Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN – P2

RESISTIVITAS LOGAM

Disusun Oleh :
FILZA ADHA ADELINA 02311540000057

Asisten :
KIKI PUTRI SISVIANA 02311440000078

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
i

HALAMAN JUDUL
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM REKAYASA BAHAN – P2

RESISTIVITAS LOGAM

Disusun Oleh :
FILZA ADHA ADELINA 02311540000057

Asisten :
KIKI PUTRI SISVIANA 02311440000078

PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK FISIKA


DEPARTEMEN TEKNIK FISIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA
2017
ii

Halaman ini sengaja dikosongkan

ii
iii

HALAMAN PENGESAHAN

JUDUL LAPORAN : RESISTIVITAS LOGAM

IDENTITAS PENYUSUN LAPORAN


BELLA WIDYA GUNAWAN 02311540000050

IDENTITAS ASISTEN PRAKTIKUM


NAMA : KIKI PUTRI SISVIANA
NRP : 02311440000078

Asisten Praktikum, Penulis,

Kiki Putri Sisviana Filza Adha Adelina


NRP. 02311440000078 NRP.02311540000057

Mengetahui,
Koordinator Praktikum

Andhika Suryo P.
NRP. 231144000086
iv

Halaman ini sengaja dikosongkan

iv
v

ABSTRAK

Suatu bahan pasti memiliki sifat resistivitas. Resistivitas (ρ)


adalah kemampuan suatu bahan untuk mengantarkan arus listrik
yang bergantung terhadap besarnya medan istrik dan kerapatan
arus. Semakin besar resistivitas suatu bahan maka semakin besar
pula medan listrik yang dibutuhkan untuk menimbulkan sebuah
kerapatan arus. Satuan untuk resistivitas adalah Ω.m. Pada
praktikum ini, dibahas mengenai resistivitas suatu bahan. Bahan
yang diuji adalah kaleng sarden dan kaleng coca-cola. Tiap bahan
diberi perlakuan yang sama, yaitu diberi tegangan sebesar 3; 6; 9;
dan 12 volt, kemudian diberi dikondisikan suhunya pada suhu
ruang, 2000C, 3000C dan 4000C. Dari hasil percobaan di atas dapat
disimpulkan bahwa kaleng sarden akan memiliki nilai resistansi
yang lebih kecil ketika suhunya dinaikkan, sedangkan pada kaleng
cola memiliki nilai resistansi yang cenderung berubah sedikit
ketika suhu dinaikkan.

Kata kunci: logam, resistivitas, dan pengaruh suhu.


vi

Halaman ini sengaja dikosongkan

vi
vii

ABSTRACT

A material must have resistivity properties. Resistivity


(ρ) is the ability of a material to deliver an electric current that
depends on the magnitude of the current field and the current
density. The greater the resistivity of a material the greater the
electric field required to generate a current density. The unit for
resistivity is Ω.m. In this lab, it is discussed about the resistivity of
a material. The materials tested were sardine cans and coca-cola
cans. Each material is given the same treatment, which is given a
voltage of 3; 6; 9; and 12 volts, then given the conditioned
temperature at room temperature, 2000C, 3000C and 4000C.
From the results of the above experiments it can be concluded that
sardine cans will have a smaller resistance value when the
temperature is raised, whereas in cola cans have resistance values
that tend to change slightly when the temperature is raised.

Keywords: metal, resistivity, and temperature effects.


viii

Halaman ini sengaja dikosongkan

viii
ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat


dan hidayahnya sehingga laporan resmi percobaan resistivitas
logam ini dapat selesai dengan baik. Laporan resmi ini berisi
tentang hasil percobaan untuk mengetahui resistivitas pada suatu
logam dan pengaruhnya terhadap suhu. Semoga laporan ini dapat
menjadi manfaat dan referensi bagi pembacanya.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ketua Departemen Teknik Fisika ITS
2. Dosen pengampu mata kuliah Rekayasa Bahan
3. Asisten Laboratorium Rekayasa Bahan
4. Serta seluruh teman-teman mahasiswa Teknik Fisika
ITS
yang telah membantu dalam penyusunan laporan resmi ini. Selain
itu kami menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan laporan
resmi ini maka saran dan kritik yang membangun sangat kami
harapkan
Surabaya, 8 November 2017

