Anda di halaman 1dari 6

FGD 3

Kamis, 9 November 2017


A. Latar Belakang
Pembangunan kepariwisataan Indonesia dilaksanakan berdasarkan UU No. 10 Tahun 2009 tentang
Kepariwisataan. Pembangunan kepariwisataan diwujudkan melalui pelaksanaan rencana pembangunan
kepariwisataan dengan memperhatikan keanekaragaman, keunikan, dan kekhasan budaya dan alam,
serta kebutuhan manusia untuk berwisata. Pembangunan kepariwisataan ini meliputi industri
pariwisata, destinasi pariwisata, pemasaran pariwisata dan kelembagaan pariwisata.
Penugasan UU Kepariwisataan kepada Kementerian Pariwisata, khususnya terkait fungsi perencanaan
dan perancangan adalah:
1) Mendorong penanaman modal dalam negeri dan penanaman modal asing di sektor
kepariwisataan,
2) Mengoordinasikan pembangunan kepariwisataan lintas sektor dan lintas provinsi,
3) Menyelenggarakan kerja sama internasional di sektor kepariwisataan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan,
4) Menetapkan dan mengembangkan kawasan pariwisata strategis nasional, dan kawasan
pariwisata khusus,
5) Menetapkan norma, standar, pedoman, prosedur, kriteria, dan sistem pengawasan dalam
penyelenggaraan kepariwisataan;

Selanjutnya pada Peraturan Pemerintah No.50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk Pembangunan
Kepariwisataan Nasional (RIPPARNAS) Tahun 2010-2025 disebutkan bahwa wilayah pengembangan
destinasi pariwisata nasional diarahkan pada 222 Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN)
di 50 Destinasi Pariwisata Nasional (DPN), dan 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).
KPPN menunjukkan kawasan pengembangan pariwisata di seluruh Indonesia yang diwujudkan dalam
bentuk DPN dan KSPN. DPN merupakan destinasi pariwisata berskala nasional, sedangkan KSPN
merupakan kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk
pengembangan pariwisata nasional yang mempunyai pengaruh penting dalam satu atau lebih aspek,
seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya, pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung
lingkungan hidup, serta pertahanan dan keamanan.

Antara KPPN, DPN dan KSPN dijelaskan pada rincian wilayah, sebagai berikut:
1) Sumatera, terdiri dari 55 KPPN di 11 DPN dan 20 KSPN;
2) Jawa,terdiri dari 48 KPPN di 11 DPN (termasuk DPN Krakatau-Ujung Kulon) dan 23 KSPN;
3) Bali dan Nusa Tenggara,terdiri dari 33 KPPN di 8 DPN dan 21 KSPN;
4) Kalimantan,terdiri dari 25 KPPN di 7 DPN dan 9 KSPN;
5) Sulawesi,terdiri dari 28 KPPN di 5 DPN dan 8 KSPN; dan
6) Maluku dan Papua, terdiri dari 33 KPPN di 8 DPN dan 7 KSPN.

KSPN menjadi fokus pengembangan pariwisata sesuai amanat pada PP Nomor 50 Tahun 2011 tentang
RIPPARNAS, untuk itu perlu dilakukan penyusunan rencana induk dan rencana detil (RIRD)
pengembangan KSPN. Pada tahun 2017 ini, Kementerian Pariwisata melalui Deputi Bidang
Pengembangan Destinasi dan Industri Pariwisata menyelenggarakan kegiatan penyusunan RIRD untuk
beberapa KSPN maupun KPPN, salah satunya adalah KSPN Kota Tua-Sunda Kelapa dan sekitarnya.
Selain memiliki nilai strategis, KSPN ini telah ditetapkan sebagai destinasi wisata utama di Jakarta pada
9 Desember 2014 berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata Nomor KM.02/PW.202/MP/2014 tentang
Penetapan Wilayah Kota Tua sebagai Daya Tarik Wisata Nasional.
Sebagai rangkaian dari kegiatan penyusunan RIRD KSPN Kota Tua-Sunda Kelapa dan sekitarnya,
dalam rangka menggali masukan dari berbagai stakeholders terkait pengembangan Kawasan Kota Tua-
Sunda Kelapa dan sekitarnya sebagai destinasi wisata utama, Kementerian Pariwisata, dalam hal ini
mengadakan serial Focus Group Discussion (FGD) sebanyak tiga kali, dengan rincian sebagai berikut:
1) FGD 1 : diselenggarakan untuk mendapat masukan dari stakeholders di lingkup setempat di
Kota Tua;
2) FGD 2 : diselenggarakan untuk mendapat masukan dari stakeholders di lingkup wilayah DKI
Jakarta; dan
3) FGD 3 : diselenggarakan untuk mendapat masukan dari stakeholders di lingkup wilayah
nasional, termasuk Kementerian/Lembaga.

