Anda di halaman 1dari 7

BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM REFERAT

FAKULTAS KEDOKTERAN JULI 2019

UNIVERSITAS HALU OLEO

MALARIA DALAM KEHAMILAN

Oleh:
Shendyca Zilma Nurzafani, S.Ked
K1A1 14 108

Pembimbing
dr. Dwiana Pertiwi T, M.Sc., Sp.PD

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU PENYAKIT DALAM

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HALU OLEO

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA KENDARI

KENDARI

2019
MALARIA DALAM KEHAMILAN
Shendyca Zilma Nurzafani, Dwiana Pertiwi T

A. Pendahuluan
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan plasmodium, yaitu
makhluk hidup bersel satu yang termasuk kedalam kelompok protozoa. Malaria
ditularkan melalui gigitan nyamuk Anopheles betina yang mengandung
plasmodium didalamnya. Plasmodium yang terbawa melalui gigitan nyamuk
akan hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia. Penyakit ini
menyerang semua kelompok umur baik laki-laki maupun perempuan. Orang
yang terkena malaria akan mengalami gejala demam, menggigil, berkeringat,
sakit kepala, mual atau muntah. Penderita yang menunjukkan gejala klinis
harus menjalani tes laboratorium untuk mengkonfirmasi status positif
malarianya.1
Malaria merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang
dapat menyebabkan kematian terutama pada kelompok risiko tinggi yaitu bayi,
anak balita, ibu hamil, selain itu malaria secara langsung menyebabkan anemia
dan dapat menurunkan produktivitas kerja. Penyakit ini juga masih endemis di
sebagian besar wilayah Indonesia.2
Malaria dapat disebabkan oleh 4 spesies plasmodium, yaitu
Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae dan
Plasmodium ovale. Plasmodium falciparum merupakan plasmodium yang
terpenting karena penyebarannya luas, dan mempunyai dampak paling berat
terhadap morbiditas dan mortalitas ibu dan janinnya.3 (majalah kedokteran
andalas)
Jika tidak ditangani segera, malaria dapat menjadi malaria berat yang
menyebabkan kematian. Malaria juga dapat menyebabkan anemia yang
mengakibatkan penurunan kualitas sumber daya manusia. Serta malaria pada
wanita hamil jika tidak diobati dapat menyebabkan keguguran, lahir kurang
bulan (prematur) dan berat badan lahir rendah (BBLR) serta lahir mati.4
B. Definisi
Malaria adalah penyakit parasitic. Karena disebabkan oleh parasit yang
dipindahkan dari seorang penderita ke penderita yang lain melalui gigitan
nyamuk Anopheles yang telah terinfeksi oleh plasmodium. Penularan penyakit
malaria sama dengan penularan penyakit menular pada umumnya yaitu
ditentukan oleh faktor host (manusia dan nyamuk anopheles), agent
(plasmodium), dan environment (lingkungan fisik, kimia, biologi dan sosial).5
(fr kjdian mlria)

