Anda di halaman 1dari 79

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS

GRAVIDARUMDI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

CASE STUDY RESEARCH

Disusun Oleh :
Zhahara Timur
NIM. 1710104431

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS
‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2017
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS
GRAVIDARUMDI RS PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

CASE STUDY RESEARCH

Diajukan Guna Melengkapi Syarat Tugas Praktik Klinik Kebidanan


pada Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV
Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta

Disusun Oleh :
Zhahara Timur
NIM. 1710104431

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV


FAKULTAS ILMU KESEHATANUNIVERSITAS
‘AISYIYAH YOGYAKARTA
2017

i
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL DENGAN EMESIS


GRAVIDARUMDI RS PKU MUHAMMADIYAH

CASE STUDY RESEARCH

Disusun Oleh

Zhahara Timur

1710104431

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Untuk Mengikuti Ujian Case Study
Research Program Studi Bidan Pendidik Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu
Kesehatan di Universitas ‘Aisyiyah

Yogyakarta

Oleh :

Pembimbing :

Tanggal :

Tanda tangan :……………………….

ii
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Rabb semesta alam dan
shalawat serta salam semoga dilimpahkan kepada Rasulullah SAW, beserta
keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikuti beliau dengan benar hingga
akhir zaman. Berkat rahmat dan pertolongan Allah SWT, sehingga penulis dapat
menyelesaikan Case Study Research yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu
Hamil Dengan Emesis Gravidarum di RS PKU Muhammadiyah Gombong”.
Terlaksananya studi kasus dan penyusunan studi kasus ini tidak lepas dari
bimbingan dari banyak pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan terimakasih kepada:
1. Warsiti, S.Kp., M.Kep., Sp. Mat, Rektor Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta.
2. Moh. Ali Imron, M.Fis, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
‘Aisyiyah Yogyakarta.
3. Fitria Siswi Utami, S.SiT.,M.NS, kelaku Ketua Program Studi Kebidanan
Jenjang Diploma IV Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas ‘Aisyiyah
Yogyakarta.
4. Yekti Satriyandari, S.ST., M.Kes, selaku pembimbing Case Study Research
yang telah memberikan bimbingan dan masukan selama penyusunanCase
Study Researchini.
5. Sri Wahtini, S.Si.T., M.H.Kes, selaku penguji Case Study Research yang
membantu dan memberikan masukan kesempurnaan penulisan.
6. Sri Sumiani, Amd.Keb, selaku Pembimbing Lahan.
7. Kedua orang tua dan seluruh keluarga yang telah memberikan bantuan, baik
berupa materi maupun spiritual dan doa.
8. Teman-teman yang telah memberikan bantuan dan dukungan hingga
terselesaikannya Studi kasus.
Semoga Case Study Researchini dapat bermanfaat. Tidak lupa semua ini
kita kembalikan kepada Allah SWT, semoga segala niat baik dalam penyusunan
Case Study Researchini mendapat ridho-Nya, amin ya Robbal’alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Yogyakarta, Februari 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i


HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................... iii
KATA PENGANTAR ...................................................................... iv
DAFTAR ISI ..................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................ vi
DAFTAR TABEL ........................................................................... vii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................. 1
B. Batasan Masalah ......................................................... 6
C. Rumusan Masalah ..................................................... 7
D. Tujuan .......................................................................... 7
E. Manfaat ........................................................................ 8
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka ......................................................... 10
B. Landasan Hukum ........................................................ 40
C. Manajemen Kebidanan ................................................ 41
D. Pendokumentasian SOAP ........................................... 51
E. Tinjauan Islam ............................................................ 53
F. Kerangka Teori ............................................................ 55
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ............................................................ 58
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ....................................... 59
C. Subjek Studi Kasus ...................................................... 59
D. Pengumpulan Data ....................................................... 59
E. Uji Keabsahan Data ..................................................... 62
F. Analisis Data ............................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 4.1 Review Jurnal .................................................................... 72

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan ke Responden


Lampiran 2. Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3. Daftar Hadir Follow Up
Lampiran 4. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Emesis Gravidarum di
RS PKU Muhammadiyah Gombong
Lampiran 5. Catatan Perkembangan
Lampiran 6. Jurnal
Lampiran 7. Pedoman wawancara
Lampiran 8. Lembar Bimbingan Penyusunan Case Study Research

vi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Profil Kesehatan Indonesia pada tahun 2014, gejala emesis

gravidarum sering terjadi pada 60-80 % Primigravida dan 40-60 %

Multigravida. Menurut Tiran (2013), di Indonesia sendiri tercatat sebanyak

51,4 % wanita mengalami mual dan 9,2% wanita mengalami muntah dan

sisanya mengalami keluhan-keluhan lain. Selain itu Menurut data Profil

Kesehatan Indonesia tahun 2013, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

menempati posisi tertinggi kedua kejadian emesis gravidarum yaitu sebanyak

76,60% dari seluruh provinsi di Indonesia setelah Provinsi Sulawesi Tengah

(96,50%).

Wiknjosastro (2007) berpendapat dalam menurunkan angka mortalitas

dan morbiditas ibu dan bayi diadakan pengawasan wanita hamil secara teratur,

makin tua kehamilannya makin cepat pemeriksaan harus diulang. Sedapat

mungkin wanita tersebut diberi pengarahan sedikit tentang kehamilan yang

sedang di kandungnya. Kualitas pemeriksaan oleh tenaga kesehatan (bidan)

yang baik diharapkan setiap ibu hamil dapat melewati masa kehamilan yang

normal tanpa komplikasi.

Kehamilan adalah suatu peristiwa alamiah, pada masa ini tubuh akan

mengalami banyak perubahan. Pada setiap kehamilan terdapat perubahan pada

seluruh tubuh wanita khususnya pada alat genetalia eksterna dan interna, serta

pada payudara. Dalam hal ini hormon somatomammotropin, esterogen, dan

1
2

progesteron mempunyai peranan penting terhadap beberapa perubahan yang

terjadi pada ibu hamil. Perubahan karena hormon estrogen pada kehamilan

akan mengakibatkan pengeluaran asam lambung yang berlebihan sehingga

menimbulkan rasa mual dan muntah. Selain hormone estrogen diduga

pengeluaran HumanChorionic Gonadotropine (HCG) dalam serum dari

plasenta juga menyebabkan mual muntah (Wiknjosastro, 2009).

Mual dan muntah (Morning Sickness, Emesis gravidarum) adalah

keluhan utama pada 70%-80% kehamilan dan 50-90% mual muntah terjadi

pada trimester pertama (3 bulan pertama kehamilan). Keadaan ini akan

membaik pada usia kehamilan 12-16 minggu. Keadaan ini terjadi pada sekitar

60-80% primigravida dan 40-60% terjadi pada multigravida. Mual dan muntah

selama kehamilan dapat berupa gejala yang ringan hingga berat

(Winknjosastro, 2009).

Emesis Gravidarum merupakan keadaan normal, tidak banyak

menimbulkan efek negatif terhadap kehamilan dan janin. Dampak yang

diakibatkan karena emesis gravidarum adalah ketidaknyamanan seperti

kehilangan selera makan, mudah lelah, dan emosi yang cenderung tidak stabil,

hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah menjadi

hyperemesis gravidarum akan meningkatkan resiko terjadinya gangguan pada

kehamilan. Komplikasi apabila hyperemesis gravidarum terjadi adalah

ketonuria, dehidrasi, hipokalemia dan penurunan berat badan lebih dari 3 kg

atau 5% berat badan. Dehidrasi yang berkepanjangan juga menghambat

tumbuh kembang janin (Kusmiyati,2009).


3

Dalam hal menangani mual muntah pada ibu hamil, pemerintah

melalui PERMENKES RI No. 2562/MENKES/PER/XII/2011 memberikan

program pelayanan jaminan persalinan yang diantaranya terdapatpemeriksaan

ANC (Antenatal Care) terpadu yang terdiri dari 1 kali pada trimester pertama,

1 kali pada trimester kedua dan 2 kali pada trimester ketiga. Pelayanan ini

dilakukan untuk mendeteksi dini adanya permasalahan pada kehamilan. Pada

pelayanan ini terdapat penatalaksanaan pada emesis gravidarum agar dapat

ditangani lebih awal (Menkes, 2014).

Kebijakan pemerintah dalam mananggulangi masalah emesis

gravidarum pada ibu hamil, salah satunya kebijakan mengenai Buku

Kesehatan Ibu dan Anak (Buku KIA). Penggunaan buku ini sebagai tindak

lanjut dari Undang-Undang (UU) nomor 23 Tahun 2002 tentang perlindungan

anak. Makna atau amanat dari Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 ini yaitu

semua anak sejak dari kandungan mempunyai hak-hak, seperti hak

kelangsungan hidup, hak perkembangan, dan perlindungan. Buku KIA

merupakan alat bantu yang bertujuan sebagai system pendataan kesehatan ibu

terkait keluhan-keluhan yang ibu rasakan atau alami selama masa-masa

kehamilan, sehingga dari data-data yang diperoleh, solusi atau tatalaksana

keluhan-keluhan yang dialami ibu hamil termasuk keluhan emesis gravidarum

dapat teratasi.

Menurut UNFPA (United Nations Fund for Population Activities)

tahun 2006 tentang Kebijakan Departemen Kesehatan dalam Penatalaksanaan

Emesis Gravidarum dapat diatasi dengan bangun pagi secara bertahap mulai
4

dari duduk ditempat tidur, jalan sebentar kemudian minum teh hangat, makan

sedikit – sedikit tetapi sering dan apabila tidak tahan boleh diberikan obat anti

muntah yang berjumlah banyak akan tetapi sesuai dengan permasalahan atau

keluhan sehingga sesuai dosis.

Asuhan yang diberikan bidan di Puskesmas Wirobrajan yaitu

memberikan KIE terkait penatalaksanaan emesis gravidarum dan

menganjurkan ibu untuk minum vitamin B6. Selain itu, untuk mengatasi mual

dan muntah dilakukan dengan cara memberikan penyuluhan kesehatan separti

makan sedikit tapi sering, hindari makanan yang sulit dicerna, bila muntah

adalah masalah pada pagi hari, maka makan makanan kering seperti biskuit,

sereal sebelum bangun dari tempat tidur atau makan makanan ringan tinggi

protein sebelum tidur, jaga masukan cairan, makan makanan ringan setiap 2-3

jam. Makan perlahan sampai makanan dikunyah sempurna, tetap duduk tegak

selama 10-20 menit setelah makan untuk menghindari refluks lambung, hindari

konsumsi air dalam jumlah besar dalam satu waktu, hindari makanan pedas,

gorengan, kopi dan makanan berlemak, minum air jahe hangat cukup efektif

untuk mengurangi mual, dan beri dukungan emosional pada ibu.

Firman Allah Ta’ala,

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik)


kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan
lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia dua tahun.
Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada Aku
kembalimu.” ( QS. Luqman ayat 14).
5

Makna dari ayat diatas adalah tentang perintah berbuat baik dan

bersyukur kepada kedua orang ibu-bapak. Allah subhaanahu wa Ta’ala

menyebutkan sebab yang mengharuskan berbakti kepada kedua orang tua

terutama ibu.

