Anda di halaman 1dari 5

BAB V : SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BEEDASARKAN PESANAN DAN PROSES

A. Laporan biaya produksi

Laporan biaya produksi setiap departemen memiliki format yang beragam dengan informasi
yang menujukkan :

1. Skedul kuantitas memuat informasi produk dalam proses awal, produk masuk proses
pada periode bersangkutan, produk yang selesai yang di transfer kedepartemen
berikutnya atau gudang, produk dalam proses akhir, produk hilang, produk rusak dan
produk cacat.
2. Biaya dibebankan biaya yang dibebankan dari departemen sebelumnya, total biaya
dibebankan periode bersangkutan, unit ekuivalen dan biaya perunit masing2 elemen.
3. Pertanggungjawabab biaya biaya yang ditransfer ke departemen berikutya/gudang,
produk yang hilang akhir proses, biaya produk rusak, biaya produk cacat. Biaya yang
telah diserap produk dalam proses.

A. PENAMBAH BAHAN PADA DEPARTEMEN LANJUTAN


1. Kenaikan unit yang dihasilkan
2. Kenaikan biaya perunit tetapi unit yang dihasilkan tidak mengalami perubahan
3. Kenaikan biaya perunit dan unit yang dihasilkan

B. PRODUK HILANG

Kadangkala produk yang hialng disebabkan karena mudah menguap, menyusut atau disebabkan
proses pengolahan.

Hilang awal proses asumsinya

1. Belum menyerap biaya pada departemen bersangkutan, oleh karena itu tidak dibebeni
biaya produk
2. Kerena hilangnya awal proses, tidak diperhitungkan dalam unit ekuivalen produksi

Apabila terjadi produk hilang awal proses pada departemen lanjutan maka akan terjadi
penyesuaian harga pokok perunit terhadap harga poko yang diterima dari departemen
sebelumnya.

C. PRODUK CACAT

Produk cacat adalah produk yang dihasilakn dalam proses produksi, dimana produk yang
dihasilkan tersebut tidak sesuai dengan standar mutu yang diterapkan, tetapi secara ekonomis
produk tersebut dapat diperbaiki dengan mengeluarkan biaya tertentu, dalam hal ini perlu
diperhatikan biya yang dikeluarkan harus lebih rendah dari nilai jual setelah produk tersebut
diperbaiki.

Faktor penyebab produk cacat :

1. Bersifat normal setiap proses produksi tidak bisa dihindari terjadinya produk cacat, maka
biaya untuk memperbaiki produk cacat tersebut dibebankan kesetiap departemen dimana
tejadinya produk cacat dengan cara menggabungkan setiap elemen biaya yang
dibebankan pada setiap departemen
2. Akibat kesalahan diakibatkan kesalahan dalam proses produksi seperti kurangnya
perencanaan, kurangnya pengawasan dan pengendalian, kelalaian pekerja dan
sebagainya. Maka biaya untuk memperbaiki produk cacat seperti ini tidak
bolehdibebankan kesetiap elemen biaya tetapi dianggap sebagai kerugian perysahaan
yang harus dimasukkan kedalam rekening rugi produk cacat.

Perhitungan unit ekuivalen produksi

Rumus : produk selesai + (PDP akhir x tingkat penyelesaian) + produk cacat

D. PRODUK RUSAK

Adalah produk yang dihasilkan dalam proses produksi, dimana produk yang dihasilkan tidak
sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan, tetapi secar ekonomis produk tersebut dapat
diperbaiki denag mengeluarkan biaya tertentu namum lebih besar dari niali jual seteklah produk
tersebut diperbaiki.

Penyebab :

1. Bersifat normal : setiap proses produksi tidak bisa dihindari terjadinya produk rusak,
maka perusahaan telah memperhitungkan sebelumnya bahwa adanya produk rusak
2. Akibat kesalahan : produk rusak diakibatkan kesalahan dalam proses produksi seperti
kurangnya perencanaan, pengawasan dan pengendalian, kelalaian kerja dll.

Perhitungan unit ekuivalen produksi

Rumus : produk selesai + (PDP akhir x tingkat penyelesaian) + produk cacat

Perlakuan harga pokok produksi rusak

1. Bersifat normal laku dijual maka hasil penjualaan produk rusak diperlakukan sebagai :
a. Penghasilan lain2
b. Pengurang biaya overhead pabrik
c. Pengurang setiap elemen biaya produksi
d. Pengurang harag pokok produk selesai
2. Bersifat normal tidak laku dijual maka harga pokok produk rusak akan dibebankana ke
produk selesai yang mengakibatkan harga pokok produk selesai prunit manjadi lebih
besar
3. Karena kesalahan laku dijual maka penjualan produk rusak diperlakuakn sebagai
pengurang rugi produk rusak
4. Karena kesalahan tidak laku dijual harga pokok rusak diprlakukan sebagai kerugian
dengan perkiraan tersendiri yaitu rugi produk rusak

E. ALIRAN BIAYA RATA2 TERIMBANG

Denagna merata-ratkan biaya penyelesaian persediaan awal produk dalam proses periode
sebelumnya dengan biaya periode berjalan untuk mendapatkan biaya perunit.

