Anda di halaman 1dari 25

BAB I

TINJAUAN PUSTAKA

1. Tanggal Praktikum

Jumat, 19-Agustus-2016

2. Tujuan Percobaan

Untuk mengetahui adanya kandungan metabolit sekunder dari suatu simplisia

tumbuhan obat.

3. Teori Dasar

Skrining fitokimia merupakan suatu tahap awal untuk mengidentifikasi

kandungan suatu senyawa dalam simplisia atau tanaman yang akan diuji. Fitokimia

atau senyawa tumbuhan mempelajari aneka ragam senyawa organik yang dibentuk

dan ditimbun oleh tumbuhan, yaitu mengenai struktur kimianya, biosintesisnya,

penyebarannya, secara ilniah serta fungsi biologisnya. (Ahmad 2014)

Senyawa kimia sebagai hasil metabolit sekunder telah banyak digunakan

sebagai zat warna, racun, aroma makanan, obat-obatan dan sebagainya. Serta sangat

banyak jenis tumbuh-tumbuhan yang digunakan obat-obatan yang dikenal sebagai

obat tradisional sehingga diperlukan penelitian tentang penggunaan tumbuh-tumbuhan

berkhasiat dan mengetahui senyawa kimia yang berfungsi sebagai obat. Senyawa-

senyawa kimia yang merupakan hasil metabolisme sekunder pada tumbuhan sangat

beragam dan dapat diklasifikasikan dalam beberapa golongan senyawa bahan alam

yaitu fenol, steroid, saponin, alkaloid, flavonoid, tanin, kuinon dan terpenoid. (Ahmad

2014)

Fitokimia atau kimia tumbuhan merupakan disiplin ilmu yang mempelajari

aneka ragam senyawa organik pada tumbuhan, yaitu mengenai strukturnkimia,

biosintesis, metabolisme, penyebaran secara ilmiah dan fungsi biologisnya.


Pendekatan secara penapisan fitokimia meliputi analisis kualitatif kandungan dalam

tumbuhan atau bagian tumbuhan (akar, batang, daun, bunga, buah dan biji) terutama

kandungan metabolit sekunder yang merupakan senyawa bioaktif. (Heyne 1987).

Dalam kajian farmakologi tentang pengujian komponen farmaka dalam

simplisia lahan sediaan obat erat kaitannya dalam uji fitokimia pada suatu sampel

yang pada dasarnya adalah mengetahui golongan senyawa kimia yang terkandung

dalam bahan sediaan obat tersebut. Tujuan utama dari penapisan fitokimia adalah

menganalisis tumbuhan untuk mengetahui kandungan bioaktif yang berguna untuk

pengobatan. (Heyne 1987).

Uraian senyawa

 Fenol atau asam karbolat adalah kristal tidak berwarna yang memiliki bau khas

dan bersifat asam. Fenol dapat digunakan sebagai antiseptik, juga berfungsi

dalam pembuatan obat-obatan. (Simbala 2009)

 Steroid adalah senyawa yang kerangka karbonilnya berasal dari enam satuan

isoprene. Senyawa berstruktur siklik, kebanyakan berupa alkohol, aldehid atau

asam karboksilat. Umumnya berupa senyawa tidak berwarna, berbentuk kristal,

bertitik leleh tinggi dan optic aktif. (Harbone 1987)

 Flavonoid merupakan senyawa yang umumnya terdapat pada tumbuhan, terikat

pada gula sebagai glikosida dan aglikon. Dalam menganilisis flavonoid yang

diperiksa adalah aglikon dalam ekstrak tumbuhan yang sudah terhidrolisis. Proses

ekstraksi senyawa ini dilakukan dengan etanol mendidih untuk menhindari

oksidasi enzim. (Harbone 1987)


 Alkaloid merupakan senyawa bersifat basa, mengandung satu atau lebih atom

nitrogen, biasanya berwarna, kebanyakan berbentuk kristal tapi hanya sedikit

yang berupa cairan (misalnya nikotin) pada suhu kamar. Sebagai basa alkaloid

biasanya diekstraksi dari tumbuhan dengan pelarut alkohol atau etanol yang

bersifat asam lemah. Krmudian diendapkan dengan ammonia pekat. (Simbala

2009)