Penulis
x

Halaman ini sengaja dikosongkan

x
xi

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................... I
LEMBAR PENGESAHAN ........... ERROR! BOOKMARK NOT
DEFINED.
ABSTRAK................................................................................... V
ABSTRACT .............................................................................. VI
KATA PENGANTAR .............................................................. IX
DAFTAR ISI ............................................................................. XI
DAFTAR TABEL ................................................................. XIIII
DAFTAR GAMBAR .......................................................... XIIIV
BAB I ............................................................................................ 1
PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................. 1
1.2 Permasalahan ..................................................................... 1
1.3 Tujuan................................................................................ 2
1.4 Batasan Masalah ................................................................ 2
BAB II DASAR TEORI .............................................................. 2
2.1 Arus Listrik ....................................................................... 3
2.2 Resistivitas Bahan Logam ................................................. 3
2.3 Konduktor.......................................................................... 4
2.4 Konduktivitas Listrik ......................................................... 3
2.5 Hukum Ohm...................................................................... 6
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM ................................. 9
3.1 Peralatan dan Bahan .......................................................... 9
3.2 Prosedur Percobaan ........................................................... 9
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ................ 11
4.1 Analisis Data ................................................................... 11
4.2 Pembahasan ..................................................................... 17
BAB V PENUTUP ERROR! BOOKMARK NOT DEFINED.9
5.1 Kesimpulan.................... Error! Bookmark not defined.9
5.2 Saran .............................. Error! Bookmark not defined.9
DAFTAR PUSTAKA ............................................................ 2121
xii

xii
xiii

Halaman ini sengaja dikosongkan


xiv

DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Resistivitas Logam ....................................................... 3
Tabel 4.1 Data Resistansi Logam Kaleng Cola pada suhu ruang . 9
Tabel 4.2 Data Resistansi Logam Kaleng Cola pada suhu 200⁰C
................................... Error! Bookmark not defined.0
Tabel 4.3 Data Resistansi Logam Kaleng Cola pada suhu 300⁰C
................................... Error! Bookmark not defined.0
Tabel 4.4 Data Resistansi Logam Kaleng Cola pada suhu 400⁰C
................................... Error! Bookmark not defined.1
Tabel 4.5 Data Resistansi Logam Kaleng Sarden pada suhu ruang
................................... Error! Bookmark not defined.1
Tabel 4.6 Data Resistansi Logam Kaleng Sarden pada suhu
200⁰C.......................... Error! Bookmark not defined.2
Tabel 4.7 Data Resistansi Logam Kaleng Sarden pada suhu
300⁰C.......................... Error! Bookmark not defined.2
Tabel 4.8 Data Resistansi Logam Kaleng Sarden pada suhu
400⁰C.......................... Error! Bookmark not defined.3

xiv
xv

Halaman ini sengaja dikosongkan


xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Spektrum Konduktivitas dan Resistivitas Listri ....... 6


Gambar 2.2 Logam Dengan Luas Penampang Sama Pada Setiap
Bagian....................................................................... 7
Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Nilai Resistivitas
Terhadap Suhu Pada Hambatan 560 ohm...............16
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Rata-Rata Nilai Resistivitas
Terhadap Suhu Pada Hambatan 1000 ohm.............16

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penghantar listrik merupakan salah satu komponen penting
dalam distribusi daya listrik. Kemampuan pengantar listrik dalam
menghantarkan daya listrik sangat dipengaruhi oleh kualitas
konduktor dan resistansinya (Triandi, 2010). Arus yang mengalir
dalam suatu penghantar selalu mengalami hambatan dari
penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut tergantung pada
jenis bahan yang digunakan. Besar hambatan tiap meternya dengan
luas penampang 1mm2 pada temperatur 200°C dinamakan
hambatan jenis atau resistivitas. Suatu konduktor dapat melakukan
penyaluran arus listrik secara efektif dan efisien memerlukan
bahan konduktor yang memiliki konduktivitas yang tinggi dan
resistivitas yang rendah. Kondisi lingkungan dan temperature yang
bervariasi akan mempengaruhi konduktor dan resistansinya.
Dengan mengetahui pengaruh temperature terhadap penghantar
maka diharapkan akan membantu dalam proses pemilihan
penghantar sesuai dengan area kerja penghantar listrik. Oleh
karena itu dilakukan praktikum P1 Rekayasa Bahan ini untuk
mengetahui pengaruh temperature pada resistivitas logam yang
digunakan.