Keterkaitan QS. Luqman ayat 14 dengan penulisan karya tulis ilmiah

ini adalah ibu mengalami kesusahan ketika mengandung yaitu keadaan lemah

yang disebabkan oleh emesis gravidarum atau mual-muntah pada saat hamil.

Keadaan ini di rasakan setiap ibu pada awal kehamilannya. Sehingga haruslah

kita berbuat baik kepada kedua orang tua terutama ibu yang telah bersusah

payah demi melahirkan seorang anak.

Ibu merasakan berbagai derita, sejak calon anak sebagai mani, ibu

merasakan masalah seperti ngidam dan kurang nafsu makan, merasa sakit,

mual-muntah, lemah dan semakin bertambah lemah ketika usia kehamilannya

bertambah besar serta pada saat hendak melahirkan maupun pada saat

melahirkan. Setelah itu ibu pula yang “menyapihnya dalam usia dua tahun”

maksudnya adalah ibu yang memberikan ASI dari sejak lahir sampai anaknya

berumur dua tahun. Maka dari itu dengan beribadah kepada Allah SWT dan

memenuhi hak-haknya, seperti sholat tepat waktu, puasa wajib, puasa sunah,

dan lain-lain. Serta berbuat baik lah kepada kedua orang tua dengan berkata

maupun dengan perbuatan. Misalnya mengucapkan kata-kata lembut dan

halus, dan apabila dengan perbuatan seperti menghormati, memuliakan,

memikul bebannya, menjauhi sikap yang menyakitkan baik dalam bentuk

ucapan maupun perbuatan.


6

Dengan perjuangan orang tua yang sudah demikian rupa bersusah

payah demi melahirkan seorang anak, maka kita harus bersyukur kepada

Allah SWT yang telah memberi kesempatan kita untuk hidup di dunia dan

kepada kedua orangtua, karena kasih sayang Allah SWT kepada hambanya

dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya adalah sepanjang masa dan

tidak akan pernah terputus. Setelah itu sebagai manusia janganlah berbuat

yang kasar, mengerjakan hal yang tidak di sukai Allah SWT, karena pada

akhirnya nanti manusia akan kembali kepada Allah SWT.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

dalam rangka penyusunan Case Study Research yang berjudul

“Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester I dengan emesis gravidarum

di RS PKU Muhammadiyah Gombong Tahun 2018”.

B. Batasan Masalah

Pada studi kasus ini berfokus pada penatalaksanaan masalah kebidanan dengan

emesis gravidarum di RS PKU Muhammadiyah Gombong.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

permasalahan masalah sebagai berikut : “Bagaimanakah Asuhan Kebidanan

Pada Ibu Hamil Trimester I dengan Emesis Gravidarum di RS PKU

Muhammadiyah Gombong Tahun 2018?”


7

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk dapat melaksanakan dan meningkatkan kemampuan penulis dalam

memberikan asuhan kebidanan pada ibu hamil Trimester I dengan emesis

gravidarum sesuai teori manajemen kebidanan yang diaplikasikan dalam

asuhan kebidanan menurut SOAP secara komprehensif di RS PKU

Muhammadiyah Gombong.

2. Tujuan Khusus

a. Mahasiswa mampu melaksanakan pengumpulan data subjektif dan

data objektif pada ibu hamil Trimester I dengan emesis gravidarum di

RS PKU Muhammadiyah Gombong.

b. Mahasiswa mampu melakukan analisa terhadap kasus pada ibu hamil

Trimester I dengan emesis gravidarum di RS PKU Muhammadiyah

Gombong.

c. Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan pada ibu hamil Trimester I

dengan emesis gravidarum sesuai evidence based di RS PKU

Muhammadiyah Gombong.

d. Mahasiswa mampu mengevaluasi asuhan yang diberikan pada ibu

hamil Trimester I dengan emesis gravidarumdarihasil analisa jurnal

dan teori berdasarkan metode Patient, Intervention, Comparison,

Outcome, Teory (PICOT).


8

e. Mahasiswa mampu menganalisa dan membandingkan kesenjangan

antara evidence based dan kasus nyata di lapangan pada ibu hamil

Trimester I dengan emesis gravidarum.

E. Manfaat

1. Bagi Institusi

a. Bagi Perpustakaan Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan

informasi untuk menambah wawasan serta pengetahuan terkait

penatalaksanaan emesis gravidarum.

b. Bagi Bidan di RS PKU Muhammadiyah Gombong.

Dapat memberikan informasi dan masukan dalam manajemen asuhan

kebidanan pada ibu hamil dengan emesis gravidarum sehingga dapat

memberikan pelayanan yang lebih baik bagi masyarakat.

2. Bagi Pengguna

1) Bagi Responden

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman dan

wawasan responden tentang penatalaksaan emesis gravidarum

pada ibu hamil.

2) Bagi Mahasiswa

Penelitian ini diharapkan mahasiswa mampu menganalisa

asuhan yang diberikan pada ibu hail trimester I dengan emesis

gravidarum dari hasil analisa jurnal dengan metode PICOT.


9
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Definisi Kehamilan

Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari

spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila

dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, lamanya hamil normal

adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dan dihitung mulai dai

hari pertama haid terakhir (Prawirohardjo, 2009).

Ditinjau dari tuanya kehamilan, kehamilan dibagi menjadi 3 bagian,

antara lain.

a. Kehamilan trimester pertama ( antara 0-12 minggu)

b. Kehamilan trimester kedua (antara 12-28 minggu)

c. Kehamilan trimesster ketiga ( antara 28- 40 minggu)

Setiap wanita yang memiliki organ reproduksi sehat dan sudah

mengalami menstruasi dan melakukan hubungan seksual dengan seorang

pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinan akan

hamil. Banyak perubahan yang akan terjadi pada fisik dan mentalnya

sehingga ibu hamil perlu beradaptasi selama pertumbuhan dan

perkembangan janinnya selama hamil

Perubahan-perubahan yang terjadi akibat adanya ketidakseimbangan

hormone progesterone dan estrogen. Adanya ketidakseimbangan ini

memicu asam lambung meningkat dan menimbulkan rasa mual dan

10
11

muntah. Bahkan pada beberapa orang ada yang sampai menghentikan

aktifitasnya karna harus dirawat di rumah sakit. Pada ibu hamil yang bisa

beradaptasi, perasaan mual ini tidak akan begitu dirasakan sehingga

mereka dapat menjalani aktifitas seperti biasa (Mandriwati, 2008).

Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu

serta perubahan sosial didalam keluarga. Jarang seorang ahli medik tertatih

yang begitu terlibat dalam kondisi yang biasanya sehat dan normal.

Mereka menghadapi sesuatu tugas yang tidak biasa dalam memberikan

dukungan pada ibu dan keluarganya dalam rencana menyambut keluarga

baru, memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu

serta tumbuh kembang janin, juga mendeteksi serta menatalaksanakan

setiap kondisi yang tidak normal. Pada umumnya kehamilan berkembang

dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi yang cukup sehat cukup

bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai yang kita

harapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi

masalah. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan merupakan cara penting

untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan

mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Salah satunya dengan ANC

terpadu. ANC ini dilakukan minimal 4x yaitu satu kali pada trimester I ,

satu kali pada trimester II, dan dua kali pada trimester III.

Dalam trimester pertama organ janin mulai di bentuk. Dalam

trimester kedua organ janin telah terbentuk, tetapi belum sempurna. Janin

yang dilahirkan pada trimester ketiga telah viabele (dapat hidup). Bila
12

hasil konsepsi dikeluarkan dari kavum uteri pada kehamilan dibawah 20

minggu, disebut dengan abortus (keguguran), bila ini terjadi dibawah 36

minggu sampai 40 minggu disebut partus aterm (Prawirohardjo, 2009).

2. Tanda dan Gejala Kehamilan

Untuk dapat menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan

penilaian terhadap beberapa tanda dan gejala kehamilan. Sehingga tenaga

kesehatan khususnya harus mengetahui tanda-tanda dan gejala kehamilan.

Gejala dan tanda kehamilan terdiri dari 3 tanda-tanda kehamilan, yaitu

tanda dugaan hamil, tanda kemungkinan hamil dan tanda pasti kehamilan.

Berikut adalah penjabaran dari tanda dan gejala kehamilan :

a. Tanda dugaan hamil atau tanda tidak pasti

1) Amenorea (terlambat datang bulan)

Umumnya berhenti mengalami haid dianggap sebagai

tanda awal kehamilan. Hal ini terjadi karena pertemuan antara

sel telur dan sel sperma tertahan pada dinding rahim. Lamanya

amenorea dapat diinformasikan dengan memastikan hari

pertama haid terakhir (HPHT), dan digunakan untuk

memperkirakan usia kehamilan dan tafsiran persalinan. Tetapi,

amenorea juga dapat disebabkan oleh penyakit kronik tertentu,

seperti tumor pituitari, perubahan dan faktor lingkungan,

malnutrisi, dan biasanya gangguan emosional seperti ketakutan

akan kehamilan.
13

2) Mual (nausea) dan muntah (emesis).

Separuh dari wanita yang hamil mengalami mual dan

muntah dengan frekuensi yang berbeda-beda, biasanya cukup

ringan dan terjadi pada pagi hari. Pengaruh estrogen dan

progesteron terjadi pengeluaran asam lambung yang berlebihan

dan menimbulkan mual muntah yang disebabkan

meningkatnya hormon HCG (Human Chorionic

Gonadothropin) terjadi terutama pada pagi hari. Dalam batas

tertentu hal ini masih fisiologis, tetapi bila terlampau sering

dapat menyebabkan gangguan kesehatan yang disebut dengan

hiperemesis gravidarum.Setelah 12 minggu gejala itu akan

menghilang karena tubuh sudah menyesuaikan diri.

3) Ngidam (ingin makanan khusus)

Ingin sesuatu atau ingin menginginkan makanan

khusus, biasanya orang – orang sering menyebut kejadian ini

dengan sebutan “ngidam”. Hal ini sering terjadi pada bulan-

bulan pertama dan menghilang seiring bertambahnya usia

kehamilan.

4) Sinkope atau pingsan

Sebagian wanita sering dijumpai bila berada pada

tempat-tempat ramai sering kali pingsan, hal ini diakibatkan

terjadinya gangguan sirkulasi kedaerah kepala (sentral)

menyebabkan iskemia susunan saraf pusat dan menimbulkan


14

sinkop atau pingsan. Biasanya hilang sesudah kehamilan 16

minggu.

5) Mammae menjadi tegang dan membesar

Keadaan ini disebabkan oleh pengaruh esterogen dan

progesterone yang merangsang duktuli dan alveoli di mamma.

Estrogen meningkatkan perkembangan sistem duktus pada

payudara, sedangkan progesteron menstimulasi perkembangan

sistem alveoli payudara. Bersama somatomamotropin,

hormon-hormon ini menimbulkan pembesaran payudara,

menimbulkan perasaan tegang dan nyeri selama dua bulan

pertama kehamilan, pelebaran putting susu, serta pengeluaran

kolostrum.

