S1 2015 318835 Chapter1
S1 2015 318835 Chapter1
(SCOR)
ARI WAHYU WIJI A
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
BAB I
PENDAHULUAN
majunya gizi pangan, masyarakat semakin sadar akan pentingnya sayuran sebagai
asupan gizi. Oleh karena itu, dengan kesadaran masyarakat akan pentingnya
Kini gaya hidup makin berkembang termasuk dalam hal menjaga kesehatan
sayuran biasa (non organik), sayur organik kini menjadi pilihan bagi masyarakat
organik akan memiliki kandungan nutrisi dalam jumlah yang cukup tinggi dengan
kebanyakan produk ini masih diimpor dari luar negeri. Meskipun produk organik
masih tergolong mahal karena produksinya yang masih minim dan prosesnya
yang lebih rumit dibandingkan dengan produk biasa. Namun permintaan terhadap
produk organik meningkat cukup tajam, dan jauh lebih tinggi dari pada industri
makanan pada umunya. Baik di negara maju maupun negara yang sedang
1
Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Sayuran Menggunakan Supply Chain Operations Reference
(SCOR)
ARI WAHYU WIJI A 2
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
seluruh produk makanan di seluruh dunia, menurut The Global Market for
sejak awal 1990-an dan diperhitungkan pertumbuhan masa akan datang bisa
organik maupun non organik yang sangat berperan dalam pemenuhan kebutuhan
konsumen. Aliran rantai pasok sayur dari petani hingga konsumen merupakan hal
yang penting untuk diperhatikan. Hal ini dikarenakan permintaan konsumen dapat
tercukupi sedangkan pelaku usaha dari hulu ke hilir mendapatkan keuntungan dari
memiliki sifat perishable (mudah busuk dan rusak) karena memiliki kadar air
yang tinggi dan tetap menjalankan aktivitas biokimia walaupun sudah dipanen
juga bersifat voluminous (tidak berat namun membutuhkan ruang atau tempat
yang cukup luas). Oleh karena itu sayuran membutuhkan penanganan yang tepat
Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Sayuran Menggunakan Supply Chain Operations Reference
(SCOR)
ARI WAHYU WIJI A 3
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
Statistik Yogyakarta hingga tahun 2013 terdiri dari bawang merah, daun bawang,
kentang, kubis, sawi, kacang panjang, cabai besar, cabai rawit, tomat, terong,
buncis, ketimun, kangkung dan bayam. Berdasarkan Gambar 1.1 hasil produksi
sayuran dari tahun 2010 hingga 2012 untuk Kabupaten Bantul, Sleman dan
Oleh karena itu, rantai pasok dari sayuran merupakan hal yang penting
jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan
Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Sayuran Menggunakan Supply Chain Operations Reference
(SCOR)
ARI WAHYU WIJI A 4
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
(Indrajit dan Pranoto, 2002). Untuk komoditas sayuran, kegiatan rantai pasok
konsumen akhir.
mengakibatkan kerugian finansial yang besar bagi produsen. Sebuah sistem rantai
pasok harus dirancang dengan memperhatikan jenis produk yang ditawarkan oleh
atau inovatif. Produk fungsional merupakan tipe produk yang biasa dibeli
konsumen sehari-hari, yang pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasar. Produk ini
memiliki pola permintaan yang stabil dan dapat diprediksi, serta memiliki daur
Bentuk fisik dari suatu barang dalam supply chain dapat dilihat sebagai
(Anonim 1, 2015). Sayuran pada tiap tier dalam rantai pasok mendapatkan nilai
tambah (value added) yang dapat diketahui dari penambahan biaya yang diberikan
pada komoditas tersebut. Nilai tambah (value added) sendiri merupakan nilai
value added menunjukkan kontribusi yang diberikan oleh suatu tier dan akan
Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Sayuran Menggunakan Supply Chain Operations Reference
(SCOR)
ARI WAHYU WIJI A 5
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
terhadap tujuan yang hendak dicapai dan menentukan arah perbaikan untuk
dilakukan anggota rantai pasok sehingga akan terlihat sejauh mana upaya-upaya
pasok tersebut. Selain itu jika kinerja rantai pasokan suatu organisasi meningkat
maka semakin mudah mencapai tujuan akhirnya atau target yang ingin dicapai.
Sebaliknya, jika kinerja rantai pasok tidak optimal maka keuntungan yang akan
diperoleh akan berkurang karena tidak mencapai tujuan atau target dan proses
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui alur rantai pasok sayuran
kemampuan anggota rantai pasok dalam menjalankan usaha. Selain itu, penelitian
ini dilakukan karena belum ada pengukuran kinerja rantai pasok sayuran
Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Sayuran Menggunakan Supply Chain Operations Reference
(SCOR)
ARI WAHYU WIJI A 6
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
antara lain seperti balanced scorecard (BSC), performance prism dan integrated
Metode pengukuran, seperti BSC, IPMS, dan performance prism hanya berfokus
secara komprehensif dari hulu hingga hilir (Perdana dan Ambarwati, 2012).
merupakan perangkat analisis rantai pasok yang ideal dan menawarkan cara yang
kinerja supply chain dengan cara analisis dan dekomposisi proses. Metode ini
dapat mengukur kinerja secara obyektif berdasarkan data yang ada pada obyek
yang ditunjuk. Melalui data yang digunakan untuk metode SCOR tersebut, dapat
diperoleh pula nilai tambah untuk proses rantai pasok sayuran dengan cara
menghitung value added. Value added berkaitan dalam kinerja rantai pasok
karena biaya yang dikeluarkan oleh tiap tier masuk kedalam atribut kinerja rantai
1. Bagaimana alur rantai pasok sayuran yang dimulai dari petani hingga
Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Sayuran Menggunakan Supply Chain Operations Reference
(SCOR)
ARI WAHYU WIJI A 7
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
3. Bagaimana strategi rantai pasok sayuran yang dapat muncul agar dapat
4. Bagimana nilai tambah (value added) yang diberikan pada sayuran tiap
3. Menganalisis strategi rantai pasok sayuran yang dapat muncul agar dapat
1. Penelitian ini berfokus pada komoditas sayuran baik organik maupun non
dan sekitar.
Pengukuran Kinerja Rantai Pasok Sayuran Menggunakan Supply Chain Operations Reference
(SCOR)
ARI WAHYU WIJI A 8
Universitas Gadjah Mada, 2015 | Diunduh dari http://etd.repository.ugm.ac.id/
2. Pengukuran kinerja dilakukan pada pelaku usaha sayuran yang terdiri dari
3. Sedangkan value added yang diukur dalam penelitian ini berfokus pada
segi biaya yaitu selisih dari penjualan dengan biaya produksi. Satuan dari
Penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukkan dan panduan bagi para
pelaku usaha seperti petani sayur baik organik maupun non organik,