Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pancasila dianggap sebagai sesuatu yang sakral yang setiap warga
negaranya harus mematuhi segala isi dalam Pancasila tersebut. Namun
sebagian besar warga Negara Indonesia hanya menganggap Pancasila
sebagai dasar Negara dan ideologi Negara semata tanpa memperdulikan
makna dan manfaatnya dalam kehidupan. Dapat dilihat sekarang ini
banyaknya perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai yang diajarkan
Pancasila. Maka dari itu pentingnya memahami Pancasila tidak hanya
mengerti namun juga mengamalkan dan melaksanakan nilai-nilai yang
terkandung dalam Pancasila dalam kehidupan sehari-hari yang menjadi
kebiasaan dan akan menjadi karakter bangsa yang terpupuk secara
perlahan.
Fenomena kecenderungan perilaku dan kepribadian generasi muda
sekarang ini semakin menjauh dari nilai-nilai Pancasila dan kehilangan jati
diri sebagai suatu individu yang berakar dari nilai-nilai luhur budaya
bangsa. Kondisi faktual saat ini yang menggerus kepribadian generasi
muda seperti: hilangnya identitas budaya bangsa, tawuran pelajar dan
mahasiswa, narkoba, seks bebas, fenomena genk motor, kekerasan yang
dilakukan generasi muda, dan degradasi moralitas pelajar menuntut pihak-
pihak yang berkompeten untuk mengantisipasi dan penanggulangi
berbagai persoalan tersebut.
Lemahnya ketahanan budaya pada generasi muda juga ditunjukkan
oleh terjadinya gejala krisis identitas sebagai akibat semakin melemahnya
norma-norma lama dan belum terkonsolidasinya norma baru, yang telah
mengakibatkan terjadinya sikap ambivalensi dan disorientasi tata nilai.
Disorientasi tata nilai, ditambah dengan tumbuh suburnya semangat
kebebasan, telah menyuburkan tumbuhnya pandangan yang serba boleh
(permisif) yang telah mengakibatkan menguatnya budaya hedonis generasi
muda.

Page | 1
Untuk itu generasi muda perlu mereposisi perilaku dan perannya
dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Saatnya generasi muda mereposisi perilakunya
dengan meninggalkan budaya hedonis dan budaya luar yang tidak sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila. Selain itu pemuda harus memberikan peranan
yang lebih aktif dalam membumikan Pancasila terutama dalam konteks
kehidupan bermasyarakat. Peran inilah yang harus aktif dimainkan secara
aktif oleh generasi muda bersama-sama dengan komponen masyarakat
lainnya untuk lebih menanamkan nilai-nilai Pancasila di tengah berbagai
persoalan masyarakat yang mulai terlepas dari jati diri dan identitas
sebagai bangsa Indonesia.
Globalisasi dengan segala dimensinya menyebabkan berbagai
ketahanan budaya, identitas nasional, dan jati diri sebagai suatu bangsa
menghadapi ancaman dan tantangan, bahkan proses degradasi ketahanan
budaya, identitas nasional, dan jati diri sebagai suatu bangsa sudah sangat
tampak dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Globalisasi telah
mengakibatkan goncangan dan krisis budaya, yang kemudian berujung
pada lemahnya ketahanan budaya Harus kita sadari bahwa pembangunan
karakter bangsa bukan merupakan tindakan sederhana dan mudah
dilaksanakan. Keterbukaan informasi tidak hanya membawa nilai positif
bagi kehidupan bangsa, tetapi juga negative. Simak saja perilaku seksual
yang dilakukan oleh sejumlah anak di bawah umur, dikatakan karena
dipengaruhi oleh meniru perilaku seksual artis tertentu yang beredar luas
dan mudah diakses telepon seluler. Perilaku penyimpangan tidak akan
terjadi apabila seseorang memiliki kepribadian dan karakter kuat yang
mampu menjadi penyaring (filter) terhadap stimulant nilai-nilai negative
yang tidak atau kurang sesui dengan nilai luhur yang didukung oleh
masyarakat Indonesia
2. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian karakter?
2) Apa pengertian dari mahasiswa?
3) Apa hubungan pancasila dengan karakter mahasiswa?