Banyak wanita merasa payudara memadat ketika

menjelang haid. Saat terjadi kehamilan, gejala pemadatan

semakin bertambah dan bersifat menetap. Payudara akan terasa

lebih padat, kencang, lebih lembut dan dapat disertai rasa

berdenyut dan kesemutan pada putting susu. Hormon ini

menyebabkan saluran dan kantong kalenjar susu membesar,

dan tertimbun lemak di daerah payudara. Rasa berdenyut dan

kesemutan disebabkan oleh bertambahnya aliran darah yang

mengaliri payudara.
15

6) Anoreksia (tidak ada nafsu makan)

Pada bulan-bulan pertama terjadi anoreksia, tetapi

setelah itu nafsu makan timbul lagi. Hendaknya dijaga jangan

sampai salah pengertian makan untuk “dua orang”, sehingga

kenaikan berat badan tidak sesuai dengan umur kehamilan.

7) Sering kencing

Keadaan ini terjadi karena kandung kemih pada bulan –

bulan pertama kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai

membesar. Pada triwulan kedua umumnya keluhan ini hilang

oleh karena uterus uterus yang membesar keluar dari rongga

panggul. Pada akhir triwulan ketiga gejala bisa timbul kembali

karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan

kembali kandung kemih.

8) Obstipasi

Obstipasi terjadi karena tonus otot menurun yang

disebabkan oleh pengaruh hormone steroid.

9) Pigmentasi kulit

Terjadi pada umur kehamilan 12 minggu keatas. Pada

pipi, hidung dan dahi kadang- kadang tampak deposit pigmen

yang berlebihan, dikenal sebagai kloasma gravidarum. Areola

mammae juga menjadi lebih hitam karena didapatkan deposit

pigmen yang berlebih. Daerah leher menjadi lebih hitam.

Demikian pula linea alba di garis tengah abdomen menjadi


16

lebih hitam. Pigmentasi ini terjadi karena pengaruh dari

hormon kortiko-steroid plasenta yang merangsang melanofor

dan kulit.

10) Varices atau penampakan pembuluh darah vena.

Karena pengaruh dari estrogen dan progeseron terjadi

Penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang

mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah itu terjadi

disekitar genitalia eksterna, kaki dan betis dan payudara.

Penampakan pembuluh darah ini dapat menghilang setelah

persalinan (Prawirohardjo, 2009).

b. Tanda kemungkinan hamil (Probability Sign)

Tanda kemungkinan adalah perubahan-perubahan fisiologi

yang dapat diketahui oleh pemeriksa dengan melakukan

pemeriksaan fisik kepada wanita hamil. Tanda kemungkinan hamil

ini terdiri atas hal-hal berikut ini:

1) Pembesaran Perut

Terjadi akibat pembesaran uterus. Hal ini terjadi pada bulan

keempat kehamilan.

2) Pada pemeriksaan dalam dijumpai :

a) Tanda hegar

Segmen bawah rahim melunak, tanda hegar terdapat pada

dua pertiga kasus dan biasanya muncul pada minggu ke

enam dan kesepuluh serta terlihat lebih awal pada


17

perempuan yang hamilnya berulang. Tanda ini sulit

diketahui pada pasien gemuk atau dinding abdomen yang

tegang, (Rukiyah, 2009)

b) Tanda goodel

Pelunakan serviks. Pada wanita yang tidak hamil serviks

seperti ujung hidung, sedangkan pada wanita hamil

melunak seperti bibir.

c) Tanda chadwicks

Muncul pada minggu ke delapan dan terlihat lebih jelas

pada wanita yang hamil berulang tanda ini berupa

perubahan warna. Warna pada vagina dan vulva menjadi

lebih merah dan agak kebiruan timbul karena adanya

vaskularisasi pada daerah tersebut (Rukiyah, 2009).

d) Tanda piscasek

Uterus membesar secara simetris menjauhi garis tengan

tubuh (setengah bagian terasa lebih keras dari yang

lainnya) bagian yang lebih besar tersebut terdapat pada

tempat melekatnya (implantasi) tempat kehamilan. Sejalan

dengan berjalan bertambahnya usia kehamilan, pembesaran

uterus akan menjadi lebih simetris. Tanda piscasek, dimana

uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol ke

jurusan pembesaran tersebut (Wiknjosastro dalam

Prawirohardjo, 2009).
18

3) Kontraksi Braxton Hicks

Merupakan peregangan sel-sel otot uterus, akibat

meningkatnya actomysin didalam otot uterus. Kontraksi ini

tidak bermitrik, sporadis, tidak nyeri, biasanya timbul pada

kehamilan delapan minggu, tetapi baru dapat diamati dari

pemeriksaan abdominal pada trimester ketiga. Kontraksi ini

akan terus meningkat frekuensinya, lamanya dan kekuatannya

sampai mendekati persalinan.

4) Teraba Ballotement

Ketukan yang mendadak pada uterus menyebabkan janin

bergerak dalam cairan ketuban yang dapat dirasakan oleh

tangan pemeriksa. Hal ini harus ada pada pemeriksaan

kehamilan karena perabaan bagian seperti bentuk janin saja

tidak cukup karena dapat saja merupakan myoma uteri.

5) Pemeriksaan tes biologis kehamilan (planotest) positif

Pemeriksaan ini adalah untuk mendeteksi adanya human

cjorionic gonadotropin (hCG) yang diproduksi oleh

sinsiotropoblastik sel selama kehamilan. Hormon direkresi ini

peredaran darah ibu (pada plasma darah), dan dieksresi pada

urine ibu. Hormon ini dapat mulai dideteksi pada 26 hari

setelah konsepsi dan meningkat dengan cepat pada hari ke 30-

60. Tingkat tertinggi pada hari 60-70 usia gestasi, kemudian

menurun pada hari ke 100-130.


19

c. Tanda pasti kehamilan

Tanda pasti kehamilan adalah tanda yang menunjukkan langsung

keberadaan janin, yang dapat dilihat langsung oleh pemeriksa.Tanda

pasti kehamilan terdiri atas hal-hal berikut ini:

1) Gerakan janin dalam rahim

Gerakan janin ini harus dapat diraba dengan jelas oleh

pemeriksa. Gerakan janin baru dapat dirasakan pada usia

kehamilan sekitar 18 minggu, sedangkan pada multigravida

pada 16 minggu.

2) Denyut jantung janin

Dapat didengar dengan pada usia 14 minggu dengan

menggunakan alat fetal electrocardiograf (misalnya doppler).

Dengan stethoscope laenec.

3) Bagian-bagian janin

Bagian-bagian janin yaitu bagian besar janin (kepala dan

bokong) serta bagian kecil janin (lengan dan kaki) dapat diraba

dengan jelas pada usia kehamilan lebih tua (trimester terakhir).

Bagian janin ini dapat dilihat lebih sempurna lagi

menggunakan USG.

4) Kerangka janin

Kerangka janin dapat dilihat dengan foto rontgen maupun

USG.
20

Diagnosa kehamilan medis dapat ditegakkan dengan :

1) Tes hamil dengan menggunakan HCG dalam urin

2) Ultra Sono Grafik (USG)

3) Detak jantung janin (DJJ)

4) Palpasi (Leopold)

a) Leopold I

Dilakukan untuk menentukan usia kehamilan dan juga

untuk mengetahui bagian janin apa yang terdapat di

fundus uteri (bagian atas perut ibu).

b) Leopold II

Dilakukan untuk menentukan bagian janin yang berada

pada kedua sisi uterus, pada letak lintang tentukan di mana

kepala janin.

c) Leopold III

Dilakukan untuk menentukan bagian janin apa (kepala

atau bokong) yang terdapat di bagian bawah perut ibu,

serta apakah bagian janin tersebut sudah memasuki pintu

atas panggul (PAP).

d) Leopold IV

Dilakukan untuk mengkonfirmasi ulang bagian janin apa

yang terdapat di bagian bawah perut ibu, serta untuk

mengetahui seberapa jauh bagian bawah janin telah

memasuki pintu atas panggul.


21

5) Menggunakan meteran / menurut Mc. Donald

Caranya : Garis nol pada meteran diletakkan pada tepi atas

simpecis pubis kemudian direntang keatas melalui perut hingga

mencapai fundus uteri.

6) Pemeriksaan Rongent

Untuk mengetahui kerangka janin, saat ini jarang dilakukan.

3. Ketidaknyamanan Selama Kehamilan

Setiap perempuan mengalami tanda-tanda kehamilan yang berbeda,

dan bisa saja tanda-tanda kehamilan tersebut menjadi salah satu

ketidaknyamanan yang dialami oleh ibu hamil. Berikut adalah tanda-tanda

ketidaknyamanan yang sering dialami oleh ibu hamil yaitu :

a. Chloasma/perubahan warna areola (lingkaran sekitar putting

payudara) berwarna lebih gelap. Perubahan ini disebabkan karena

pori-pori disekitar putting payudara membesar.

b. Rasa lelah berlebihan. Hal ini terjadi karena perubahan kadar hormone

sehingga metabolisme tubuh pun mengalami penyesuaian. Hal inilah

yang menyebabkan ibu hamil mengalami rasa lemas dan lesu yang

seringkali diterjemahkan sebagai rasa malas pada awal-awal

kehamilan.

c. Mual dan muntah. Kondisi ini disebut emesis gravidarum dan

cendrung dialami pada minggu-minggu pertama masa kehamilan.

d. Sering berkemih. Hal ini terjadi akibat pertumbuhan janin didalam

rahim. Dan menekan dinding kantong kemih. Sekalipun terasa


22

mengganggu, sebaiknya ibu hamil tidak membatasi asupan cairan

karena tidak ingin sering berkemih.

e. Sembelit atau susah buang air besar. Biasanya hal ini disebabkan

karena adanya peningkatan relaksasi otot-otot saluran pencernaan

akibat perubahan hormone tubuh, sehingga system pembuangan

bekerja lamban.

f. Tidak mendapatkan menstruasi. Hal ini merupakan pertanda yang

paling pasti. Menstruasi terjadi akibat tubuh mengeluarkan berbagai

unsur yang dipersiapkan untuk pembuahan yang tidak terpakai.

Setelah pembuahan terjadi, janin terbentuk, maka tubuh tidak perlu

melakukan proses pembersihan (Rukiyah, 2009).

g. Keringat bertambah, betambah banyaknya keringat terjadi karena

adanya peningkatan aktivitas kelenjar apacrine akibat meningkatnya

aktifitas kelenjar thyroid sehingga aktifitas metabolikpun meningkat.

(Prawirohardjo, 2009) solusinya dengan menganjurkan ibu untuk

memakai pakaian tipis yang dapat menyerap keringat.

h. Pegal-pegal dikaki bagian bawah, hal ini dapat terjadi karena adanya

peningkatan aktifitas ibu selama hamil. Dampak yang dapat di

timbulkan adalah varises paa kaki, tetapi ibu untuk mengatasinya

dengan istirahat teratur. Maka dari itu menganjurkan ibu untuk

meningkatkan kakinya saat beristirahat dengan mengganjalnya dengan

bantal atau merendam nya dengan air hangat untuk merelaksasikan

otot-ototnya (Prawirohardjo, 2009).


