Pengayaan Schwannoma Feru Aldo
Pengayaan Schwannoma Feru Aldo
OLEH:
Restu Ardi Safiru 150070200111044
Tonny Aldo Aprillino 150070200111004
Pembimbing:
dr. Dessika Rahmawati, Sp.S
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Schwannoma merupakan peripheral nerve sheath tumor yang tumbuh lambat pada bagian
distal dari transisi myelinisasi sel oligodendroglial-schwan. Schwanoma dijumpai sekitar 8% dari
tumor primer otak, frekuensi pada wanita 2 kali lenih sering daripada pria dan pada usia
pertengahan. Schwannoma maligna juga berasal dari nervus perifer, bersifat rekuren, dan
metastase dapat terjadi secara dini. Schwannoma intrakranial, seperti juga Schwannoma dari
spinal, cenderung memperlihatkan gejala gangguan dari saraf-saraf divisi sensoris. Schwannoma
sring muncul dari komponen vestibular nervus VIII (>90%), divisi sensori nervus trigeminal
(0.8%-8%), nervus fasialis (1.9%), nervus yang keluar dari foramen jugularis (2.9%-4%), nervus
hipoglosus, nervus ekstra okular, dan nervus olfaktorius. Karena letak yang sangat dekat dengan
area dari nervus kranialis, batang otak, dan cerebelum, Schwannoma sudah menampakkan gejala
bahkan ukuran tumor masih kecil. Namun, sifat pertumbuhan yang lambat dapat mengaburkan
gejala defisit neurologi yang berkembang progresif. Hal ini menyebabkan tidak dijumpai adanya
defisit neurologi yang terjadi secara akut.
Diagnosis kanker otak schwannoma tidak dapat ditegakkan hanya berdasarkan latar
belakang klinik saja. Deteksi secara laboratorik diperlukan untuk menunjang diagnosis. Berbagai
metoda pemeriksaan laboratorium telah dikembangkan seperti pemeriksaan darah lengkap,
pemriksaan Histo-PA, CT Scan, MRI, PET CT untuk menunjang diagnosis dari sel kanker otak
schwannoma ini.
1.3 Tujuan
1.4 Manfaat
Penulisan laporan kasus ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman
dokter muda mengenai kanker otak Schwannoma dalam hal anamnesa, pemeriksaan fisik dan
TINJAUAN PUSTAKA
Schwannoma merupakan peripheral nerve sheath tumor yang tumbuh lambat pada bagian
distal dari transisi myelinisasi sel oligodendroglial-schwan. Perkembangan patogenesis dari tumor
ini telah dapat dipahami dengan adanya evaluasi molekuler dan perubahan genetic pada
neurofibromatosis 2 (NF2). Gen NF2 terlokalisasi pada kromosom 22q12. Subsekuen genetic dan
pemetaan fisik menyebabkan ditemukannya gen NF2 pada tahun 1993. Regio DNA ini mengkode
sebuah produk asam amino yang disebut merlin (meosin-ezrin-radixin-like protein) atau disebut
juga schwanomin, dan berfungsi sebagai tumor supresor. Mutasi dari gen NF2 telah ditemukan
tidak hanya pada Scwanoma terkait NF2 tetapi juga pada kasus-kasus sporadic (Osborn AG,
2004).
2.2 Epidemiologi
Schwanoma dijumpai sekitar 8% dari tumor primer otak, frekuensi pada wanita 2 kali lenih
sering daripada pria dan pada usia pertengahan. Schwannoma maligna juga berasal dari nervus
perifer, bersifat rekuren, dan metastase dapat terjadi secara dini. Hilangnya lengan kromosom 1p
dan penambahan pada lengan kromosom 11q dijumpai pada beberapa Schwannoma, juga dijumpai
hilangnya kromosom 22q (Arthurs, 2011).
Jenis yang paling sering dijumpai ialah vestibular schwannoma, diikuti oleh tumor
trigeminal nerve sheath. Neoplasma ini dapat tumbuh, meskipun jarang, dari nervus cranial lainnya
baik intracranial maupun ekstrakranial. Semua schwannoma tumbuh sebagai proses mutasi
spontan, tetapi kebanyakan tumor nonvestibular intracranial dan 5% dari vestibular Schwannoma
berkaitan dengan NF2 (IRSA, 2006).