Page | 2
4) Mengapa pendidikan pancasila perlu diajarkan diperguruan tinggi?
5) Apa saja manfaat pendidikan pancasila?
6) Bagaimana peran pancasila dalam menumbuhkan karakter
mahasiswa?
3. Tujuan
1) Mendeskrisikan kondisi faktual persoalan mahasiswa saat ini yang
berhubungan dengan identitas diri Pancasila sebagai falsafah dan
pandangan hidup bangsa Indonesia
2) Untuk mengetahui peran pancasila dalam membangun karakteristik
mahasiswa
3) Menganalisis peran generasi muda dalam menanamkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara
4. Manfaat
1. Membuat kita memahami pengertian pancasila
2. Mengetahui cara pengaplikasian pancasila dalam kehidupan
3. Mengetetahui manfaat dari pendidikan pancasila

Page | 3
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Karakter

Menurut bahasa, karakter adalah tabiat atau kebiasaan. Sedangkan


menurut ahli psikologi, karakter adalah sebuah sistem keyakinan dan
kebiasaan yang mengarahkan tindakan seorang individu. Karena itu, jika
pengetahuan mengenai karakter seseorang itu dapat diketahui, maka dapat
diketahui pula bagaimana individu tersebut akan bersikap untuk kondisi-
kondisi tertentu. Dilihat dari sudut pengertian, ternyata karakter dan
akhlak tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Keduanya didefinisikan
sebagai suatu tindakan yang terjadi tanpa ada lagi pemikiran lagi karena
sudah tertanam dalam pikiran, dan dengan kata lain, keduanya dapat
disebut dengan kebiasaan.

2. Pengertian Mahasiswa
Mahasiswa adalah sebutan bagi orang yang sedang menempuh
pendidikan tinggi di sebuah perguruan tinggi yang terdiri atas sekolah
tinggi, akademi, dan yang paling umum adalah universitas. Sepanjang
sejarah, mahasiswa di berbagai negara mengambil peran penting dalam
sejarah suatu negara

3. Hubungan Pancasila dengan Karakter Mahasiswa

Jatidiri bangsa akan nampak dalam karakter bangsa yang


merupakan perwujudan dari nilai-nilai luhur bangsa. Bagi bangsa
Indonesia nilai-nilai luhur bangsa terdapat dalam dasar negara Negara
Kesatuan Republik Indonesia yakni Pancasila, yang tercantum dalam
Pembukaan UUD 1945 yakni Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin
oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta

Page | 4
dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Membangun jatidiri bangsa Indonesia berarti membangun jatidiri setiap
manusia Indonesia, yang tiada lain adalah membangun Manusia Pancasila.
Karakter pribadi-pribadi akan berakumulasi menjadi karakter
masyarakat dan pada akhirnya menjadi karakter bangsa. Untuk kemajuan
Negara Republik Indonesia, diperlukan karakter yang tangguh, kompetitif,
berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong royong, patriotik,
dinamis, berbudaya, dan berorientasi Ipteks berdasarkan Pancasila dan
dijiwai oleh iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karakter yang
berlandaskan falsafah Pancasila artinya setiap aspek karakter harus dijiwai
ke lima sila Pancasila secara utuh dan komprehensif yang dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, adalah bentuk
kesadaran dan perilaku iman dan takwa serta akhlak mulia sebagai
karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter Ber-Ketuhanan Yang
Maha Esa seseorang tercermin antara lain hormat dan bekerja sama antara
pemeluk agama dan penganut kepercayaan, saling menghormati kebebasan
menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya itu; tidak
memaksakan agama dan kepercayaannya kepada orang lain.
Bangsa yang Menjunjung Kemanusiaan yang Adil dan Beradab,
yaitu sikap dan perilaku menjunjung tinggi kemanusian yang adil dan
beradab diwujudkan dalam perilaku hormat menghormati antarwarga
negara sebagai karakteristik pribadi bangsa Indonesia. Karakter
kemanusiaan seseorang tercermin antara lain dalam pengakuan atas
persamaan derajat, hak, dan kewajiban; saling mencintai; tenggang rasa;
tidak semena-mena terhadap orang lain; gemar melakukan kegiatan
kemanusiaan; menjunjung tinggi nilai kemanusiaan; berani membela
kebenaran dan keadilan; merasakan dirinya sebagai bagian dari seluruh
umat manusia serta mengembangkan sikap hormat-menghormati.
Bangsa yang Mengedepankan Persatuan dan Kesatuan Bangsa,
adalah bangsa yang memiliki komitmen dan sikap yang selalu
mengutamakan persatuan dan kesatuan Indonesia di atas kepentingan