23

4. Asuhan Antenatal Care (ANC)

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga

profesional yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan yang

dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan antenatal. Pelayanan

antenatal merupakan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu

selama masa kehamilannya sesuai dengan standar pelayanan antenatal

yang mencakup anamnesis, pemeriksaan fisik umum dan kebidanan,

pemeriksaan laboratorium atas indikasi tertentu serta indikasi dasar dan

khusus (Agustini, 2013).

a. Tujuan Antenatal Care (ANC)

1) Memantau kemajuan kehamilan memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang bayi.

2) Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan

sosial ibu.

3) Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi

yang mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit

secara umum, kebidanan dan pembedahan.

4) Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat, ibu maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.

5) Mempersiapkan agar masa nifas berjalan normal dan pemberian

ASI eklusif.

6) Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran

bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal (Pudiastuti, 2012).


24

b. Indikator Antenatal Care (ANC)

1) Kunjungan pertama (K1)

K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan

yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan

terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus

dilakukan sedini mungkin pada trimester pertama, sebaiknya

sebelum minggu ke 8.

2) Kunjungan ke-4 (K4)

K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan

tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk

mendapatkan pelayanan terpadu dan komprehensif sesuai standar.

Kontak 4 kali dilakukan sebagai berikut: sekali pada trimester I

(kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester ke-2 (>12 - 24

minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan

setelah minggu ke 24 sampai dengan minggu ke 36. Kunjungan

antenatal bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada

keluhan, penyakit atau gangguan kehamilan. Kunjungan ini

termasuk dalam K4 (Kemenkes RI, 2010).

5. Emesis Gravidarum

a. Pengertian Emesis Gravidarum

Emesis Gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering

dirasakan pada kehamilan trimester pertama. Mual, muntah ini

biasanya terjadi pada pagi hari. Gejala ini terjadi 6 minggu setelah hari
25

pertama haid terakhir dan berlangsung salama kurang lebih 10 minggu

(Winkjosastro, 2010).

Sebagian wanita hamil akan merasakan mual di awal kehamilan.

Emesis Gravidarum yaitu mual muntah dan bisa saja terjadi setiap saat.

Jika rasa mual dan muntah menetap atau semakin memburuk, maka

kondisi tersebut disebut hyperemesis gravidarum. Pada beberapa kasus

dapat berlanjut sampai trimester kedua dan ketiga tetapi ini jarang

sekali terjadi. Mual didefinisikan sebagai kecendrungan memuntahkan

sesuatu, atau sensasi yang muncul pada daerah kerongkongan atau

epigastrik tanpa diikuti dengan muntah, sedangkan muntah

didefinisikan sebagai pengeluaran isi lambung melalui mulut, dan

umumnya disertai dengan dorongan yang kuat yang terjadi pada

kehamilan (Herrel, 2014).

Emesis Gravidarum biasa dialami ibu hamil yang ditandai

dengan rasa mual di pagi hari dan semakin bertambah bila mencium

bau makanan. Rasa mual biasanya dialami selama tiga bulan pertama

dan terjadi sekitar 80% kehamilan. Lebih dari tiga bulan pertama rasa

mual akan berhenti secara berangsur-angsur. Sebanyak 90% ibu

mengalami mual, dan sekitar setengahnya disertai muntah, hal tersebut

karna penolakan tubuh yang pada makanan yang mengandung toksin

(Maulana, 2008).
26

b. Etiologi

Mual muntah pada masa kehamilan belum dapat diketahui

secara pasti. Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

kondisi tersebut. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor psikologis,

ketidaksempurnaan fungsi saluran cerna, perubahan hormone

(hormone esterogen dan progesterone), infeksi kuman, faktor genetik,

sistem tubuh (endokrin dan vestibular) dan penyesuaian ibu hamil

terhadap perubahan kondisi tubuhnya, faktor predisposisi terdiri

primigravida, hidramnion, kehamilan ganda, mola hidatidosa. Faktor

psikologis yaitu rumah tangga yang retak, hamil yang tidak di

inginkan, takut terhadap kehamilan dan persalinan, takut terhadap

tanggung jawab sebagai ibu, kehilangan pekerjaan.

Perubahan fisik selama kehamilan dipercaya menyebabkan

overstimulasi pada kontrol neurologis mual dan muntah yang berada di

batang otak. Perubahan fisik tersebut antara lain peningkatan hormon

human chorionic gonadothropine (HCG) plasenta dan estrogen dalam

darah pada trimester pertama, peregangan pada otot uterus, fluktuasi

tekanan darah terutama pada saat tekanan darah menurun, relaksasi

relatif pada otot saluran pencernaan (yang menyebabkan pencernaan

kurang efisien) dan peningkatan asam lambung yang disebabkan

lambung kosong atau makan makanan yang salah (Manuaba, 2012)


27

c. Faktor yang mempengaruhi Emesis Gravidarum

1) Faktor Hormone

Penyebab mual dan muntah pada kehamilan biasanya

disebabkan oleh perubahan dalam system endokrin atau biasa

disebut hormone yang terjadi selama kehamilan, terutama

disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar HCG. HCG ini

melewati control ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus

luteum terus memproduksi estrogen dan progesterone. Fungsi

yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta. HCG

ini dapat dideteksi dalam darah wanita kira-kira tiga minggu

setelah fertilisasi. Meningkatnya hormone estrogen ini juga dapat

memancing peningkatan keasaman lambung. Selain itu perut yang

kosong juga dapat mengeluarkan asam lambung yang membuat

ibu merasa lebih mual (Tiran, 2009).

Jadi HCG merupakan salah satu penyebab terjadinya mual

muntah yang dihasilkan plasenta diawal kehamilan. Proses

pembentukan plasenta ditolak tubuh karena dianggap sebagai

benda asing dan penolakan ini memicu mual muntah. Reaksi mual

dan muntah menyebabkan nafsu makan berkurang dan ibu

mengalami stress, tubuh ibu lemas karena memuntahkan banyak

cairan, kurangnya asupan nutrisi yang dikonsumsi dan kurang

mendapat istirahat yang cukup (Atikah, 2010).


28

2) Faktor Sosial

Masalah sosial ini diprediksi mempengaruhi ibu hamil

untuk mengalami mual dan muntah selama kehamilan, atau

memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurang

kemampuan mengatasi gejala normal. Kehamilan yang tidak

diinginkan, ekonomi yang tidak mencukupi atau karena beban

pekerjaan atau finasial akan menyebabkan penderitaan batin,

dan konflik.

Wanita yang mengalami kesulitan dalam membina

hubungan, rentan terhadap masalah dengan distress emosional

menambah ketidaknyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang

dibutuhkan jika kehamilan ditemukan kembar atau terjadi dalam

waktu yang berdekatan, juga dapat menjadi faktor emosional

yang membuat mual dan muntah menjadi lebih berat (Tiran,

2009).

Keluarga harus membantu dan mendampingi ibu dalam

menghadapi keluhan yang muncul selama kehamilan agar ibu

tidak merasa sendirian. Kecemasan ibu yang berlanjut akan

mempengaruhi ibu dalam hal nafsu makan yang menurun,

kelemahan fisik, bahkan mual muntah (Sulistyawati, 2009)

3) Masalah Pekerjaan

Masalah pekerjaan merupakan sumber stress kedua setelah

masalah perkawinan. Banyak orang menderita depresi dan


29

kecemasan masalah pekerjaan, misalnya perkerjaan terlalu

banyak, pekerjaan tidak cocok, mutasi, jabatan, kenaikan

pangkat, pensiun, kehilangan pekerjaan dan lain sebagainya.

Cara hidup yang serba sibuk dan terburu-buru seperti yang

banyak dijalani oleh para wanita misalnya kebiasaan begadang,

berpergian jauh dengan berkendara motor, pekerjaan rumah

tangga dan lain-lain, dapat memperbesar kemungkinan bahkan

kadang-kadang langsung menyebabkan salah satu gejala

kehamilan yang tidak enak yaitu rasa mual di pagi hari,

keletihan, sakit punggung, dan gangguan pencernaan.

Tergantung pada sifat pekerjaan wanita, aroma, zat kimia, atau

lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan

menyebabkan mereka muntah (Tiran, 2009).

4) Pola Makan

Pola makan ibu pada minggu-minggu awal kehamilan

serta gaya hidupnya juga berpengaruh terhadap terjadinya mual

muntah ini. Studi membuktikan bahwa ibu yang memakan

makanan yang berlemak seperti gorengan, santan, makanan

pedas dan kaya krim akan mengalami mual muntah

dibandingkan yang lebih banyak memakan makanan yang kaya

serat dan vitamin seperti buah dan sayuran (Varney, 2007).


30

5) Faktor Psikologi

Faktor ini sangat berpengaruh dengan keadaan ibu.

Sebagian wanita ketika ibu mengetahui akan menjadi orang tua

menyebabkan konflik emosi, termasuk kegembiraan dan

penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu dan bayi, serta

khawatir tentang pekerjaan, keuangan, atau hubungan dengan

suami. Mungkin terjadinya rumah tangga yang retak karena

terjadi konflik dan kekerasan dalam rumah tangga dapat

mempengaruhi terjadinya emesis gravidarum (Tiran, 2009).

6) Status Gravida

Bagi Sebagian besar primigravida, banyak yang belum

mampu beradaptasi dengan hormone estrogen dan koreonik

gonadotropin sehingga lebih sering terjadi mual, muntah.

Sedangkan pada multigravida sudah mampu beradaptasi dengan

hormon-hormon tersebut karena sudah mempunyai pengalaman

kehamilan dan melahirkan (Prawirohardjo, 2010).

7) Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan ini juga merupakan faktor penting yang

berpengaruh ketika terjadinya emesis gravidarum. Aroma-aroma

yang tercium disekitar rumah, atau tempat kerja, zat kimia atau

lingkungan dapat mempengaruhi keadaan ibu dan dapat

membuat ibu merasa mual bahkan dapat menyebabkan muntah.

Bau-bauan seperti bau asap rokok, bau makanan, bau sampah,


31

dan bau-bau yang sangat sensitive juga dapat memicu mual yang

dirasakan ibu (Tiran, 2009).

6. Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala klinik emesis gravidarum diantaranya adalah

kepala pusing, terutama pada pagi hari disertai dengan mual muntah

sampai umur kehamilan 4 bulan terjadi 1-2 kali sehari dan bisa saja terjadi

setiap saat, kehilangan selera makan, mudah lelah efek psikologis : depresi

dan cemas (Manuaba, 2010). Dibawah ini merupakan tanda-tanda emesis

gravidarum berupa :

a. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah.

b. Nafsu makan berkurang.

c. Mudah lelah.

d. Emosi yang tidak stabil.

Sebenarnya keadaan ini adalah keadaan suatu hal yang alamiah

atau normal yang dialami oleh ibu hamil trimester pertama. Akan tetapi

tidak bisa dipungkiri bila mual muntah ini menjadi tidak baik dan tidak

normal apabila terjadi terus menerus, karena hal ini dapat mengganggu

keseimbangan gizi cairan dan elektrolit tubuh, ibu akan kehilangan nafsu

makan dan ibu hamil akan lemas, apatis, kulit mulai jelek, lidah kotor, dan

kering. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan

dapat terkena dehidrasi dan akan mengganggu kehamilannya

(Solaeman,2007).
32

7. Patofisiologi emesis gravidarum

Awal mula terjadinya perasaan mual adalah akibat dari

meningkatnya kadar estrogen yang terjadi pada trimester I. apabila

perasaan ini terjadi terus-menerus dapat mengakibatkan cadangan

karbohidrat dan lemak habis terpakai sebagai keperluan energi. Akibat

oksidasi lemak yang tidak sempurna, terjadilah ketosis dengan

tertimbunnya asam aseto-asetik, asam hidroksida butirik dan aseton darah.

