Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pendapatan nasional merupakan tolak ukur berhasil atau tidaknya suatu
Negara meningkatkan pertumbuhan ekonominya. Pendapatan nasional adalah proses
kenaikan kapasitas mendapatkan upah, laba atau gaji dari suatu perekonomian yang
diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan Suatu Negara tersebut. Pendapatan
menjadi aspek yang sangat penting dari setiap bentuk usaha.
Berbagai sektor usaha seperti pertanian, perkebunan, industri, pariwisata,
perbankan dan masih banyak sektor yang lain berlomba-lomba menghasilkan
pendapatan yang tinggi guna menghidupi usaha yang mereka jalani agar tetap bisa
bertahan. Di lain sisi, kegiatan perekonomian yang dilakukan oleh berbagai sektor
tersebut juga akan memberikan pendapatan nasional bagi Negara. Pendapatan
nasional adalah ukuran nilai output berupa barang dan jasa yang dihasilkan suatu
Negara dalam periode tertentu atau jumlah seluruh pendapatan yang diterima oleh
masyarakat dalam suatu Negara dalam satu tahun. Pendapatan nasional memiliki
peran yang sangat vital bagi sebuah Negara, karena pendapatan nasional merupakan
salah satu tolak ukur keberhasilan perekonomian suatu Negara. Dengan pendapatan
nasional, akan terlihat tingkat kemakmuran suatu Negara, semakin tinggi pendapatan
nasional suatu Negara maka dapat dikatakan semakin tinggi juga tingkat
kesejahteraan rakyatnya.

1.2. Rumusan Masalah


a. Bagaimana konsep pendapatan nasional?
b. Bagaimana model perhitungan pendapatan nasional
c. Bagaimana kaitan pendapatan nasional dengan harga biaya dan faktor ke
harga pasar?
d. Seperti apa beberapa pengertian penting lainnya mengenai pendapatan
nasional?
e. Bagaimana perkiraan produk nasional Indonesia?

1
f. Bagaimana perbedaan perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan
pengeluaran?

1.3. Tujuan
a. Untuk mengetahui tentang konsep pendapatan nasional.
b. Untuk mengetahui model perhitungan pendapatan nasional.
c. Untuk mengetahui kaitan pendapatan nasional dengan harga biaya dan faktor
ke harga pasar.
d. Untuk mengetahui beberapa pengertian penting lainnya mengenai
pendapatan nasional.
e. Untuk mengetahui sepertia apa perkiraan produk nasional Indonesia.
f. Untuk mengetahui perbedaan perhitungan pendapatan nasional dengan
pendekatan pengeluaran.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Pendapatan Nasional


Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty
dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris) pada
tahun 1665. Dalam perhitungannya, ia menggunakan anggapan bahwa pendapatan
nasional merupakan penjumlahan biaya hidup (konsumsi) selama setahun. Pendapat
tersebut tidak disepakati oleh para ahli ekonomi modern, sebab menurut pandangan
ilmu ekonomi modern, konsumsi bukanlah satu-satunya unsur dalam perhitungan
pendapatan nasional. Menurut mereka, alat utama sebagai pengukur kegiatan
perekonomian adalah Produk Nasional Bruto (Gross National Product, GNP), yaitu
seluruh jumlah barang dan jasa yang dihasilkan tiap tahun oleh negara yang
bersangkutan diukur menurut harga pasar pada suatu negara.
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh
rumah tanggga keluarga (RTK) disuatu Negara dari penyerahan faktor-faktor
produksi dalam suatu periode, biasanya selama satu tahun. Pendapatan nasional
diperoleh dengan cara menjumlahkan pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor
produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional. Beberapa konsep
yang berkaitan dengan pendapatan nasional yaitu:
1. Produk Domestik Bruto (GDP)
Produk Domestik Bruto (Gross Domestic Product) merupakan jumlah
produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh unit-unit produksi
di dalam batas wilayah suatu negara (domestik) selama satu tahun.
Dalam perhitungan GDP ini, termasuk juga hasil produksi barang dan
jasa yang dihasilkan oleh perusahaan atau orang asing yang beroperasi
di wilayah negara yang bersangkutan. Barang-barang yang dihasilkan
termasuk barang modal yang belum diperhitungkan penyusutannya,
karenanya jumlah yang didapatkan dari GDP dianggap bersifat bruto
atau kotor.

