Teknologi tepat guna saat ini cukup dibutuhkan untuk memenuhi sejumlah
kemajuan zaman dan tuntutan efisiensi waktu untuk sebuah kegiatan. Salah satu yang
erat kaitannya dengan teknologi tepat guna adalah kegiatan produksi barang.
sehingga akan lebih banyak barang yang bisa dijual dan mampu mengembalikan
modal awalnya (break even point) atau justru demi memperoleh keuntungan besar.
Tidak hanya pada produksi di industri besar saja namun industri pedesaan
yang memiliki jumlah produk, omzet maupun modal yang sedikit pun juga
modalnya. Salah satu contoh industri kecil pedesaan yang membutuhkan bantuan
teknologi tepat guna adalah bisnis sambal pecel dalam kemasan. Sambal pecel dan
tumpang yang identik dengan potensi industri kuliner di wilayah Kota Kediri dan
sekitarnya ternyata tidak dapat lepas dari teknologi tepat guna ini. Sambal pecel yang
dulunya hanya dapat dikonsumsi secara langsung ditemani dengan nasi dan peyek,
kini terdapat inovasi pembuatan sambal pecel yang dapat dibawa ke mana-mana dan
1 | I n d u s t r i P e d e s a a n Te p a t G u n a
dijadikan alternatif oleh-oleh dari Kota Kediri selain tahu takwa yang menjadikan
Alasan penggunaan teknologi tepat guna dalam produksi sambal pecel dalam
kemasan adalah untuk mempercepat pengolahan bahan baku sambal pecel seperti
kacang tanah yang sudah digoreng, beberapa campuran cabai serta bumbu lainnya.
Biasanya, pada zaman dahulu, orang-orang terutama penjual nasi pecel yang biasa
berjualan di pagi hari memanfaatkan teknologi sederhana yaitu ulekan dan alu batu
berjalannya waktu dan munculnya inovasi berupa mesin selep yang khusus untuk
Seperti halnya yang dilakukan oleh Ibu Sunarsih, salah satu pengusaha
industri kecil pembuatan bumbu pecel yang dikemas secara sederhana dalam mika
plastik, tidak lagi menggunakan alu batu atau ulekan tradisional. Selain karena
ketidakpraktisan dari penggunaan alu batu, proses pembuatan secara tradisional ini
pun menjadikan bumbu pecel kurang halus. Dengan membayar kurang lebih Rp
12.000,00 s.d. Rp 15.000,00 per 10 kilogram bahan bumbu pecel pada pemilik usaha
selepan, bumbu pecel yang dijual pun menjadi lebih cepat laku dan hasilnya
dipastikan lebih halus dan cantik, terlebih bila bahan baku pembuatannya seperti gula
merah dan kacang tanah diolah dengan benar (tidak terlalu gosong). Penggunaan
teknologi selep, tidak hanya mempercepat kembalinya modal namun juga untuk
2 | I n d u s t r i P e d e s a a n Te p a t G u n a
Bisnis pembuatan bumbu atau sambal pecel dalam kemasan ini telah digeluti
oleh beliau selama kurang lebih 5 tahun dan beromzet minimal Rp 300.000,00 per 10
kilogram ini cukup memberikan asupan penghasilan bagi beliau maupun pengusaha
selep di desa. Mereka tidak hanya saling berhubungan ketika pembuatan bumbu pecel
dalam standar penjualan biasanya namun juga ketika Ibu Sunarsih tengah menerima
pesanan cukup banyak sebagai oleh-oleh dari beberapa pembeli yang akan kembali ke
daerah rantaunya.
Pentingnya penggunaan industri tepat guna ini lebih kepada bagaimana pihak
pemilik usaha teknologi tepat guna. Sesederhana apapun, teknologi tepat guna seperti
mesin selep bumbu pun ternyata cukup membantu mengembangkan usaha kecil.
Hubungan baik antar keduanya tentu akan menciptakan inovasi baru sekaligus ciri
Bumbu pecel dalam kemasan yang selanjutnya dapat menjadi ikon kuliner
baru tentu akan semakin diterima bahkan ke daerah lain ketika pengurusan izin
terutama dari Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) atau Departemen
Kesehatan Republik Indonesia dapat diselesaikan. Perizinan resmi tersebut tentu akan
dapat percaya terhadap higienitas dari produk terutama yang berbentuk makanan
3 | I n d u s t r i P e d e s a a n Te p a t G u n a