Page | 5
pribadi, kelompok, dan golongan merupakan karakteristik pribadi bangsa
Indonesia. Karakter kebangsaan seseorang tecermin dalam sikap
menempatkan persatuan, kesatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa
di atas kepentingan pribadi atau golongan; rela berkorban untuk
kepentingan bangsa dan negara; bangga sebagai bangsa Indonesia yang
bertanah air Indonesia serta menunjung tinggi bahasa Indonesia;
memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-
Bhinneka Tunggal Ika
Bangsa yang Demokratis dan Menjunjung Tinggi Hukum dan Hak
Asasi Manusia, yaitu sikap dan perilaku demokratis yang dilandasi nilai
dan semangat kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan merupakan karakteristik pribadi warga
negara Indonesia. Karakter kerakyatan seseorang tecermin dalam perilaku
yang mengutamakan kepentingan masyarakat dan negara; tidak
memaksakan kehendak kepada orang lain; mengutamakan musyawarah
untuk mufakat dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama;
beritikad baik dan bertanggung jawab dalam melaksanakan keputusan
bersama; menggunakan akal sehat dan nurani luhur dalam melakukan
musyawarah; berani mengambil keputusan yang secara moral dapat
dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta nilai-nilai
kebenaran dan keadilan.
Bangsa yang Mengedepankan Keadilan dan Kesejahteraan, yaitu
bangsa yang memiliki komitmen dan sikap untuk mewujudkan keadilan
dan kesejahteraan merupakan karakteristik pribadi bangsa Indonesia.
Karakter berkeadilan sosial seseorang tecermin antara lain dalam
perbuatan yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotongroyongan; sikap adil; menjaga keharmonisan antara hak dan
kewajiban; hormat terhadap hak-hak orang lain; suka menolong orang
lain; menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain; tidak boros; tidak
bergaya hidup mewah; suka bekerja keras; menghargai karya orang lain.
Jadi, antara karakter bangsa dengan pancasila tidak dapat
terpisahkan. Karena sebagai warga negara Indonesia yang berpedoman

Page | 6
kepada pancasila dan setiap kegiatan harus memuat nilai-nilai yang ada
dalam pancasila dari itulah diharuskan pula tumbuh nilai-nilai pancasila
dalam pribadi setiap masyarakat dan dapat diimplementasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Pancasila adalah harga mati bagi setiap warga
negara Indonesia, yang harus dipatuhi dan tidak boleh bertentangan
dengan pancasila.

4. Pancasila di Perguruan Tinggi

Pancasila adalah dasar filsafah negara indonesia, sebagaimana


tercantum dalam pembukaan UUD 1945. Oleh karena itu setiap warga
negara Indonesia harus mempelajari, mendalami, menghayati, dan
mengamalkan dalam segala bidang kehidupan. Pancasila merupakan
warisan luar biasa dari pendiri bangsa yang mengacu kepada nilai-nilai
luhur. Nilai nilai luhur yang menjadi panutan hidup tersebut telah hilang
otoritasnya, sehingga manusia menjadi bingung. Kebingungan tersebut
dapat menimbulkan krisis baik itu krisis moneter yang berdampak pada
bidang politik, sekaligus krisis moral pada sikap perilaku manusia.

