Konsumsi sayur selada yang tidak higiene yaitu tanpa dicuci terlebih
dahulu akan menyebabkan kontaminasi parasit. Oleh sebab itu kesadaran tentang
pentingnya higiene pada sayur selada sebaiknya dimiliki baik oleh pengusaha
maupun pembeli. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan di antara
higiene sayuran yang dijual di pasar tradisional dengan pasar modern.
Penelitian ini dilakukan dengan cara cross sectional yang bersifat analitik.
Sampel sayur selada diperoleh dari 20 pasar tradisional dan 20 pasar modern yang
kemudian diperiksa di laboratorium dengan menggunakan metode sentrifugasi dan
pewarnaan lugol. Data diolah dengan program SPSS versi 17,0.
Dari penelitian ini diketahui bahwa secara keseluruhan, sayur selada dari
pasar tradisional dan pasar modern menunjukkan hasil positif kontaminasi parasit
yaitu masing-masing 34 sampel positif (85.0%) dan 18 sampel positif (90.0%).
Dan dari segi perlakuan yaitu dengan mencuci sayur selada sebelum ia dijual
menunjukkan hasil yang sama dengan kontaminasi parasit.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan pada sayur selada yang dijual di pasar tradisional dengan pasar modern.
Hanya dengan mengamalkan perlakuan mencuci sayur selada sebelum ia dijual
dapat mengatasi kontaminasi parasit.
Kata kunci: perbedaan, kontaminasi parasit, pasar tradisional, pasar modern
ABSTRACT
Consuming not hygienic lettuce which is not cleaned previously will cause
parasite contamination. Therefore awareness of the importance of hygiene in
lettuce should be owned by the seller or buyer. This research was conducted to
know the higiene difference between lettuce sold in traditional markets with the
modern markets.
This research is performed in an analytical cross sectional manner.
Samples of lettuce were obtained from 20 traditional markets and 20 modern
markets are then examined in the laboratory using centrifugation method and lugol
staining. Data were analysed using the SPSS version 17,0 programme.
From the research done, it is known that lettuce from the traditional market
and modern market showed a positive result of parasite contamination of each 34
positive samples (85.0%) and 18 positive samples (90.0%). And in terms of
processing like washing the lettuce prior to selling showed similar result with the
parasit contamination condition.
Based on the results of this study, it can be concluded that there is no
difference between the lettuce sold in traditional markets and modern markets.
Only with the proper processing like washing the lettuce prior to selling will
overcome the parasite contamination.
Keywords: Difference, parasite contamination, traditional markets, modern
markets
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan segala rahmat dan karunia-Nya sehingga menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “ Perbedaan Higiene Sayuran yang Dijual di Pasar
Tradisional dengan Pasar Modern ” berhasil diselesaikan.
Di dalam penulisan Hasil Karya Tulis Ilmiah ini ternyata penulis mendapat
banyak bantuan baik dari segi moril, materiil dan spiritual dari berbagai pihak.
Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada :
1.
2.
3.
4.
5.
Teman-teman penulis yang ikut memberi ide dan saling memberi motivasi
sehingga dapat selesaikan tepat pada waktunya.
Penulis berharap semoga karya tulis ilmiah ini bermanfaat bagi semua
PENDAHULUAN…………………………………………..............1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………...1
1.2. Rumusan Masalah………………………………………………..3
1.3. Tujuan Penelitian………………………………………………...3
1.4. Manfaat Penelitian.…..…………………………………………..3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA……………………………………………4
2.1. Higiene…………………………………………………………..4
2.2. Sayuran Mentah(lalapan)………………………………………...5
2.3. Penyakit
Cacingan……………………………………………….5
2.4. Pasar…………………………………………………...………...9
BAB 3
BAB 4
METODE PENELITIAN…………………………………………...17
4.1. Rancangan Penelitian..……………………………………………17
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian……………………………………..17
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian……………………………..........17
4.4. Metode Pengumpulan Data…………………………………........18
4.5. Pengolahan dan Analisa Data……………………………………18
BAB 5
BAB 6
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………..25
LAMPIRAN…….………………………………………………………………28
DAFTAR TABEL
Nomor
Tabel 5.1
Tabel 5.2
Tabel 5.3
Judul
Halaman
19
20
21
22
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Gambar 1
Judul
Kerangka konsep penelitian
Halaman
14
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
1
2
3
4
Judul
Daftar riwayat hidup
Ethical clearance
Uji Chi Square
Data dengan tabulasi SPSS
ABSTRAK
Konsumsi sayur selada yang tidak higiene yaitu tanpa dicuci terlebih
dahulu akan menyebabkan kontaminasi parasit. Oleh sebab itu kesadaran tentang
pentingnya higiene pada sayur selada sebaiknya dimiliki baik oleh pengusaha
maupun pembeli. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan di antara
higiene sayuran yang dijual di pasar tradisional dengan pasar modern.
Penelitian ini dilakukan dengan cara cross sectional yang bersifat analitik.