Muntah mengakibatkan dehidrasi, sehingga cairan ekstraseluler dan

plasma berkurang. Natrium dan klorida darah turun. Selain itu dehidrasi

menyebabkan hemokonsentrasi, sehingga aliran darah ke jaringan akan

berkurang. Hal ini menyebabkan jumlah zat makanan dan oksigen ke

jaringan berkurang pula tertimbunnya zat metabolic yang toksik.

Disamping dehidrasi dan gangguan keseimbangan elektrolit, juga dapat

terjadi robekan pada selaput lendir esophagus dan lambung akibat

perdarahan gastrointestinal, sehingga terjadilah mual – muntah pada ibu

hamil (Suhaemi, 2008).

8. Mual muntah pada kehamilan Trimester I dan II

Ibu hamil, sekitar 75 % di trimester pertama mengalami mual

muntah. Sekitar separuh ibu hamil 25% hanya mengelami mual dan 25%

saja yang bebas dari keduannya. Mual muntah ini mulai timbul ketika

kehamilan berumur 6 minggu, dan paling cepat sejak 4 minggu. Rasa mual

yang ringan dapat membuat ibu kelelahan. Mual dan muntah pada
33

trimester pertama berupa pusing mual dan muntah. Keadaan ini biasanya

terjadi pada pagi hari hingga siang hari.

Keadaan mual muntah pada kehamilan trimester kedua beresiko 2

kali lebih besar mengalami preeklamsia, 1,4 kali lebih besar melahirkan

bayi kecil, serta 3 kali lebih besar mengalami pemisahan plasenta dari

dinding rahim secarra mendadak. (kompas, 2013). Terjadinya Mual

muntah pada trimester II bisa dikarenakan hormon hCG yang baru

mengalami peningkatan di trimester kedua. Perawatan mual muntah pada

trimester kedua sama dengan perawatan mual muntah pada trimester

pertama. Ibu hamil harus mengganti cairan yang banyak keluar dengan

banyak minum air. Jangan biarkan perut ibu hamil kosong. Hindari bau-

bauan yang bisa membuat ibu hamil mual dan muntah. Sebaiknya ibu

hamil tidak mengonsumsi makanan terlalu banyak atau terlalu sedikit agar

perut tidak terlalu penuh ataupun terlalu kosong. Makanan kecil atau

camilan baik dikonsumsi.

9. Dampak dari masalah

Setiap suatu kejadian atau masalah pasti ada dampak atau resiko

yang terjadi. Seperti halnya dampak yang akan dialami ibu hamil dengan

emesis gravidarum apabila tidak segera ditangani akan mengakibatkan

mual muntah yang mengeluarkan cukup banyak cairan dan akan

mengakibatkan ibu hamil merasa lemah, pucat, kekurangan cairan dan

akan dapat memicu terjadinya hiperemesis dan harus dirawat di rumah


34

sakit untuk mendapatkan tambahan cairan dan asupan gizi yang baik.

Karena keaadaan seperti ini dapat membahayakan bayi.

10. Penatalaksanaan

Untuk mengatasi terjadinya emesis gravidarum, tenaga kesehatan

harus memberikan pelayanan prima sehingga pasien mengerti dengan

keadaan yang terjadi serta mengetahui apa yang harus dilakukan. Berikut

adalah manajemen mual muntah :

a. Komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) tentang ibu hamil muda

yang selalu dapat disertai emesis gravidarum yang akan berangsur-

angsur berkurang sampai umur kehamilan 4 bulan.

b. Diberi nasehat agar tidak terlalu cepat bangun dari tempat tidur,

sehingga aliran darah menuju susunan saraf pusat dapat lebih dulu

beradaptasi. Menganjurkan ibu untuk makan makanan dengan porsi

kecil, tetapi lebih sering. Dan menghindari makanan yang dapat

merangsang mual.

c. Obat-obatan, pengobatan ringan tanpa masuk rumah sakit pada emesis

gravidarum :

1) Vitamin yang diperlukan : (Vitamin B kompleks, mediamer B6

sebagai vitamin dan antimuntah.

2) Pengobatan :

a) Sedativa ringan : luminal 3 x 30 mg (barbitural), valium

b) Anti mual muntah : Stimetil, primperan, emetrol, dan lainnya.


35

3) Nasehat Pengobatan

a) Banyak minum air atau minuman lain.

b) Hindari makanan atau minuman yang asam untuk

menghindari irtitasi lambung.

4) Nasehat Kontrol Antenatal

a) Pemeriksaan hamil yang lebih sering.

b) Segera datang bila terjadi keaadaa yang abnormal.

d. Selain itu, berikan pula penatalaksaanaan psiko-sosial-spiritual pada

ibu hamil, seperti :

1) Psikologis : diagnosis kehamilan sering diperkuat oleh hasil

kecurigaan yang dipicu oleh keadaan mual muntah. Mengetahui

akan menjadi orang tua menyebabkan konflik emosi, termasuk

kegembiraan dan penantian, kecemasan tentang kesehatan ibu dan

bayi serta kekhawatiran tentang pekerjaan, keuangan, perubahan

pada fisik seperti perubahan sistem reproduksi.

2) Spiritual : Perkembangan keluarga melalui proses keturunan,

menjadikan wanita berada di posisi terpenting dlaam melahirkan

generasi baru dari manusia. Proses kehamilan yang seluruhnya

diemban oleh calon ibu karena pada haikikatnya semua perempuan

akan menjadi seorang ibu (Feryanto, 2012).

3) Sosial : Menurut Ambarwati (2009) mengetahui perasaan ibu dalam

menjalani suatu hubungan, menyiapkan dana keuangan untuk


36

persalinan, merencanakan tempat persalinan dan siapa yang akan

membantu proses persalinan nanti.

e. Perawatan mual dan muntah bisa dilakukan dengan pengaturan diet

dan perubahan pola hidup. Perawatan mandiri yang dapat dilakukan

wanita hamil antara lain :

1) Pagi hari :

a) Perbanyak waktu istirahat ditempat tidur. Jangan tergesa-gesa

bangun dari tempat tidur setelah membuka mata dipagi hari.

Beri jeda sekitar satu jam antara membuka mata dan bangun

dari tempat tidur.

b) Makan crackers atau roti kering 20-30 menit sebelum bangun

dari tempat tidur. Crackers dapat mencegah lambung kosong

dan menstabilkan kadar gula darah dalam tubuh.

2) Siang hari :

a) Makan 4-5 kali dengan porsi kecil sebagaipengganti makanan

berat dan hindari terlalu kenyang atau terlalu lapar. Lambung

yang kosong dan kadar gula darah yang rendah dalam tubuh

akibat lamanya rentang makan dapat menyebabkan mual

seperti halnya makan yang terlalu banyak pada satu saat.

b) Makan makanan tinggi protein dan karbohidrat untuk

mencegah mual.
37

c) Mengurangi makanan yang mengandung banyak air, sebagai

gantinya minumlah setengah jam sebelum atau sesudah

makan namun tidak bersamaan pada saat makan.

d) Minum sedikit dan sering tiap 2-3 jam walaupun tidak haus,

10-12 gelas air/hari untuk menghindari dehidrasi.

e) Jus buah, makanan atau minuman yang terbuat dari jahe dapat

mengurangi rasa mual.

f) Menghirup aroma lemon atau jahe, minum lemon atau

mengkonsumsi semangka dapat mengurangi rasa mual.

g) Duduk beberapa saat setelah makan, gravitasi membantu

makanan masuk ke dalam lambung. Bergerak secara perlahan

dan menghindari gerakan mendadak.

h) Hindari pemicu mual : bau badan, aroma makanan yang

tajam, kosmetik yang beraroma wangi, toiletris dan sampah.

i) Perbanyak istirahat dan tidur disiang hari. Tempatkan bantal

dibawah kepala dan kaki. Hal tersebut sangat penting bila ibu

hamil harus bangun lebih awal dipagi hari. Namun jangan

tidur setelah makan karena dapat meningkatkan rasa mual.

j) Sikat gigi dengan menggunakan pasta gigi dan membilas

mulut setiap habis muntah. Hal ini dapat menyegarkan mulut

dan menurunkan rasa mual serta menurunkan resiko

kerusakan gigi dan gusi yang dapat terjadi akibat bakteri dan
38

material muntahan di mulut. Namun jangan lakukan sikat gigi

segera setelah makan karena dapat menyebabkan muntah.

k) Hirup udara segar dan lakukan exercise setiap hari.

l) Hindari merokok, alkohol dan kafein.

m) Hindari stress. Emesis gravidarum lebih banyak terjadi pada

wanita hamil yang mengalami stress baik dalam rumah

maupun pekerjaan.

3) Malam hari :

a) Sebelum tidur makan snack, yogurt, roti, susu, sereal atau

sanwich.

b) Hindari makanan yang berminyak, terlalu pedas dan beraroma

menyengat yang dapat menyebabkan mual.

c) Tidak tidur terlalu malam. Wanita hamil perlu energi untuk

bangun pagi dan melakukan aktivitas esok harinya. Jika

bangun tengah malam, makanlah cracker beberapa potong.\

11. Pengobatan Alternative atau Herbal

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Ummi Hasanah

Alyamaniyah dan Mahmudah dari Departemen Biostatistika dan

Kependudukan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga

tentang Efektivitas Pemberian Wedang Jahe (Zingiber Officinale Var.

Rubrum) Terhadap Penurunan Emesis Gravidarum Pada Trimester

Pertama. Diperoleh hasil bahwa wedang jahe berperan untuk menurunkan

kejadian emesis gravidarum. Wedang jahe bisa membuktikan keefektifan


39

khasiat jahe pada ibu hamil dalam mengatasi emesis gravidarum, bahwa

pemberian intervensi pada kelompok yang diberikan tablet jahe pada

umumnya mengalami penurunan mual muntah dibandingkan kelompok

yang diberikan tablet placebo.

Jahe sekurangnya mengandung 19 komponen yang berguna bagi

tubuh yang salah satunya gingerol yaitu senyawa paling utama dan telah

terbukti memiliki aktivitas antiemetik (antimuntah) yang manjur dengan

bersifat memblok serotonin, yaitu senyawa kimia pembawa pesan.

Senyawa ini menyebabkan perut berkontraksi sehingga apabila diblok

maka otot-otot saluran pencernaan akan mengendor dan melemah

sehingga rasa mual banyak berkurang. Jahe sangat efektif pada pengunaan

antiemetik untuk mencegah emesis gravidarum pada kehamilan, keracunan

makanan, kemoterapi, pembedahan pada saluran reproduksi (ginekologi)

dan pada keadaan Motion sickness yaitu serangan emesis gravidarum saat

tubuh berputar, bergetar, atau saat orang berpergian dengan kendaraan

bermotor karena perubahan keseimbangan.