Dalam upaya merespon kondisi tersebut, pemerintah perlu


mengantisipasi agar tidak menuju kearah keadaan yang lebih
memprihatinkan. Salah satu solusi yang dilakukan oleh pemerintah, dalam
menjaga nilai-nilai panutan dalam berbangsa dan bernegara secara lebih
efektif yaitu melalui bidang pendidikan. Oleh karena itu, tujuan
pendidikan pancasila yang akan diuraikan dalam artikel ini sasarannya
adalah bagi para mahasiswa-mahasiswi di perguruan tinggi.
Adapun dasar-dasar pendidikan pancasila tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. DasarFilosofis

Pada saat Republik Indonesia diproklamasikan pasca Perang Dunia


kedua, dunia dicekam oleh pertentangan ideologi kapitalisme dengan
ideologi komunisme. Kapitalisme berakar pada faham individualisme yang

Page | 7
menjunjung tinggi kebebasan dan hak-hak individu; sementara komunisme
berakar pada faham sosialisme atau kolektivisme yang lebih
mengedepankan kepentingan masyarakat di atas kepentingan individual.
Kedua aliran ideologi ini melahirkan sistem kenegaraan yang berbeda.
Faham individualisme melahirkan negara -negara kapitalis yang
mendewakan kebebasan (liberalisme) setiap warga, sehingga
menimbulkan perilaku dengan superioritas individu, kebebasan berkreasi
dan berproduksi untuk mendapatkan keuntungan yang maksimal.

Sementara faham kolektivisme melahirkan negara-negara komunis yang


otoriter dengan tujuan untuk melindungi kepentingan rakyat banyak dari
eksploitasi segelintir warga pemilik kapital. Pertentangan ideologi ini telah
menimbulkan ‘perang dingin’ yang dampaknya terasa di seluruh dunia.
Namun para pendiri negara Republik Indonesia mampu melepaskan diri
dari tarikan-tarikan dua kutub ideologi dunia tersebut, dengan
merumuskan pandangan dasar (philosophische grondslag) pada sebuah
konsep filosofis yang bernama Pancasila. Nilai-nilai yang terkandung pada
Pancasila bahkan bisa berperan sebagai penjaga keseimbangan (margin of
appreciation) antara dua ideologi dunia yang bertentangan, karena dalam
ideologi Pancasila hak-hak individu dan masyarakat diakui secara
proporsional.

2. DasarSosiologis

Bangsa Indonesia yan g penuh kebhinekaan terdiri atas lebih dari


300 suku bangsa yang tersebar di lebih dari 17.000 pulau, secara
sosiologis telah mempraktikan Pancasila karena nilai-nilai yang
terkandung di dalamnya merupakan kenyataan-kenyataan (materil,
formal, dan fungsional) yang ada dalam mas yarakat Ind onesia.
Kenyataan objektif ini menjadikan Pancasila sebagai dasar yang
mengikat setiap warga bangsa untuk taat pada nilai-nilai instrumental
yang berupa norma atau hukum tertulis (peraturan perundang-

Page | 8
undangan, yurisprudensi, dan traktat) maupun yang tidak tertulis
seperti adat istiadat, kesepakatan atau kesepahaman, dan konvensi.

Kebhinekaan atau pluralitas masyarakat bangsa Indonesia yang


tinggi, dimana agama, ras, etnik, bahasa, tradisi-budaya penuh
perbedaan, menyebabkan ideologi Pancasila bisa diterima sebagai
ideologi pemersatu. Data sejarah menunjukan bahwa setiap kali ada
upaya perpecahan atau pemberontakan oleh beberapa kelompok
masyarakat, maka nilai-nilai Pancasilalah yang dikedepankan sebagai
solusi untuk menyatukan kembali. Begitu kuat dan ‘ajaibnya’
kedudukan Pancasila sebagai kekuatan pemersatu, maka kegagalan
upaya pemberontakan yang terakhir (G30S/PKI) pada 1 Oktober 1965
untuk seterusnya hari tersebut dijadikan sebagai Hari Kesaktian
Pancasila.