3
2. Produk Nasional Bruto (GNP)
Produk Nasional Bruto (Gross National Product) atau PNB meliputi
nilai produk berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk
suatu negara (nasional) selama satu tahun, termasuk hasil produksi
barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga negara yang berada di luar
negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang
beroperasi di wilayah negara tersebut.
3. Produk Nasional Netto (NNP)
Produk Nasional Neto (Net National Product) adalah GNP dikurangi
depresiasi atau penyusutan barang modal (sering pula disebut
replacement). Replacement penggantian barang modal atau penyusutan
bagi peralatan produksi yang dipakai dalam proses produksi umumnya
bersifat taksiran sehingga mungkin saja kurang tepat dan dapat
menimbulkan kesalahan meskipun relatif kecil.
4. Pendapatan Nasional Netto (NNI)
Pendapatan Nasional Netto (Net National Income) adalah pendapatan
yang dihitung menurut jumlah balas jasa yang diterima oleh masyarakat
sebagai pemilik faktor produksi. Besarnya NNI dapat diperoleh dari
NNP dikurang pajak tidak langsung. Yang dimaksud pajak tidak
langsung adalah pajak yang bebannya dapat dialihkan kepada pihak lain
seperti pajak penjualan, pajak hadiah, dan lain-lain.
5. Pendapatan Perorangan (PI)
Pendapatan perseorangan (Personal Income) adalah jumlah pendapatan
yang diterima oleh setiap orang dalam masyarakat, termasuk pendapatan
yang diperoleh tanpa melakukan kegiatan apapun. Pendapatan
perseorangan juga menghitung pembayaran transfer (transfer payment).
Transfer Paymentadalah penerimaan-penerimaan yang bukan
merupakan balas jasa produksi tahun ini, melainkan diambil dari
sebagian pendapatan nasional tahun lalu, contoh pembayaran dana

4
pensiunan, tunjangan sosial bagi para pengangguran, bekas pejuang,
bunga utang pemerintah, dan sebagainya. Untuk mendapatkan jumlah
pendapatan perseorangan, NNI harus dikurangi dengan pajak laba
perusahaan (pajak yang dibayar setiap badan usaha kepada pemerintah),
laba yang tidak dibagi (sejumlah laba yang tetap ditahan di dalam
perusahaan untuk beberapa tujuan tertentu misalnya keperluan perluasan
perusahaan), dan iuran pensiun (iuran yang dikumpulkan oleh setiap
tenaga kerja dan setiap perusahaan dengan maksud untuk dibayarkan
kembali setelah tenaga kerja tersebut tidak lagi bekerja).
6. Pendapatan Disposibel (DI)
Pendapatan yang siap dibelanjakan (Disposable Income) adalah
pendapatan yang siap untuk dimanfaatkan guna membeli barang dan
jasa konsumsi dan selebihnya menjadi tabungan yang disalurkan
menjadi investasi. Disposable Income ini diperoleh dari Personal
Income (PI) dikurangi dengan pajak langsung. Pajak langsung (direct
tax) adalah pajak yang bebannya tidak dapat dialihkan kepada pihak
lain, artinya harus langsung ditanggung oleh wajib pajak, contohnya
pajak pendapatan.
Terdapat tiga pendekatan untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional,
yaitu:
1. Pendekatan produksi atau pendekatan nilai tambah (Value Added
Approach);
2. Pendekatan pendapatan atau Income Approach atau Earning Approach;
3. Pendekatan pengeluaran atau Expenditure Approach.

2.2. Perhitungan Pendapatan Nasional


Terdapat beberapa tujuan dalam perhitungan pendapatan nasional, yaitu:
1. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara;
2. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang
dihasilkan masyarakat dalam satu tahun;

5
3. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan
yang berjangka.
Selain itu juga terdapat beberapa manfaat dalam mempelajari pendapatan
nasional, yaitu:
1. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara;
2. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu
antar daerah atau antar provinsi;
3. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara;
4. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.