2.3.1.1 Etiologi
2.3.1.2 Patofisiologi
Neuroma intratemporal atau Schwannoma dari saraf wajah adalah temuan klinis
yang jarang . Tergantung pada lokasi asal dan ukuran lesi. Lesi yang timbul dalam internal
auditory canal dapat hadir muncul gejala yang mirip dengan acoustic Schwannoma.
Schwannoma yang muncul dalam kanal wajah biasanya menyebabkan kelumpuhan wajah
perifer atau c. Ketika neuroma timbul dalam bagian timpani dari saluran saraf wajah, gejala
pertama mungkin tuli konduktif karena perambahan dari tumor pada rantai tulang
pendengaran . Pada neuroma wajah, daerah yang paling umum terlibat adalah wilayah
ganglion getiniculate (Valsavasori, 2005).
Sekitar 30% dari semua tumor spinal merupakan Schwannoma. Pada kasus yang
sangat jarang (0,2% dari seluruh tumor tulang primer), Schwannoma dapat dijumpai
sebagai tumor tulang primer tanpa keterlibatan kanalis spinalis (Carney J, 1990). Usia
puncak kejadian tumor ini adalah dekade keempat sampai dekade ketujuh. Sebagaimana
meningioma, insiden Schwannoma meningkat pada pasien dengan NF-2. Salah satu variasi
Schwannoma, psammomatous melanotic Schwannoma merupakan manifestasi
karakteristik dari carneycomplex (Cetinkal A, 2009).
2.4 Patofisiologi
Perubahan dari sel normal menjadi sel kanker dipengaruhi oleh multifaktor seperti yang
sudah dipaparkan di atas dan bersifat individual. Faktor risiko terjadinya tumor sinonasal semisal
bahan karsinogen seperti bahan kimia inhalan, debu industri, dan lainnya dapat menimbulkan
kerusakan atau mutasi pada gen yang mengatur pertumbuhan tubuh yaitu gen proliferasi dan
diferensiasi. Dalam proses diferensiasi ada dua kelompok gen yang memegang peranan penting,
yaitu gen yang memacu diferensiasi (proto onkogen) dan yang menghambat diferensiasi (anti
onkogen). Untuk terjadinya transformasi dari satu sel normal menjadi sel kanker oleh karsinogen
harus melalui beberapa fase yaitu fase inisiasi dan fase promosi, serta progresi.
Pada fase inisiasi terjadi perubahan dalam bahan genetic sel yang memancing sel menjadi
ganas akibat suatu onkogen, sedangkan pada fase promosi sel yang telah mengalami inisiasi akan
berubah menjadi ganas akibat adanya kerusakan gen. Sel yang tidak melewati tahap inisiasi tidak
akan terpengaruh promosi sehingga tidak berubah menjad sel kanker. Inisiasi dan promosi dapat
dilakukan oleh karsinogen yang sama atau diperlukan karsinogen yang berbeda. Sejak terjadinya
kontak dengan karsinogen hingga timbulnya sel kanker memerlukan waktu induksi yang cukup
lama yaitu sekitar 15 – 30 tahun.
Sel-sel kanker ini akan tumbuh terus tanpa batas sehingga menimbulkan kelainan dan
gangguan. Sel kanker ini akan mendesak (ekspansi) ke sel-sel normal sekitarnya, mengadakan
infiltrasi, invasi, serta metastasis bila tidak didiagnosis sejak dini dan di berikan terapi.
2.5 Manifestasi Klinis
Karena Schwannoma akustik menyebabkan kerusakan pada serat-serat saraf iritasi, telinga
bagian dalam dan telinga lain yang berhubungan dengan gejala yang umum. Schwannoma juga
dapat mempengaruhi saraf lainnya, dan gejala yang dialami berkaitan dengan saraf tertentu yang
terlibat.