3. DasarYuridis

Pancasila telah menjadi norma dasar negara dan dasar negara


Republik Indonesia yang berlaku adalah Pancasila yang tertuang dalam
Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945 (Pembukaan UUD NRI Tahun 1945) junctis Keputusan Presiden
RI Nomor 150 Tahun 1959 mengenai Dekrit Presiden RI/Panglima
Tertinggi Angkatan Perang Tentang Kembali Kepada Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Naskah Pembukaan
UUD NRI 1945 yang berlaku adalah Pembukaan UUD NRI Tahun
1945 yang disahkan/di tetapkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) tanggal 18 Agustus 1945. Sila -sila Pancasila yang
tertuang dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945 secara filosofis-
sosiologis berkedudukan sebagai Norma Dasar Indonesia dan dalam
konteks politis-yuridis sebagai Dasar Negara Indonesia. Konsekuensi
dari Pancasila tercantum dalam Pembukaan UUD NRI Tahun 1945,
secara yuridis konstitusional mempunyai kekuatan hukum yang sah,
kekuatan hukum berlaku, dan kekuatan hukum mengikat.

Page | 9
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, digunakan sebagai dasar penyelenggaraan pendidikan tinggi.
Pasal 39 ayat (2) menyebutkan, bahwa isi kurikulum setiap jenis, jalur,
dan jenjang pendidikan wajib memuat: (a) Pendidikan Pancasila, (b)
Pendidikan Agama, (c) Pendidikan Kewarganegaraan. Didalam
operasionalnya, ketiga mata kuliah wajib dari kurikulum tersebut,
dijadikan bagian dari kurikulum berlaku secara nasional.

Sebelum dikeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 60 tahun 1999,


Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 30 tahun 1990
menetapkan status pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan
tinggi sebagai mata kuliah wajib untuk setiap program studi dan
bersifat nasional. Silabus pendidikan pancasila semenjak tahun 1983
sampai tahun 1999, telah banyak mengalami perubahan untuk
menyesuaikan diri dengan perubahan yang berlaku dalam masyarakat,
bangsa, dan negara yang berlangsung cepat, serta kebutuhan untuk
mengantisipasi tuntunan perkembangan ilmu pengetahuan yang sangat
pesat disertai dengan pola kehidupan mengglobal. Perubahan dari
silabus pancasila adalah dengan keluarnya keputusan Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi, Nomor: 265/Dikti/Kep/2000 tentang
penyempurnaan kurikulum inti mata kuliah pengembangan
kepribadian pendidikan pancasila pada perguruan tinggi Indonesia.
Dalam kepurusan ini dinyatakan, bahwa mata kuliah pendidikan
pancasila yang mencakup unsur filsafat pancasila, merupakan salah
satu komponen yang tidak dapat dipisahkan dari kelompok mata kuliah
pengembangan kepribadian (MKPK) pada susunan kurikulum inti
perguruan tinggi di Indonesia mata kuliah pendidikan pancasila adalah
mata kuliah wajib untuk diambil oleh setiap mahasiswa pada
perguruan tinggi untuk program diploma/politeknik dan program
sarjana. Pendidikan pancasila dirancang dengan maksud untuk
memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pancasila sebagai

Page | 10
filsafat atau tata nilai bangsa, dasar negara, dan ideologi nasional
dengan segala implikasinya.

Selanjutnya, berdasarkan keputusan Menteri Pendidikan Nasional No.


22/UU/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan
Tinggi, dan penilaian hasil belajar mahasiswa, telah ditetapkan bahwa
pendidikan agama, pendidikan pancasila, dan kepribadian yang wajib
diberikan dalam kurikulum setiap program studi. Oleh karena itu,
untuk melaksanakan ketentuan di atas, maka Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi Depdiknas mengeluarkan Surat Keputusan Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian di perguruan tinggi. Berdasarkan
UU No. 20/2003 tentang sistem pendidikan, maka, Direktur Jendral
Pendidikan Tinggi mengeluarkan surat keputusan No.
43/Dikti/Kep./2006 tentang kampus-kampus pelaksanaan kelompok
mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi, SK ini
adalah penyempurnaan dari SK yang lalu.