 Tanin terdapat luas dalam tumbuhan berpembuluh. Secara kimia terdapat 2 jenis

tanin, yaitu tanin terkondensasi hampir semua terdapat di paku-pakuan, tersebar

luas dalam angiospermae terutama pada tumbuhan berkayu. Tanin terhidrolisis,

penyebarannya terbatas pada tumbuhan berkeping dua. Salah satu fungsi tanin

dalam tumbuhan ialah sebagai penolak hewan pemakan tumbuhan. (Harbone

1987)

 Saponin adalah glikosida triterpenoid dan sterol. Saponin merupakan senyawa

aktif permukaan dan bersifat sabun serta dapat dideteksi berdasarkan

kemapuannya dalam membentuk busa dan menghomolisis darah. (Harbone 1987)

 Kuinon merupakan senyawa berwarna dan memiliki kromofor dasar seperti

kromofor benzokuinon, yang terdiri atas dua gugus karbonil yang berkonjugasi

dengan dua ikatan rangkap karbon-karbon. Kuinon dibagi menjadi empat

kelompok, yaitu benzokuinon, naftokuinon, antrakuinon dan isoprenoid. (Simbala

2009)

 Terpenoid merupakan derivat dehidrogenasi dan oksigenasi dari senyawa terpen.

Terpen merupakan suatu golongan hidrokasrbon yang banyak dihasilkan

tumbuhan dan sebagian kelompok hewan. Terpenoid mempunyai bau khas,

indeks bias tinggi, optic aktif, larut dalam pelarut organik dan mempunyai

kerapatan lebih kecil dari air. (Harbone 1987)


4. Morfologi Tumbuhan

A. Kunyit Putih

o Klasifikasi Tanaman Kunyit Putih

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (Berkeping satu)

Sub Kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (Suku jahe-jahean)

Genus : Kaempferia

Spesies : Kaempferia rotunda L.

o Bentuk Morfologi Tumbuhan

 Nama Daerah (MMI)

Jawa : Kunir putih, temu rapet

Sunda : Kunir putih

Sumatera : Temu rapet

Madura : Konce pet


Bugis : Unnyi pute

 Ekologi dan penyebaran

Tanaman kunyit putih tumbuh dan ditanam di Asia Selatan, Cina Selatan,

Indonesia dan Filipina. Tanaman kunyit putih tumbuh dengan baik di tanah

yang baik tata cara pengairannya, curah hujan yang cukup banyak dan di

tempat yang sedikit kenaungan, tetapi untuk menghasilkan rimpang yang

lebih besar dan baik ditanam di tempat yang terbuka.

 Morfologi tanaman

Tanaman kunyit putih merupakan tanaman semak berumur tahunan.

Tanaman ini mempunyai tinggi 50-75 cm, bentuk batang semu yang tersusun

dari pelepah-pelepah daun.

Daun berwarna hijau, berbentuk seperti mata lembing bulat lonjong dibagian

ujung dan pangkalnya. Panjang daun 30-60 cm dengan lebar daun 7,5-12,5

cm. Tangkai daunnya panjang sama dengan panjang daunnya. Permukaan

atas dan bawah daun agak licin, tidak berbulu.

Tanaman ini mempunyai bunga majemuk berbentuk bulir yang muncul dari

bagian ujung batang.

Mahkota bunga berwarna kuning muda atau hijau keputihan, panjang 2,5 cm.

Kunyit putih mempunyai rimpang berbentuk bulat, renyah dan mudah

dipatahkan.

Kulitnya dipenuhi semacam akar serabut yang halus hingga menyerupai

rambut.

Rimpang utamanya keras, bila dibelah tampak daging buah berwarna putih

agak kekuningan.
o Kandungan Kimia Tumbuhan, Khasiat dan Efek Samping

 Kandungan kimia tumbuhan

Senyawa kimia alami yang terkandung pada kunyit putih disebut atsiri.

Senyawa atsiri ini berwarna kuning muda dengan rendeman sekitar 2%.