2.2.1. Perhitungan Pendapatan Nasional Menggunakan Metode Produksi


Pada metode produksi, pendapatan nasional dihitung dengan cara
menjumlahkan nilai produki yang diciptakan oleh tiap-tiap sektor ekonomi selama
satu periode tertentu. Hal yang dijumlahkan adalah nilai tambah (Value Added) yang
diciptakan oleh tiap sektor yang ada pada perekonomian. Untuk mencari GNP
diperoleh dengan rumus sebagai berikut:
GNP = GDP + Net Factor Payment (Penerimaan Bersih dari LN)
Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan
jasa yang dihasilkan oleh seluruh sektor ekonomi masyarakat dalam periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]
Metode ini dilakukan dengan cara perhitungan dan jumlah nilai (nilai = harga
dikalikan dengan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan) oleh masyarakat untuk
suatu perekonomian atau Negara pada periode tertentu. Metode ini mempunyai
kelemahan berupa Double Counting (perhitungan benda). Perhitungan benda ini
terjadi jika beberapa output dari suatu jenis usaha ditentukan input usaha lain. Solusi
untuk menghindari Double Counting adalah dengan menghitung nilai akhir saja
(Final Goods) dan menghitung jumlah nilai tambah suatu produk (Value Added).
Nilai akhir suatu barang merupakan nilai barang yang siap dikonsumsi oleh
konsumen akhir. Nilai tambah suatu produk adalah selisih antara nilai suatu barang

6
dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang tersebut, termasuk nilai
bahan baku yang digunakan.
Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Produksi
Hasil Nilai akhir Nilai Tambah
Produsen I Kapas 225 225
Produsen II Benang 460 235
Produsen III Kain 840 380
Produsen IV Pakaian jadi 1.300 460
Jumlah Nilai Tambah 1.300
Sumber: Angka Hipotesis

2.2.2. Perhitungan Pendapatan Nasional Menggunakan Metode Pendapatan


Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh penerimaan
(Rent, Wage, Interest, Profit) yang diterima oleh pemilik faktor produksi adalam
suatu negara selama satu periode.
Y=r + w + i +p
Melalui metode ini pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan
keseluruhan balas jasa (Income) yang diperoleh pemilik faktor produksi yang ikut
atau digunakan dalam proses produksi. Contoh konsep perhitungan pendapatan
nasional dengan metode pendekatan pendapatan adalah sebagai berikut:
1. Weages and Salaries (w) ……….
2. Income of Un Incorporated Enterprice (we) ……….
3. Rent ( r ) ……….
4. Corporate profit (p)
- direct taxes ………..
- devidens ……….
- undistributed profit ………. + ……….
5. interest (i) ………. +
Gross National Income ………..
GNI ( Y= w + we + r + p + i )

7
Metode ini dilakukan dengan cara menjumlahkan semua pendapatan yang
diperoleh semua pelaku ekonomi (faktor produksi) dan aktivitas ekonominya dalam
suatu masyarakat atau Negara pada periode tertentu. Pendapatan yang diterima oleh
pelaku ekonomi antara lain:

1. Sewa;
2. Upah;
3. Bunga;
4. Keuntungan (kewirausahaan).
Perhitungan Pendapatan Nasional Metode Pendapatan
Penghasilan dari Nilai
Kompensasi kepada pegawai 2.600
Bunga 1.000
Sewa 230
Laba perusahaan 210
Pendapatan dari kekayaan 66 Rp4.106
Sumber: Angka Hipotesis

2.2.3. Perhitungan Pendapatan Nasional Menggunakan Metode Pengeluaran


Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran yang
dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK, RTP, RTG, RT Luar Negeri)
dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)
Metode ini dilakukan dengan menjumlahkan seluruh pengeluaran yang
dilakukan semua pelaku ekonomi (sektoral). Pengeluaran pelaku ekonomi atau
sektor-sektor meliputi:

1. Sektor rumah tangga;


2. Perusahaan;
3. Pemerintahan;
4. Luar negeri.

8
Perhitungan Pendapatan Nasional Pendekatan Pengeluaran.
Jenis Pengeluaran Nilai
Pengeluaran konsumsi 3500
Investasi 1250
Pengeluaran pemerintah 1000
Ekspor netto (X-M) 50
Pendapatan Nasional 5800
Sumber: Angka Hipotesis

