tiap golongan barang, kelompok, dan atau jenis barang. dengan tujuan
untuk membantu dan memudahkan proses kerja

7. PERAWATAN
Kondisi peralatan dan mesin yang baik dan siap untuk digunakan, akan sangat membantu
pengguna (user) dalam menjalankan aktivitas usaha akan berdampak pada peningkatan
kinerja organisasi. Para ahli berkeyakinan bahwa tersedianya mesin dan peralatan dalam
kondisi selalu siap pakai merupakan faktor pendukung dalam peningkatan kinerja
organisasi. Banyak organisasi menginvestasikan mesin dan peralatan dengan dana yang
sangat besar. karena berkeyakinan akan dapat meningkatkan efektivitas dan produktivitas.
Agar supaya efektivitas dan efisiensi dapat tercapai secara lebih optimal, keseimbanga
pemakaian sarana dan prasaran termasuk peralatan dan mesin-mesin harus memperoleh
perhatian yang baik. Perhatian dalam hal ini adalah semua sumberdaya yang dipergunakan
sebaiknya lakukan perwatan dan pemeliharaan.
Perawatan dan pemeliharaan adalah kegiatan atau upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan, mempertahankan, dan mengembalikan peralatan selalu dalam kondisi yang
siap pakai dan berfungsi dengan baik. Berkaitan dengan sarana dan prasarana. Perawatan
dimaksudkan sebagai usaha preventif atau pencegahan agar sarana dan prasarana tidak rusak
dan tetap terjaga. Selain itu perawatan juga dimaksudkan sebagai upaya untuk melakukan
kalibrasi, pengaturan, penyetelan atau perbaikan peralatan sarana dan prasarana yang sudah
terlanjur rusak sehingga siap untuk dipergunakan lagi. Kemacetan sarana dan prasarana akan
menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi organisasi.
a. Perencanaan Perawatan dan Pemeliharaan
Kegiatan perawatan dan pemeliharaan sarana dan prasarana memerlukan perencanaan
yang baik agar hasil yang didapat juga baik. Perencanaan kegiatan pemeliharaan dapat
dibuat berdasarkan periode waktu tertentu baik dalam harian, mingguan, bulanan
maupun tahunan. Dalam perencanaan biasanya dituliskan sasaran atau target yang akan
dicapai dalam pekerjaan. Misalnya kapasitas kemampuan software dan hardware
komputer, kecepatan jaringan dan lainnya, jumlah komputer yang siap untuk dipakai,
kapasitas ruang, kemampuan pembacaan alat ukur dan lain sebagainya.
Dalam kegiatan perencanaan perawatan dan pemeliharaan ada beberapa hal yang perlu
disiapkan diantaranya adalah :
 Informasi/data aset sarana dan prasarana yang akan dilakukan tindakan perawatan
dan pemeliharaan.
 Buku manual dari peralatan tersebut.
 Hasil inspeksi dan saran yang ada.
 Kondisi peralatan terkini.
 Catatan kinerja sarana dan prasarana.
 Jumlah dan kesiapan personil yang kompeten untuk setiap jenis pekerjaan
pemeliharaan.
b. Kegiatan Inspeksi
c. Macam-macam Perawatan dan Pemeliharaan Sarana Prasarana

8. PENGHAPUSAN
Sarana dan prasarana yang sudah habis masa pakainya atau karena sudah ketinggalan
teknologi tidak akan memberi manfaat optimal bagi organisasi perlu segera dilakukan
penghapusan. Apa lagi rusak berat, maka harus masuk dalam program penghapusan.
Penghapusan barang inventaris adalah proses kegiatan yang bertujuan untuk
mengeluarkan/menghilangkan barang-barang dari daftar inventaris karena barang itu sudah
dianggap tidak mempunyai nilai guna atau sudah tidak berfungsi sebagaimana yang
diharapkan terutama untuk kepentingan dinas, misalnya rusak, susuk, mati, atau biayanya
terlalu mahal kalau dipelihara atau diperbaiki.
Secara hakiki masalah penghapusan itu bukan semata-mata kegiatan menghilangkan,
memusnahkan, atau menghancurkan barang-barang milik/kekayaan suatu organisasi atau
pemerintah. Dalam praktik seteliti apapun seseorang yang diberi tanggung jawab mengurus
uang atau barang kadang-kadang terjadi kekurangan atau ketidak cocokan antara catatan dan
kenyataanya. Melalui prinsip kehati-hatian, keadilan, dan kebenaran faktawi maka bila
terjadi ketidak cocokan perhitungan bukan karena disengaja, maka timbulah suatu istikah
ketekoran.
Peranan dan Syarat-syarat Penghapusan
a Mencegah atau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya untuk
memelihara/perbaikan, pengamanan barang-barang yang semakin buruk kondisinya,
barang-barang berlebih, dan atau barang-barang lainnya yang tidak dapat dipergunakan
lagi.
b Meringankan kerja pelaksana inventaris.
c Membebaskan ruang/pekarangan kantor dari penumpukkan barang- barang yang tidak
dipergunakan lagi.
d Membebaskan satuan orghanisasi dari pengurusan dan pertanggungan jawab barang.
Syarat-syarat Penghapusan
a Dalam keadaan rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau dipergunakan lagi.
b Perbaikan akan menelan biaya yang besar sekali sehingga merupakan pemborosan uang
negara.
c Secara teknis dan ekonomis kegunaannya tidak seimbang dengan besaarnya biaya
pemeliharaan.
d Hilang akibat susut diluar kekuasaan pengurus barang misalnya bahan kimia dan lain-
lain.
e Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini atau tidak mutakhir lagi.
f Kelebihan persediaan yang jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan akhirnya
tidak dapat dipergunakan lagi.
g Musnah akibat bencana alam, seperti gempa bumi, banjir, tanah longsor. Topan dan
sebagainya.
h Hilang karena dicuri/dirampok/diselewengkan dan sebagainya.
i Hewan dan tanaman yang mati/cacat.