Atsiri didalam kunyit putih terdiri dari polifenol, sineol, metil, chavicol,

saponin, flavonoid dan champor.

 Khasiat kunyit putih

1) Mematikan sel kanker

Kunyit putih mengandung zat ribosome inactivating protein (RIP). Didalam

tubuh, zat ini akan menempel kedalam sel tubuh yang kurang normal. Zat ini

kemudian membuat sel tersebut tak lagi berkembang biak, sel pun memiliki

batasan umur sehingga setelah lama tidak berkembang biak maka sel kanker

tersebut akan mati.

2) Mengobati diabetes

Flavonoid yang terdapat dalam kunyit putih ini berkhasiat untuk mengobati

diabetes.

3) Sebagai anti-bakteri

Zat kurkumin yang terkandung dalam kunyit putih ini memperlihatkan efek

yang menghambat pertumbuhan bakteri TBC (Mycobacterium

tuberculosis), Staphylococcus aureus, S. albus, S. epidermidis,

Streptococcus faecalis, S. pyrogenes, Goffkyo tetragena, Sarcina lutea, S.

subflava, Lactobacillus acidophilus, L. plantarum, Bacillus cereus, B.

subtilis, Clostridium botulinum, Eschercia coli, Pseudomonas aeruginosa, P.

Salamacearum dan Micrococcus pygenes.


4) Mengatasi stres dan juga rasa cemas berlebih

Kloroform dan ekstrak petroleum eter telah terbukti dapat mengobati stres

dan cemas berlebih. Kedua zat tersebut terdapat didalam kunyit putih yang

juga beraroma terapi sehingga dapat menenangkan saraf-safar yang

menegang karena memberikan efek rileksasi.

 Efek samping kunyit putih

1) Kunyit putih bisa didapatkan dengan berbagai bentuk baik cairan atau

kapsul. Terlalu banyak mengkonsumsi kunyit dapat menyebabkan

kerusakan pada sel darah putih dan sel darah merah. hal ini jika terjadi

secara terus-menerus dapat merusak sel darah merah seperti anemia.

2) Salah satu kemungkinan saat mengkonsumsi kunyit putih adalah penurunan

gula darah. Namun hal ini harus diwaspadai karena jika dikonsumsi secara

berlebihan, gula dalam bisa turun drastis. Kondisi ini bisa terjadi, yang

dinamakan hypoglycemia atau kondisi tubuh kekurangan gula darah.

3) Selain sebagai pengobatan tanaman herbal sering digunakan untuk

perawatan kecantikan, begitu pula dengan kunyit putih. Namun kunyit putih

sedikit berbahaya bagi yang memiliki kulit sensitif karena penggunaan pada

kulit secara terus-menerus dapat mengiritasi kulit.

4) Meskipun kunyit putif sering dijadikan pengobatan alternatif, namun dapat

menurunkan keefektifan obat medis jika digunakan secara bersamaan.

Sehingga butuh pengawasan dokter jika ingin mengkonsumsinya.

5) Bagi ibu hamil dan menyusui juga perlu menghindari penggunaan kunyit

putih secara langsung (dimakan). Karena kandungan zat dalam kunyit putih

tersebut dapat membahayakan janin hingga menyebabkan keguguran dan

juga gangguan usus besar.


B. Kunyit

o Klasifikasi Tanaman Kunyit

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)

Super divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliopsida (berkeping satu)

Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma longa L.

o Bentuk morfologi tumbuhan

 Nama Daerah (MMI)

Indonesia : Kunyit, koneng (Sunda), kunir (Jawa)

Inggris : Curcuma, indian saffron, yellow ginger

Melayu : Kunyit

Vietnam : Khuang hoang, nghe


Thailand : Khamin

Filiphina : Dilaw

China : Yu jin

Jepang : Taamerikku, ukon

 Ekologi dan Penyebaran

Tanaman kunyit tumbuh dan ditanam di Asia Selatan, Cina Selatan, Taiwan,

Indonesia, dan Filipina. Tanaman kunyit tumbuh dengan baik di tanah yang

baik tata pengairannya, curah hujan yang cukup banyak dan di tempat yang

sedikit kenaungan, tetapi untuk menghasilkan rimpang yang lebih besar dan

baik ditanam di tempat yang terbuka.

