PENDAHULUAN
1
f. Bagaimana perbedaan perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran?
1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang konsep pendapatan nasional.
b. Untuk mengetahui model perhitungan pendapatan nasional.
c. Untuk mengetahui kaitan pendapatan nasional dengan harga biaya dan faktor
ke harga pasar.
d. Untuk mengetahui beberapa pengertian penting lainnya mengenai
pendapatan nasional.
e. Untuk mengetahui sepertia apa perkiraan produk nasional Indonesia.
f. Untuk mengetahui perbedaan perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan pengeluaran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi
nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar
negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang
beroperasi di wilayah negara tersebut.
3. Produk Nasional Netto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi
depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut
replacement). Replacement penggantian barang modal atau penyusutan
bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya
bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
4. Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Pendapatan Nasional Netto (Net National Income) adalah pendapatan
yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat
sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari
NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak
langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain
seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dan lain-lain.
5. Pendapatan Perorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan
yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan
yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan
perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Transfer Paymentadalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari
sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana
4
pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang,
bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah
pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba
perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah),
laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam
perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap
tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan
kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
6. Pendapatan Disposibel (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan
jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi. Disposable Income ini diperoleh dari Personal
Income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak
lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya
pajak pendapatan.
Terdapat tiga pendekatan untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional,
yaitu:
1. Pendekatan produksi atau pendekatan nilai tambah (Value Added
Approach);
2. Pendekatan pendapatan atau Income Approach atau Earning Approach;
3. Pendekatan pengeluaran atau Expenditure Approach.
5
3. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan
yang berjangka.
Selain itu juga terdapat beberapa manfaat dalam mempelajari pendapatan
nasional, yaitu:
1. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara;
2. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu
antar daerah atau antar provinsi;
3. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara;
4. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.
6
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut, termasuk nilai
bahan baku yang digunakan.
Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Produksi
Hasil Nilai akhir Nilai Tambah
Produsen I Kapas 225 225
Produsen II Benang 460 235
Produsen III Kain 840 380
Produsen IV Pakaian jadi 1.300 460
Jumlah Nilai Tambah 1.300
Sumber: Angka Hipotesis
7
Metode ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua pendapatan yang
diperoleh semua pelaku ekonomi (faktor produksi) dan aktivitas ekonominya dalam
suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu. Pendapatan yang diterima oleh
pelaku ekonomi antara lain:
1. Sewa;
2. Upah;
3. Bunga;
4. Keuntungan (kewirausahaan).
Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Pendapatan
Penghasilan dari Nilai
Kompensasi kepada pegawai 2.600
Bunga 1.000
Sewa 230
Laba perusahaan 210
Pendapatan dari kekayaan 66 Rp4.106
Sumber: Angka Hipotesis
8
Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran.
Jenis Pengeluaran Nilai
Pengeluaran konsumsi 3500
Investasi 1250
Pengeluaran pemerintah 1000
Ekspor netto (X-M) 50
Pendapatan Nasional 5800
Sumber: Angka Hipotesis
9
2.2.5. Perhitungan Pendapatan Nasional Tiga Sektor
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan tiga sektor yaitu
perhitungan pendapatan keseimbangan tiga sektor terdiri dari variabel konsumsi (C)
investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr)
Y=C+I+G
è (C = a + byd)
Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G
Y = a + by – bTx + bTr + I + G
Y – by = a – bTx + bTr + I + G
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G
Y = a – bTx + bTr + I + G
1–b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y.
Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan
pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan
3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab: Y = a – bTx + bTr + I + G
1–b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8
1 – 0,75
= 149 milyar rupiah
10
Y = C + I + G (X – M)
è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1–b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y.
Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6,
pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya
pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab: Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1–b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
1 – 0,75
= 153 milyar rupiah
11
3. Investasi (I)
Dapat diartikan sebagai pengeluaran masyarakat (RTP) untuk pembelian
barang-barang modal.
12
3. Subsidi Perusahaan
Subsidi dilakukan untuk menolong perusahaan-perusahaan yang
menemui kesulitan dalam usahanya, karena dari segi kepentingan
nasional perusahaan-perusahaan tersebut perlu dipertahankan, maka
pemerintah, baik di negara yang sedang berkembang maupun di negara-
negara yang telah maju, sering memberikan subsidi kepada perusahaan-
perusahaan tersebut. Oleh karena itulah maka mudah dipahami, bahwa
subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan diberi tanda
negarif, yaitu sebagai pengurang terhadap angka pendapatan nasional
atau faktor Cost untuk memperoleh angka pendapatan nasional atau
Market Price.