5. Manfaat Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi


Dengan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan
Tinggi, diharapkan dapat tercipta wahana pembelajaran bagi para
mahasiswa untuk secara akademik mengkaji, menganalisis, dan
memecahkan masalah-masalah pembangunan bangsa dan negara dalam
perspektif nilai-nilai dasar Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara
Republik Indonesia.

Pendidikan Pancasila sebagai bagian dari pendidikan Nasional


bertujuan untuk mewujudkan tujuan Pendidikan Nasional. Sistem
pendidikan nasional yang ada merupakan rangkaian konsep, program, tata
cara, dan usaha untuk mewujudkan tujuan nasional yang diamanatkan
Undang -Undang Dasar Tahun 1945, yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Jadi tujuan penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan
Tinggi pun merupakan bagian dari upaya untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa.

Page | 11
Penjabaran secara spesifik sehubungan dengan tujuan
penyelenggaraan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi adalah untuk:
o Memperkuat Pancasila sebagai dasar falsafah negara dan ideologi
bangsa melalui revitalisasi nilai-nilai dasar Pancasila sebagai
norma dasar kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
o Memberikan pemahaman dan penghayatan atas jiwa dan nilai-nilai
dasar Pancasila kepada mahasiswa sebagai warga negara Republik
Indonesia, serta membimbing untuk dapat menerapkannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
o Mempersiapkan mahasiswa agar mampu menganalisis dan mencari
solusi terhadap berbagai persoalan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara melalui sistem pemikiran yang
berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan UUD NRI Tahun 1945.
o Membentuk sikap mental mahasiswa yang mampu mengapresiasi
nilai-nilai ketuhanan, kemanusiaan, kecintaan pada tanah air dan
kesatuan bangsa, serta penguatan masyarakat madani yang
demokratis, berkeadilan, dan bermartabat berlandaskan Pancasila,
untuk mampu berinteraksi dengan dinamika internal dan eksternal
masyarakat bangsa Indonesia.
6. Peran Pancasila dalam Menumbuhkan Karakter Mahasiswa

Pancasila yang sejak dahulu diciptakan sebagai dasar negara dan


sudah sejak nenek moyang kita digunakan sebagai pandangan hidup sudah
seharusnya dijadikan pedoman bagi bangsa Indonesia dalam kehidupan
bernegara, berbangsa dan bermasyarakat. Demikian juga bagi mahasiswa,
Pancasila yang mulai kehilangan pamornya di kalangan generasi muda
diharapkan akan muncul kembali kejayaannya jika generasi muda (para
mahasiswa) mulai sadar dan memahami fungsi Pancasila serta
melaksanakan dalam kehidupan sehari-hari.
Semangat nasionalisme dan patriotism di kalangan mahasiswa
mulai menurun. Hal ini bisa dilihat dari banyaknya mahasiswa yang
menganggap bahwa budaya barat lebih modern dibanding dengan budaya

Page | 12
sendiri. Generasi muda terutama di kalangan mahasiswa pelajar, banyak
mengekor budaya barat dari pada budaya sendiri. Hal ini bisa dilihat dari
cara bersikap, berpakaian, berbicara sampai pola hidup yang cenderung
meniru budaya asing dari pada budayanya sendiri.
Menurut Rajasa (2007), generasi muda mengembangkan karakter
nasionalisme melalui tiga proses yaitu :
1. Pembangun Karakter (character builder) yaitu generasi
muda berperan membangun karakter positifr bangasa melalui
kemauan keras, untuk menjunjung nilai-nilai moral serta
menginternalisasikannya pada kehidupan nyata.
2. Pemberdaya Karakter (character enabler), generasi muda
menjadi role model dari pengembangan karakter bangsa yang
positif, dengan berinisiatif membangun kesadaran kolektif dengan
kohesivitas tinggi, misalnya menyerukan penyelesaian konflik.
3. Perekayasa karakter (character engineer) yaitu generasi
muda berperan dan berprestasi dalam ilmu pengetahuan dan
kebudayaan, serta terlibat dalam proses pembelajaran dalam
pengembangan karakter positif bangsa sesuai dengan
perkembangan zaman.

