Anda di halaman 1dari 19

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

NAMA SEKOLAH : SMAN 1 KARANGWARENG


MATA PELAJARAN : KIMIA
KELAS/SEMESTER : XI/1
MATERI POKOK : LAJU REAKSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI
ALOKASI WAKTU : 4 JP X 45 MENIT (1 X PERTEMUAN)

A. KOMPETENSI INTI
Kompetensi Sikap: Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya. Menunjukkan perilaku
jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif, dan
pro-aktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam serta menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia”.
Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung (indirect teaching), yaitu
keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolahdengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.

3. Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan


metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya,
dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya
4. Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan
pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan
kreatif, serta mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan

B. TUJUAN PEMBELAJARAN
Melalui pendekatan saintifik dengan model pembelajaran discovery learning, peserta didik menjelaskan
faktor-faktor yang memengaruhi laju reaksi menggunakan teori tumbukan serta menyajikan hasil
penelusuran informasi cara-cara pengaturan dan penyimpanan bahan untuk mencegah perubahan fisika
dan kimia yang tak terkendali penuh tanggung jawab, bekerja keras dan bekerja sama, serta mampu berfikir
kritis, komunikatif, kreatif dan kolaboratif.

C. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR

KOMPETENSI DASAR DARI KI 3 KOMPETENSI DASAR DARI KI 4


3.6 Menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi 4.6 Menyajikan hasil penelusuran informasi
laju reaksi menggunakan teori tumbukan cara-cara pengaturan dan penyimpanan
bahan untuk mencegah perubahan fisika dan
kimia yang tak terkendali
INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK) INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI (IPK)
Pertemuan 1: Pertemuan 2:
3.6.1 Menjelaskan pengertian laju reaksi 4.6.1 Merancang cara penyimpanan bahan
3.6.2 Menjelaskan pengukuran laju reaksi suatu untuk mencegah perubahan fisika dan kimia
zat yang terlibat dalam reaksi agar dapat terkendali
4.6.2 Mempersentasikan cara penyimpanan
3.6.3 Menjelaskan keterkaitan teori tumbukan
bahan untuk mencegah perubahan fisika
dengan faktor-faktor yang mempengaruhi dan kimia agar dapat terkendali
laju reaksi.
3.6.4 Menganalisis hubungan teori tumbukan
dengan energi aktivasi berdasarkan grafik
energi aktivasi dan pembentukan kompleks
teraktivasi pada reaksi eksoterm dan
endoterm.
3.6.5 Menjelaskan pengaruh konsentrasi, suhu,
luas permukaan, dan katalis terhadap laju
reaksi melalui percobaan.
Pertemuan 2:
3.6.6 Menentukan faktor yang mempengaruhi
laju suatu reaksi

D. MATERI PEMBELAJARAN
 Pengertian dan pengukuran laju reaksi
 Teori tumbukan
 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi
(terlampir)

E. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific Learning
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Metode Pembelajaran : Diskusi, tanya jawab, presentasi, ceramah, praktikum

F. MEDIA PEMBELAJARAN
Media :
 Worksheet atau lembar kerja (siswa)
 Slide presentation
 Ilustrasi (Video, animasi flash)
 Alat tulis (spidol, papan tulis)
 Laptop & infocus
 Alat dan bahan percobaan

G. SUMBER BELAJAR
1. Sudarmo,Unggul.2014.Kimia:Untuk SMA/MA Kelas XI,Kelompok Peminatan Matematika dan
Ilmu Alam. Jakarta:Erlangga
2. Sunarya, Yayan. 2009. Mpudah dan Aktif Belajar Kimia 2 : Untuk Kelas XI Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
3. Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar untuk Kelas XI Sekolah Menengah Atas/Madrasah
Aliyah. Bandung: Grafindo Media Pratama
H. LANGKAH – LANGKAH PEMBELAJARAN
Pertemuan Ke- 1 (4 x 45 menit)
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu

Pendahuluan  Guru melakukan pembukaan dengan salam pembuka secara 15 menit


menyenangkan.
 Guru menugaskan peserta didik memeriksa kebersihan kelas untuk
memastikan kelas yang bersih dan nyaman
 Guru memeriksa kehadiran peserta didik sebagai sikap disiplin.
 Peserta didik melakukan kegiatan literasi tentang materi yang terkait
 Guru melakukan apersepsi mengenai materi tentang konsentrasi
sebagai materi prasyarat
 Guru memberikan motivasi mengenai manfaat mempelajari materi
yang akan dipelajari
 Peserta didik membentuk kelompok 5-6 orang
 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan teknik penilaian yang
digunakan dalam pembelajaran
Inti Mengamati 135
 Guru menceritakan pada peserta didik tentang reaksi kimia pada menit
ledakan bom yang berlangsung cepat dan perkaratan yang
berlangsung lambat
 Peserta didik menyimak dan mendengarkan cerita guru untuk
menyimpulkan bahwa suatu reaksi kimia ada yang berlangsung cepat
dan lambat
Menanya
 Melalui kegiatan mengamati, diharapkan peserta didik mengajukan
pertanyaan untuk melatih kemampuan berpikir kritis (Critical
Thinking):
Apa itu laju reaksi?
Apa yang menentukan terjadi atau tidaknya suatu reaksi kimia?
Mengapa ada reaksi yang berlangsung cepat dan ada yang lambat?
Mengumpulkan Data
 Peserta didik menggali informasi dari penjelasan guru tentang laju
reaksi dan perhitungan laju reaksi, faktor-faktor yang mempengaruhi
laju reaksi dan teori tumbukkan
Mengasosiasikan
 Peserta didik menganalisis hubungan teori tumbukkan dan faktor-
faktor yang mempengaruhi laju reaksi
 Peserta didik dengan bekerja sama (Collaboration) secara
berkelompok berlatih mengerjakan soal-soal tentang laju reaksi dan
faktor-faktor yang mempengaruhinnya melalui LKPD yang dibagikan.
Mengkomunikasikan
 Peserta didik menyampaikan secara lisan hubugan teori tumbukkan
dan faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi secara komunikatif
(Communicative)
 Peserta didik secara lisan menyampaikan hubungan teori tumbukkan
dan energi aktivasi secara komunikatif (Communicative)
 Peserta didik secara kritis (Critical Thinking) mengemukan pendapat
atas presentasi yang dilakukan dan ditanggapi oleh kelompok yang
mempresentasikan
 Peserta didik secara bergantian menyampaikan secara lisan dan
tulisan hasil jawaban dari soal latihan yang diberikan guru
 Peserta didik menyimpulkan tentang point-point penting yang muncul
dalam kegiatan pembelajaran yang dilakukan.
Penutup  Guru meminta siswa menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran yang 30 menit
telah dilaksanakan untuk memantapkan pengetahuan siswa
 Guru dan peserta didik melakuka refleksi dengan cara guru
memberikan penguatan
 Guru melakukan penilaian untuk mengukur ketercapaian IPK
 Guru mengakhiri kegiatan belajar dengan memberikan pesan untuk
tetap belajar.
 Guru menutup pelajaran dengan salam penutup.

I. PENILAIAN HASIL PEMBELAJARAN

Aspek Teknik Bentuk Instrumen


Afektif Observasi Lembar Observasi (terlampir)
Pengetahuan Tes Tulis Soal PG (terlampir)
Penugasan Lembar Penilaian Laporan
Keterampilan Observasi Lembar Penilaian Presentasi (terlampir)

Remedial
(1) Pembelajaran remedial dilakukan bagi peserta didik yang capaian KD nya belum tuntas
(2) Tahapan pembelajaran remedial dilaksanakan melalui remidial teaching (klasikal), atau tutor sebaya,
atau penugasan dan diakhiri dengan tes.
(3) Tes remedial, dilakukan sebanyak 3 kali dan apabila setelah 3 kali tes remedial belum mencapai
ketuntasan, maka remedial dilakukan dalam bentuk penugasan tanpa tes tertulis kembali.

Pengayaan
Bagi peserta didik yang sudah mencapai nilai ketuntasan diberikan pembelajaran pengayaan sebagai
berikut:
(1) Peserta didik yang mencapai nilai n(ketuntasan)  n  n(maksimum) diberikan materi masih
dalam cakupan KD dengan pendalaman sebagai pengetahuan tambahan
(2) Peserta didik yang mencapai nilai n  n(maksimum) diberikan materi melebihi cakupan KD dengan
pendalaman sebagai pengetahuan tambahan

Mengetahui, Karangwareng, 1 Juli 2019


Kepala SMAN 1 Karangwareng Guru Mata Pelajaran Kimia

Dra. Rosdania Mustafa, M.Pd. Evi Rohimah, S.Pd.


NIP. 19611111 198109 2 002
LAMPIRAN INSTRUMEN PENILAIAN

A. PENILAIAN SIKAP
LEMBAR OBSERVASI

KEJADIAN/ BUTIR POS/


pert WAKTU NAMA TINDAK LANJUT
PERILAKU SIKAP NEG
1 -
2
3
Dst.

