Anda di halaman 1dari 3

Artikel Analisis 9

Industri Kecil dan Pemerataan Pembangunan

Titis Puspita Dewi / 11040564014

Industri Pedesaan Tepat Guna

Teknologi tepat guna saat ini cukup dibutuhkan untuk memenuhi sejumlah

kemajuan zaman dan tuntutan efisiensi waktu untuk sebuah kegiatan. Salah satu yang

erat kaitannya dengan teknologi tepat guna adalah kegiatan produksi barang.

Dibutuhkannya bantuan teknologi adalah untuk mempercepat pembuatan barang

sehingga akan lebih banyak barang yang bisa dijual dan mampu mengembalikan

modal awalnya (break even point) atau justru demi memperoleh keuntungan besar.

Tidak hanya pada produksi di industri besar saja namun industri pedesaan

yang memiliki jumlah produk, omzet maupun modal yang sedikit pun juga

membutuhkan teknologi tepat guna agar dapat mempercepat proses pengembalian

modalnya. Salah satu contoh industri kecil pedesaan yang membutuhkan bantuan

teknologi tepat guna adalah bisnis sambal pecel dalam kemasan. Sambal pecel dan

tumpang yang identik dengan potensi industri kuliner di wilayah Kota Kediri dan

sekitarnya ternyata tidak dapat lepas dari teknologi tepat guna ini. Sambal pecel yang

dulunya hanya dapat dikonsumsi secara langsung ditemani dengan nasi dan peyek,

kini terdapat inovasi pembuatan sambal pecel yang dapat dibawa ke mana-mana dan

1 | I n d u s t r i P e d e s a a n Te p a t G u n a
dijadikan alternatif oleh-oleh dari Kota Kediri selain tahu takwa yang menjadikan

Kota Kediri sebagai Kota Tahu.

Alasan penggunaan teknologi tepat guna dalam produksi sambal pecel dalam

kemasan adalah untuk mempercepat pengolahan bahan baku sambal pecel seperti

kacang tanah yang sudah digoreng, beberapa campuran cabai serta bumbu lainnya.

Biasanya, pada zaman dahulu, orang-orang terutama penjual nasi pecel yang biasa

berjualan di pagi hari memanfaatkan teknologi sederhana yaitu ulekan dan alu batu

untuk menghaluskan bahan-bahan pembuatan sambal pecel. Namun seiring

berjalannya waktu dan munculnya inovasi berupa mesin selep yang khusus untuk

menggiling bumbu, masyarakat kemudian beralih menggunakannya.

Seperti halnya yang dilakukan oleh Ibu Sunarsih, salah satu pengusaha

industri kecil pembuatan bumbu pecel yang dikemas secara sederhana dalam mika

plastik, tidak lagi menggunakan alu batu atau ulekan tradisional. Selain karena

ketidakpraktisan dari penggunaan alu batu, proses pembuatan secara tradisional ini

pun menjadikan bumbu pecel kurang halus. Dengan membayar kurang lebih Rp

12.000,00 s.d. Rp 15.000,00 per 10 kilogram bahan bumbu pecel pada pemilik usaha

selepan, bumbu pecel yang dijual pun menjadi lebih cepat laku dan hasilnya

dipastikan lebih halus dan cantik, terlebih bila bahan baku pembuatannya seperti gula

merah dan kacang tanah diolah dengan benar (tidak terlalu gosong). Penggunaan

teknologi selep, tidak hanya mempercepat kembalinya modal namun juga untuk

mempercepat proses produksi.

2 | I n d u s t r i P e d e s a a n Te p a t G u n a
Bisnis pembuatan bumbu atau sambal pecel dalam kemasan ini telah digeluti

oleh beliau selama kurang lebih 5 tahun dan beromzet minimal Rp 300.000,00 per 10

kilogram ini cukup memberikan asupan penghasilan bagi beliau maupun pengusaha

selep di desa. Mereka tidak hanya saling berhubungan ketika pembuatan bumbu pecel

dalam standar penjualan biasanya namun juga ketika Ibu Sunarsih tengah menerima

pesanan cukup banyak sebagai oleh-oleh dari beberapa pembeli yang akan kembali ke

daerah rantaunya.

Pentingnya penggunaan industri tepat guna ini lebih kepada bagaimana pihak

pemilik usaha pengolahan atau industri pokok memanfaatkan jaringan dengan

pemilik usaha teknologi tepat guna. Sesederhana apapun, teknologi tepat guna seperti

mesin selep bumbu pun ternyata cukup membantu mengembangkan usaha kecil.

Hubungan baik antar keduanya tentu akan menciptakan inovasi baru sekaligus ciri

khas kuliner baru dari Kota Kediri.

Bumbu pecel dalam kemasan yang selanjutnya dapat menjadi ikon kuliner

baru tentu akan semakin diterima bahkan ke daerah lain ketika pengurusan izin

terutama dari Badan POM (Pengawas Obat dan Makanan) atau Departemen

Kesehatan Republik Indonesia dapat diselesaikan. Perizinan resmi tersebut tentu akan

semakin mengarahkan perkembangan usaha sehingga konsumen dari luar daerah

dapat percaya terhadap higienitas dari produk terutama yang berbentuk makanan

seperti bumbu pecel ini.

3 | I n d u s t r i P e d e s a a n Te p a t G u n a

Anda mungkin juga menyukai