Sakit kepala
Dalam beberapa kasus, schwannoma dapat menghasilkan gejala yang juga dapat menunjukkan
kondisi yang serius atau berpotensi mengancam nyawa, beberapa gejalanya adalah:
Kesulitan berbicara
2.6 Diagnosis
Keluhan yang timbul dapat berupa sakit kepala, mual, penurunan nafsu makan, muntah
proyektil, kejang, defisit neurologik (penglihatan dobel, strabismus, gangguan keseimbangan,
kelumpuhan ekstremitas gerak, dsb), perubahan kepribadian, mood, mental, atau penurunan fungsi
kognitif.
Kanker otak melibatkan struktur yang dapat mendestruksi jaras pengllihatan dan gerakan
bola mata, baik secara langsung maupun tidak langsung, sehingga beberapa kanker otak dapat
memiliki manifestasi neurooftalmologi yang khas seperti tumor regio sella, tumor regio pineal,
tumor fossa posterior, dan tumor basis kranii. Oleh karena itu perlu dilakukan pemeriksaan
neurooftalmologi terutama untuk menjelaskan kesesuaian gangguan klinis dengan fungsional
kanker otak. Pemeriksaan ini juga berguna untukmengevaluasi pre- dan post tindakan (operasi,
radioterapi dan kemoterapi) pada tumor-tumor tersebut.
Gangguan kognitif dapat merupakan soft sign, gejala awal pada kanker otak, khususnya
pada tumor glioma derajat rendah, limfoma, atau metastasis. Fungsi kognitif juga dapat mengalami
gangguan baik melalui mekanisme langsung akibat destruksi jaras kognitif oleh kanker otak,
maupun mekanisme tidak langsung akibat terapi, seperti operasi, kemoterapi, atau radioterapi.
Oleh karena itu, pemeriksaan fungsi luhur berguna untuk menjelaskan kesesuaian gangguan klinis
dengan fungsional kanker otak, serta mengevaluasi pre- dan post tindakan (operasi, radioterapi
dan kemoterapi). Bagi keluarga, penilaian fungsi luhur akan sangat membantu dalam merawat
pasien.
Terutama untuk melihat keadaan umum pasien dan kesiapannya untuk terapi yang
akan dijalani (bedah, radiasi, ataupun kemoterapi), yaitu:
Darah lengkap
Hemostasis
LDH
Fungsi hati, ginjal, gula darah
Serologi hepatitis B dan C
Elektrolit lengkap
Schwanoma
Kista Epidermoid biasanya terjadi pada cerebellopontine cistern yang jarang terlihat dalam
IAC. MRI biasanya ditunjukkan massa nonenhancing dengan sinyal rendah di T1terang ,
sequences -WI yang menjadi di T2-WI. Tidak seperti kista aracnoidkista epidermoid muncul
hyperintense pada FLAIR dan diffusion weighted (Valsavasori, 2005).
Kista arachnoid adalah kelainan bawaan pada arachnoid dan secara histologis ditandai
ependyma dan ruang kistik diisi dengan cairan cerebrospinal atau cairan xanthochromic.
Kejadiannya 1% dari semua lesi intrakranial dan CPA adalah lokasi kedua yang paling umum.
Dua kasus arachnoid kista di CPA telah dilaporkan dalam literatur dan usia rata-rata pada saat
diagnosis tidak diketahui, tetapi aliran cairan serebrospinal abnormal aliran fluida, trauma, atau
inflamasi memiliki hubungan dengan kista arachnoid (Springborg J.B,2008).
Kista menyebabkan gejala yang mirip dengan lesi di CPA lainnya. Mereka sering sulit
untuk didiagnosa karena interval waktu antara timbulnya gejala dan diagnosis berlangsung
beberapa tahun. Pada CT scan lesi muncul kistik dengan kepadatan rendah yang sama seperti
cairan serebrospinal. Dengan CT scan sulit membedakannya dengan kista epidermoids. Pada MRI
mereka juga muncul mirip dengan cairan serebrospinal, yaitu, hypointense pada gambar T2-WI.
Tidak terlihat adanya enhanchment (Springborg J.B,2008).