 Morfologi Tanaman

Tanaman kunyit tumbuh bercabang dengan tinggi 40-100 cm. Batang

merupakan batang semu, tegak, bulat, membentuk rimpang dengan warna

hijau kekuningan dan tersusun dari pelepah daun (agak lunak). Daun tunggal,

bentuk bulat telur (lanset) memanjang hingga 10-40 cm, lebar 8-12,5 cm dan

pertulangan menyirip dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk yang

berambut dan bersisik dari pucuk batang semu, panjang 10-15 cm dengan

mahkota sekitar 3 cm dan lebar 1,5 cm, berwarna putih/kekuningan. Ujung

dan pangkal daun runcing, tepi daun yang rata. Kulit luar rimpang berwarna

jingga kecoklatan, daging buah merah jingga kekuning-kuningan. (Prawiro

1977)

o Kandungan Kimia Tumbuhan, Khasiat dan Efek Samping

 Kandungan Kimia Tumbuhan

Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam rimpang kunyit adalah zat

warna kurkuminoid yang merupakan suatu senyawa diarilheptanoid 3- 4%


yang terdiri dari Curcumin, dihidrokurkumin, desmetoksikurkumin dan

bisdesmetoksikurkumin.

Minyak atsiri 2-5% yang terdiri dari seskuiterpen dan turunan fenilpropana

turmeron (aril-turmeron, alpha turmeron dan beta turmeron), kurlon kurkumol,

atlanton, bisabolen, seskuifellandren, zingiberin, aril kurkumen, humulen.

Arabinosa, fruktosa, glukosa, pati, tanin dan dammar

Mineral yaitu magnesium besi, mangan, kalsium, natrium, kalium, timbal,

seng, kobalt, aluminium dan bismuth (Sudarsono et.al, 1996).

 Khasiat Tumbuhan

1. Menurunkan resiko kanker darah (Leukimia)

Menurut Pro. Moolky Nagabhushan dari Loyola University Medical

Center, Chicago, dalam studi nya menyebutkan bahwa zat kurkumin yang

terdapat pada kunyit dapat menghambat mutagenesitas hidrokarbon

aromatik polisiklik (PAH) yaitu bahan kimia karsinogenik yang

ditimbulkan oleh pembakaran bahan bakar berbasis karbon dan asap rokok.

Kurkumin juga dapat menghambat radiasi kerusakan kromosom,

mencegah pembentukan amina heterosiklik berbahaya dan senyawa

nitroso. Beliau juga menyebutkan bahwa kurkumin pada kunyit juga dapat

menghambat perkembang biakan sel kanker darah (leukimia).

2. Zat anti radang (Anti inflamasi)

Curcumin yang terdapat pada kunyit memiliki efek anti inflamasi yang

lebih kuat daripada minyak atsiri. Zat curcumin merupakan agen

farmakologis utama pada kunyityang memiliki peran sebagai anti inflamasi

dan khasiatnya diketahui setara dengan motrin.


3. Mencegah kardiovaskular

Curcumin pada kunyit diketahui dapat menurunkan tingkat oksidasi darah

sehingga dapat menunurunkan penumpukan kolesterol didalam pembuluh

darah. Selain curcumin ternyata didalam kunyit juga terdapat Vitamin B6

yang bermanfaat menurunkan resiko terjadinya serangan jantung.

4. Sebagai obat radang sendi kronis

Kunyit diketahui memiliki khasiat mengobati radang sendi. Peradangan

yang terjadi pada persendian merupakan salah satu efek dari radikal bebas.

Khasiat zat curcumin sebagai zat anti-oksidan memiliki peran penting

untuk menyembuhkan kerusakan yang terjadi pada sendi, mengurangi

pembengkakan pada sendi dan mengatasi rasa kaku pada persendian.