Tata Cara Penghapusan


Pelaksanaan penghapusan barang inventaris di tiap instansi dari pusat sampai daerah pada
tiap permulaan tahun anggaran dilakukan oleh panitia Peneliti/Penghapusan barang
Inventaris, dengan keputusan Unit Utama masing-masing yang terdiri sekurangkurangnya
tiga orang yang masing- masing mewakili unsur keuangan, perlengkapan dan bidang teknis.
Panitia penghapusan barang inventaris tersebut bertugas untuk meneliti, menilai barang-
barang yang ada dan perlu dihapuskan, membuat berita acara, melaksanakan penghapusan
sampai melelang atau memusnahkan barang-barang inventaris tersebut. Pelaksanaan
penghapusan hendaknya menggunakan prinsip-prinsip kehati-hatian, keadilan, dan
kebenaran faktawi. Dalam melaksanakan penghapusan dikenal ada 4 jenis, yaitu:
a Penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan barang yang rusak, tua, dan atau barang
berlebih.
 Pengurus barang menyusun daftar barang-barang yang akan diusulkan untuk
dihapuskan.
 Barang-barang yang telah masuk dalam daftar usulan penghapusan
ditempatkan/dikumpulkan pada suatu tempat tertentu yang telah ditetapkan oleh
satuan kerja pengurus barang.
 Pimpinan pengurus barang (UPB) menunjuk panitia penghapusan yang memiliki
kualifikasi ahli/kompeten atau mengetahui tentang keadaan barang yang akan
dihapuskan.
 Dibuatkan berita acara hasil pemeriksaan dan penilaian, baik teknis maupun
ekonomis.
 Jika barang memiliki karakteristik tertentu panitia berkonsultasi ke pejabat
eksternal yang berwewnang, misalnya ke LLAJR untuk barang berupa kendarakan
bermotor.
 Jika usulan sudah lengkap pejabat UPB membuat usulan penghapusan ke satuan
organisasi yang lebih tinggi, misalnya Rektor mengusulkan ke Kementerian Riset
Teknologi dan Pendidikan Tinggi c.q. Biro Perlengkapan Direktorat.
 Jika semua persyaratan sudah memperoleh persetujuan dari kementerian, maka
menteri menerbitkan Surat Keputusan Penghapusan.
 Pelaksanaan penghapusan.
b Penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan barang mati/cacat, khususnya hewan
dan tanaman. Adapun langkahlangkah sebagai berikut:
 Melakukan pengecekan tentang keadaan hewan/tanaman yang diusulkan untuk
dihapuskan.
 Mengundang pemerintah setempat (Pamong Projo) untuk ikut menyaksikan teknis
pemusnahannya.
 Membuat berita acara pelaksanaan penghapusan.
c Penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan barang hilang, dicuri, dirampok, terbakar.
Tata cara penghapusan barangbarang yang hilang, dicuri dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
 Pimpinan unit membuat laporan dilengkapi berita acara pemeriksaan dengan
dilampiri pemeriksaan pendahuluan.
 Pimpinan unit melaporkan kejadian tersebut ke pimpinan unit utama (pimpinan
tertinggi) dalam organisasi kepala dinas/rektor, yang selanjutnya dilaporkan ke
satuan organisasi di atasnya menteri c.q. biro perlengkapan.
 Pimpinan unit wajib melaporkan ke kepolisian negara.
 Kepolisian negara membuat berita acara peristiwa.
 Selambat-lambatnya 3 bulan setelah berita acara pelaporan kepolisian negara telah
melakukan penyelidikan.
d Pelaksanaan penghapusan sarana dan prasarana berdasarkan hal- hal khusus dilakukan
dengan 4 cara, yaitu:
 Dihadiahkan atau dihibahkan. Penghapusan dengan cara ini sering dilakukan oleh
pemerintah dengan pertimbangan bahwa barang-barang tersebut secara teknis dan
ekonomis malih sangat layak digunakan.
 Barang rusak/hilang dihapuskan karena terjadinya bencana alam seperti; gempa
bumi, banjir, dan angin topan yang mengakibatkan semua barang rusak berat dan
kehilangan fungsinya.
 Barang rusak/hilang dihapuskan karena terjadinya huru-hara atau demonstrasi.

Prosedur Penghapusan Barang Inventaris


a. Merekomendasi kelayakan daftar usulan penghapusan
b. Merekomendasi jumlah barang yang akan dihapuskan.
c. Mengklarifikasi dan mencocokan daftar usulan dan fisik barang yang akan dihapus.
d. Setelah daftar dan fisik barang sesuai, mengusulkan penghapusan ke Kantor
Perbendaharaan dan Kas Negara (KPKN). Apabila biaya penghapusan kurang atau sama
dengan 2 milyar dilaporkan ke KPKN Daerah (KPKND) setempat. Akan tetapi bila biaya
penghapusan lebih dar 2 milyar usulan sampai ke KPKN Wilayah.
e. Jika KPKND atau KPKN Wilayah sudah menyetujui, Satuan Kerja mengusulkan ke
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
KPKNL menyetujui, maka penghapusan segera dapat dilaksanakan

Anda mungkin juga menyukai