4. Penyusutan
Perusahaan setiap tahun mengadakan penyusutan terhadap bangunan-
bangunan, mesin-mesin dengan prlengkapannya. Selain penyusutan,
kerusakan aktiva-aktiva tetap perusahaan yang tidak terduga dalam
perkiraan pendapatan nasional juga termasuk kategori variabel ekonomi
penyusutan.
13
Perbedaan antara GDP dan GNP, juga antara Domestic Product (NDP), dan
Net National Product (NNP) adalah pendapatan terhadap luar negeri dan faktor
produksi tersebut Product Domestic Bruto ditambah pendapatan netto terhadap luar
negeri dari faktor produk hasilnya merupakan apa yang kita sebut sebagai Produk
Nasional Bruto. Yang dimaksud dengan pendapatan netto terhadap luar negeri dan
faktor produksi ialah sama dengan nilai imbalan terhadap penggunaan sumber-
sumber daya milik penduduk negara kita. Perbedaan antara NDP dengan NNP tidak
ada bedanya dengan perbedaan antara GDP dengan GNP.
2.4.3. Dan Nilai Atas Dasar Harga yang Berlaku ke Nilai Atas Dasar Harga
Konstan
Meningkatnya pendapatan seorang konsumen setinggi dua puluh persen,
misalnya, tidaklah langsung berarti daya beli yang diperoleh konsumen tersebut
14
meningkat dengan dua puluh persen juga. Apabila tingkat harga tidak mengalami
perubahan, daya beli konsumen tersebut meningkat dua puluh persen. Apabila tingkat
harga meningkat tepat setinggi kenaikan pendapatan optimal yang diperoleh, maka
daya beli yang diperoleh konsumen tidak berubah, tidak naik dan juga tidak turun.
Apabila tingkat harga dibawah dua puluh persen, maka berarti daya beli yang
diperolehnya naik lebih rendah daripada kenaikan pendapatan nominalnya.
Dari penjelasan diatas, bahwa dengan adanya perubahan tingkat harga, angka
perubahan pendapatan nominal tidak dapat memberikan gambaran tentang perubahan
daya beli si penerima pendapatan. Dengan demikian maka hubungan antara variabel
yang dinilai atas dasar harga yang berlaku dengan yang dinilai atas dasar harga
konstan perumusannya adalah sebagai berikut:
V
Dimana :
Vhk : nilai variabel ekonomi atas dasar harga konstan
Vhb : nilai variabel ekonomi atas dasar harga yang berlaku
IH : indeks harga
15
periode. Sedangkan permintaan masyarakat terhadap uang akan bertemu dengan
jumlah uang yang beredar di pasar uang.
16
perekonomian negara, yaitu keseimbangan yang dicapai dalam keseluruhan
perekonomian. Ini berarti, suatu perekonomian negara mencapai keseimbangan
apabila dalam keseluruhan perekonomian telah mencapai keadaan dimana
pembelanjaan agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian tersebut adalah
sama dengan keseluruhan produksi (penawaran agregat) yang dilakukan oleh para
produsen. Nilai dari jenis barang dan jasa yang dihasilkan tersebut merupakan
pendapatan nasional perekonomian. Rumah tangga sebagai penyedia faktor produksi
menggunakan penerimaannya untuk konsumsi dan menabung sehingga secara
matematis dapat ditulis Y=C+SOleh karena konsumsi harus dilakukan walaupun
tidak memiliki pendapatan maka C=Co+bYd
17
agregat, sehingga dapat mempengaruhi tinggat pendapatan nasional
yang akan dicapai oleh suatu Negara.
2. Impor (M)
Dalam analisis makro ekonomi diasumsikan bahwa faktor yang
mempengarusi besar kecilnya pembelian barang dari luar negeri suatu
Negara adalah kemampuan membayar Negara tersebut terhadap barang
impor. Karena tinggi rendahnya daya beli suatu Negara dipengaruhi
oleh tinggat pendapatan nasionalnya.