Sampel sayur selada diperoleh dari 20 pasar tradisional dan 20 pasar modern yang
kemudian diperiksa di laboratorium dengan menggunakan metode sentrifugasi dan
pewarnaan lugol. Data diolah dengan program SPSS versi 17,0.
Dari penelitian ini diketahui bahwa secara keseluruhan, sayur selada dari
pasar tradisional dan pasar modern menunjukkan hasil positif kontaminasi parasit
yaitu masing-masing 34 sampel positif (85.0%) dan 18 sampel positif (90.0%).
Dan dari segi perlakuan yaitu dengan mencuci sayur selada sebelum ia dijual
menunjukkan hasil yang sama dengan kontaminasi parasit.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan pada sayur selada yang dijual di pasar tradisional dengan pasar modern.
Hanya dengan mengamalkan perlakuan mencuci sayur selada sebelum ia dijual
dapat mengatasi kontaminasi parasit.
Kata kunci: perbedaan, kontaminasi parasit, pasar tradisional, pasar modern
ABSTRACT
Consuming not hygienic lettuce which is not cleaned previously will cause
parasite contamination. Therefore awareness of the importance of hygiene in
lettuce should be owned by the seller or buyer. This research was conducted to
know the higiene difference between lettuce sold in traditional markets with the
modern markets.
This research is performed in an analytical cross sectional manner.
Samples of lettuce were obtained from 20 traditional markets and 20 modern
markets are then examined in the laboratory using centrifugation method and lugol
staining. Data were analysed using the SPSS version 17,0 programme.
From the research done, it is known that lettuce from the traditional market
and modern market showed a positive result of parasite contamination of each 34
positive samples (85.0%) and 18 positive samples (90.0%). And in terms of
processing like washing the lettuce prior to selling showed similar result with the
parasit contamination condition.
Based on the results of this study, it can be concluded that there is no
difference between the lettuce sold in traditional markets and modern markets.
Only with the proper processing like washing the lettuce prior to selling will
overcome the parasite contamination.
Keywords: Difference, parasite contamination, traditional markets, modern
markets
BAB 1
PENDAHULUAN
Makanan instan atau makanan siap saji (junk food) yang kurang akan
kandungan serat, memicu meningkatkan berbagai penyakit degeneratif. Maka
masyarakat memilih lalapan (sayuran mentah) sebagai pola makan alternatif
untuk menyeimbangkan konsumsi makanan sehari-hari. Kebiasaan makan
sayuran mentah ini, sudah mentradisi di suku-suku tertentu di Indonesia sehingga
kelihatannya sulit diubah.
antara higiene sayuran yang dijual di pasar tradisional dengan pasar modern.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Higiene
Menurut Brownell (1986) dalam Jie (2009), higine adalah cara orang
memelihara dan melindungi kesehatan. Menurut Gosh (1986) dalam Jie (2009),
higiene adalah suatu ilmu kesehatan yang mencakup seluruh faktor yang
membantu/mendorong adanya kehidupan yang sehat baik perorangan maupun
melalui masyarakat. Menurut Prescott (1986) dalam Jie (2009), higiene
menyangkut dua aspek yaitu yang menyangkut individu (personal hygiene) dan
yang menyangkut lingkungan (environment). Secara umumnya, higiene adalah
seluruh kondisi atau tindakan untuk meningkatkan kesehatan. Higiene adalah
ilmu yang berkaitan dengan pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan.
Pengertian higiene saat ini terkait teknologi mengacu kepada kebersihan. Higiene
juga mencakup usaha perawatan kesehatan diri (higiene personal), yang
mencakup juga perlindungan kesehatan akibat pekerjaan (Akhirany, 2004).
Higiene sayuran adalah semua kondisi dan tindakan untuk menjamin keamanan
dan kelayakan sayuran pada semua tahap dalam rantai makanan (Deptan, 2009;
CAC, 2003). Sanitasi adalah usaha pencegahan penyakit dengan cara
menghilangkan atau mengatur faktor-faktor lingkungan yang berkaitan dengan
rantai perpindahan penyakit tersebut. Terkait makanan, sanitasi didefinisikan
sebagai penerapan atau pemeliharaan kondisi yang mampu mencegah terjadinya
pencemaran (kontaminasi) makanan atau terjadinya penyakit yang disebabkan
oleh makanan (foodborne illness atau foodborne disease) (Prabu, 2008).
Keamanan pangan (food safety) adalah
jaminan agar
makanan tidak
sebagai media tempat tumbuh sayuran, petani sering menggunakan pupuk kotoran
manusia.
ketinggiannya dekat dengan tanah. Pencemaran sayuran oleh telur cacing telah
dilaporkan beberapa kali di Jakarta baik pada sayuran yang dijual di pasar
maupun sayuran di kebun (Astawan, 2010).