5. Manfaat kunyit sebagai kecantikan

Kunyit berkhasiat untuk menghilangkan bekas jerawat, mencerahkan kulit,

menghaluskan kult, melembabkan kulit kering, mengencangkan kulit,

mengatasi ketombe, mengatasi kulit berminyak, mengangkat sel kulit mati,

mengobati jerawat, mengatasi kerontokan rambut, dan lain sebagainya.

 Efek Samping

1. Menyebabkan gangguan sistem pencernaan

Efek ini akan muncul jika mengkonsumsi kunyit dalam jangka waktu yang

lama serta sengan dosis yang berlebihan, jadi untuk menghindari gangguan

pencernaan sebaiknya jangan mengkonsumsi secara berlebihan.

2. Merangsang rahim

Kunyit dikenal sebagai stimulan rahim yang dapat mendorong aliran

menstruasi. Wanita hamil dan ibu menyusui perlu berhati-hati untuk tidak

menggunakan kunyit terlalu banyak.


3. Perdarahan

Kunyit diketahui dapat menghambat penggumpalan trombosit sehingga

dapat mencegah penggumpalan darah. Tetapi kunyit juga dapat memicu

perdarahan. Penting untuk mengambil dosis yang tepat untuk menghindari

efek samping ini.

4. Sulit diserap oleh tubuh

Zat yang terkadung pada tanaman kunyit cenderung lebih sulit untuk

diserap tubuh sehingga tidak bisa mendapatkan manfaat dari kunyit secara

optimal.

5. Hipoglikemia

Kunyit dikenal untuk mengubah tingkat gula darah dalam tubuh.

Penurunan yang cukup besar dalam tingkat glukosa darah telah diamati

pada individu yang mengkonsumsi berlebihan dari kunyit. Hal ini dapat

menyebabkan gangguan yang disebut hipoglikemia, yang merupakan

tingkat gula darah rendah.


C. Temu Putih

o Klasifikasi Tanaman Temu Putih

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas : Liliosida (Berkeping satu)

Sub kelas : Commelinidae

Ordo : Zingiberales

Famili : Zingiberaceae (suku jahe-jahean)

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma zedoaria (Berg.) Roscoe

o Bentuk Morfologi Tumbuhan

 Nama Daerah (MMI)

Sunda : Koneng tegal

Jawa : Temu pepet

Inggris : White tumeric

China : Er-chu
India : Kencur atau ambhalad

Spanyol : Cedoria

 Ekologi dan penyebaran

Temu putih merupakan jenis tumbuhan yang banyak ditemukan di Asia

Selatan dan Asia Tenggara seperti, Indonesia, Malaysia, Bangladesh,

Madagaskar, Tiongkok, Taiwan, Vietnam, India, dan lain-lain. Temu putih

berasal dari negara India dan Tiongkok bagian Selatan. Di negeri asalnya

habitat temu putih banyak ditemukan di ladang atau pada tanah-tanah yang

lembab.

Temu putih merupakan tumbuhan semak yang berumur tahunan, tingginya

dapat mencapai 2 m. Temu putih tidak tumbuh merumpun, hanya memiliki

beberapa pokok batang yang tumbuh jarang. Temu putih banyak ditemukan

tumbuh liar di lahan yang kurang subur karena pada dasarnya temu putih

dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi lebih menyukai tanah yang

berpasir dengan drainase yang baik, pada daerah dengan ketinggian 1-1000

meter di atas permukaan laut.

 Morfologi Tanaman

Habitus : Semak, tinggi ± 2 m.

Batang : Semu, silindris, lunak, batang di dalam tanah membentuk

rimpang, hijau pucat.

Daun : Tunggal, lonjong, ujung meruncing, pangkal tumpul, panjang 0,6-1

m, lebar 10-20 cm, pertulangan menyirip tipis, berbulu halus, hijau bergaris

ungu.
Bunga : Majemuk, bentuk tabung, di ketiak daun, panjang 7-15 cm, benang

sari melekat pada mahkota panjang ± 0,5 cm, tangkai putik panjang ± 2 cm,

putih, mahkota lonjong, panjang ± 2 cm, putih.

Buah : Kotak, bulat, diameter 2-4 mm, hijau.