Kista tanpa gejala tidak memerlukan pengobatan, tetapi harus diikuti dengan MR scan
serial. Microsurgery dekompresi dengan pendekatan retrosigmoid adalah prosedur yang paling
sering direkomendasikan (Springborg J.B,2008).
2.7.3 Meningioma
Meningioma timbul dari penutup meningeal dari tulang temporal dan dari ekstensi
meningeal dalam internal auditory canal. Sesekali meningioma ektopik dapat melibatkan rongga
telinga tengah tanpa erosi keterlibatan tegmen atau intrakranial. Keterlibatan saraf wajah dapat
terjadi di wilayah ganglion geniculate. Erosi labirin jarang terjadi. Precontrast dan postcontrast CT
dan MRI diindikasikan pada kasus yang diduga meningioma, karena teknik ini akan menunjukkan
keterlibatan dasar tengkorak dan adanya komponen tumor intrakranial (Valsavasori, 2005).
Meningioma timbul dalam internal auditory canal dan cerebellopontine angle dengan
klinis dan radiografi mirip acoustic Schwannoma. Diagnosis banding dapat dilakukan jika ada
hyperostosis dari dinding internal auditory canal dan dari falciformis crista, atau jika ada
kalsifikasi tersebar dalam massa (Valsavasori, 2005).
Pada MRI, meningioma memiliki penampilan yang beragam. Mayoritas adalah isodense
dengan jaringan otak di sekitarnya dalam T1 WI dan muncul sebagai massa terang dengan
intensitas sinyal tinggi dalam T2- WI. Beberapa tumor mempertahankan sinyal rendah pada T2-
WI, yang sangat sugestif dari sebuah meningioma. Setelah injeksi bahan kontras, meningioma
menjadi menyangat kuat dan homogen. Kalsifikasi dalam tumor menghasilkan area sinyal yang
kosong. En plaque meningioma biasanya dikenali pada MR sebagai daerah penebalan meningeal
dan enhancement. Bentuk yang khas tetapi bukan temuan diagnostik dari meningioma adalah apa
yang disebutdengan dural tail yang dihasilkan oleh en plaque ekstensi dari massa tumor atau oleh
jaringan mesothelial reaktif (Valsavasori, 2005).
2.7.4 Neurofibromatosis
Schwannoma akustik bilateral seperti yang terlihat pada NF akan menyajikan dilema
manajemen THT setelah pengangkatan kedua schwannoma yang sangat sering menyebabkan tuli.
Menindaklanjuti audiometri dan studi MR harus diperoleh sejak dini untuk menentukan tingkat
pendengaran dan tingkat pertumbuhan tumor (Valsavasori, 2005).
2.7.5 Aneurysma
Sebuah aneurysma dalam IAC sangat jarang. Dari 3 pasien aneurysma pada IAC, dipelajari
dua aneurysma intrakranial kecil, satu dengan opaque cisternography dan lainnya dengan CT
pneumocystography. Pada kedua incounces mereka muncul sebagai massa spesifik yang mewakili
Schwannoma akustik kecil. Ketiga lesi dipelajari pada pencitraan MR dan muncul di T1 dan T2-
WI sebagai massa kecil sinyal tinggi mungkin karena trombosis atau aliran lambat. Setelah injeksi
i.v bahan kontras lesi muncul sedikit lebih besar. Pada operasi ditemukan aneurysma kecil berasal
dari arteri labirinth (Valsavasori, 2005).
Aneurysma dalam cerebellopontine cistrn mungkin komponen saraf akustik atau wajah
dan mirip dengan simptomatologi schwannoma. Pada MRI diperoleh sebelum injeksi iv bahan
kontras mendapatkan massa kecil homogen dengan intensitas tinggi yang dihasilkan oleh bekuan
darah. Jika lumen aneurysma adalah bagian yang utuh, darah yang mengalir akan muncul sebagai
daerah dengan sinyal kosong (Valsavasori, 2005).
2.8 Penatalaksanaan
Solusi bedah adalah pengobatan tumor Schwannoma yang biasa diambil. Karena
Schwannoma mengenai syaraf, dibutuhkan ahli syaraf berpengalaman untuk terlibat dalam
pembedahan. Saat berhadapan dengan Schwannoma, serat syaraf turut terlibat, yang artinya akan
menjadi masalah seumur hidup apabila serat itu terpotong atau rusak. Setelah pembedahan, pasien
biasanya akan mengalami disfungsi syaraf seperti merasa kebas dan terasa ditusuk-tusuk.
