Anda di halaman 1dari 6

RAKERNAS AIPKEMA 2016

“Temu Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat”

PEMBERIAN MAKAN PADA BAYI DAN ANAK


DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI
DI KABUPATEN KLATEN

Sri Wahyuni1), Astri Wahyuningsih2)


DIII Kebidanan, Stikes Muhammadiyah Klaten
sunan_puan@yahoo.com
DIII Kebidanan, Stikes Muhammadiyah Klaten
astrinadine@gmail.com

Abstrak
Pemberian makan yang tidak tepat dapat mengakibatkan anak mengalami malnutrisi, gizi buruk,
kecerdasan otak tidak maksimal, menurunkan daya tahan tubuh dan pertumbuhan serta perkembangan
terhambat. Pemberian makan yang tepat pada bayi dan anak dapat mempengaruhi kenaikan berat badan
secara optimal sehingga anak dapat mengalami pertumbuhan dan berkembangan dengan sehat dan baik.
Berat badan digunakan untuk memonitor pertumbuhan anak apabila ada masalah dapat diketahui sejak
awal sehingga pencegahan dan penanganan dapat segera dilakukan. Tujuan penelitian untuk mengetahui
hubungan PMBA dengan kenaikan berat badan bayi usia 6-12 bulan di Posyandu Desa Pakahan
Jogonalan Klaten. Metode penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan waktu cross-
sectional. Populasi penelitian ini adalah semua ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan yang berkunjung
di Posyandu Desa Pakahan Jogonalan Klaten pada periode April sampai Mei 2015 sebanyak 37 bayi.
Pengambilan sampel dengan teknik total sampling diperoleh 37 bayi setelah dilakukan kriteia insklusi
eksklusi. Instrumen yang digunakan adalah lembar wawancara. Data di analisis dengan uji chi square.
Hasil penelitian menunjukan bahwa praktik PMBA pada bayi usia 6-12 bulan adalah tepat sebanyak 23
responden (62,2%), kenaikan berat badan bayi usia 6-12 bulan sebanyak 27 responden (73,0%), p value
sebesar 0,002 (p < 0,05). Simpulan ada hubungan antara PMBA dengan kenaikan berat badan bayi usia
6-12 bulan di Posyandu Desa Pakahan Jogonalan Klaten. Saran bagi responden yaitu agar melakukan
praktek PMBA sesuai dengan anjuran yang telah diberikan agar tingkat pertumbuhan berat badan anak
lebih baik dan optimal dengan cara lebih aktif mencari informasi mengenai PMBA.

Kata Kunci : PMBA, kenaikan berat badan, berat badan bayi


Abstract
Improper feeding can cause children are malnourished, poor nutrition, intelligence is not the maximum,
lowered immune system and stunted growth and development. Proper feeding in infants and children may
influence weight gain optimally so that the child can experience growth and progress with healthy and
good. Weight loss is used to monitor the growth of children if a problem can be known from the
beginning so that prevention and treatment can be done immediately. Objective: to determine the
relationship PMBA with weight gain in infants aged 6-12 months Posyandu Pakahan Jogonalan Klaten.
This research method is descriptive correlation with cross-sectional time approaches. The population of
this research is all mothers with babies aged 6-12 months who visited Posyandu Pakahan Jogonalan
Klaten in April-May 2015 as many as 37 babies. Sampling with a total sampling obtained 37 baby after
kriteia insklusi exclusion. The instrument used was the questionnaire. Data were analyzed with chi
square test. Result: The PMBA practice shows that in infants aged 6-12 months are exactly as many as 23
respondents (62.2%), weight gain infants aged 6-12 months by 27 respondents (73.0%), p value of 0.002 (
p <0.05) .Conclusion: there is a relationship between PMBA with weight gain in infants aged 6-12
months Posyandu Pakahan Jogonalan Klaten. Advice for the respondents, in order to practice PMBA
accordance with the recommendation that has been given so that the growth rate of the child's weight
better and optimized in a way more active in seeking information about the PMBA.