Biji : Bulat, hitam.

Akar : Serabut, putih.

o Kandungan Kimia Tumbuhan, Khasiat dan Efek Samping

 Kandungan Kimia Tumbuhan

Rimpangan temu putih mengandung 1-2,5% minyak menguap dengan

komposisi utama sesquiterpene. Minyak menguap tersebut mengandung lebih

dari 20 komponen seperti curzerenone (zedoarin) yang merupakan komponen

terbesar, curzerene, pyrocurcuzerenone, curcumin, curcumemone,

epicurcumenol, curcumol (curcumenol), isocurcumenol, procurcumenol,

dehydrocurdone, furanodienone, isofuranodienone, furanodiene, zederone, dan

curdione. Selain itu mengandung flavonoid, saponin, polifenol, sulfur, gum,

resin, tepung, dan sedikit lemak. Curcumol dan curdione berkasiat antikanker.

 Khasiat Tumbuhan

1. Melancarkan peredaran darah

Peredaran darah yang tersumbat dapat memicu terjadinya penyakit jantung.

Namun dengan adanya kandungan zat dan senyawa-senyawa alami dalam

temu putih, maka sirkulasi darah akan tetap stabil sebagaimana fungsi

jantung yang memompa darah berfungsi secara teratur.

2. Mengatasi kanker

Temu putih dipercaya dapat mengatasi kanker karena mengandung RIP

yang bersifat anti-neoplastik. Neoplasti atau neoplasma adalah sel-sel


abnormal dalam tubuh yang terbentuk dari mutasi genetik dan bersiat

merusak. RIP yang bersifat neoplastik ini akan bersifat menon-aktifkan

pertumbuhan dan perkembangan neoplasma dan mematikannya tanpa

menyisakan adanya tanda-tanda pembelahan sel rusak lagi.

3. Anti mikroba

Berfungsi memerangi berbagai macam bakteri,virus ataupun jamur yang

membandel dalam tubuh.

4. Sebagai antibiotik yang baik dan membantu mengatasi peradangan

Kandungan zat antikurkumin pada temu putih menyebabkan herbal ini

mempunyai efek anti radang / anti infeksi yang baik. Berbagai penyakit

infeksi karena bakteri atau jamur seperti infeksi pada jaringan luka, radang

kulit, kudis, serta penyakit keputihan pada wanita dapat dibantu dengan

baik dan cepat penyembuhannya dengan herbal temu putih.

5. Membantu membersihkan darah

Temu putih memiliki sifat menetralkan racun dalam darah, anti infeksi

(pencegahan radang), fibrinolitik (dapat menghancurkan pembekuan

darah) dan juga dapat melancarkan sirkulasi darah pada tubuh. Konsumsi

herbal temu putih secara rutin akan membantu membersihkan darah baik

secara kimiawi maupun fisik.

 Efek Samping Tumbuhan

Walaupun rimpang yang satu ini memiliki khasiat, namun bukan berarti

rimpang yang satu ini bebas dari efek negative. Rimpang yang menawan

ini memiliki efek yang kurang baik bagi kesehatan jika tidak manfaatkan

secara benar, tepat, sesuai dosis atau takaran dan dalam


pemakaiannya. Walaupun memiliki khasiat bagi kesehatan namun, bukan

berarti temu putih dapat dikonsumsi oleh semua orang untuk dijadikan

obat. apalagi jika seseorang yang memiliki riwayat kesehatan tertentu,

harus berhati-hati dalam mengkonsumsi tanaman herbal yang satu ini.

Temu putih tidak dianjurkan bagi wanita yang sedang hamil, karena

kandungan yang terdapat pada tanaman herbal yang satu ini dapat

menyebabkan gangguan pada kehamilan. Sama halnya dengan wanita

yang sedang mengalami haid atau menskulasi untuk menghindari agar

tidak mengkonsumsi rimpang yang satu ini. Tapi jika tetap ingin

mengkonsumsi rimpang putih ini terlebih dulu harus memperhatikan dosis

atau takaran yang telah dianjurkan oleh badan kesehatan.


