03
RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04
PANDUAN
PENGAKTIFAN CODE BLUE
SURAT KEPUTUSAN
Nomor: SK / / / 2019
TENTANG
PANDUAN PENGAKTIFAN CODE BLUE
KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan :
Pertama : Keputusan Kepala Rumah Sakit Tk IV 02.07.04 tentang Pengaktifan Code
Blue di Rumah Sakit Tk IV 02.07.04.
Kedua : Pengaktifan Code Blue sesuai dengan prosedur yang ada di rumah sakit
TK. IV 02.07.04
Ketiga : Tim dokter dan staf keperawatan dapat melaksanakan tindakan sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan keputusan ini berlaku sejak
tanggal ditetapkan.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di
kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan
diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Bandar Lampung
Pada tanggal Januari 2019
PANDUAN
PENGAKTIFAN CODE BLUE
BAB I
DEFINISI
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup dari kode blue yang ada di Rumah Sakit TK IV 02.07.04 meliputi
Komite Medik, Komite Keperawatan, Instalasi Rawat Jalan, Instalasi Rawat Inap, ICU,
Laboratorium, Radiologi dan seluruh Area Rumah Sakit.
BAB III
TATA LAKSANA
Code blue dapat diaktifkan pada saat terjadi keadaan gawat darurat seperti
terdapat pasien yang mengalami henti jantung dan henti nafas di seluruh area rumah
sakit. Petugas yang menemukan pertama kali korban dilokasi melakukan BHD dan
meminta bantuan petugas lain untuk menghubungi tim code blue melalui whatsApp dan
petugas piket di nomor iphone 101. Petugas piket akan mengumumkan code blue dan
lokasi korban melalui pengeras suara.
BHD dilakukan sampai tim code blue datang.waktu yang ditargetkan untuk
kedatangan tim code blue adalah maksimal 5 menit. Code blue tidak diaktifkan bila pasien
DNR, atau keluarga tidak setuju dilakukan Resusitasi Jantung Paru ( surat pernyataan
terlampir.) Tim code blue terdiri dari 1 dokter dan 4 perawat yang berkopetensi ( mahir
BTCLS ) yang juga merupakan anggota tiap ruangan.
Berikut ini diuraikan tugas masing-masing personil dari tim code blue yaitu:
1. Tanggung jawab ketua tim atau leader yaitu:
a. Mengkaji pasien.
b. Melakukan order perawatan emergensi sesuai sop.
c. Mempertimbangkan alasan dari penyebab henti jantung.
d. Mengawasi anggota tim (dan memastikan bahwa setiap anggota tim
melaksanakan tugasnya masing-masing dengan benar dan aman) .
e. Mengevaluasi keadekuatan kompresi dada (termasuk posisi tangan, kedalaman,
kompresi, ketepatan frekuensi dan rasio kompresi-ventilasi) .
f. Memastikan bahwa pasien mendapatkan terapi oksigen yang tepat.
g. Mengevaluasi keadekuatan ventilasi (dengan mengkaji ekspansi dada pada
setiap ventilasi).
h. Memastikan defibrilasi dilaksanakan dengan tepat dan aman.
i. Memastikan pemilihan akses intravena yang tepat.
j. Memastikan pemberian posisi yang tepat saat akan dilakukan pemasangan jalan
napas lanjut (intubasi).
k. Memastikan kesesuaian obat, dosis dan rute pemberian obat (juga memastikan
bahwa obat diberikan dengan tepat pada situasi disritmia dan obat bolus IV
dilakukan flushing 20 ml NaCL kemudian ekstremitas dielevasikan.
l. Memastikan kemanan seluruh anggota tim (terutama saat defibrilasi dilakukan).
m. Melakukan pemecahan masalah (termasuk re-evaluasi kemungkinan penyebab
henti jantung dan mengenali adanya alat yang tidak berfungsi dengan atau
adanya selang yang terlepas).
n. Memustuskan kapan menghentikan upaya resusitasi (dengan berkonsultasi
dengan anggota tim).
BAB IV
DOKUMENTASI