Keyword : weight gain, weight baby

349
RAKERNAS AIPKEMA 2016
“Temu Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat”

PENDAHULUAN anak, meskipun pola pertumbuhan anak


Pemberian Makan pada Bayi dan bersifat individual.
Anak atau sering disingkat dengan Pemberian makanan pendamping
PMBA merupakan salah satu program terlalu dini ataupun terlambat merupakan
pemerintah untuk menurunkan angka masalah yang umum yang sering terjadi
kematian anak dan meningkatkan kualitas di masyarakat. Pemberian variasi
hidup ibu sesuai dengan Millenium makanan pada anak sangat dibutuhkan
Developments Goals yang keempat dan karena anak memerlukan asupan nutrisi
kelima. Selain itu, program PMBA juga yang berbeda-beda. Selain praktek yang
bertujuan meningkatkan status gizi dan kurang tepat dalam pemberian makanan,
kesehatan, tumbuh kembang dan kebiasaan masyarakat juga sangat
kelangsungan hidup anak di Indonesia berpengaruh. Adapun hal-hal yang harus
(Depkes, 2010). diperhatikan dalam pemberian makan
Menurut WHO dan UNICEF tahun pada bayi dan anak yang meliputi usia
2003 dalam penelitian Anis (2013) anak, frekuensi pemberian makanan
bahwa yang tercantum dalam Global dalam sehari, jumlah pemberian makanan
Strategy for Infant and Young Child atau porsi untuk sekali makan, tekstur
Feeding, WHO dan UNICEF makanan, variasi makanan, memberikan
merekomendasikan empat hal penting makanan secara aktif/ responsive pada
yang harus dilakukan dalam praktik anak dan selalu menjaga kebersihan
PMBA yaitu memberikan air susu ibu (Silawati, dkk, 2013).
(ASI) kepada bayi segera dalam waktu 30 Menurut Supariasa (2011) apabila
menit setelah bayi lahir, memberikan ASI asupan nutrisi yang diberikan kurang,
saja atau pemberian ASI secara eksklusif maka akibat yang akan terjadi pada bayi
sejak lahir sampai bayi berusia 6 bulan, yaitu malnutrisi, mengalami gizi buruk,
memberikan makanan pendamping air kecerdasan otak tidak maksimal,
susu ibu (MPASI) sejak bayi berusia 6 menurunkan daya tahan tubuh dan
bulan sampai 24 bulan serta meneruskan pertumbuhan serta perkembangan yang
pemberian ASI sampai anak berusia 24 terhambat. Selain itu, Dobbing dalam
bulan atau lebih. Suharjo (2010) menyatakan bahwa
Anak yang mendapatkan nutrisi yang terdapat “masa kritis” dalam
adekuat tidak dapat dipastikan bahwa perkembangan otak manusia di mana
anak tumbuh dan berkembang dengan pada masa otak berkembang cepat adalah
baik, apalagi jika nutrisi yang diterima masa yang sangat rawan terhadap
anak tidak adekuat maka dapat gangguan gizi kurang dan ini berada
menghambat anak mencapai derajat sejak tiga bulan dalam kandungan sampai
kesehatan yang optimal (Purwitasari, umur dua tahun, karena jaringan otak
2009). Menurut Paath, dkk (2005) anak yang tumbuh normal akan mencapai
menyebutkan bahwa kebutuhan nutrisi 80% berat otak orang dewasa sebelum
anak bervariasi sesuai dengan status berumur 3 tahun, jika terjadi gangguan
kesehatan, pola aktivitas dan laju gizi kurang dapat menimbulkan kelainan-
pertumbuhan anak. Semakin besar laju kelainan fisik maupun mental. Sehingga
pertumbuhan anak, maka kebutuhan dapat disimpulkan bahwa anak yang
nutrisi anak semakin besar juga. Menilai pernah mengalami gizi kurang sewaktu
pola pertumbuhan tentang kebutuhan masih bayi memiliki tingkat kecerdasan
nutrisi dapat dibuat berdasarkan usia IQ yang lebih rendah, dibandingkan