1. Setiap elemen biaya produksi yang terdapat pada persediaan awal digabung dengan setiap
elemen biaya yang dikeluarkan pada periode bersangkutan
2. Ekuivalen produksi tidak memisahkan unit produk maka persediaan awal dengan unit
produk yang masuk proses pada periode bersangkutan
Rumus : produk selesai + (PDP akhir x tingkat penyelesaian)

3. Tidaka da pembedaan produk selesai ditransfer ke departemen berikutnya atau gudang

F. ALIRAN BIAYA FIFO

Dengan memisahkan biaya perunit yang terdapat pada persediaan awal dari biaya per unit
produk yang dimasukkan dan diselesaikan pada periode tertentu. Biaya produk yang ditransfer
terdiri dari biay produk dalam proses awal dari periode sebelumnya, dan diaya produk dari
poduk yang dimulai dan diselesaikan selama periode berjalan

1. Setiap elemen biaya produksi yang terdapat pada persediaan awal tidak digabung dengan
setiap elemen biaya yang dikeluarkan pada periode bersangkutan
2. Tahapan proses produksi menyelesaikan terlebih dahuly dalam proses awal, kemudian
baru menyelesaikan produk masuk proses periode bersangkutan
3. Ekuivalen produksi memisahkan unit produk pada persediaan awal denagn unit produk
yang masuk proses pada periode bersangkutan

Rumus : produk selesai + (PDP akhir x tingkat penyelesaian) – (PDP awal x tingkat
penyelesaian)

4. Adanya pembedaan produk selesai yang ditransfer ke departemen berikutnay/gudang


yaitu produk selesai dari produk dalam proses awal dan produk selesai dari produk yang
masuk proses periode bersangkuatan.
BAB VI : BIAY MUTU DAN AKUNTANSI UNTUK KEHILANGAN DALAM PROSES
PRODUKSI

A. BIAYA MUTU

Biaya mutu tidak hanya terdiri atasbiaya untuk mencapai mutu tetapi juga biaya yang terjadi
karena kurang mutu. Untuk memahami dan meminimalkan biay mutu, jenis biaya harus
diidentifikasi dan dibedakan.

a. Jenis biaya mutu


1. Biaya pencegahan : biaya untuk mencegah agar tidak terjadi kegagalan produk.
2. Biay penilaian/aprasial : biaya yang digunakan untuk mendeteksi agar tidak terjadi
kegagalan produk
3. Biaya kegagalan : biaya yang dikeluarkan padaa saat produk gagal.

b. Manajemen mutu total

Adalah pendekatan tingkat perusahaan atas perbaikan mutu yang mencari cara untuk
memperbaiki mutu di semua proses dan aktifitas. Setiap perusahaan mengunakan startegi yang
berbeda antara satu dengan perusahaan lain dalam produk dan proses produksi, pedekatan TMQ
nya berbeda jauh. Namun karakteristik bersifat umum untuk semuanya.

1. Tujuan perusahaan atas semua aktifitas bisnisnya untuk melayani pelanggan


2. Manajemen puncak memimpin secara aktif dalam perbaikan mutu
3. Semua karyawan terlibat secara aktif dalam perbaikan mutu
4. Perusahaan memiliki sistem untuk mengidentifikasikan masalah mutu, mengembangkan
solusi, dan menetpkan tujuan perbaikan mutu
5. Perusahaan menghargai karyawannya dan memberikan pelatiahan terus-menerus serta
pengakuan atas pencapaian

c. Peningkatan mutu secara berkelanjutan

Untuk mengurangi biaya mutu total adalah melalui cara untuk mengurangi kondisi kurangnya
mutu. Secara pengalaman perusahaan menyesuaikan masalah mutu dengan strategi produk besar
dan inspeksi. Idenya adalah untuk menghasilkan produk dalam jumlah besar sehingga berapapun
jumlah unit yang ditolak di proses akhir, perusahaan memiliki cukup umit yang baik guna
memenuhi permintaan. Dalam berproduksi besar maka biaya produksinya juga rendah sehingga
harga jual juga relatif murah atau kompetetif. Pendekatan yang terbaik untuk perbaikan mutu
adalah melalui pensegahan yaitu mencari penyebab dari pemborosan dan identifikasi, kemudian
mengembangkan rencana sistematis untuk menghilangkan penyebab tersebut.