D. Temulawak

o Klasifikasi Temulawak

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Zingiberales

Keluarga : Zingiberaceae (Suku jahe-jahean)

Genus : Curcuma

Spesies : Curcuma xanthorrhiza ROXB.

o Bentuk Morfologi Tumbuhan

 Nama Daerah (MMI)

Jawa : Temulawak

Sunda : Koneng gede

Madura : Temu labak


 Ekologi dan Penyebaran

Tumbuh di seluruh pulau Jawa, tumbuh liar di bawah naungan di hutan

jati, di tanah yang kering dan di padang alang – alang , ditanam atau

tumbuh liar di tegalan; tumbuh pada ketinggian tempat 5 m sampai 1500

m di atas permukaan laut.

 Morfologi Tanaman

- Batang

Batang temu lawak termasuk tanaman tahunan yang tumbuh

merumpun. Tanaman ini berbatang semu dan habitusnya dapat

mencapai ketinggian 2 – 2,5 meter. Tiap rumpun tanaman terdiri atas

beberapa tanaman (anakan), dan tiap tanaman memiliki 2 – 9 helai

daun.

- Daun

Daun tanaman temulawak bentuknya panjang dan agak lebar. Lamina

daun dan seluruh ibu tulang daun bergaris hitam. Panjang daun sekitar

50 – 55 cm, lebarnya + 18 cm, dan tiap helai daun melekat pada

tangkai daun yang posisinya saling menutupi secara teratur. Daun

berbentuk lanset memanjang berwana hijau tua dengan garis – garis

coklat. Habitus tanaman dapat mencapai lebar 30 – 90 cm, dengan

jumlah anakan perumpun antara 3 – 9 anak.

- Bunga

Bunga tanaman temu lawak dapat berbunga terus-menerus sepanjang

tahun secara bergantian yang keluar dari rimpangnya (tipe erantha),

atau dari samping batang semunya setelah tanaman cukup dewasa.

Warna bunga umumnya kuning dengan kelopak bunga kuning tua,


serta pangkal bunganya berwarna ungu. Panjang tangkai bunga + 3 cm

dan rangkaian bunga (inflorescentia) mencapai 1,5 cm. Dalam satu

ketiak terdapat 3-4 bunga.

- Rimpang

Rimpang induk temu lawak bentuknya bulat seperti telur, dan

berukuran besar, sedangkan rimpang cabang terdapat pada bagian

samping yang bentuknya memanjang. Tiap tanaman memiliki rimpang

cabang antara 3 – 4 buah. Warna rimpang cabang umumnya lebih

muda dari pada rimpang induk.

Warna kulit rimpang sewaktu masih muda maupun tua adalah kuning-

kotor. Atau coklat kemerahan. Warna daging rimpang adalah kuning

atau oranye tua, dengan cita rasanya amat pahit, atau coklat

kemerahan berbau tajam, serta keharumannya sedang. Rimpang

terbentuk dalam tanah pada kedalaman + 16 cm. Tiap rumpun

tanaman temu lawak umumnya memiliki enam buah rimpang tua dan

lima buah rimpang muda.

- Akar

Sistem perakaran tanaman temu lawak termasuk akar serabut. Akar-

akarnya melekat dan keluar dari rimpang induk. Panjang akar sekitar

25 cm dan letaknya tidak beraturan.


o Kandungan Kimia Tumbuhan, Khasiat dan Efek Samping

 Kandungan Kimia Tumbuhan

Dari hasil tes uji yang dilakukan oleh Balai penelitian tanaman dan obat,

diperoleh sejumlah zat / senyawa dalam rimpang temulawak antara lain :

Air 19,98%, pati 41,45%, serat 12,62%, abu 4,62%, abu tak larut asam

0,56%, sari air 10,96%, sari alkohol 9,48%, dan kurkumin 2,29%.Dari

hasil pengujian tersebut, ditemukan juga kandungan alkaloid, flavonoid,

fenolik, triterpennoid, glikosida tannin, saponin dan steroid .