B. PENILAIAN PENGETAHUAN

Instrumen Penilaian Pengetahuan


No Soal Kunci Jawaban Skor
1 Sebanyak 0.5 mol gas NO2 dipanaskan dalam D 10
ruangan dengan volume 5 liter
sehingga membentuk dinitrogen pentaoksida
menurut persamaan :
4NO2 (g) + O2 (g) _ 4N2O5 (g)
Dalam 20 detik pertama terbentuk 0.5 mol N2O5.
Laju pengurangan NO2 adalah …
A. 5 x 10-2
B. 5 x 10-4
C. 5 x 103
D. 5 x 10-3
E. 5 x 10-1

2 Reaksi ion bromide dan ion bromate dalam asam Kunci jawaban : A 10
sesuai persamaan berikut: Pembahasan :
5Br- (aq) + BrO3- (aq) + 6H+ (aq) →3 Br2 (g) + H2O Laju berkurangnya ion bromida
(l)
Jika kecepatan pembentukan air adalah 2v mol.L-
1.s-1, maka kecepatan berkurangnya ion Bromida
adalah…
A. 100
B. 80
C. 60
D. 40
E. 20
3 Dari reaksi 2 N2O5 → 4 NO2 + O2 diperoleh data Kunci Jawaban : B 10
pembentukan senyawa NO2 sebagai berikut:
NO [NO2] (M) Waktu (jam)
1 0.000 0
2 0.020 1
3 0.040 2
4 0.080 3
Laju pembentukan NO2 adalah…
A. 5.5 x 10-4 M/s
B. 5.5 x 10-6 M/s
C. 5.5 x 10-5 M/s
D. 5.5 x 10-3 M/s
E. 5.5 x 10-7 M/s
4 Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi Kunci Jawaban : E 10
adalah…. Pembahasan :
1. luas permukaan sentuhan Faktor-faktor yang mempengaruhi
2. konsentrasi zat pereaksi laju reaksi antara lain :
3. suhu saat reaksi berlangsung a. Suhu : Semakin tinggi suhu,
4. penambahan katalis yang tepat semakin cepat reaksi berlangsung.
A. 1,3 b. Luas permukaan sentuh : makin
B. 2,4 luas luas permukaan sentuhnya,
C. 1,4 maka reaksi
D. 1,2,4 berlangsung semakin cepat.
E. 1,2,3,4 c. Konsentrasi pereaksi : semakin
besar konsentrasi, maka reaksi akan
semakin
cepat
d. Katalis : penambahan katalis akan
mempercepat laju reaksi, karena
adanya
katalis menurunkan energi aktivasi
reaksi.
5 Kenaikan suhu umumnya menaikkan reaksi. Alasan Kunci jawaban : D 10
yang tepat untuk menjelaskan hal di atas adalah …. Penyelesaian :
A. energi kinetik dari molekul-molekul menurun Efek dari kenaikan suhu adalah
B. kenaikkan suhu menghasilkan reaksi dapat balik memperbesar energi kinetik rata-
C. kecepatan masing-masing molekul menjadi sama rata dari sistem
D. energi kinetik dari molekul-molekul meningkat yang demikian lebih banyak yang
E. kenaikan suhu memperkecil energi aktivasi dapat mencapai keadaan peralihan,
dengan kata
lain kecepatan reaksi akan
diperbesar.
6 Reaksi antara asam sulfat dengan magnesium Kunci jawaban : B 10
karbonat di bawah ini dibuat pada Pembahasan : pada percobaan B,
berbagai macam kondisi. Kondisi yang digunakan serbuk MgCO3 dan
menghasilkan laju reaksi optimum adalah… larutan H2SO4 pekat. Selain itu juga
dilakukan pada suhu yang cukup
tinggi yaitu 50℃

A.
B.

C.

D.

E.
7 Pada reaksi berikut, CaCO3 (s) + 2HCl (aq) → CaCl2 Kunci Jawaban : D 10
(aq) + H2O (l) + CO2 (g) Pembahasan : faktor yang dapat
Faktor yang tidak mempengaruhi laju reaksi di atas mempengaruhi laju reaksi adalah
adalah… 1. Suhu
A. Luas permukaan kalsium karbonat 2. Luas permukaan
B. Konsentrasi asam klorida 3. Konsentrasi
C. Suhu larutan asam klorida 4. Katalis
D. Volume larutan asam klorida
E. Penambahan katalis