d. Mengukur dan melaporkan biaya

Kebanyakan perusahaan lebih mampu mengukur dari biaya kegagalan bebagai macam produk
dan dilaporkan setiap periode aka tetapi volume bahan baku sisa, barang cact, pengerjaan
kembali, perbaikan dan penggantian selama masa garansi dan penangannan keluhan pelanggan
dapat dimonitor, dihitung biayanya dan dilaporkan kemanajemen per triwulan,bulan, minggu
atau hari. Biaya kegagalan dapat ditelusuri dan dilaporkan untuk pusat biaya. Akan tetapi
manajemen puncak sebaiknya tidak berusaha untuk menggunakan informasi biaya rinci tersebut
guna membebankan tanggung jawab atas kegagalan tersebut. Biaya kegagalan dapat disebabkan
karena bagian mutu rendah dari pemasok, mesin yang usang, desain produk buruk atau faktor
lainnya. Meskipun demikian laporan terinci memberikan cara untuk mengidentifikasi masalah
mutu yang harus diperhatikan oleh tim mutu yang terdiri atas karyawan dari area yang
terpengaruh. Jika biaya yang terlibat cukup signifikan manajemen puncak sebaiknya
berpartisipasi secara aktif dalam tim tersebut.

B. AKUNTASI UNTUK KERUGIAN DALAM PROSES PRODUKSI DALAM


SISTEM PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN

Salah satu untuk menarik perhatian pada kebutuhan untuk mengurangi jenis kegagalan mutu
yaitu dengan cara menentukan biayanya dan kemudian melaporkan kepada manajemen puncak.
Biaya yang besar menandakan kesempatan untuk memper baiki mutu secara substansial, yang
harus diartiakn oleh manjemen sebagi kesempatan untuk meningkatkan laba perusahaan.

AKUNTANSI UNTUK BAHAN BAKU SISA

1. Serbuk atau sisa2 yang tertinggal setelah bahan baku diproses atau kepingan, potongan
2. Bahan baku cacat yang tidak dapat digunakan maupun diretur dari pemasok
3. Bagian yang rusak akibat kecerobohan karyawan atau kegagalan mesin jiak bahan baku
sisa memiliki niali, bahan baku sisa tersebut sebaiknya dikumpulkan dan disimpan untuk
menentukan biayanya.

e. Akuntansi untuk biaya barang cacat

Barang cacat yang disebabkan oleh pelanggan

Barang cacat tersebut karena tindakan tertentu yang dilakuakn oleh pelanggan maka hal tersebut
tidak boleh dianggap sebagai biaya mutu. Jika pelanggan yang melakukan barang cacat maka
sebaiknya pelanggan yang membayar jenis barang cacat seperti ini. Biaya yang tidak dapat
tertutup dari penjualan barang cacat maka dibebankan ke pesanan tersebut. Dengan demikian
nilai sisa dari barang cacat sebaiknya dikeluarkan dari biaya pesanan, tetapi sisa biaya yang tidak
tetutup oleh nilai sisa tersebut tetap tinggal sebagai biaya pesanan tersebut.

Barang cacat yang disebabkan oleh kegagalan internal

Terjadi karena kecerobohan karyawan atau mesinnya, biaya yang tidak tertutupi karena barang
cacat maka dibebankan ke pengendali overhead pabrik dan dilaporkan secara periodik kepada
manajemen. Jika biaya cukup beskan terpisah sebagia maka dilaporkan secara terpisah sebagai
kerugian dilaporan laba rugi. Biaya produksi yng dikeluarkan barang cacat sebaiknya ditentukan
dan dikeluarkan dari kartu biaya pesanan dan akun barang dalam proses dibuku besar. Jika
memiliki sisa maka barang tersebut harus disimpan sebagai persediaan sebesar nilai sisanya dan
selisih yang tidak tertutup sebaiknya dibebankan ke pengendali overhead pabrik. Buku pembantu
overhead pabrik untuk biaya yg tidak tertutup dari penjualan barang caact sebaiknya disimpan
untuk laporan periodik bagi manajemen.

f. Akuntansi untuk biaya pengerjaan kembali

Dalam pengerjaan kembali barang yang cacat yaitu proses membetulkan barang cacat. barang
cacat pengerjaan kembali dapat disebabkan oleh tindakan pelanggan atau kegagalan internal.

Anda mungkin juga menyukai