3 Penyakit cacingan
Cacingan merupakan parasit manusia dan hewan yang sifatnya merugikan,
manusia merupakan hospes beberapa nematoda usus. Sebagian besar daripada
nematoda ini menyebabkan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Diantara
nematoda usus tedapat sejumlah spesies yang ditularkan melalui tanah dan
disebut Soil Transmitted Helminths yang terpenting adalah Ascaris lumbricoides,
Proses tersebut
memerlukan waktu kurang lebih 2 bulan sejak tertelan sampai menjadi cacing
dewasa (Gandahusada, 2000; Muslim, 2005).
Gangguan yang dapat disebabkan oleh larva yang masuk ke paru-paru
adalah perdarahan pada dinding alveolus yang disebut Sindroma loeffler.
Gangguan yang disebabkan oleh cacing dewasa biasanya ringan. Kadang-kadang
penderita mengalami gangguan usus ringan seperti mual, nafsu makan berkurang,
diare dan konstipasi. Pada infeksi berat, terutama pada anak-anak dapat terjadi
gangguan penyerapan makanan (Malabsorbtion).
lumbricoides perutnya nampak buncit (karena jumlah cacing dan perut kembung),
biasanya matanya pucat dan kotor seperti sakit mata (rembes), dan seperti batuk
pilek. Perut sering sakit, diare, dan nafsu makan kurang. Telur cacing gelang
keluar bersama tinja pada tempat yang lembab dan tidak terkena sinar matahari,
telur tersebut tumbuh menjadi infektif. Infeksi cacing gelang terjadi bila telur
yang infektif masuk melalui mulut bersama makanan atau minuman dan dapat
pula melalui tangan yang kotor (Gandahusada, 2000; Muslim, 2005).
Mencuci tangan
sebelum makan, mencuci dengan baik sayuran yang dimakan mentah adalah
penting apalagi di negera-negera yang
2.4 Pasar
Pasar dalam arti sempit adalah tempat permintaan dan penawaran
bertemu, dalam hal ini lebih condong ke arah pasar tradisional. Sedangkan dalam
arti luas adalah proses transaksi antara permintaan dan penawaran, dalam hal ini
lebih condong ke arah pasar modern. Permintaan dan penawaran dapat berupa
barang atau jasa. Sedangkan secara umum pasar merupakan tempat pertemuan
antara penjual dan pembeli. Pasar tradisional, pasar modern, bursa kerja, bursa
efek adalah contoh pasar (Lilananda, 2009; Arobaya, 2010).
Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli
serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan
biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau
gerai, los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola
pasar. Kebanyakan menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan-bahan makanan
berupa ikan, buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, pakaian barang elektronik,
jasa dan lain-lain. Selain itu, ada pula yang menjual kue-kue dan barang-barang
lainnya. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya
terletak dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai
pasar. Beberapa pasar tradisional yang "legendaris" antara lain adalah pasar
Beringharjo di Jogja, pasar Klewer di Solo, pasar Johar di Semarang (Arifin,
2007; Setiawan et al, 2008).
Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar
jenis ini penjual dan pembeli tidak bertransakasi secara langsung melainkan
pembeli melihat label harga yang tercantum dalam barang (barcode), berada
dalam bangunan dan pelayanannya dilakukan secara mandiri (swalayan) atau
dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual, selain bahan makanan
makanan seperti, buah, sayuran, daging; sebagian besar barang lainnya yang
dijual adalah barang yang dapat bertahan lama.
Contoh dari pasar modern
d) Carrefour
e) Supermarket
Berdasarkan data dari Pemerintah Kota Medan (2010) dicatatkan 15 mall/
plaza/ hypermarket, 14 supermarket, 29 pasar swalayan, dan 55 pasar tradisional.
Terdapat pengelompokan dan jenis barang di pasar menurut kebersihan,
yaitu (Lilananda, 2009):
a) Kelompok bersih (kelompok jasa, kelompok warung, toko).
b) Kelompok kotor, tidak bau (kelompok hasil bumi, buah-buahan).
c) Kelompok kotor dan berbau (kelompok sayur dan bumbu).
d) Kelompok kotor, bau, basah (kelompok kelapa).
e) Kelompok bau, basah, kotor, dan busuk (kelompok ikan basah dan daging).
Biasanya kelompok bersih diletakan di depan dan kelompok kotor, bau,
basah, dan busuk di belakang.
tercampur baur dan juga agar pembeli tidak kebingungan mencari barang. Salah
satu hal yang paling mendasar yang membedakan antara pasar tradisional dan
modern adalah transaksi yang dilakukan dimana pelakunya antara orang per
orang. Dan barang yang biasa diperjualbelikan adalah barang kebutuhan pokok
(Lilananda, 2009).
Citra atau image pasar tradisional pada saat ini identik sebagai area
perbelanjaan yang kumuh dan kotor dengan sebuah kelebihan yang cukup penting
yaitu harga yang sangat murah.
tradisional
menjadi
tempat
bagi
seluruh
masyarakat
dalam
yang
jauh
lebih
nyaman
dan
higienis
sehingga
menarik