8 Berdasarkan teori tumbukan, efek apakah yang Kunci Jawaban : B 10


muncul karena adanya peningkatan suhu pada Pembahasan : Peningkatan suhu
partikel reaktan?? reaktan dapat membuat partikel
I. Energi kinetik partikel reaktan meningkat bergerak semakin cepat, hal itu
II. Jumlah partikel reaktan per volume bertambah menyebabkan semakin banyak
III. Frekuensi tumbukan antara partikel dan reaktan tumbukan yang terjaid antara
meningkat partikel dengan reaktan. Selain itu
IV. Energi aktivasi partikel reaktan meningkat karena pergerakan partikel yang
A. I dan II cepat, energy
B. I dan III kinetiknya juga ikut meningkat
C. II dan III
D. II dan IV
E. I dan IV

9 Berikut ini akan ditampilkan laju reaksi pada Kunci Jawaban : D 10


berbagai kondisi.
No Seng [HCl] Suhu
1 Serbuk 0,1 35
2 Serbuk 0,1 45
3 Lempeng 0,2 25
4 Serbuk 0,2 45
5 Lempeng 0,2 45
Urutan laju reaksi dari yang paling lambat adalah…
A. 1, 2, 3, 4 , 5
B. 2, 3, 4, 5, 1
C. 3, 5, 1, 2, 4
D. 5, 4, 2, 3, 1
E. 3, 2, 1, 4, 5
10 Data percobaan untuk reaksi A + B →produk Kunci Jawaban : C 10

No Bentuk Zat A [B] Waktu Suhu


1 Serbuk 2 M 30 25
2 Serbuk 2 M 15 35
3 Padatan 2 M 50 25
4 Larutan 3M 5 25
5 Larutan 2M 5 25
Faktor yang mempengaruhi laju pada percobaan no
2 dan 3 adalah…
A. Luas permukaan, konsentrasi
B. Konsentrasi, suhu
C. Suhu, luas permukaan
D. Suhu, katalis
E. Konsentrasi, katalis

JUMLAH SKOR MAKSIMAL `100

PEDOMAN PENILAIAN

𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝑆𝐾𝑂𝑅 𝑃𝐸𝑅𝑂𝐿𝐸𝐻𝐴𝑁


𝑁𝐼𝐿𝐴𝐼 = 𝑋 100
𝐽𝑈𝑀𝐿𝐴𝐻 𝑆𝐾𝑂𝑅 𝑀𝐴𝐾𝑆𝐼𝑀𝐴𝐿

2. Penilaian Laporan Percobaan


Lembar Penilaian Laporan
No Nama Laporan percobaan Jumlah Nilai Ket
Siswa Aspek yang dinilai Skor
Komponen Sistematika Kajian Kesesuaian Waktu
Laporan Penulisan Teoritis Laporan Pengumpulan
1 Anwar
2 Budi
Dst.

Rubrik Penilaian Laporan Percobaan


No Aspek Penilaian Skor Rubrik
1 Komponen Laporan 3 Komponen dalam laporan percobaan lengkap
2 Satu komponen laporan percobaan tidak lengkap
1 Dua komponen laporan percobaan tidak lengkap
2 Sistematika Penulisan 3 Disajikan secara sistematis
2 Disajikan kurang sistematis
1 Disajikan tidak sistematis
3 Kajian Teoritis 3 Menjawab dengan tepat pertanyaan yang diajukan
2 Menjawab kurang tepat pertanyaan yang diajukan
1 Menjawab dengan tidak jelas
4 Kesesuain Laporan 3 Sangat sesuai dengan data percobaan yang telah dilakukan
2 Sesuai dengan data percobaan yang telah dilakukan
1 Kurang sesuai dengan data percobaan yang telah dilakukan
5 Waktu Pengumpulan 3 Laporan dikumpulkan tepat dari waktunya
2 Laporan dikumpulkan telat 1 hari dari waktunya
1 Laporan dikumpulkan telat 2 hari dari waktunya

Pedoman Penskoran
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒑𝒆𝒏𝒊𝒍𝒂𝒊𝒂𝒏
Nilai = 𝒔𝒌𝒐𝒓 𝒎𝒂𝒌𝒔𝒊𝒎𝒂𝒍
x 100

C. PENILAIAN KETERAMPILAN
1.Penilaian Presentasi
Lembar Penilaian Presentasi Hasil Kerja Kelompok
No Kelompok Kriteria Jumlah Skor Nilai Ket
(1) (2) (3)
1
2
3
Dst.
Pedoman Penskoran
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖𝑎𝑛
Nilai = 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
x 10