1.2 Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang
terdapat pada praktikum ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana cara mengetahui resistivitas pada suatu logam?
b. Bagaimana cara mengetahui pengaruh suhu pada
resistivitas logam?

1
2

1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini antara
lain:
a. Mengetahui resistivitas pada suatu logam.
b. Mengetahui dan menjelaskan pengaruh suhu pada
resistivitas logam.

1.4 Batasan Masalah


Laporan resmi praktikum P2 Rekayasa Bahan ini hanya
membahas resistivitas logam yaitu pada kaleng cola dan kaleng
sarden.
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Arus Listrik


Perpindahan muatan listrik dikenal dengan nama arus listrik,
besarnya diukur dalam ampere. Secara singkat arus listrik
didefenisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang mengalir
setiap satuan waktu.
𝑑𝑞
𝐼= 𝑑𝑡
……………………………………………………(2.1)
Dimana:
I = arus listrik dihitung dalam satuan ampere atau coulomb/detik
𝑑𝑞
𝑑𝑡
= laju muatan persatuan waktu (perubahan muatan setiap satuan
waktu)

2.2 Resistivitas Bahan Logam


Arus yang mengalir dalam suatu penghantar selalu mengalami
hambatan dari penghantar itu sendiri. Besar hambatan tersebut
tergantung dari jenis bahan penghantar yang digunakan. Besar
hambatan tiap meternya dengan luas penampang 1mm2 pada
temperature 200oC dinamakan hambatan jenis atau resistivitas.
Ketika pergerakan elektron-elektron bebas dalam suatu bahan,
tanpa arah atau kecepatan tertentu, dan terpengaruh oleh gaya
sehingga bergerak secara terkoordinasi melalui suatu bahan
konduktif, maka pergerakan elektron yang merata ini
disebutdengan listrik atau arus listrik. Elektron dapat bergerak
melalui ruang kosong diantara atom-atom dari konduktor.
Konduktor mungkin terlihat sebagai suatu benda padat, tetapi
bahan yang tersusun dari atom-atom sebagian besar merupakan
ruang kosong. Untuk keperluan penyaluran arus listrik secara
efektif dan efisien, maka diperlukan bahan konduktor yang
memiliki konduktivitas tinggi atau memiliki nilai resistansi rendah.
3
4

Tabel 2.1 Resistivitas Logam

2.3 Konduktor
Konduktor adalah bahan yang di dalamnya banyak
terdapat elektron bebas mudah untuk bergerak.Tarikan
antara elektron yang berada dalam edaran paling luar dan
intinya adalah sangat kecil, hingga dalam suhu normal pun
ada satu atau lebih elektron yang terlepas dari atomnya.
Elektron bebas ini bergerak-gerak secara acak dalam ruang
di celah atom-atom. Gerakan elektron-elektron ini
dinamakan bauran ( difusi ).
Konduktor yang baik adalah yang memiliki tahanan
jenis yang kecil. Pada umumnya logam bersifat konduktif.
Emas, perak, tembaga, alumunium, zink, besi berturut-turut
memiliki tahanan jenis semakin besar. Jadi sebagai
penghantar emas adalah sangat baik, tetapi karena sangat
mahal harganya, maka secara ekonomis tembaga dan
alumunium paling banyak digunakan[2].
5

Bahan-bahan yang biasa digunakan sebagai


konduktor, antara lain:
a. Logam biasa, seperti: tembaga, aluminium, besi, dan
sebagainya.
b. Logam campuran (alloy)
Sebuah logam dari tembaga atau aluminium yang
diberi campuran dalam jumlah tertentu dari logam jenis lain,
yang gunanya untuk menaikkan kekuatan mekanisnya.
c. Logam paduan (composite)
Dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan
cara dorging, rolling, extrusion,
d. Drawing, Casting, peleburan (smelting) atau pengelasan
(welding)[2].