Wedang jahe merupakan salah satu alternatif penurun emesis

gravidarum untuk mengurangi perasaan cemas dan ketidaknyamanan

selama kehamilan. Ibu hamil dapat melanjutkan aktifitas sehari-hari

dengan tenang dan nyaman dan berkonsentrasi penuh menjaga kehamilan

hingga menuju persalinan dengan ibu dan bayi yang sehat dengan perasaan

tenang tanpa dibebani apapun hingga didapatkan calon generasi bangsa


40

yang cerdas. sehingga penanganan emesis gravidarum dapat diatasi

dengan wedang jahe untuk mengurangi penurunan mual dan muntah.

B. Landasan Hukum

Peraturan Kementrian Kesehatan Indonesia nomor 1464 /Menkes /

per/X/2010 pasal 10 ayat 1 pelayanan kesehatan ibu sebagaimana

dimaksud dalam pasal 9 huruf a diberikan pada masa pra hamil kehamilan,

masa persalinan, masa nifas, masa menyusui, dan masa antara dua

kehamilan. Ayat 2 pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) meliputi:

a. Pelayaan konseling pada masa pra hamil

b. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

c. Pelayanan persalinan normal

d. Pelayanan ibu nifas normal

e. Pelayanan ibu menyusui

f. Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat

(2) berwenang untuk:

a. Episiotomi

b. Penjahitan luka jalan lahir

c. Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

d. Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

e. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas


41

f. Fasilitas bimbingan inisiasi menyusu dini dan promosi air susu ibu

ekslusif

g. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum

h. Penyuluhan dan konseling

i. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

j. Pemberian surat keterangan kematian

k. Pemberian surat keterangan cuti bersalin.

C. Manajemen Kebidanan

Sebuah Hadits Riwayat Thabrani menyebutkan, sabda Rasulullah

SAW :“ Sesungguhnya Allah mencintai orang yang jika melakukan suatu

pekerjaan, dilakukan secara itqan (tepat ,terarah, jelas, dan tuntas)”.

Makna dari hadits tersebut adalah bahwa setiap muslim hendaknya mampu

menyelesaikan pekerjaan, tugas dan tanggungjwabnya secara sistematis,

artinya secara tepat, terarah, jelas dan tuntas sehingga menghasilkan hasil

yang maksimal.

Hadits tersebut memberikan pengertian bahwa setiap muslim

hendaknya mampu menyelesaikan pekerjaan, tugas dan tanggungjawabnya

secara sistematis yaitu tepat, terarah, jelas, dan tuntas sehingga dapat

memberikan hasil yang maksimal.

Varney dalam Mufdillah (2008) mengatakan seorang bidan dalam

menerapkan manajemen perlu lebih kritis dalam melakukan analisis untuk

mengantisipasi diagnose dan masalah potensial. Kadang kala bidan juga


42

harus bertindak untuk menyelesaikan masalah tertentu dan mungkin juga

melakukan kolaborasi, konsultasi bahkan segera merujuk klien.

a. Pengumpulan data dasar

Dalam langkah pertama ini dikumpulkan semau informasi yang

akurat dan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi

klien (Muslihatun, 2009). Proses pengumpulan data dasar mencakup

data subyektif dan obyektif.

1) Data Subyektif

Data subyektif adalah berhubungan dengan masalah dari

sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai kekhawatiran dan

keluhannya yang dicatata sebagai kutipan langsung atau ringkasan

yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis (Mufdillah,

2009).

a) Identitas Pasien

Untuk mengetahui status klien secara lengkap sehingga sesuai

dengan sarana. Menurut Nursalam (2009) identitas meliputi:

(1) Nama : Untuk mengetahui dan mengenal pasien klien.

Nama jelas dan lengkap, bila perlunama panggilan sehari-

hari agar tidak keliru dalam memberikan penanganan.

(2) Umur : Untuk mengetahui faktor resiko yang ada

hubungannya dengan umur ibu.

(3) Agama : Berguna untuk memberikan motivasi pada pasien

sesuai dengan agama yang dianutnya.


43

(4) Pendidikan : Untuk mengetahui tingkat pendidikan yang

nantinya penting dalam memberikan pendidikan kesehatan

pada klien sesuai dengan tingkat pendidikannya.

(5) Pekerjaan : Untuk mengetahui keadaan social ekonomi dan

pola pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam keluarga.

(6) Suku/Bangsa : Berguna untuk mengetahui faktor

pembawaan/ras atau adat kebiasaan sehari-hari.

(7) Alamat : Untuk mengetahui dimana dan bagaimana

lingkungan tempat tinggalnya.

b) Alasan datang

Alasan datang yaitu menanyakan keluhan yang dirasakan saat

pemeriksaan. Hal ini penting karena keluhan yang dialami

pasien harus dikaji lebih dalam untuk mengetahui penyebabnya.

c) Riwayat menstruasi

Hal yang perlu ditanyakan dalam riwayat menstruasi meliputi

menarche, periode menstruasi terakhir, keteraturan, lama,

jumlah, perdarahan, rasa sakit, dan perdarahan bercak antar

menstruasi atau perdarahan bercak setelah koitus (Benson,

2009).

d) Riwayat Perkawinan

Untuk mengetahui status perkawinan, perkawinan ke, umur ibu

saat perkawinan, dan lama perkawinan. Karena ini berpengaruh

pada psikologis ibu dan siapa yang akan bertanggung jawab.


44

e) Riwayat obstetri

Untuk mengetahui perdarahan pada kehamilan, persalinan dan

nifas yang lalu, hipertensi dalam kehamilan, persalinan dan nifas

yang lalu, BB lahir kurang dari 2500gram atau lebih dari 4000

gram serta masalah kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

(Muslihatun, 2009).

f) Riwayat Kontrasepsi

Meliputi jenis metode yang dipakai, waktu, tenaga dan tempat

saat pemasangan dan berhenti, keluhan/alasan berhenti.

g) Riwayat Kesehatan

(1) Riwayat kesehatan yang lalu

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya riwayat atau penyakit akut, kronis.

(2) Riwayat kesehatan sekarang

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya penyakit yang diderita saat ini.

(3) Riwayat kesehatan keluarga

Data ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya pengaruh penyakit kesehatan keluarga terhadap

gangguan kesehatan pasien dan bayinya, yaitu apabila ada

penyakit keluarga yang menyertainya.


45

h) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari :

(1) Nutrisi

Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,

banyaknya, jenis makanan, makanan pantangan.

(2) Eliminasi

Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan BAB

meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi, dan bau serta

kebiasaan BAK meliputi frekuensi, jumlah dan warna.

(3) Istirahat

Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam

pasien tidur, kebiasaan sebelum tidur, kebiasaan

mengonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang, penggunaan

watu luang.

(4) Personal hygiene

Dikaji untuk mengetahui apakah pasien selalu menjaga

kebersihan tubuh terutama pada daerah genetalia.

(5) Aktivitas

Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari.

i) Riwayat psikososial spiritual

Hal yang perlu ditanyakan pengetahuan dan respon pasien

terhadap keluhan/kondisi yang dihadapi saat ini, jumlah

keluarga di rumah, respon keluarga, respon keluarga terhadap

keadaan pasien, dukungan keluarga, pengambilan keputusan


46

dalam keluarga dan pilihan mendapatkan pengobatan

(Muslihatun, 2009).

2) Data obyektif

Data obyektif adalah pencatatan yang dilakukan dari hasil

pemeriksaan fisik, pemeriksaan khusus kebidanan, data penunjang

(Hidayat, 2007).

a) Pemeriksaan fisik

Keadaan Umum, meliputi kesadaran, keadaan emosi dan postur

pasien selama pemeriksaan, BB.

b) Vital sign

Ditujukan untuk mengetahui keadaan ibu berkaitan dengan

kondisi yang dialaminya.

(1) Temperatur/suhu

(2) Tekanan darah

(3) Nadi dan pernafasan Pemeriksaan Fisik

c) Pemeriksaan Fisik

(1) Kepala dan leher

Meliputi ukuran dan bentuk tengkorak, rambut (jumlah,

warna, dan tekstur), benjolan dan nyeri tekan. Mata

(kelopak mata, ukuran dan bentuk mata, ciri konjungtiva

dan sclera, pergerakan mata), telinga (adanya discharge,

serumen, nyeri tekan dan kelainan lain), hidung (Nyeri

tekan atau nyeri tekan sekitar sinus perlu diperhatikan),


47

leher (pembengkakan, tiroid, kelenjar getah bening,

retraksi dan massa yang tidak normal, mulut dan

tenggorokan (bibir, gusi,lidah, gigi, tonsil) (Benson,

2009).

(2) Payudara

Meliputi bentuk dan ukuran, perbandingan antara kedua

payudara, massa, nyeri tekan, parut dan discharge pada

puting (Benson, 2009).

(3) Abdomen

Meliputi ukuran bentuk dan kontur abdomen di samping

adanya masa (Benson, 2009).

(4) Ekstermitas

Meliputi ukuran bentuk, warna dan pergerakan tangan dan

keadaan jari-jari serta kuku (Beson, 2009).

(5) Genetalia

Meliputi luka, varises, kondiloma, cairan (Warna,

konsistensi, jumlah, bau, keluhan gatal/panas), keadaan

kelenjar bartholini (pembengkakana, cairan, kista), nyeri

tekan hemoroid (Muslihatun, 2009).

(6) Punggung

Ada kelainan bentuk atau tidak.


48

b) Pemeriksaan penunjang

Pada pasien dengan gangguan sistem reproduksi adalah

pemeriksaan melalui sampel darah, secret/cairan per vaginam,

atau biopsy jaringan tubuh. Selain itu dibutuhkan beberapa

pemeriksaan diagnostic yaitu USG.

(1) Pemeriksaan protein urine

Untuk mengetahui kadar protein dalam urin ibu hamil yang

dapat mengarah ke preeklampsia.

(2) Pemeriksaan urine reduksi

Untuk mengetahui kadar glukosa dalam urine yang dapat

mengarah ke diabetes mellitus.

(3) Pemeriksaan HB

Untuk mengetahui kadar hemoglobin dalam darah yang

dapat mengarahke anemia.

3) Interpretasi data dasar

Mengidentifikasi diagnosa kebidanan dan masalah

berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Dalam langkah ini data yang telah dikumpulkan

diinterprestasikan menjadi diagnosa kebidanan dan masalah.

Keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat

diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan

yang dituangkan dalam rencana asuhan terhadap pasien, masalah


49

sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang diidentifikasikan

oleh bidan (Anggraini, 2010).

4) Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah

berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang sudah

diidentifikasikan. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila

memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil mengamati pasien

diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa/masalah potensial lain

benar-benar terjadi (Hidayat dkk, 2010).

5) Mengidentifikasi & menetapkan kebutuhan yang memerlukan

penanganan segera

Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana bidan

perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa

data menunjukan situasi yang memerlukan tindakan segera

sementara menunggu intruksi dokter. Mungkin juga memerlukan

konsultasi dengan tim kesehatan lain. Bidan mengevaluasi semua

kondisi pasien untuk menentukan asuhan pasien yang paling tepat.

Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen

kebidanan (Hidayat dkk, 2010).

6) Merencanakan asuhan yang komprehensif/menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh

ditentukan oleh langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan

kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah


50

diidentifikasi atau antisipasi, pada langkah ini informasi/data dasar

yang tidak lengkap dilengkapi.

Perencanaan supaya terarah, dibuat pola pikir dengan langkah

sebagai berikut: tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan

yang berisi tentang sasaran/target dan hasil yang akan dicapai,

selanjutnya ditentukan rencana tindakan sesuai dengan

masalah/diagnosa dan tujuan yag akan dicapai.

7) Melaksanakan perencanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti

yang telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien

dan aman. Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagiannya lagi oleh klien, atau

anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukannya sendiri,

ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya

(memastikan langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi

dimana bidan berkolaborasi dengan dokter dan keterlibatannya dalam

manajemen asuhan bagi pasien yang mengalami komplikasi, bidan

juga bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan

bersama yang menyeluruh tersebut. Manajmen yang efisien akan

menyingkat waktu, biaya dan meningkatkan mutu asuhan.

8) Evaluasi

Pada langkah ke 7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan

yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan


51

apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan

sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan didiagnosa.

Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif

dalam pelaksanaannya.

Manajemen kebidanan ini merupakan suatu kontinu, maka perlu

mengulang kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui

proses manajemen untuk mengidentifikasi mengapa proses manajemen

tidak efektif serta melakukan penyesuaian pada rencana asuhan

berikutnya.

D. Pendokumentasian SOAP

Pendokumentasian adalah tahap akhir dalam manajemen

kebidanan sebagai suatu proses pertanggung jawaban terhadap seluruh

perencanaan, kegiatan dan hasil yang dicapai dalam menjalankan

organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Metode

pendokumentasian yaitu dengan mencatat yang benar, jelas, singkat, dan

logis dalam asuhan yang diberikan (Salmiati dkk, 2011).

Follow up kesehatan pasien untuk mengetahui perkembangan

kesehatan pasien diperlukan data sekunder untuk pendokumentasian.

Pendokumentasian yang benar adalah pendokumentasian yang dapat

mengkomunikasikan kepada orang lain mengenai asuhan yang telah

dilakukan kepada seorang pasien, yang didalamnya tersirat proses

manajemen kebidanan sehingga dalam pendokumentasian dengan

menggunakan penulisan secara SOAP.


52

a. S : Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil pengumpulan data klien

meliputi analisa melalui anamnesa sebagai langkah I varney. Pada

data kasus ini, data subjektif didapatkan melalui wawancara.

b. O : Objektif

Menggambarkan pendokumentasiandan catatan medik pemeriksaan

fisik pasien, hasil laboratorium, dan tes diagnostik yang dirumuskan

dan data fokus untuk mendukung analisa sebagai data I varney. Pada

kasus ini, data objektif diperoleh dari hasil pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang yang dilakukan secara kontinu.

c. A : Analisa

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan intrepretasi data

subjektif dan objektif dalam suatu identifikasi masalah kebidanan

serta kebutuhan sebagai langkah 3, 4 dari 7 langkah varney.

d. P : Penatalaksanaan

Penatalaksanaan mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan

yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera,

tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi,

evaluasi/follow updari rujukan sebagai langkah 3, 4, 5, 6, 7 varney.

Dalam penatalaksanaan terdapat juga intervensi yaitu data subjektif,

objektif berubah atau tidak tergantung data yang sudah ada.

Selanjutnya dievaluasi untuk menganalisa respon pasien terhadap

intervensi yang diberikan (Zulvadi, 2010).


53

E. Tinjauan Islam

Artinya : “Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat


baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam
keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam usia
dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu.
Hanya kepada Aku kembalimu.” (QS. Luqman : 14)

Keterkaitan QS. Luqman ayat 14 dengan penulisan karya tulis

ilmiah ini adalah ibu mengalami kesusahan ketika mengandung yaitu

keadaan lemah yang di sebabkan oleh emesis gravidarum atau mual-

muntah pada saat hamil. Keadaan ini di rasakan setiap ibu pada awal

kehamilannya. Sehingga haruslah kita berbuat baik kepada kedua orang

tua terutama ibu yang telah bersusah payah demi melahirkan seorang

anak.

Ibu merasakan berbagai derita, sejak calon anak sebagai mani, ibu

merasakan masalah seperti ngidam dan kurang nafsu makan, merasa

sakit, mual – muntah, lemah dan semakin bertambah lemah ketika usia

kehamilannya bertambah besar serta pada saat hendak melahirkan

maupun pada saat melahirkan. Setelah itu ibu pula yang “menyapihnya

dalam usia dua tahun” maksudnya adalah ibu yang memberikan ASI dari

sejak lahir sampai anaknya berumur dua tahun. Maka dari itu dengan

beribadah kepada Allah SWT dan memenuhi hak-haknya, Serta berbuat

baik lah kepada kedua orang tua dengan berkata maupun dengan

perbuatan. Misalnya mengucapkan kata-kata lembut dan halus, dan


54

apabila dengan perbuatan seperti menghormati, memuliakan, memikul

bebannya, menjauhi sikap yang menyakitkan baik dalam bentuk ucapan

maupun perbuatan.

Dengan perjuangan orang tua yang sudah demikian rupa bersusah

payah demi melahirkan seorang anak, maka kita harus bersyukur kepada

Allah SWT yang telah memberi kesempatan kita untuk hidup di dunia

dan kepada kedua orangtua, karena kasih sayang Allah SWT kepada

hambanya dan kasih sayang orang tua terhadap anaknya adalah

sepanjang masa dan tidak akan pernah terputus. Setelah itu sebagai

manusia janganlah berbuat yang kasar, mengerjakan hal yang tidak di

sukai Allah SWT, karena pada akhirnya nanti manusia akan kembali

kepada Allah SWT.


55

F. Kerangka Teori

Faktor-faktor Ibu Hamil Gejala Emesis :


Penyebab : Trimester I 1. Rasa Mual
1. Hormon HCG 2. Nafsu makan
2. Psikologi Berkurang
3. Sosial 3. Mudah Lelah
4. Status Gravida 4. Cemas
5. Nutrisi Emesis 5. Gelisah
6. Masalah Gravidarum
Pekerjaan

Penatalaksanaan mual muntah:


1. Memberikan KIE bahwa mual
muntah akan berangsur-angsur
Tidak berkurang sampai usia
Sembuh kehamilan 14 minggu Sembuh
2. Bangun tidur secara perlahan
3. Makan dengan porsi sedikit
tapi sering.
Hiperemesis Gravidarum 4. Istirahat yang cukup. Hamil
5. Minum air putih sedikit sedikit Lanjut
tapi sering agar tidak mual
6. Memberikan obat anti mual.
7. Minum air jahe hangat
RUJUK

Keterangan :

Diteliti

Tidak diteliti
56

Kejadian emesis gravidarum atau mual muntah terjadi pada ibu hamil

trimester I antara umur kehamilan 0-12 minggu. Keluhan ini terjadi akibat faktor

hormonal (hormone HCG), faktor sosial, faktor psikologis, faktor lingkungan,

faktor nutrisi, masalah pekerjaan dan status gravida.Setelah mengetahui faktor –

faktor yang menyebabkan emesis gravidarum ditemukan tanda dan gejala yang

disebabkan oleh emesis gravidarum, tanda dan gejalanya yang sering dirasakan

ibu yaitu mual dan muntah, nafsu makan menghilang atau menurun, emosi sering

tidak stabil serta mudah lelah, cemas dan gelisah.

Keadaan ini perlu di tanggulangi, penatalaksanaan emesis gravidarum

seperti memberikan KIE bahwa terjadinya emesis gravidarum ini merupakan hal

yang wajar dan fisiologis bagi ibu hamil trimester pertama karena ada

peningkatan hormone HCG, dan beritahukan ibu bahwa emesis gravidarum ini

akan berangsur – angsur menghilang atau berkurang seiring dengan tuanya masa

kehamilan. Selain itu, ibu juga dianjurkan untuk makan dengan porsi yang sedikit

tetapi sering. Ketika bangun tidur maka bangunlah secara perlahan, banyak

minum air putih, selain itu dapat mengkonsumsi wedang jahe untuk mengurangi

rasa mual. Istirahat yang cukup, memberikan dukungan psikologis pada ibu serta

memberikan obat anti mual kepada ibu.

Dari penatalaksanaan tersebut maka didapatkan ibu akan sembuh atau

tidak. Apabila ibu sembuh maka melanjutkan perawatan kehamilan lanjut. Namun

jika keadaan ini tidak tertangani maka akan mengakibatkan hiperemesis

gravidarum yaitu mual dan muntah secara terus menerus sehingga dapat

mengancam kesehatan ibu dan janin. Sehingga apabila tidak sembuh dan
57

terjadinya hiperemeseis maka rujuk ke fasilitas kesehatan yang memadai agar

terhindarnya dari komplikasi kehamilan.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan desain

studi kasus berbasis asuhan. Penelitian deskriptif adalah suatu metode

penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk membuat gambaran tentang

suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2010).

Penelitian ini merupakan permasalahan dari suatu kasus dengan

mengangkat asuhan kebidanan pada ibu hamil Trimester I dengan Emesis

Gravidarum sebagai permasalahan dan dilaksanakan dengan metode

penelitian studi kasus. Studi kasus adalah laporan yang dilaksanakan dengan

cara meneliti suatu permasalahan studi kasus melalui suatu yang terdiri dari

unit tunggal (Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini termasuk asuhan kebidanan

7 langkah Varney dari pengumpulan data sampai evaluasi dan data

perkembangan termasuk SOAP.

Pada penelitian ini peneliti berusaha menguraikan secara

komprehensif permasalahan mengenai individu. Responden dalam penelitian

ini secara mendalam dianalisis baik dari segi yang berhubungan dengan

keadaan itu sendiri, faktor – faktor yang mempengaruhi, kejadian – kejadian

khusus yang muncul sehubungan dengan kasus dan reaksi kasus terhadap

suatu perlakuan atau pemaparan tertentu. Jadi pada penelitian ini peneliti

berfokus pada dua subyek yang dilakukan penelitian dengan kasus yang sama

58
59

dan diberikan penatalaksanaan yang sama serta dilakukan analisis dengan

PICOT.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan kasus dalam studi kasus ini dilaksanakan di RS PKU

Muhammadiyah Gombong. Penelitian ini dilakukan mulai dari

pelaksanaan asuhan, penyusunan laporan, dan sampai pengumpulan hasil

penelitian yaitu pada bulan Februari sampai dengan Maret 2018.