Rubrik Penilaian Presentasi Hasil kerja kelompok


No Aspek Penilaian Skor Rubrik
1 Materi presentasi 3 Sangat menguasai
2 Kurang menguasai
1 Tidak menguasai
2 Keterampilan menjelaskan 3 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dengan
intonasi sesuai
2 Menggunakan bahasa yang mudah dipahami dengan
intonasi tidak sesuai
1 Menggunakan bahasa yang sulit dipahami
3 Kemampuan menjawab 3 Menjawab dengan tepat pertanyaan yang diajukan
pertanyaan 2 Menjawab kurang tepat pertanyaan yang diajukan
1 Menjawab dengan tidak jelas
JUMLAH SKOR MAKSIMAL 9
LAMPIRAN URAIAN MATERI PEMBELAJARAN

LAJU REAKSI
Pengertian dan pengukuran laju reaksi
Reaksi kimia selalu berkaitan dengan perubahan dari suatu pereaksi (reaktan) menjadi hasil reaksi (produk).

Pereaksi (reaktan) → Hasil reaksi


(produk)

Laju reaksi adalah berkurangnya jumlah reaktan atau bertambahnya jumlah produk dalam satuan waktu

Satuan dari jumlah zat bermacam-macam, misalnya gram, mol, atau konsentrasi. Sebagai contoh,
apabila kita akan mengamati laju reaksi dari pembakaran kertas, kita dapat menghitung berapa gram kertas
yang terbakar dalam satuan waktu.Laju reaksi dapat dinyatakan sebagai berkurangnya jumlah (konsentrasi)
pereaksi per satuan waktu atau bertambahnya jumlah (konsentrasi) hasil reaksi per satuan waktu.

Gambar: Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap waktu

Berdasarkan grafik gambar diatas jumlah konsentrasi reaktan sementara berkurang maka laju
reaksinya adalh berkurangnya jumlah konsentrasi R persatuan waktu. Oleh karena itu dirumuskan:

−∆ [𝑅]
V =
∆t

Keterangan :
-∆[R] = berkuranganya konsentrasi reaksi
∆t = perubahan waktu
V = laju reaksi
Berdasarkan grafik gambar diatas, dapat pula dibaca bahwa jumlah konsentrasi produk semakin
bertambah maka laju reaksinya adalah bertambahnya jumlah konsentrasi R persatuan waktu. Oleh karena
itu, dirumuskan : + ∆ [𝑅]
V =
∆t

Keterangan : +∆[R] = bertambahnya konsentrasi reaksi

Teori Tumbukan
Menurut teori tembukan, reaksi berlangsung sebagai hasil tumbukan antar partikel pereaksi. Akan
tetapi, tidaklah setiap tumbukan menghasilkan reaksi, melainkan hanya tumbukan antar partikel yang
memiliki energi cukup serta arah tumbukan yang tepat. Jadi laju reaksi akan bergantung pada tiga hal
berikut:
 Frekuensi tumbukan.

 Frekuensi tumbukan yang melibatkan partikel dengan energi cukup.

 Frekuensi partikel dengan energi cukup yang bertumbukan dengan arah yang tepat.

Berikut akan diuraikan syarat-syarat terjadinya suatu reaksi, meliputi tumbukan efektif dan energi
tumbukan yang cukup :
1. Tumbukan efektif
Tumbukan yang menghasilkan reaksi kita sebut tumbukan efektif. Molekul pereaksi dalam wadahnya selalu
bergerak kesegala arah, dan berkemungkinan besar bertumbukan satu sama lain, baik dengan molekul yang
sama maupun berbeda. Tumbukan itu dapat memutuskan ikatan dalam molekul pereaksi dan kemudian
membentuk ikatan baru yang menghasilkan molekul hasil reaksi.
Sebagai contoh, reaksi antara atom kalium (K) dan metil iodide (CH3I) dengan reaksi berikut:
K + CH3I  KI + CH3.
Maka, tumbukan yang efektif akan terjadi bila kedaaan molekul sedemikian rupa sehingga antara atom-
atom yang berukuran sama saling bertabrakan (Gambar 1a). Sedangkan tumbukan tidak efektif jika yang
bertabrakan adalah atom-atom dengan ukuran berbeda (Gambar 1b).

Gambar 1 : Tumbukan yang efektif terjadi bila atom K


bertumbukan dengan atom I, karena ukuran atomnya sama.

Supaya terjadi banyak tumbukan, maka terjadi penambahan molekul pereaksi. Karena dengan
bertambahnya molekul pereaksi, dimungkinkan banyak tumbukan efektif yang terjadi untuk menghasilkan
molekul hasil reaksi. Kedaaan tersebut divisualisasikan dalam Gambar 2.

Gambar 2 : Makin banyak molekul yang bereaksi, makin banyak


kemungkinan terjadi tumbukan untuk menghasilkan molekul hasil reaksi.