C. Epidemiologi
Malaria merupakan penyakit tropis yang disebabkan oleh parasit
Plasmodium dan disebarkan melalui gigitan nyamuk. Diperkirakan 219 juta
penduduk dunia terinfeksi malaria dan sebanyak 661.000 diantaranya
meninggal setiap tahun. Penyakit ini dapat menyerang semua individu tanpa
membedakan umur dan jenis kelamin tanpa terkecuali wanita hamil.3 (majalah
kedokteran andalas)
Infeksi malaria tersebar pada lebih dari 100 negara di benua Afrika,
Asia, Amerika (bagian selatan) dan daerah Oceania dan Kepulauan Caribia. Di
Indonesia kawasan Timur mulai dari Kalimantan, Sulawesi Tengah sampai
Utara, Maluku, Irian Jaya dan dari Lombor sampai Nusa Tenggara Timur serta
Timor Timur merupakan daerah endemis malaria dengan P. falciparum dan P.
vivax.6 (ipd)
WHO melaporkan diperkirakan 3,3 milyar orang-orang yang berada di
97 negara berkembang berisiko terkena atau tersebar infeksi malaria dalam satu
tahun. Berdasarkan pemantauan WHO dilaporkan 198 juta kasus malaria
terjadi serentak dan menimbulkan 584.000 kematian pada tahun 2013. Ini
menunjukkan bahwa adanya penurunan jumlah kasus malaria sebesar 30% dan
tingkat kematian sebesar 47% sejak tahun 2000.7 (penatalaksanaan malaria)
Proporsi malaria berdasarkan spesies parasit malaria yang menginfeksi,
yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, atau infeksi campuran (P.
falciparum dan P. vivax). Walaupun secara keseluruhan besarnya infeksi P.
falciparum sama dengan P. vivax, berdasarkan pengelompokan umur, jenis
kelamin dan ibu hamil, didapatkan bahwa infeksi P. falciparum lebih dominan
dengan angka kesakitan pada anak berumur 1-9 tahun sebesar 1,2% dan 1,3%
pada ibu hamil.8
D. Etiologi
E. Patomekanisme
1. Siklus Hidup Aseksual Plasmodium
Sporozoit infeksius dari kelenjar ludah nyamuk Anopheles betina
masuk ke dalam darah manusia melalui gigitan nyamuk tersebut. Dalam
waktu tiga puluh menit, parasit tersebut memasuki sel-sel parenkim hati dan
dimulai stadium eksoeritrositik dari daur hidupnya. Di dalam sel hati,
parasit tumbuh menjadi skizon dan berkembang menjadi merozoit (10.000-
30.000 merozoit, tergantung spesiesnya) . Sel hati yang mengandung parasit
pecah dan merozoit keluar dengan bebas, sebagian di fagosit. Oleh karena
prosesnya terjadi sebelum memasuki eritrosit maka disebut stadium
preeritrositik atau eksoeritrositik yang berlangsung selama 2 minggu. Pada
P. Vivax dan P. Ovale, sebagian tropozoit hati tidak langsung berkembang
menjadi skizon, tetapi ada yang menjadi bentuk dorman yang disebut
hipnozoit. Hipnozoit dapat tinggal didalam hati sampai bertahun-tahun.
Pada suatu saat bila imunitas tubuh menurun, akan menjadi aktif sehingga
dapat menimbulkan relaps (kekambuhan).4,buku alun
Siklus eritrositik dimulai saat merozoit memasuki sel-sel darah
merah. Parasit tampak sebagai kromatin kecil, dikelilingi oleh sitoplasma
yang membesar, bentuk tidak teratur dan mulai membentuk tropozoit,
tropozoit berkembang menjadi skizon muda, kemudian berkembang
menjadi skizon matang dan membelah banyak menjadi merozoit. Dengan
selesainya pembelahan tersebut sel darah merah pecah yang menyebabkan
penderita demam. Selanjutnya merozoit, pigmen dan sisa sel keluar dan
memasuki plasma darah. Parasit memasuki sel darah merah lainnya untuk
mengulangi siklus skizogoni. Beberapa merozoit memasuki eritrosit dan
membentuk skizon dan lainnya membentuk gametosit yaitu bentuk seksual
(gametosit jantan dan betina) setelah melalui 2-3 siklus skizogoni
darah.4,buku alun
2. Siklus Hidup Seksual Plasmodium
Siklus aseksual terjadi dalam tubuh nyamuk apabila nyamuk
anopheles betina menghisap darah yang mengandung gametosit. Gametosit
yang bersama darah tidak dicerna. Pada makrogamet (jantan) kromatin
membagi menjadi 6-8 inti yang bergerak ke pinggir parasit. Dipinggir ini
beberapa filamen dibentuk seperti cambuk dan bergerak aktif disebut
mikrogamet. Pembuahan terjadi karena masuknya mikrogamet kedalam
makrogamet untuk membentuk zigot. Zigot berubah bentuk seperti cacing
pendek disebut ookinet yang dapat menembus lapisan epitel dan membran
basal dinding lambung. Ditempat ini ookinet membesar dan disebut ookista.
Didalam ookista dibentuk ribuan sporozoit dan beberapa sporozoit
menembus kelenjar liur nyamuk dan bila nyamuk menggigit/menusuk
manusia maka sporozoit masuk kedalam darah dan mulailah siklus
preeritrositik.4,buku alun