2.2.4. Perhitungan Pendapatan Nasional Dua Sektor


Perhitungan pendapatan nasional juga dapat dilakukan dengan pendekatan dua
sektor, yaitu perhitungan pendapatan keseimbangan dua sektor terdiri dari variabel
konsumsi (C) dan investasi (I).
Y=C+I
è (C = a + by)
Y = (a + by) + I
Y = a + by + I
Y – by = a + I
(1 – b)Y = a + I
Y=a+I
1–b
Contoh: dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi(C) = 20 + 0,75Y dan
besarnya investasi (I) = 10, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan 2
sektor adalah sebagai berikut.
Jawab: Y = a + I
1–b
= 20 + 10
1– 0,75
= 30
0,25 = 120 milyar rupiah

9
2.2.5. Perhitungan Pendapatan Nasional Tiga Sektor
Perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan tiga sektor yaitu
perhitungan pendapatan keseimbangan tiga sektor terdiri dari variabel konsumsi (C)
investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan pembayaran transfer (Tr)
Y=C+I+G
è (C = a + byd)
Y = a + b (y – Tx +Tr) + I + G
Y = a + by – bTx + bTr + I + G
Y – by = a – bTx + bTr + I + G
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G
Y = a – bTx + bTr + I + G
1–b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y.
Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6 dan
pembayaran transfer (Tr) = 5, maka besarnya pendapatan nasional dengan pendekatan
3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab: Y = a – bTx + bTr + I + G
1–b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8
1 – 0,75
= 149 milyar rupiah

2.2.6. Perhitungan Pendapatan Nasional Empat Sektor


Perhitungan pendapatan keseimbangan empat sektor terdiri dari variabel
konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) pembayaran
transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).

10
Y = C + I + G (X – M)
è (C = a + bYd => Yd = Y – Tx + Tr)
Y = a + b (Y – Tx + Tr) + I + G + (X – M)
Y = a + bY – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y – bY = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
(1 – b) Y = a – bTx + bTr + I + G + (X– M)
Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1–b
Contoh: Dimisalkan (dalam milyar rupiah) fungsi konsumsi (C) = 20 + 0,75Y.
Besarnya investasi (I) = 10, pengeluaran pemerintah (G) = 8, pajak (TX) = 6,
pembayaran transfer (Tr) = 5, ekspor (X) = 4 dan impor (M) = 3, maka besarnya
pendapatan nasional dengan pendekatan 3 sektor adalah sebagai berikut.
Jawab: Y = a – bTx + bTr + I + G + (X – M)
1–b
= 20 – 0,75(6) + 0,75(5) + 10+ 8 + (4-3)
1 – 0,75
= 153 milyar rupiah

2.2.7. Determinasi Pendapatan Nasional


Teori ini akan memperlihatkan ketergantungan atau keterkaitan antara
Pendapatan Nasional (PN) Dan komponen-komponen penentunya yaitu: konsumsi
(C), tabungan atau Saving (S), dan investasi (I). Adapun arti dari C, S dan I bila
dikaitkan dengan pendapatan nasional adalah sebagai berikut:
1. Konsumsi (C)
Dapat diartikan sebagai bagian dari PN yang dikeluarkan utuk membeli
barang-barang konsumsi;
2. Saving (S)
Bagian dari pendapatan yang ditunda pengeluarannya atau dapat juga
dikatakan konsumsi masa yang akan datang;

11
3. Investasi (I)
Dapat diartikan sebagai pengeluaran masyarakat (RTP) untuk pembelian
barang-barang modal.

2.3. Pendapatan Nasional : dan Harga Biaya . Faktor ke Harga Pasar


Di atas telah disinggung bahwa kesamaan antara pendapatan nasional dengan
kita jumpai apabila nilai pendapatan nasional dinyatakan bukan atas dasar biaya
faktor produksi melainkan dinyatakan atas dasar harga pasar. Ini menuntut kita untuk
mencoba menemukan penghubung antara pendapatan nasional atas dasar biaya faktor
produksi dengan pendapatan nasional atas dasar harga pasar.
Terlihat bahwa penghubung termaksud terdapat pada bagian bahwa sisi kiri
Perkiraan Pendapatan dan Produk Nasional, dan terdiri dari : transfer perusahaan,
pajak tidak langsung, subsidi dan penyusutan. Hal ini bisa dijelaskan sebagai berikut:
1. Transfer Perusahaan
Yang tergolong dalam kategori ini ialah bahwa pengeluaran perusahaan
ke sektor swasta dimana perusahaan tidak memperoleh balas jasa.
Bantuan-bantuan yang diberikan oleh perusahaan-perusahaan kepada
lembaga-lembaga sosial, kepada korban bencana alam, dan sebagainya
termasuk kategori, transfer perusahaan. Demikian juga penghapusan
piutang perusahaan juga merupakan variabel ekonomi transfer
perusahaan.
2. Pajak Tidak Langsung
Apakah suatu pajak dikatakan pajak langsung ataukah pajak tidak
langsung ditentukan oleh pengemban pajak tersebut. Apabila suatu
pajak merupakan beban pihak yang menyerahkan pembayaran pajak
kepada pemerintah, maka pajak tersebut disebut sebagai pajak langsung.
Sebaliknya apabila pajak pembayar pajak, beban pajak dapat dialihkan
kepada pihak lain, maka pajak tersebut disebut sebagai pajak tidak
langsung. Pajak tidak langsung tersebut merupakan unsur pembentuk
harga pasar, tetapi tidak termasuk biaya faktor produksi.