2. Energi Tumbukan yang Cukup


Bila kaca dilempar dengan batu tetapi tidak pecah, berarti energy kinetik batu tidak cukup untuk
memecahkan kaca. Demikian pula, bila telah terjadi tabrakan molekul pereaksi, walaupun sudah
bertabrakan langsung dengan posisi yang efektif, tetapi ternyata energi kurang tidak akan menimbulkan
reaksi. Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel pereaksi sehingga menghasilkan tumbukan efektif
disebut energy pengaktifan (Ea = energi aktivasi).

Semua reaksi, eksoterm atau endoterm, memerlukan energy pengaktifan. Reaksi yang dapat berlangsung
pada suhu rendah berarti memiliki energi pengaktifan yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang memiliki energi
pengaktifan besar hanya dapat berlangsung pada suhu tinggi.

Energi pengaktifan ditafsirkan sebagai energi penghalang (barier) antara pereaksi dan produk. Pereaksi
harus didorong sehingga dapat melewati energi penghalang tersebut baru kemudian dapat berubah
menjadi produk. Profil diagram energi pada reaksi eksoterm dan endoterm diberikan pada Gambar 3.

(a) (b)
Gambar 3 : Energi pengaktifan untuk reaksi eksoterm (a) dan reaksi endoterm (b)

Menurut hukum mekanika, bahwa energi total (jumlah energy kinetik dan energi potensial) harus konstan.
Berdasarkan Gambar 3, pada saat terbentuknya ikatan baru (C-D), masih terdapat ikatan lama (A -B). Berarti
pada saat itu, terdapat dua ikatan (A -B dan C-D). Kedaan seperti itu hanya sesaat dan tidak stabil, maka
keadaan tersebut disebut keadaan transisi atau kompleks teraktivasi yang mempunyai tingkat energi lebih
tinggi daripada keadaan awal.

Terbentuknya ikatan baru (C-D) adalah akibat gaya tarik (energy potensial), dan proses ini akan melepaskan
sejumlah energi. Energi tersebut sebagian atau seluruhnya akan dipakai untuk memutuskan ikatan lama (A
-B). Selama proses pemutusan, terjadi penurunan tingkat energy sistem, karena terbentuk ikatan baru yang
energinya lebih rendah.

Dengan demikian, dalam suatu reaksi terdapat tiga keadaan yaitu keadaan awal (pereaksi), kedaaan
transisi, dan keadaan akhir (hasil reaksi). Keadaan transisi selalu lebih tinggi daripada dua keadaan yang
lain, tetapi kedaan awal dapat lebih tinggi atau lebih rendah daripada keadaan akhir. Bila keadaan awal
lebih tinggi, reaksi menghasilkan kalor atau eksoterm (Gambar 3a). Dan bila sebaliknya, reaksi adalah
menyerap kalor atau endoterm (Gambar 15b).

Meteri Pertemuan Ke-2


Indikator :
3.6.7 Menjelaskan pengaruh konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis terhadap laju reaksi
melalui percobaan.
3.6.8 Menentukan 12faktor yang mempengaruhi laju suatu reaksi
Uraian Materi :

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Reaksi


Suhu merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kelarutan zat. Suhu juga merupakan faktor
yang mempengaruhi laju reaksi. Faktor lain yang mempengaruhi laju reaksi adalah luas permukaan,
konsentrasi, dan katalis.

a. Konsentrasi
Untuk beberapa reaksi baik reaksi dalam fasa gas, cair ataupun padat kenaikan konsentrasi
meningkatkan laju reaksi. Larutan dengan konsentrasi yang besar (pekat) mengandung partikel yang lebih
rapat, jika dibandingkan dengan larutan encer. Semakin tinggi konsentrasi berarti semakin banyak molekul-
molekul dalam setiap satuan luas ruangan, akibatnya tumbukan antar molekul makin sering terjadi dan
reaksi berlangsung semakin cepat. Contoh reaksi antara asam klorida yang ditambahkan pada natrium
tiosulfat, endapan kuning terbentuk yang menunjukkan pembentukkan belerang.

Na2S2O3(aq) + 2 HCl(aq) 2 NaCl(aq) + H2O(l) + S(s) + SO2(g)

Jika larutan natrium tiosulfat dibuat semakin encer, pembentukkan endapan semakin
membutuhkan waktu yang lama. Dengan asumsi bahwa reaksi terjadi antara dua partikel karena terjadinya
tumbukan, tumbukan yang menghasilkan reaksi disebut tumbukan efektif. Ini berlaku untuk reaksi pada
fasa apapun, baik untuk fasa gas, cair atau pun padat. Jika konsentrasi tinggi maka kemungkinan terjadinya
tumbuk-an semakin banyak.