350
RAKERNAS AIPKEMA 2016
“Temu Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat”

dengan anak yang tidak pernah HASIL DAN PEMBAHASAN


mengalami gizi kurang sewaktu bayi. A. HASIL PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah Untuk 1. Karakteristik responden yang
mengetahui hubungan antara pemberian diidentifikasi dalam penelitian ini
makan pada bayi dan anak (PMBA) meliputi :
dengan kenaikan berat badan bayi Di Tabel 1. Distribusi Frekuensi
Kabupaten Klaten. PMBA pada Bayi Usia 6-12
Bulan di Posyandu Desa Pakahan
METODE PENELITIAN Jogonalan Klaten
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif No PMBA f %
korelasi yaitu penelitian atau penelaahan 1 Ya 23 62,2
hubungan antara dua variabel pada suatu 2 Tidak 14 37,8
situasi atau sekelompok subjek.
Jumlah 37 100
Pendekatan yang dilakukan dalam
Sumber : Data Primer 2015
penelitian ini adalah cross sectional yaitu
Tabel 2. Distribusi Frekuensi
variabel sebab atau risiko dan variabel
Kenaikan Berat Badan Bayi Usia
akibat atau kasus yang terjadi pada objek
6-12 Bulan di Posyandu Desa
penelitian diukur atau dikumpulkan
Pakahan
secara simultan dan dilakukan secara
bersama-sama atau sekaligus Kenaikan
No f %
BB
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini Di
Kabupaten Klaten pada bulan November 1 Ya 27 73,0
2014 sampai Juli 2015. Sampel pada 2 Tidak 10 27,0
penelitian ini adalah ibu yang memilki Jumlah 37 100
bayi usia 6-12 bulan yang berkunjung ke 2015
Sumber : Data Sekunder
Posyandu Di Kabupaten Klaten yang 2. Hubungan PMBA dengan
berjumlah 37 ibu. Teknik pengambilan Kenaikan Berat Badan Bayi 6-12
sampel dalam penelitian ini dengan Bulan
purposive sampling. Instrument yang Tabel 3. Hubungan PMBA
digunakan dalam penelitian ini dengan dengan Kenaikan Berat Badan
pedoman wawancara yaitu metode Bayi 6-12 Bulan di Posyandu
pengumpulan data dengan cara Desa Pakahan
mewawancarai langsung responden yang
Kenaikan BB
diteliti. Jenis data pada penelitian ini X2 P
N PMB Y Tida Tota
adalah data primer dan data sekunder. o A a k l
Data primer yang diperoleh langsung dari f f f
responden dengan pengisian kuesioner
10,3 0,00
untuk mengetahui PMBA dengan 1 Ya 21 2 23
57 2
wawancara sedangkan data sekunder
berupa kenaikan berat badan bayi usia 6- 2 Tidak 6 8 14
12 bulan yang diperoleh dari hasil
Jumlah 27 10 37
penimbangan dan catatan di buku KIA.
Sumber : Data Primer dan Sekunder
Analisa yang digunakan adalah univariat 2015
dan bivariate menggunakan uji chi B. PEMBAHASAN
square. Penelitian ini menunjukan
bahwa PMBA pada bayi usia 6-12