12
3. Subsidi Perusahaan
Subsidi dilakukan untuk menolong perusahaan-perusahaan yang
menemui kesulitan dalam usahanya, karena dari segi kepentingan
nasional perusahaan-perusahaan tersebut perlu dipertahankan, maka
pemerintah, baik di negara yang sedang berkembang maupun di negara-
negara yang telah maju, sering memberikan subsidi kepada perusahaan-
perusahaan tersebut. Oleh karena itulah maka mudah dipahami, bahwa
subsidi yang diberikan oleh pemerintah kepada perusahaan diberi tanda
negarif, yaitu sebagai pengurang terhadap angka pendapatan nasional
atau faktor Cost untuk memperoleh angka pendapatan nasional atau
Market Price.
4. Penyusutan
Perusahaan setiap tahun mengadakan penyusutan terhadap bangunan-
bangunan, mesin-mesin dengan prlengkapannya. Selain penyusutan,
kerusakan aktiva-aktiva tetap perusahaan yang tidak terduga dalam
perkiraan pendapatan nasional juga termasuk kategori variabel ekonomi
penyusutan.

2.4. Beberapa Pengertian Penting Lainnya Mengenai Pendapatan Nasional


Sebelum kita dapat memulai memperbincangkan tentang Perkiraan
Pendapatan Dan Produk Nasional Negara, ada baiknya perhatian untuk sejenak kita
serahkan kepada beberapa pengertian yang sangat relevan yang menyangkut masalah
pengukuran pendapatan nasional.

2.4.1. Produk Domestik Lawan Produk Nasional


Untuk perekonomian tertutup, yaitu perekonomian yang nilai transaksi
ekonomi luar negaranya relatif dibandingkan dengan produk domestik brutonya
sangat kecil, khusunya transaksi pendapatan terhadap luar negeri dan faktor produksi,
pembedaan antara produk domestik bruto atau Gross Domestic Product disatu pihak
dan produk nasional atau National Product dilain pihak bisa dianggap tidak relevan.

13
Perbedaan antara GDP dan GNP, juga antara Domestic Product (NDP), dan
Net National Product (NNP) adalah pendapatan terhadap luar negeri dan faktor
produksi tersebut Product Domestic Bruto ditambah pendapatan netto terhadap luar
negeri dari faktor produk hasilnya merupakan apa yang kita sebut sebagai Produk
Nasional Bruto. Yang dimaksud dengan pendapatan netto terhadap luar negeri dan
faktor produksi ialah sama dengan nilai imbalan terhadap penggunaan sumber-
sumber daya milik penduduk negara kita. Perbedaan antara NDP dengan NNP tidak
ada bedanya dengan perbedaan antara GDP dengan GNP.

2.4.2. Dari Bruto ke Netto


Dari pemakaian serta dari bertambah tuanya umur alat-alat kapital yang ada
dalam suatu perekonomian, nilainya serta kemampuannya untuk berproduksi
mengalami penurunan. Menurunnya nilai alat-alat kapital tersebut itulah yang disebut
penyusutan, depresiasi, atau Capital Consumption Allowances menurut
(Soediyono,1981) Angka penyusutan inilah yang menghubungkan nilai bruto dengan
nilai netto antara lain-lain variabel-variabel ekonomi agrgatif produk domestik,
produk nasional dan investasi. Hubungan-hubungan termaksud adalah sebagai
berikut:
1. Produk domestik netto = produk domestik bruto dikurang penyusutan.
Secara singkat dapat diungkapkan : NDP = GNP – D, dimana D kita
pakai untuk menunjukkan angka penyusutan atau depresiasi.
2. Produk nasional netto = produk nasional brutto dikurang penyusutan.
Secara singkat dapat diungkapkan : GNP – D.
3. Investasi netto = Investasi bruto dikurang penyusutan ini dapat
diungkapkan:
I n = Ig – D