Gambar 4: Perbandingan laju reaksi antara pita Magnesium dengan (A) HCl 1 M, dan (B) HCl 0,5 M

Anggaplah pada suatu waktu kamu punya satu juta partikel yang memiliki cukup energi untuk
mengatasi energy aktivasinya sehingga dapat bereaksi, atau E>Ea. Jika kamu punya 100 juta maka akan
bereaksi 100 juta, maka hasil reaksi biasanya mengikuti kelipatan zat pereaksi yang ditambahkan.

Gambar 5: Pengaruh konsentrasi pada jalan reaksi

SEMAKIN TINGGI KONSENTRASI SUATU LARUTAN, MAKINBESAR LAJUREAKSINYA

b. Luas Permukaan

Jika kita gunakan padatan dalam bentuk serbuk biasanya hasil reaksi akan lebih cepat diperoleh.
Hal itu dikarenakan zat dalam bentuk serbuk memiliki luas permukaan yang lebih besar. Memperbesar luas
permukaan padatan akan meningkatkan peluang terjadinya tumbukan. Bayangkan sebuah reaksi antara
logam magnesium dan asam klorida encer. Reaksi akan mencakup tumbukan antara atom magnesium dan
ion hidrogen.
Mg(s)+ 2 H+(aq) Mg2+(aq) + H2(g)
Suatu zat akan bereaksi apabila bercampur dan bertumbukan. Pada pencampuran reaktan yang
terdiri dari dua fasa atau lebih, tumbukan berlangsung pada bagian permukaan zat. Padatan berbentuk
serbuk halus memiliki luas permukaan bidang sentuh yang lebih besar daripada padatan berbentuk
lempeng atau butiran. Semakin luas permukaan partikel, maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan
semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat.

LAJUREAKSI BERBANDINGLURUS DENGAN LUAS PERMUKAAN REAKTAN


c. Temperatur
Pada umumnya reaksi akan berlangsung dengan semakin cepat jika dilakukan dengan pemanasan.
Pemanasan berarti penambahan energi kinetik partikel sehingga partikel akan bergerak lebih cepat,
akibatnya tumbukan yang terjadi akan semakin sering. Tumbukan akan menghasilkan hasil reaksi jika
partikel yang bertumbukan memiliki energi yang cukup untuk melakukannya. Setiap partikel selalu
bergerak. Dengan naiknya suhu, energi gerak (kinetik) partikel ikut meningkat sehingga makin banyak
partikel yang memiliki energi kinetik di atas harga energi aktivasi (Ea).

JIKA TEMPERATURE DINAIKKAN MAKA GERAKAN PARTIKEL-PARTIKEL ZAT AKAN


SEMAKIN CEPAT SEHINGGA PROSES LAJU REAKSI SEMAKIN CEPAT

d. Katalis

Katalis adalah zat yang dapat memperbesar laju reaksi, tetapi tidak mengalami perubahan kimia
secara permanen, sehingga pada akhir reaksi zat tersebut dapat diperoleh kembali. Katalis mempercepat
reaksi dengan cara menurunkan harga energy aktivasi (Ea).
Katalisis adalah peristiwa peningkatan laju reaksi sebagai akibat penambahan suatu katalis. Meskipun
katalis menurunkan energi aktivasi reaksi, tetapi ia tidak mempengaruhi perbedaan energi antara produk
dan pereaksi. Dengan kata lain, penggunaan katalis tidak akan mengubah entalpi reaksi. Untuk
meningkatkan laju reaksi kamu perlu meningkatkan jumlah tumbukan yang efektif sehingga menghasilkan
reaksi.
DENGAN ADANYA KATALIS MAKA LAJU REAKSI AKAN SEMAKIN CEPAT
LKS PRAKTIKUM
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi

I. Tujuan Praktikum :
a. Mengamati pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
b. Mengamati pengaruh suhu terhadap laju reaksi.
c. Mengamati pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.
d. Mengamati pengaruh katalis terhadap laju reaksi.

II. Dasar Teori


Lengkapi sendiri! (cari referensi dari Buku Cetak, Buku Kimia lainnya maupun dari Internet!)