C. Subyek Studi Kasus

Subyek dalam studi kasus ini adalah ibu hamil Trimester I dengan

emesis gravidarum yaitu

D. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan di RS PKU Muhammadiyah Gombong dan

dilanjutkan dengan kunjungan ke rumah pasien sebanyak 3 kali, yaitu pada

pasien Ny. dan Ny. . Alat yang digunakan dalam pengambilan data ini

adalah sebagai berikut:

a. Alat Pengumpulan Data

1) Data primer

a) Wawancara

Alat yang dibutuhkan untuk melakukan wawancara antara lain :

(1) Alat tulis

(2) Pedoman wawancara


60

b) Pemeriksaan Fisik

Alat yang dibutuhkan untuk melakukan pemeriksaan fisik antara

lain :

(1) Termometer

(2) Tensimeter

(3) Stopwatch

c) Observasi

Alat yang dibutuhkan untuk melakukan observasi antara lain :

(1) Lembar panduan observasi

(2) Alat tulis

3) Data Sekunder

1) Alat tulis

2) Buku KIA

3) Rekam Medis

b. Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini

antara lain :

a. Kunjungan Pertama

Sebelum penulis menemui responden, penulis terlebih dahulu meminta

izin pengambilan kasus di RS PKU Muhammadiyah Gombong. Setelah

mendapatkan izin pengambilan kasus, penulis melaksanakan studi kasus

dan bertemu langsung dengan responden. Setelah mendapatkan responden

yang sesuai dengan kriteria, peneliti mendatangi responden kemudian


61

peneliti menyampaikan maksud dan tujuan. Setelah responden menyetujui,

peneliti memberi responden lembar informed consent, peneliti melakukan

wawancara dengan format SOAP. Kunjungan pertama Ny. tanggal ……

dan Ny. di RS PKU Muhammadiyah Gombong.

E. Uji Keabsahan Data

Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastiaan bahwa

yang berukur benar- benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan

ini juga dapat dicapai dengan proses pengumpulan data yang tepat. Salah satu

caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan

data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan

pengecekan atau Sebagai pembanding terhadap data itu. Menurut Patton

(2009) ada 4 macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai

keabsahan, yaitu :

1. Triangulasi data

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari

satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.

Wawancara juga dilakukan terhadap suami, dan ibu pasien.

2. Triangulasi Pengamat

Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil

pengumpulan data. Dalam penelitian ini, pembimbing lahan studi kasus

bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan

masukan terhadap hasil pengumpulan data.


62

3. Triangulasi Teori

Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan

bahwadata yang dikumpulkan sudah memasuki syarat. Pada penelitian ini,

berbagai teori telah dijelaskan pada bab II untuk dipergunakan dan

menguji terkumpulnya data tersebut.

4. Triangulasi metode

Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti

metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti

melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi

pada saat wawancara dilakukan.

F. Analisis Data

Analisis data dilakukan sejak peneliti berada di lapangan melakukan

pengumpulan data sampai asuhan selesai. Analisa data dilakukan dengan

metode PICOT (Patient-Intervensi-Comparison-Outcome-Teory).

1. Patient

Merupakan keadaan atau hasil pengkajian pada subyek penelitian yang

menjadikan dasar penelitian dalam memberikan penatalaksanaan kepada

responden

2. Intervensi

Merupakan asuhan atau penatalaksanaan yang diberikan kepada pasien.

Intervensi yang diberikan berdasarkan pada evidence based.


63

3. Comparison

Merupakan perbedaan penatalaksanaan antara pasien satu dengan pasien

yang lainnya.

4. Outcome

Merupakan hasil ataupun perubahan yang diharapkan terjadi setelah pasien

diberikan asuhan atau penatalaksanaan atas masalah

5. Teory

Merupakan dasar dalam memberikan penatalaksanaan atau masalah yang

dihadapi oleh pasien. Teori diperoleh melalui studi pustaka buku atau
69
A. Analisis Jurnal dalam bentuk PICOT

Tabel 4.1 Review Jurnal Penatalaksanaan Emesis Gravidarum

Populasi Intervensi Comparation Outcome Time Jurnal


Populasi penelitian Pemberian jahe Plasebo Pemberian jahe instan Waktu penelitian dimulai Pemberian Jahe Instan
adalah semua ibu instan untuk dengan dosis 290 mg (sari pada 23 Maret – 10 Juli Terhadap Kejadian Mual
hamil dengan umur menurunkan jahe) berpengaruh 2013 di Rumah Sakit Muntah dan Asupan
kehamilan kurang kejadian mual menurunkan kejadian mual Bersalin (RSB) Sayang Energi Pada Ibu Hamil
dari 15 minggu di muntah pada ibu muntah pada ibu hamil Ibu, Puskesmas Trimester Pertama
wilayah hamil trimester pertama. Jahe Klandasan Ilir, dan (Setyawati, Wahyuningsih,
Balikpapan. instan dapat menurunkan Puskesmas Sepinggan, Nurdiati, 2014)
(101 responden, 50 tingkat mual muntah 6 kali Balikpapan.
dengan perlakuan lebih besar dibandingkan Jurnal Gizi Klinik
jahe instan, 51 plasebo. Indonesia, Vol. 10, No.4,
dengan perlakuan April 2014
plasebo)
Ibu hamil trimester Pemberian air jahe - Frekuensi mual ibu hamil Penelitian dilakukan Efektifitas Jahe Untuk
I (0 - 12 minggu), hangat untuk sebelum dilakukan pada bulan November Menurunkan Mual Muntah
mengalami mual- menurunkan intervensi sebagian besar tahun 2008 sampai Pada Kehamilan Trimester
muntah (+) normal kejadian mual adalah empat sampai enam dengan bulan Maret I Di Puskesmas Dolok
yakni < 10 x muntah pada ibu kali per hari sebanyak 25 tahun 2009. Masihul Kec. Dolok
perhari, dan tidak hamil orang (78,1%). Sedangkan Masihul Kab. Serdang
mengkonsumsi obat frekuensi muntah ibu Bedagai (Fitria, 2013)
antimuntah lain hamil sesudah intervensi
(32 responden) adalah satu sampai tiga Jurnal Maternity and
kali per hari sebanyak 16 Neonatal Volume 1
orang (50%). Nomor 2 Tahun 2013

71
B. Hasil

126
DAFTAR PUSTAKA
Agustini. 2013. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Ibu Dan Dukungan
Keluarga dengan Cakupan Pelayanan Antenatal di Wilayah Kerja
Puskesmas Buleleng I.Jurnal Magister Kedokteran Keluarga 1(1) : 67-79
http://jurnal.pasca.uns.ac.id/index.php/pdpk/article/view/230, diakses 30
April 2017.

Almatsier, S. 2011. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka
Utama

Ambarwati, E. 2009. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta : Mitra Cendekia.


Anggraini Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka
Rihama.
Asrinah, Shinta SP, dkk. 2010. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Atikah. 2010. Ilmu Gizi Untuk Keperawatan dan Gizi Kesehatan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Benson, Ralph, dkk. 2009. Buku Saku Obstetri dan Gynekologi. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Dinas Kesehatan DIY. 2015. Bantul Pimpin Angka Kematian
Ibuhttp://jogja.tribunnews.com/2015/01/22/bantul-pimpin-angka-
kematian-ibu-tahun-lalu, diakses 30 April 2017.
Emilia, O. Freitag, H. 2010. Tetap Bugar dan Energik Selama Hamil. Jakarta:
Agro Media Pustaka.

Feryanto, A. 2012. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.


Fitria, R. 2013. Efektfitas Jahe Untuk Menurunkan Mual Muntah Pada Kehamilan
Trimester I di Puskesmas Dolok Masihul Kec. Dolok Masihul Kab.
Serdang Bedagai Jurnal Maternity and Neonatal Volume 1 Nomor 2
Hidayat, A. A. A. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data.
Jakarta : Salemba Medika
Hidayat, A. dan Mufdilah. 2009. Catatan Kuliah Konsep Kebidanan. Yogyakarta
: Nuha Medika.
Herrel, H. E. 2014. Nausea and Vomiting of Pregnancy. American Family
Physican Volume 89, Number 12, June 15, 2014
Javadi, Ezzatalsadat HS, et al. 2013. Comparing the Effectiveness of Vitamin B6
and Ginger in Treatment of Pregnancy-Induced Nausea and Vomiting.
Hindawi Publishing Corporation Obstetrics and Gynecology International
Volume 2013Journal of Medicine 2010;363:1544-50
Kemenkes RI. 2013. Perwakilan Kemenkes laporkan seputar Kesehatan Ibu dan
Anakhttp://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2308, diakses 30 April
2017.

Kompas. 2013. “Morning Sicknes” Tingkatkan Resiko


Kehamilanhttp://health.kompas.com/read/2013/02/05/09050129, diakses
30 April 2017.
Kusmiyati, Yuni dkk. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta : Fitramaya.

Mandriwati. 2008. Fisiologi Pada Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.


Manuaba. 2012. Gejala Pada Emesis Gravidarum. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka
Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Mufdillah, dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Fitramaya.

Muslihatun N.W., Mufdlilah, Setiyawati, N. 2009. Dokumentasi Kebidanan.


Yogyakarta : Fitramaya.

Niebyl, Jennifer R. 2010. Nausea and Vomitting in Pregnancy. The New England

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:Rineka Cipta.

Nugroho T, Nurrezki, Desi Warmaliza & Wilis. 2014. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nursalam. 2009. Proses dan DokumentasiKeperawatan. Jakarta: Salemba


Medika.

Patton, MQ. 2009. Metode Evaluasi Kualitatif . Jakarta : Pustaka Belajar.

Permenkes RI Nomor 1464/MENKES/PER/X/2010. 2010. Penyelenggaraan


Praktik.
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan dan Kandungan. Jakarta :Yayasan Bina
Pustaka Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Prawiroharjo, S. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Pudiastuti. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan Normal dan Patologi.
Yogyakarta:Nuha Medika.
Rukiyah. 2009. Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita, Jakarta : Trans Info Media.
Setyawati, N. Wahyuningsih, M. Nurdiati, D. 2014. Pemberian Jahe Instan
Terhadap Kejadian Mual Muntah dan Asupan Energi Pada Ibu Hamil
Trimester Pertama Jurnal Gizi Klinik Indonesia Volume 10 Nomor 4 April
2014
Solaeman. 2007. Emesis Gravidarum. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Sulistyawati. 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika.
Tiran, D. 2009. Mual dan Muntah Kehamilan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.
Varney, H. dkk. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 vol-1. Jakarta :
Wiknjosastro, H. 2007. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Wiknjosastro, H. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta :Yayasan Bina Pustaka Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
Winkjosastro, H. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Bina
Pustaka Sarwono Prawiroharjo.
World Health Organization (WHO). 2014. WHO, UNICEF, UNFPA, The
WorldBank. Trends in maternal mortality: 1990 to 2013.
Yulaikhah, L. 2009. Seri Asuhan Kebidanan Kehamilan. Jakarta: Buku
Kedokteran EGC.
Zulvadi, Dudi. 2010. Etika dan Manajemen Kebidanan. Yogyakarta: Cahaya
Ilmu.
LAMPIRAN
SURAT PERNYATAAN (INFORMED CONSENT)

KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Usia :

Alamat :

Bersedia dengan sukarela menjadi responden pada penelitian yang dilakukan:

Nama : Zhahara Timur

Judul Penelitian :
Saya berharap jawaban yang saya berikan dijaga kerahasiaanya. Demikian surat
pernyataan ini saya buat dengan sejujur-jujurnya tanpa ada paksaan dari pihak
manapun.

Yogyakarta, …. 2018

Responden

Anda mungkin juga menyukai