2.4.3. Dan Nilai Atas Dasar Harga yang Berlaku ke Nilai Atas Dasar Harga
Konstan
Meningkatnya pendapatan seorang konsumen setinggi dua puluh persen,
misalnya, tidaklah langsung berarti daya beli yang diperoleh konsumen tersebut

14
meningkat dengan dua puluh persen juga. Apabila tingkat harga tidak mengalami
perubahan, daya beli konsumen tersebut meningkat dua puluh persen. Apabila tingkat
harga meningkat tepat setinggi kenaikan pendapatan optimal yang diperoleh, maka
daya beli yang diperoleh konsumen tidak berubah, tidak naik dan juga tidak turun.
Apabila tingkat harga dibawah dua puluh persen, maka berarti daya beli yang
diperolehnya naik lebih rendah daripada kenaikan pendapatan nominalnya.
Dari penjelasan diatas, bahwa dengan adanya perubahan tingkat harga, angka
perubahan pendapatan nominal tidak dapat memberikan gambaran tentang perubahan
daya beli si penerima pendapatan. Dengan demikian maka hubungan antara variabel
yang dinilai atas dasar harga yang berlaku dengan yang dinilai atas dasar harga
konstan perumusannya adalah sebagai berikut:
V
Dimana :
Vhk : nilai variabel ekonomi atas dasar harga konstan
Vhb : nilai variabel ekonomi atas dasar harga yang berlaku
IH : indeks harga

2.5. Perkiraan Produk Nasional Indonesia


Uraian mengenai gambaran umum tentang masalah pengukuran pendapatan
nasional. Dalam sub-bab ini perhatian sejenak kita arahkan kepada perkiraan
pendapatan nasional perekonomian. Dari ketiga pendekatan yang telah kita fahami,
yaitu pendekatan produk, pendekatan pendapatan, dan pendekatan pengeluaran,
hanya pertama dan pendekatan ketiga dapat diperoleh perkiraannya.

2.6. Perhitungan Pendapatan Nasional dengan Pendekatan Pengeluaran


Penghitungan pendapatan nasional ini dilakukan semua pelaku ekonomi
(sektoral). Pengeluaran pelaku ekonomi atau sektor-sektor meliputi sektor rumah
tangga, perusahaan, pemerintaha, dan luar negeri. Pengertian pasar dalam teori
ekonomi makro dapat digambarkan sebagai pertemuan antara permintaan (Demand)
dan penawaran (Supply). Permintaan barang dan jasa akan bertemu dengan seluruh
barang dan jasa yang diproduksikan oleh seluruh produsen di pasar barang dalam satu

15
periode. Sedangkan permintaan masyarakat terhadap uang akan bertemu dengan
jumlah uang yang beredar di pasar uang.

2.6.1. Perekonomian Dua Sektor


Perekonomian dua sektor merupakan suatu perekonomian yang hanya terdiri
dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Aliran pendapatan dalam
perekonomian dua sektor mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1. Sebagai balas jasa kepada penggunaan faktor-faktor produksi yang
dimiliki sektor rumah tangga oleh sektor perusahaan, dan sektor rumah
tangga akan memperoleh aliran pendapatan berupa gaji dan upah, sewa,
bunga, dan untung;
2. Sebagian besar dari berbagai jenis pendapatan yang diterima oleh sektor
rumah tangga akan digunkan untuk konsumsi, yaitu membeli barang dan
jasa yang dihasilkan oleh sektor perusahaan;
3. Sisa dari berbagai jenis pendapatan rumah tangga yang tidak digunakan
untuk pengeluaran konsumsi akan ditabung dalam badan-badan
keuangan;
4. Pengusaha-pengusaha yang memerlukan modal untuk melakukan
investasi akan meminjam tabungan yang dikumpulkan oleh badan-badan
keuangan dari sektor rumah tangga.
Dalam perekonomian dua sektor, pengeluaran agregatnya hanya meliputi dua
macam pengeluaran, yaitu pengeluaran konsumsi oleh rumah tangga dan penanaman
modal (investasi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Pengeluaran konsumsi oleh
rumahtangga merupakan komponen pengeluaran agregat yang paling peting ,
jumlahnya mencapi 65-85% dari pendapat nasional.
Pada tingkat pendapatan Disposible atau pendapatan nasional yang sangat
rendah pengeluaran rumah tangga akan lebih besar daripada pendapatannya.
Sedangkan semakin tinggi pendapatan Disposible yang diterima oleh rumah tangga,
maka makin besar pula konsumsi yang akan mereka lakukan. Syarat keseimbangan
juga merupakan keadaan yang harus dipenuhi untuk mencapai keseimbangan