III. Alat dan Bahan


a). Alat yang digunakan :
Nama Alat Jumlah Nama Alat Jumlah
Tabung reaksi 6 buah Termometer 1 buah
Stopwatch 1 buah Neraca analisis 1 buah
Ampelas 1 buah Pipet tetes 5 buah
Gelas kimia 100 mL 6 buah Botol semprot 1 buah
Kertas putih yang diberi tanda X 1 lembar Pipet volume 1 buah
Pembakar spiritus 1 buah Bola hisap 1 buah
Kawat kasa 1 buah Gelas ukur 1 buah
Kaki tiga 1 buah Kaca arloji 1 buah

b). Bahan yang digunakan :


Nama Bahan Jumlah
Pita magnesium 4 potong (@ 2 cm )
Larutan HCl 0,5M; 1 M; 2 M
@ 3 mL
dan 3 M
Larutan HCl 0,1 M 25 mL
Larutan Na2S2O3 0,1 M 25 mL
Bongkahan pualam 4 gram
Serbuk pualam 4 gram
Larutan Hidrogen peroksida (
@ 25 mL
H2O2 )
Larutan NaCl 0,1 M secukupnya
Larutan FeCl3 0,1 M secukupnya

IV. Cara Kerja :


A. Mengamati pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
a. Siapkan 4 tabung reaksi dan isilah dengan pita magnesium yang telah diampelas! Beri
nomor 1 4!
b. Isilah tabung reaksi 1 dengan larutan HCl 0,5 M sebanyak 3 mL!
c. Catatlah waktu berlangsungnya reaksi dengan stopwatch, dimulai saat larutan HCl
dituangkan sampai pita Mg habis bereaksi!
d. Ulangi langkah tersebut untuk larutan HCl 1M; 2 M dan 3 M pada ke-3 tabung reaksi
lainnya!

B. Mengamati pengaruh suhu terhadap laju reaksi.


a. Letakkan gelas kimia 100 mL di atas kertas putih bertanda X!
b. Masukkan 25 mL larutan Na2S2O3 0,1 M ke dalam gelas kimia tersebut dan ukur suhunya
dengan termometer!
c. Masukkan 25 mL larutan HCl 0,1 M ke dalam gelas kimia yang telah berisi larutan Na2S2O3
0,1 M tersebut!
d. Catatlah waktu berlangsungnya reaksi dengan stopwatch, dimulai saat larutan HCl
dituangkan sampai tanda X tidak terlihat lagi!
e. Ulangi langkah tersebut, dengan larutan Na2S2O3 0,1 M yang dipanaskan sampai suhunya
40 oC; 50 oC dan 60 oC!

C. Mengamati pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.


a. Timbanglah bongkahan pualam seberat 4 gram!
b. Isilah gelas kimia dengan 25 mL larutan HCl 2 M!
c. Masukkan 4 gram bongkahan pualam ke dalam gelas kimia yang telah berisi larutan HCl
tersebut!
d. Catatlah waktu berlangsungnya reaksi dengan stopwatch, dimulai saat bongkahan pualam
dimasukkan sampai pualam habis bereaksi!
e. Ulangi langkah tersebut untuk 4 gram serbuk pualam!

D. Mengamati pengaruh katalis terhadap laju reaksi.


a. Isilah 3 gelas kimia dengan @ 25 mL larutan H2O2! Beri nomor 1 3!
b. 20 tetes larutan NaCl 0,1 M ke dalam gelas kimia nomor 2!
c. Tambahkan Tambahkan 20 tetes larutan FeCl3 0,1 M ke dalam gelas kimia nomor 3!
d. Amati keadaan ke-3 gelas kimia tersebut secara bersamaan!

V. Tabel Data Pengamatan :


A. Mengamati pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi.
Waktu
No Reaktan Pengamatan
( detik )
Pita Mg + HCl
1
0,5 M
Pita Mg + HCl 1
2
M
Pita Mg + HCl 2
3
M
Pita Mg + HCl 3
4
M

B. Mengamati pengaruh suhu terhadap laju reaksi.


Na2S2O3 0,1 Suhu ( oC Waktu
No HCl 0,1 M Pengamatan
M ) ( detik )
1 25 mL 25 mL

2 25 mL 25 mL 40
3 25 mL 25 mL 50

4 25 mL 25 mL 60

C. Mengamati pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi.


Waktu
No Reaktan Pengamatan
( detik )
25 mL HCl 2 M + bongkahan
1
pualam
25 mL HCl 2 M + serbuk
2
pualam

D. Mengamati pengaruh katalis terhadap laju reaksi.


No Reaktan Pengamatan

1 H2O2

H2O2 + NaCl 0,1


2
M
H2O2 + FeCl3 0,1
3
M

VI. Kesimpulan : ( disesuaikan dengan tujuan praktikum )


1).........................................................................................................................................
2).........................................................................................................................................
3).........................................................................................................................................
4).........................................................................................................................................

Anda mungkin juga menyukai