2.4 Konduktivitas Listrik


Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan
suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik. Jika suatu
beda potensial listrik ditempatkan pada ujung-ujung sebuah
konduktor,muatan- muatan bergeraknya akan berpindah,
menghasilkan arus listrik. Sifat daya hantar listrik
material dinyatakan dengan konduktivitas, yaitu
kebalikan dari resistivitas atau tahanan jenis penghantar,
dimana tahanan jenis penghantar tersebut didefinisikan
sebagai: Resistansi suatu kawat penghantar sebanding dengan
panjang kawat dan resistivitas
berbanding terbalik dengan luas penampang lintang
R= ρ.
Dimana disebut resistivitas material penghantar. Satuan
resistivitas adalah ohm meter (Ωm). Kebalikan dari
resistivitas disebut konduktivitas . Adapun nilai konduktivitas
suatu material bergantung dari sifat material tersebut..
6

Konduktivitas listrik adalah kemampuan suatu bahan untuk


menghantarkan arus listrik[2].

Gambar 2.1 Spektrum Konduktivitas dan Resistivitas listrik

2.5 Hukum Ohm


Arus yang mengalir pada penghantar jika diberi potensial tetap
pada umumnya adalah tetap. Jika kita memandangnya hanya dari
Hk Newton II, muatan-muatan listrik pada logam yang berbeda
pada medan listrik akan mendapat gaya Coulomb F = q E dan gaya
tersebut akan menimbulkan percepatan pada muatan sehingga
kecepatan aliran muatan akan bertambah dan mengakibatkan
naiknya arus listrik tetapi kenyataannya tidak demikian hal ini
terjadi gaya yang ada pada muatan-muatan tersebut bukan hanya
gaya Coulomb ada gaya lain yaitu gaya gesekan.
Pembawa muatan didalam logam tidak bergerak pada garis
lurus, tetapi selalu bertumbukan dengan atom logam. Dalam
tumbukan tersebut terjadi perpindahan energy makin cepat gerakan
muatan makin sering terjadi tumbukan. Akibat tumbukan tersebut,
pembawa muatan bergerak dengan kecepatan rata-rata tertentu.
Kecepatan rata-rata akhir pembawa muatan haruslah konstan
7

sebanding dengan kuat medan listrik E. Dan dikenal dengan


Hukum Ohm sebagai berikut :
𝐽 = 𝜎𝐸……………………………………………………..(2.2)
Dimana:
J = rapat arus
 = konduktivitas bahan (Ampere/Voltmeter)
E= kuat medan listrik

Gambar 2.2 Logam Dengan Luas Penampang Sama Pada Setiap


Bagian
Misal beda potensial antara P dan Q
𝑉(𝑝) − 𝑉() = 𝑉 ……………………………………..………(2.3)
Maka kuat medan listrik antara P dan Q
𝑉
𝐸 = ………………..……………………….………………(2.4)
𝑒
Menurut hukum Ohm
𝐽 = 𝜎𝐸.....................................................................................(2.5)
𝑉
𝐽 = 𝜎 𝑒 ………………………………………………………(2.6)
Dimana J adalah rapat arus yakni
𝐼
𝐽 = 𝐴 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐼 = 𝐽𝐴………...…………………………………(2.7)
Sehingga
8

𝑉
𝑖 = 𝐽𝐴 =  ………….………………………………………(2.8)
𝑙

𝐼 𝑙
Besaran adalah konstanta dan harganya ditentukan oleh sifat
𝜎𝐴
konduktivitas bahan  , panjang penghantar 𝑙 dan arus penampang
penghantar A. sering dinamakan resistivitas atau . Konstanta
penghantar tersebut sering diberi nama Resistansi penghantar (R)
sehingga
𝐼 𝑙
𝑅 = 𝜎 𝐴 ....................................................................(2.9)
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1 Peralatan dan Bahan