16
perekonomian negara, yaitu keseimbangan yang dicapai dalam keseluruhan
perekonomian. Ini berarti, suatu perekonomian negara mencapai keseimbangan
apabila dalam keseluruhan perekonomian telah mencapai keadaan dimana
pembelanjaan agregat yang akan dilakukan dalam perekonomian tersebut adalah
sama dengan keseluruhan produksi (penawaran agregat) yang dilakukan oleh para
produsen. Nilai dari jenis barang dan jasa yang dihasilkan tersebut merupakan
pendapatan nasional perekonomian. Rumah tangga sebagai penyedia faktor produksi
menggunakan penerimaannya untuk konsumsi dan menabung sehingga secara
matematis dapat ditulis Y=C+SOleh karena konsumsi harus dilakukan walaupun
tidak memiliki pendapatan maka C=Co+bYd

2.6.2. Perekonomian Tiga Sektor


Perekonomian tiga sektor adalah perekonomian makro yang hanya melibatkan
tiga sektor ekonomi yaitu sektor rumah tangga (C), perusahaan (I) dan pemerintah
(G) atau ditulis E=C+I+G. Sedangkan pendapatan diperoleh dari pengeluaran
konsumsi rumah tangga (C), pajak (Tx) dan tabungan (S). Jika pemerintah
memberikan subsidi (Tr) maka akan menambah pendapatan masyarakat sehingga
dapat ditulis Y=C+Tx+S-Tr

2.6.3. Perekonomian Empat Sektor


Pada perekonomian terbuka, didalam perekonomian ini terdapat empat sektor
pelaku yaitu sektor rumah tangga, perusahaan,pemerintah dan sektor luar negeri.
Perekonomian terbuka atau perekonomian empat sektor merupakan Negara yang
mempunyai hubungan ekonomi dengan negara Negara lain. Dalam perekonomian
terbuka sebagian produksi dalam negeri di ekspor keluar negeri dan disamping itu
terdapat pula barang dinegara itu yang di impor dari Negara lain.
1. Ekspor (X)
Dengan meningkatnya jumlah produk yang dihasilkan oleh suatu
Negara, maka hal ini juga akan meningkatkan pendapatan nasional (Y)
Negara tersebut. Karena ekspor merupakan salah satu jenis pengeluaran

17
agregat, sehingga dapat mempengaruhi tinggat pendapatan nasional
yang akan dicapai oleh suatu Negara.
2. Impor (M)
Dalam analisis makro ekonomi diasumsikan bahwa faktor yang
mempengarusi besar kecilnya pembelian barang dari luar negeri suatu
Negara adalah kemampuan membayar Negara tersebut terhadap barang
impor. Karena tinggi rendahnya daya beli suatu Negara dipengaruhi
oleh tinggat pendapatan nasionalnya.
3. Pendapatan Nasional Keseimbangan
Syarat keseimbangan pendapatan nasional dalam perekonomian terbuka
adalah:
Y=C+I+G+(X-M) dan I+G+x=S+T+M
Keterangan :
Y= tingkat pendapatan
C= konsumsi
I= investasi
X= ekspor
S= tabungan
T= pajak
G= pemerintah
M= impor
4. Teori Permintaan Agregat Dalam Perekonomian Terbuka
Keynes menyatakan bahwa output dapat dipegaruhi oleh pengeluaran
agregat dan pengeluaran agregat dapat dipengaruhi oleh kebijaksanaan
pemerintah. Output dan pengeluaran agregat dapat saling mempengaruhi
secara timbal balik. Semakin tinggi output atau Income maka semakin
tinggi pula pengeluaran atau belanja agregat sehingga permintaan
agregat akan semakin tinggi pula. Sebaliknya bila pengeluaran agregat
tinggi maka output juga tinggi sebagai respon dari produsen yang
menaikan output untuk memenuhi agregat.