351
RAKERNAS AIPKEMA 2016
“Temu Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat”

bulan Di Kabupaten Klaten buruk, balita kurus serta kelebihan


sebagian besar yaitu melakukan berat badan/ obesitas (Bina Gizi,
dengan tepat sebanyak 23 2012). Selain itu, diperjelas oleh
responden (62,2%). Pemberian Supriasa (2013), jika bayi
makan pada anak harus disesuaikan mendapatkan asupan nutrisi yang
dengan usia dan kebutuhan anak. kurang akan mengakibatkan
Hasil ini didukung oleh Silawati malnutrisi, mengalami gizi buruk,
(2013), bahwa dalam praktik kecerdasan otak tidak maksimal,
PMBA ada beberapa hal yang perlu daya tahan tubuh menurun,
diperhatikan, yaitu usia anak, pertumbuhan dan perkembangan
frekuensi / berapa kali ibu dalam akan terhambat.
memberikan makanan dalam Masalah status gizi atau berat
sehari, jumlah pemberian makanan badan pada anak terutama bayi usia
atau porsi untuk sekali makan, 6-12 bulan dapat diatasi dengan
tekstur makanan, variasi makanan, strategi pemeberian makan yang
memberikan makanan secara aktif/ tepat melalui praktek pemberian
responsive pada anak dan selalu makan pada bayi dan anak
menjaga kebersihan. (PMBA). Tujuan PMBA menurut
Kenaikan berat badan bayi Depkes (2010), adalah untuk
usia 6-12 bulan menunjukan hasil meningkatkan status gizi dan
bahwa sebanyak 27 bayi (73,0%) kesehatan, tumbuh kembang dan
mengalami kenaikan berat badan. kelangsungan hidup anak di
Hal ini menunjukan adanya Indonesia
keseimbangan antara asupan dan Anilisis bivariat dengan uji
kebutuhan zat gizi seorang anak chi square diperoleh nilai p = 0,002
yang sedang dalam proses berarti p < 0,05. Jadi dalam hal ini
pertumbuhan dan perkembangan. hipotesa kerja diterima, yang
Makanan yang diberikan harus berarti bahwa praktik PMBA akan
tepat, menurut Bina Gizi (2012: 78- mempengaruhi kenaikan berat
79) yaitu dengan terus memberikan badan bayi sehingga dapat
ASI (paling kurang selama 2 tahun) disimpulkan bahwa ada hubungan
dan memberikan makanan antara PMBA dengan kenaikan
tambahan 4 bintang pada anak. berat badan bayi usia 6-12 bulan di
Makanan 4 bintang dibuat dengan Posyandu Desa Pakahan,
memasukan makanan-makanan dari Jogonalan, Klaten. Hasil ini dapat
kategori makanan pokok, sayuran dibuktikan dengan praktik PMBA
dan buah, kacang-kacangan dan yang tepat, anak cenderung
makanan hewani. mengalami kenaikan berat badan
Peningkatan berat badan sebanyak 21 bayi (56,8%)
sangat dipengaruhi oleh pemberian sedangkan praktik PMBA yang
makanan yang sesuai, baik ASI tidak tepat, bayi cenderung tidak
maupun makanan pendamping ASI mengalami kenaikan berat badan
lainnya. Jika pemberian makanan sebanyak 8 bayi (21,6%).
bayi dan anak tidak tepat atau tidak Hasil penelitian ini
benar, hal ini akan membuat gizi menunjukan bahwa praktik PMBA
kurang, stunting/ pendek, gizi yang baik dapat meningkatkan