Pancasila berperan besar dalam menumbuhkan rasa nasionalisme


dan patriotism di kalangan generasi muda. Apapun langkah tindakan yang
dilakukan harus selalu didasarkan nilai-nilai Pancasila. Pancasila yang
memiliki lima sila yang antara sila satu yang lain saling menjiwai dan
dijiwai dan menunjukan satu kesatuan yang utuh, memiliki makna yang
sangat dalam untuk menjadi landasan bersikap bertindak dan bertingkah
laku. Berbagai tantangan sudah dialamai bangsa Indonesia untuk
menggantikan ideologi Pancasila tidak menggoyahkan keyakinan kita
bahwa Pancasila yang cocok sebagai dasar negara dan sebagai ideologi
sejati di negara Indonesia. Pancasila dijadikan acuan para generasi muda
dalam bersikap bertindak dan bertutur kata yang sesuai dengan norma
Pancasila.

Page | 13
Seringkali kita mendengar demonstrasi-demonstrasi yang anarkis
dilakukan mahasiswa mengatasnamakan perjuangan atas nama rakyat yang
ujung-ujungnya pengrusakan fasilitas-fasilitas pemerintah, membakar mobil
dan lain-lain. Juga terjadinya kerusuhan-kerusuhan pertandingan sepak bola
yang dilakukan oleh suporter masing-masing kesebelasan yang merasa tidak
puas akan kekalahan timnya. Dan juga tawuran pelajar masih juga terjadi di
lingkungan masyarakat Indonesia.

Page | 14
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

Peran pemuda sangat penting dalam membangun peradaban


dan kemajuan suatu bangsa. Sebagai generasi penerus bangsa yang
akan menjadi akar bangsa ini di masa mendatang harus bisa
mewujudkan cita-cita dan tujuan nasional dengan memiliki modal
dasar sebagai agent of change(agen perubahan) dan agent of social
control (agen pengawas sosial) dalam masyarakat.
Beberapa peran yang dapat dilakukan oleh generasi muda
dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara adalah mewariskan nilai-
nilai ideal Pancasila kepada generasi di bawahnya, membekali diri
dengan pendidikan yang berlandaskan Pancasila yang menekankan
pada nilai-nilai untuk menumbuhkan warga negara yang baik dan
patriotik, memperkuat jati diri, dan berperan untuk mengentaskan
Indonesia dari kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan,
ketertinggalan, dan berbagai hal lainnya

2. Penutup
Alhamdulillah sekian kiranya paparan makalah dari saya, banyak
kesalahan baik dari segi penulisan ataupun referensi dan materi-
materi lainnya. Saya berharap Allah SWT.memberikan ampunan
kepada saya dan kepada pembaca sudi kiranya memberikan kritik
dan saran dari makalah ini.

Page | 15
DAFTAR PUSTAKA
https://abiechuenk.wordpress.com/2012/01/17/pendidikan-dan-
pembentukan-karakter/ (3 November 2017, 20.41)
https://hangeo.wordpress.com/2012/03/15/kendala-kendala-
implementasi-pendidikan-karakter-di-sekolah/ (3 November 2017,
20.20)
https://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=2012110621221
8AA6bcNq PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA BERBASIS
PANCASILA. I Nyoman Yoga
Segara.http://bdkjakarta.kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id=9
24 (3 November 2017, 21.10)
www.fokusjabar.com. “Membangun Karakter Bangsa dengan
Nilai-Nilai Pancasila”. (diunduh pada 3 November 2017, 22.11)

Page | 16

Anda mungkin juga menyukai