Selain itu, terdapat juga kandungan minyak atsiri sebesar 3,81%, meliputi:

d-kamfer, sikloisoren, mirsen,p-toluil metikarbinol, pati, d-kamfer, siklo

isoren, mirsen, p-toluil metilkarbinol, falandren, borneol, tumerol,

xanthorrhizol, sineol, isofuranogermakren, zingiberen, zingeberol,

turmeron, artmeron, sabinen, germakron, dan atlantone.

 Khasiat Tumbuhan

1. Menurunkan kadar kolesterol dan trigliserida darah

(hipokolesterolemik).

Aktifitas kolagoga temulawak (kurkuminoid) meningkatkan sekresi

cairan berkurang sehingga dapat digunakan pada gangguan

metabolisme lemak yang berhubungan dengan metabolisme kolesterol

yang erat kaitannya dengan arterosklerosis.

2. Antiradang

Minyak atsiri temulawak menghambat enzim siklooksigenase yang

berperan dalam perubahan asam arakhidonat menjadi prostaglandin

aktif.
3. Mencegah dan menyembuhkan jerawat

Temulawak mempunyai sifat astringensia yang menyebabkan

terjadinya pengecilan pada muara folikel rambut atau pori-pori kulit

sehingga secara tidak langsung akan mengurangi sekresi sel sebasea.

Daya antiseptik ringan yang dipunyai ekstrak temulawak dapat

membantu membersihkan kulit dari bakteri-bakteri patogen, sehingga

radang jerawat berangsur membaik, mengering dan akhirnya sembuh.

4. Sebagaihepatoprotektor

Penggunaan ekstrak Curcumae Rhizoma dosis tinggi dapat

menurunkan kadar SGOT dan SGPT.

5. Sebagai alternatif pengobatan gangguan fungsi hati, seperti: hepatitis

(peradangan hati) dan fatty liver (perlemakan hati). Kurkuminoid

temulawak (Kurkumin dan desmetoksikurkumin) berkhasiat

mengobati gangguan fungsi hati dan mencegah perlemakan sel-sel hati

 Efek Samping Tumbuhan

1. Jangan mengonsumsi temulawak lebih dari 18 minggu

Mengonsumsi temulawak setiap hari boleh saja, tapi jangan terlalu

lama. Seseorang dapat merasa mual apabila mengonsumsi temulawak

terlalu banyak, karena mengganggu fungsi lambung. Apabila gangguan

lambung sudah terasa, lebih baik cepat menghubungi dokter.

2. Penderita penyakit hati lebih baik tidak mengonsumsi temulawak

Seperti penjelasan sebelumnya, temulawak dapat merangsang hati

untuk mengeluarkan empedu. Temulawak yang dikonsumsi oleh


penderita penyakit liver sebaiknya tidak mengonsumsinya, karena

ditakutkan akan produksi empedu yang berlebihan, akibat terburuknya

tubuh keracunan dari empedu sendiri.

3. Lebih baik tidak dikonsumsi dengan obat pengencer darah

Temulawak sudah membantu menghilangkan lemak darah, bila masih

dibantu dengan bahan kimia pengencer darah, maka yang terjadi

bukannya saling membantu, tetapi malah menambah penyakit baru.

4. Zat kurkuminoid

Mengkonsumsi temulawak bersama dengan tumbuhan yang

mengandung kurkuminoid perlu diperhatikan jumlah penggunaannya,

atau lebih baik dikonsultasikan terlebih dahulu terhadap yang lebih

ahli.
LAPORAN PRAKTIKUM FITOKIMIA

EVALUASI FITOKIMIA SIMPLISIA TUMBUHAN OBAT

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

Devi Sajda Rahmawati

Eka Nurramdaniyah

Gina Raesinta

Indri Ryach Pratiwi

Lia Tarliah
Prisma Aelan Dani

PROGRAM STUDI FARMASI

SEKOLAH TINGGI FARMASI YPIB CIREBON

Jl . Perjuangan-Majasem-Cirebon Telp. (0231) 488759

DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.academia.edu/9380651/skrining_fitokimia

2. http://www.plantamor.com

3. http://www.academia.edu/6414595/manfaat_dan_efek_samping_kunyit_putih

Anda mungkin juga menyukai