18
Menurut teori keynesian, hubungan antara agregat Demand dengan
pendapatan atau output. Komponen agregate tersebut , yaitu konsumsi
(C), investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), dan perdagangan luar
negeri (NX). Dalam bentuk persamaan dapat ditulis sebagai
AD=C+I+G+NX Dalam keadaan seimbang (Equilibrium) maka AD
harus sama dengan Income atau output AD=Y=C+I+G+NX Bila salah
satu komponen agregate demand berubah maka akan terjadi suatu
ketidakseimbangan.
5. Perekonomian Terbuka : Ekspor-Impor Kurs
Ada dua model perekonomian yaitu perekonomian tertutup dan terbuka.
Perekonomian tertutup adalah model perekonomian yang pada
pelakunya, kususnya produsen dan konsumen, secara sederhana akan
melakukan kegiatan dalam penjualan dan pembelian dipasar yang saling
melengkapi untuk memenuhi kebutuhan dan kepetingannya masing-
masing. Dalam transaksi pasar tersebut, mereka akan terikat dengan
kontrak dagang atau kesepakatan jual beli, dan kemudian ditetapkanlah
harga jual atau harga beli dari kegiatan tersebut.
Pada sistem perekonomian terbuka terdapat kemungkinan dari produsen
untuk melakukan kegiatan ekspor barang dan produk dagangan dengan
tujuan pasar-pasar di Negara lain atau sebaliknya melakukan kegiatan
impor atas bahan mentah dan bahan penolong serta mesin atau barang
jadi dari luar Negara. Perdagangan internasional dapat terjadi karena
berbagai alasan, yaitu:
a. Keanekaragaman kondisi produksi
Perdagangan diperlukan karena keanekaragaman kondisi produksi
di setiap negara;
b. Penghematan biaya
Alasan kedua adalah timbulnya Increasing Returns to Scale
(Penurunan biaya pada skala produksi yang besar);
c. Perbedaan selera

19
Sekalipun kondisi produksi di semua daerah serupa, setiap negara
mungkin akan melakukan perdagangan jika selera mereka
berbeda;
d. Prinsip keunggulan komparatif (Comparative Advantage)
Prinsip ini mengatakan bahwa setiap Negara akan berspesialisasi
dalam produksi dan mengekspor barang dan jasa yang biayanya
relatif lebih rendah (artinya lebih efisien dibanding negara lain);
sebaliknya setiap Negara akan mengimpor barang dan jasa yang
biaya produksinya relatif lebih tinggi (artinya kurang efisien
dibanding negara lain).

20
BABIII
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
1. Konsep pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty
dari Inggris yang berusaha menaksir pendapatan nasional negaranya (Inggris)
pada tahun 1665.
2. Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh seluruh
rumah tanggga keluarga (RTK) disuatu Negara dari penyerahan faktor-faktor
produksi dalam suatu periode selama satu tahun.
3. Beberapa konsep yang berkaitan dengan pendapatan nasional yaitu Produk
Domestik Bruto (GDP), Produk Nasional Bruto (GNP), Produk Nasional
Netto (NNP), Pendapatan Nasional Netto (NNI), Pendapatan Perorangan (PI),
dan Pendapatan Disposibel (DI).
4. Terdapat tiga pendekatan untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional,
yaitu pendekatan produksi atau pendekatan nilai tambah (Value Added
Approach), endekatan pendapatan atau Income Approach atau Earning
Approach, dan pendekatan pengeluaran atau Expenditure Approach.
5. Perhitungan pendapatan keseimbangan dua sektor terdiri dari variabel
konsumsi (C) dan investasi (I).
6. Perhitungan pendapatan keseimbangan tiga sektor terdiri dari variabel
konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX) dan
pembayaran transfer (Tr).
7. Perhitungan pendapatan keseimbangan empat sektor terdiri dari variabel
konsumsi (C) investasi (I), pengeluaran pemerintah (G), pajak (TX)
pembayaran transfer (Tr), ekspor (X) dan impor (M).

21
DAFTAR PUSTAKA

Pramutuko, Bayu. Ekonomi Makro. Dimar Intermedia: Kediri

22

Anda mungkin juga menyukai