Jika Schwannoma berukuran cukup besar, pembedah bisa memilih metode Gamma Knife
atau pengobatan dengan radiasi yang difokuskan pada tumor. Metode ini bisa menjadi pengobatan
tumor tunggal ataupun menjadi pendahulu sebelum pembedahan. Tumor yang lebih kecil lebih
mudah diangkat dan risikonya tidak terlalu tinggi.
Pengawasan ketat oleh dokter merupakan solusi terbaik setelah proses pengobatan tumor.
Jika tumor tidak menyebabkan gejala-gejala apapun, tidak ada tanda-tanda menjadi ganas dan si
pasien dan dokternya merasa nyaman dengan hasil yang dirasakan, tumor tetaplah harus diawasi
secara berkala untuk memastikan tidak ada efek samping yang membahayakan bagi si pasien.
Meski demikian, penderita tumor Schwannoma yang memiliki kondisi kesehatan yang
memprihatinkan tidak disarankan untuk menempuh pengobatan tumor dengan pembedahan.
Dalam kasus ini, radiasi bisa dilakukan untuk menyingkirkan tumor dan menekan gejala-gejala
terkait penyakit ini. Dan tentu saja harus selalu di bawah pengawasan dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Arthurs B.J, Fairbanks R.K, Demakas J.J, Lamoreaux W.T, Giddings N.A, Mackay A.R, et al.
2011. A Review Of Treatment Modalities For Vestibular Schwannoma. Springer-Verlag.
Cetinkal A, Atabey EC, Kaya ES, et al. 2009. Intraosseous Schwannoma of thoracic 12 vertebra
without spinal canal involvement. Eur Spine J;18(Suppl 2):S236-S239.
Fortnum H, Neill C.O, Taylor R, Lenthall R, Nikolopoulos T, Lightfoot G, et al. 2009. The Role
Of Magnetic Resonance Imaging In The Identification Of Suspected Acoustic Neuroma: A
Systematic Review Of Clinical And Cost-Effectiveness And Natural History. Health
Technology Assessment 2009; Vol. 13: No. 18.
Koh JS, Chang UK, Kim SH. 2008. Intradural Extramedullary Benign Tumors. In: Kim DH, ed.
Tumors of the spine, 1st edn. Philadelphia: Elsevier 2008;51-70.
Levine SC, BOIES Buku Ajar Penyakit THT, Penyakit Telinga Dalam, Edisi 6, Penerbit Buku
Kedokteran EGC, 1997, 130-131.
M.A. Hayat, Tumors of the Central Nervous System Volume 7 Meningiomas and Schwannomas.
ISBN 978-94-007-2893-6 e-ISBN 978-94-007-2894-3 DOI 10.1007/978-94-007-2894-3
Springer Dordrecht Heidelberg London New York. Springer 2012.
Mauricio A.B, Selaimen C.M, Chaves K.D, Bisi M.C, Grossi M.L. 2006. Vestibular Schwannoma
(Acoustic Neuroma) Mimicking Temporomandibular Disorders: A Case Report. J. Appl
Oral Sci. 2006;14(6):476-81.
Michaels L. Vestibular Schwannoma .In: Leon Barnes (Ed). World Health Organization .
Classificationmoo Of Tumours: Pathology And Genetic Head And Neck Tumor. Zurich,
Switzerland. IARC press. 2005 : 351-361.
Osborn A.G. 2004. Diagnostic Imaging Brain. First Edition. University of Utah School Of
Medicine.
Valsavasori. Internal auditory canal and acoustic scwannoma. In: Mafee M.F (Ed). Imaging of the
head and neck. Thieme. New York. 2005:109-122.
Wright A, ABC of Ear, Nose andThroat, Acoustic Neuromas and other Cerebello Pontine Angle
Tumours, 5th Edition, Blackwell Publishing, 2007, 25-30.