Setelah melalui jaringan hati, P. falciparum melepaskan 18-24 merozoit


ke dalam sirkulasi. Merozoit yang dilepaskan akan masuk ke dalam sel RES di
limpa dan mengalami fagositosis serta filtrasi. Merozoit yang lolos dari filtrasi
dan fagositosis di limpa akan menginvasi eritrosit. Selanjutnya parasit
berkembang biak secara aseksual dalam eritrosit. Bentuk aseksual parasit
dalam eritrosit (EP) inilah yang bertanggung jawab dalam patogenesis
terjadinya malaria pada manusia. Patogenesis malaria yang banyak diteliti
adalah patogenesis malaria yang disebabkan oleh P. falciparum.6
EP secara garis besar mengalami 2 stadium, yaitu stadium cincin pada
24 jam pertama dan stadium matur pada 24 jam kedua. Permukaan EP stadium
cincin akan menampilkan antigen RESA (Ring-erythrocyte surgace antigen)
yang menghilang setelah parasit masuk ke stadium matur. Permukaan
membran EP stadium matur akan mengalami penonjolan dan membentuk knob
dengan Histidin-Rich-Protein-I (HRP-1) sebagai komponen utamanya.
Selanjutnya bila EP tersebut mengalami merogomi, akan dilepaskan toksin
malaria berupa GPI yaitu glikosilfosfatidilinositol yang merangsang pelepasan
TNF-a dan IL-1 dari makrofag.6
a. Malaria pada Ibu Hamil
Wanita hamil lebih rentan terkena malaria dibandingkan
dengan wanita yang tidak hamil. Kerentanan ini semakin tinggi pada
kehamilan pertama dan kedua. Kerentanan terhadap malaria ini
berhubungan erat dengan proses imunologi dan perubahan hormonal
di masa kehamilan. Konsentrasi eritrosit yang terinfeksi parasit
banyak ditemukan di daerah intervillus plasenta. Keadaan ini
berhubungan dengan supresi sistim imun baik humoral maupun seluler
selama kehamilan sehubungan dengan keberadaan fetus sebagai
“benda asing” di dalam tubuh ibu. Supresi sistim imun selama
kehamilan terjadi karena perubahan hormonal terutama hormon
progesteron dan kortisol. Konsentrasi hormon progesteron yang
meningkat selama kehamilan berefek menghambat aktifasi limfosit T
terhadap stimulasi antigen.3
b. Malaria pada Janin
Ibu hamil yang menderita malaria dapat berakibat buruk pada
janin yang dikandungnya. Pengaruh pada janin yang paling sering
terjadi adalah Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Bayi yang lahir
dengan berat badan rendah dapat disebabkan oleh kelahiran prematur
dan gangguan pertumbuhan janin. Kondisi ini dapat terjadi akibat
malaria di masa keha- milan karena adanya gangguan suplai nutrisi
dan oksigen dari ibu ke janin yang dikandungnya. Gangguan sirkulasi
uteroplasenta terjadi akibat adanya sekuestrasi eritrosit terinfeksi yang
terus mengkonsumsi glukosa dan oksigen eritrosit, terjadinya
penebalan membran sitotropoblas dan kondisi anemia pada ibu.
Selain itu, proses inflamasi yang diperantarai oleh sitokin Th1 akibat
infeksi parasit malaria ini juga mempengaruhi secara langsung proses
tumbuh kembang janin. Apabila infeksi yang terjadi cukup berat,
malaria di masa kehamilan dapat mengakibat- kan abortus atau
stillbirth.3

Anda mungkin juga menyukai