3. Pendapatan Nasional Keseimbangan
Syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka
adalah:
Y=C+I+G+(X-M) dan I+G+x=S+T+M
Keterangan :
Y= tingkat pendapatan
C= konsumsi
I= investasi
X= ekspor
S= tabungan
T= pajak
G= pemerintah
M= impor
4. Teori Permintaan Agregat Dalam Perekonomian Terbuka
Keynes menyatakan bahwa output dapat dipegaruhi oleh pengeluaran
agregat dan pengeluaran agregat dapat dipengaruhi oleh kebijaksanaan
pemerintah. Output dan pengeluaran agregat dapat saling mempengaruhi
secara timbal balik. Semakin tinggi output atau Income maka semakin
tinggi pula pengeluaran atau belanja agregat sehingga permintaan
agregat akan semakin tinggi pula. Sebaliknya bila pengeluaran agregat
tinggi maka output juga tinggi sebagai respon dari produsen yang
menaikan output untuk memenuhi agregat.
18
Menurut teori keynesian, hubungan antara agregat Demand dengan
pendapatan atau output. Komponen agregate tersebut , yaitu konsumsi
(C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan perdagangan luar
negeri (NX). Dalam bentuk persamaan dapat ditulis sebagai
AD=C+I+G+NX Dalam keadaan seimbang (Equilibrium) maka AD
harus sama dengan Income atau output AD=Y=C+I+G+NX Bila salah
satu komponen agregate demand berubah maka akan terjadi suatu
ketidakseimbangan.
5. Perekonomian Terbuka : Ekspor-Impor Kurs
Ada dua model perekonomian yaitu perekonomian tertutup dan terbuka.
Perekonomian tertutup adalah model perekonomian yang pada
pelakunya, kususnya produsen dan konsumen, secara sederhana akan
melakukan kegiatan dalam penjualan dan pembelian dipasar yang saling
melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dan kepetingannya masing-
masing. Dalam transaksi pasar tersebut, mereka akan terikat dengan
kontrak dagang atau kesepakatan jual beli, dan kemudian ditetapkanlah
harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut.
Pada sistem perekonomian terbuka terdapat kemungkinan dari produsen
untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan
tujuan pasar-pasar di Negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan
impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang
jadi dari luar Negara. Perdagangan internasional dapat terjadi karena
berbagai alasan, yaitu:
a. Keanekaragaman kondisi produksi
Perdagangan diperlukan karena keanekaragaman kondisi produksi
di setiap negara;
b. Penghematan biaya
Alasan kedua adalah timbulnya Increasing Returns to Scale
(Penurunan biaya pada skala produksi yang besar);
c. Perbedaan selera
19
Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka
berbeda;
d. Prinsip keunggulan komparatif (Comparative Advantage)
Prinsip ini mengatakan bahwa setiap Negara akan berspesialisasi
dalam produksi dan mengekspor barang dan jasa yang biayanya
relatif lebih rendah (artinya lebih efisien dibanding negara lain);
sebaliknya setiap Negara akan mengimpor barang dan jasa yang
biaya produksinya relatif lebih tinggi (artinya kurang efisien
dibanding negara lain).
20
BABIII
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
1. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty
dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris)
pada tahun 1665.
2. Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh
rumah tanggga keluarga (RTK) disuatu Negara dari penyerahan faktor-faktor
produksi dalam suatu periode selama satu tahun.
3. Beberapa konsep yang berkaitan dengan pendapatan nasional yaitu Produk
Domestik Bruto (GDP), Produk Nasional Bruto (GNP), Produk Nasional
Netto (NNP), Pendapatan Nasional Netto (NNI), Pendapatan Perorangan (PI),
dan Pendapatan Disposibel (DI).
4. Terdapat tiga pendekatan untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional,
yaitu pendekatan produksi atau pendekatan nilai tambah (Value Added
Approach), endekatan pendapatan atau Income Approach atau Earning
Approach, dan pendekatan pengeluaran atau Expenditure Approach.
5. Perhitungan pendapatan keseimbangan dua sektor terdiri dari variabel
konsumsi (C) dan investasi (I).
6. Perhitungan pendapatan keseimbangan tiga sektor terdiri dari variabel
konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan
pembayaran transfer (Tr).
7. Perhitungan pendapatan keseimbangan empat sektor terdiri dari variabel
konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX)
pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).
21
DAFTAR PUSTAKA
22