FGD pertama telah diselenggarakan pada 9 Agustus 2017 dan menghadirkan berbagai OPD wilayah
Jakarta Barat dan Jakarta Utara, sedangkan FGD kedua diselenggarakan pada 7 November 2017 yang
menghadirkan berbagai stakeholders di lingkup wilayah DKI Jakarta. Dalam kesempatan FGD pertama
telah dibahas berbagai isu strategis dalam pengembangan destinasi wisata Kota Tua serta diusulkan
delineasi wilayah KSPN Kota Tua-Sunda Kelapa dan sekitarnya. Tindak lanjutnya adalah gagasan
berupa konsep-konsep pengembangan destinasi yang pada FGD kedua diserasikan dengan
kebijakan kepariwisataan di DKI Jakarta, serta didiskusikan dengan berbagai sektor terkait.
Mengingat bahwa Kota Tua Jakarta sejak 2015 telah masuk dalam daftar sementara untuk menjadi
warisan dunia yang ditetapkan oleh UNESCO, tidak dapat dipungkiri bahwa penanganan Kawasan Kota
Tua membutuhkan keterlibatan berbagai kementerian dan lembaga. Berdasar pada kerangka
penanganan kawasan yang lintas kementerian dan lembaga tersebut, Kementerian Pariwisata akan
menyelenggarakan FGD yang ketiga, dengan fokus untuk mendapatkan masukan dari berbagai
kementerian dan lembaga yang terkait dengan pengelolaan Kawasan Kota Tua.
B. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan Tujuan dari FGD ketiga ini adalah
a) Maksud
Maksud kegiatan adalah
Mensinergikan konsep, kebijakan serta rencana pengembangan destinasi wisata Kota Tua-
Sunda Kelapa dan sekitarnya dengan program-program di kementerian dan lembaga.
b) Tujuan
Sasaran kegiatan adalah
 Melakukan klarifikasi terkait dengan kondisi aktuil Kota Tua-Sunda Kelapa dan
sekitarnya dalam proses nominasi sebagai warisan dunia UNESCO;
 Mengidentifikasi program-program nasional yang dapat disinergikan dengan
pengembangan produk wisata di Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa;
 Mengidentifikasi program-program nasional yang dapat disinergikan dengan
pengembangan jalur pergerakan di Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa;
 Mengidentifikasi program-program nasional yang dapat disinergikan dengan
pengembangan ekosistem wisata di Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa;

C. METODE FGD
FGD akan dilaksanakan dengan formasi U Shape. Peserta diskusi adalah peserta aktif, terdiri dari
kementerian dan lembaga yang dapat memberi masukan tentang konsep, kebijakan serta program
pengembangan Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa dan sekitarnya sebagai destinasi pariwisata nasional
maupun terkait sektor lainnya.
Diskusi akan diawali dari Kementerian Pariwisata dengan paparan mengenai kebijakan destinasi
pariwisata nasional, serta gambaran konsep yang telah dikembangkan untuk Kawasan Kota Tua-Sunda
Kelapa dan sekitarnya. Kementerian dan lembaga yang secara langsung berkait dengan pengembangan
kawasan diharapkan untuk menyiapkan paparan singkat sebagai pemicu diskusi.
Paparan dilanjutkan dengan diskusi bersama dengan peserta, dipandu oleh moderator yang berperan
sebagai pengarah substansi, dimana peserta dapat memberikan pendapat, masukan atau gagasan
lainnya. Hasil diskusi akan dirangkum dalam suatu rumusan yang sistematis sebagai masukan terhadap
dokumen RIRD yang tengah disusun.