352
RAKERNAS AIPKEMA 2016
“Temu Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat”

kenaikan berat badan anak, hal ini Konseling Pemberian Makan pada
sesuai dengan tujuan PMBA Bayi dan Anak. Direktorat Jendral
menurut Depkes (2010), yaitu Bina Gizi dan KIA. Jakarta
meningkatkan status gizi dan Depkes RI. 2013. Hasil Riset Kesehatan
kesehatan, tumbuh kembang dan Dasar Indonesia (Riskesdas) 2013.
kelangsungan hidup anak http://www.depkes.go.id/resource/d
Indonesia, melalui strategi ownload/general/Hasil%20Riskesd
peningkatan praktek pemberian as%202013.pdf. Diunduh tanggal 5
makan pada bayi dan anak (PMBA) Januari 2015 jam 14.00 WIB.
dengan optimal. Penelitian ini .2013. Pelatihan Pemberian
didukung juga oleh Marimbi Makan Bayi dan Anak (PMBA).
(2010), asupan zat-zat gizi yang Didapat dari:
lengkap masih terus dibutuhkan http://gizi.depkes.go.id/pelatihan-
anak selama proses tumbuh pemberian-makan-bayi-dan-anak-
kembang terus berlanjut. Makanan pmba. Diakses pada tanggal 27
memegang peran penting dalam Desember 2014 jam 19.45 WIB.
pertumbuhan dan kecerdasan anak. . 2010. Strategi Peningkatan
Pola makan yang baik akan Makanan Bayi dan Anak (PMBA).
mengikuti pola gizi seimbang Kementrian Kesehatan. Jakarta.
dengan memenuhi zat-zat gizi yang Haryono, Rudi dan Sulis Setianingsih.
sesuai dengan kebutuhan tubuh 2014. Manfaat Asi Eksklusif Untuk
sehingga pertumbuhan anak akan Buah Hati Anda. Pustaka Baru.
berjalan optimal. Yogyakarta.
Herdiana. 2009. Tingkat Pengetahuan
SIMPULAN Ibu tentang MP-ASI dengan Status
Berdasarkan hasil penelitian dan Gizi Bayi Usia 6-12 Bulan Di
pembahasan maka dapat disimpulkan Posyandu Kalikotes Klaten.
bahwa : STIKES Muhammadiyah Klaten.
1. PMBA pada bayi usia 6-12 bulan di Indonesia, Ind. 2013. Buku Kesehatan
Posyandu Desa Pakahan, Jogonalan, Ibu dan Anak (KIA) Dinas
Klaten adalah melakukan PMBA Kesehatan Kabupaten Klaten.
dengan tepat sebanyak 23 (62,2%) Kementrian Kesehatan dan JICA.
reponden. Jakarta.
2. Kenaikan berat badan bayi usia 6-12 Jahari, Abas B., dkk. 2013. Pedoman
bulan adalah 27 (73,0%) bayi. Perencanaan Program Gizi
3. Ada hubungan PMBA dengan Nasional Percepatan Gizi dalam
kenaikan berat badan bayi usia 6-12 Ragka Seribu Hari Pertama
bulan di Posyandu Desa Pakahan, Kehidupan (Gerakan 1000 HPK).
Jogonalan, Klaten. Republik Indonesia. Jakarta.
Marimbi, Hanum. 2010. Tumbuh
DAFTAR PUSTAKA Kembang, Status Gizi dan
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Imunisasi Dasar Pada Balita. Nuha
Penelitian, Suatu Pendekatan Medika. Yogyakarta.
Praktik. Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010.
Bina Gizi, Direktor. 2012. Panduan Metodologi Penelitian Kesehatan.
Fasilitator Modul Pelatihan Rineka Cipta. Jakarta.

353
RAKERNAS AIPKEMA 2016
“Temu Ilmiah Hasil Penelitian dan Pengabdian Masyarakat”

Paath, Erna Francin, dkk. 2005. Gizi (PMBA) dalam Situasi Bencana.
dalam Kesehatan Reproduksi. Departemen Komunikasi World
EGC. Jakarta. Vision Indonesia. Jakarta.
Purwitasari, Desi dan Dwi Maryanti. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian
2009. Gizi dalam Kesehatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D.
Reproduksi. Nuha Medika. Alfabeta. Bandung.
Yogyakarta. Suhardjo. 2010. Pemberian Makanan
Silawati, dkk.2013. Kegiatan Pemberian pada Bayi dan Anak. Kanisius.
Makanan pada Bayi dan Anak Yogyakarta.

354

Anda mungkin juga menyukai