D. KELUARAN
Keluaran kegiatan yang diharapkan adalah
 Teridentifikasinya kondisi aktuil Kota Tua-Sunda Kelapa dan sekitarnya dalam proses
nominasi sebagai warisan dunia UNESCO;
 Tersinerginya program-program nasional yang dapat disinergikan dengan
pengembangan produk wisata di Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa;
 Tersinerginya program-program nasional yang dapat disinergikan dengan
pengembangan jalur pergerakan di Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa;
 Tersinerginya program-program nasional yang dapat disinergikan dengan
pengembangan ekosistem wisata di Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa;

E. WAKTU DAN TEMPAT


Waktu pelaksanaan FGD pada:
Hari / Tanggal : Kamis, 9 November 2017
Pukul : 08.30 WIB -16.00 WIB
Tempat : GP Mega Kuningan Hotel
Jl. Mega Kuningan Timur II No. 1,
Kawasan Mega Kuningan Jakarta

F. SUSUNAN JADWAL ACARA


Rangkaian pelaksanaan FGD sebagai berikut:

WAKTU KEGIATAN PELAKSANA


08.30 – 09.00 Registrasi Peserta Panitia
09.00 – 09.30 Pembukaan Kegiatan Deputi Bidang Pengembangan
Destinasi dan Industri Pariwisata
09.30 – 10.30 Paparan
Konsep Pengembangan Kawasan Kota Tim Penyusun RIRD KSPN Kota
Tua-Sunda Kelapa sebagai Destinasi Tua-Sunda Kelapa dsk.
Pariwisata Sejarah dan Budaya
Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa sebagai Kementerian Pendidikan dan
Warisan Dunia Kebudayaan
10.30 - 12.00 Diskusi Moderator:
Tim Penyusun RIRD KSPN Kota
Tua-Sunda Kelapa dsk.
12.00 – 13.30 ISHOMA
13.30 - 15.30 Diskusi Moderator:
Tim Penyusun RIRD KSPN Kota
Tua-Sunda Kelapa dsk.
15.30 – 16.00 Kesimpulan dan Penutup Deputi Bidang Pengembangan
Destinasi dan Industri Pariwisata

G. TEMA NARASUMBER
Tema yang diharapkan disampaikan oleh narasumber dalam pelaksanaan FGD sebagai berikut:

Narasumber Tema / Sub-Tema


Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kawasan Kota Tua-Sunda Kelapa sebagai
warisan dunia

H. PESERTA KEGIATAN
Peserta terdiri dari:
1) Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
2) Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata I Kementerian Badan Usaha
Milik Negara
3) Ditjen Cipta Karya Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat
4) Ditjen Tata Ruang Kementerian Agraria dan Tata Ruang
5) Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek Kementerian Perhubungan
6) Deputi Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif
7) Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Prov DKI Jakarta
8) Dinas Cipta Karya, Tata Ruang dan Pertanahan Prov DKI Jakarta
9) Dinas Perhubungan Prov DKI Jakarta
10) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah serta Perdagangan Prov DKI Jakarta
11) UPK Kota Tua
12) UP Museum Kesejarahan
13) UP Museum Seni
14) UP Museum Kebaharian
15) Jakarta Old Town Revitalization Corporation
16) UNESCO Jakarta
17) Badan Pelestarian Pusaka Indonesia
18) Pusat Dokumentasi Arsitektur
19) Badan Informasi Geospasial
20) Tim Percepatan 10 Destinasi Pariwisata Prioritas
21) Tim Percepatan Pariwisata Kota Tua
22) LWG (Local Working Group)DMO Kota Tua

Anda mungkin juga menyukai