Adapun peralatan yang digunakan pada praktikum ini antara
lain adalah sebagai berikut:
a. Kaleng cola
b. Kaleng sarden
c. Adaptor
d. Multimeter
e. Gunting

3.2 Prosedur Percobaan


Adapun langkah-langkah pada percobaan kali ini adalah
sebagai berikut :
a. Kaleng sarden dan kaleng cola dipotong dan dibagi menjadi 4
bagian.
b. Sampel 1 yang telah dipotong diukur arus tiap perubahan
voltase dan hambaran dengan menggunakan avometer.
Voltase yang digunakan 3,6,9,dan 12 Volt menggunakan
adaptor. Hambatan yang digunakan 550 ohm dan 1000 ohm.
c. Perlakuan panas diberikan pada dua sampel logam selama 60
menit dengan menggunakan furnace. Sampel 2 dipanaskan
200°C, sampel 3 [3] dipanaskan 300°C dan sampel 4
dipanaskan sampai 400°C
d. Langkah b diulangi.
e. Resistansi dan resistivitas dihitung dari nilai arus yang
dihasilkan.

9
10

Halaman ini sengaja dikosongkan


BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

4.1. Analisa Data


Pada praktikum P2 mengenai resitivitas logam, diperoleh
data-data berdasarkan percobaan yaitu nilai resistivitas dari
potongan kaleng sarden dan kaleng coca cola pada suhu kamar,
suhu ketika dipanaskan 200 ˚C, 300˚C dan 400 ˚C.

4.1.1 Nilai Resistivias Pada Kaleng Cola


Salah satu bahan yang digunakan pada praktikum P2 ini
yaitu kaleng coca-cola. Berikut ini merupakan tabel nilai
resistivitas potongan kaleng coca-cola ketika berada pada suhu
ruang (25 ˚C), 200 ˚C, 300˚C dan 400 ˚C. Di bawah ini adalah data
yang diperoleh dari praktikum resistivias logam dari kaleng cola,
dengan luas permukaan 0.00637 m2 dan panjang 4.6 m:

Tabel 4. 1 Data Resistansi Logam Kaleng Coca-Cola Suhu


Ruang
Voltase Hambatan Arus RGradien R Bahan R Bahan Hambatan
(Volt) (Ohm) (mA) Rata-rata Jenis

3,38 9,48 -203,46 -763,46


7,15 17,67 -155,36 -715,36 -
560 -676,33
10,94 25,48 -130,64 -690,64 0,936565824
17,18 29,41 24,16 -535,84
3,38 5,47 -382,08 -1382,08
7,15 10,12 -293,48 -1293,48 -
1000 -1227,70
10,94 14,61 -251,20 -1251,20 1,700095283
17,18 16,91 15,97 -984,03

11
12

Tabel 4. 2 Data Resistansi Logam Kaleng Coca-Cola pada Suhu


200˚C
Voltase Hambatan Arus RGradien R Bahan R Bahan Hambatan
(Volt) (Ohm) (mA) Rata-rata Jenis

3,38 9,73 -212,62 -772,62


7,15 17,8 -158,31 -718,31 -
560 -682,57
10,94 25,84 -136,63 -696,63 0,945209614
17,18 29,76 17,28 -542,72
3,38 5,6 -396,43 -1396,43
7,15 10,26 -303,12 -1303,12 -
1000 -1238,14
10,94 14,82 -261,81 -1261,81 1,714550537
17,18 17,03 8,81 -991,19

Tabel 4. 3 Data Resistansi Logam Kaleng Coca-Cola Pada Suhu


300˚C
Voltase Hambatan Arus RGradien R Bahan R Bahan Hambatan
(Volt) (Ohm) (mA) Rata-rata Jenis

3,38 9,42 -201,19 -761,19


7,15 17,24 -145,27 -705,27 -
560 -667,44
10,94 24,96 -121,70 -681,70 0,924258172
17,18 28,71 38,40 -521,60
3,38 5,6 -396,43 -1396,43
7,15 10,22 -300,39 -1300,39 -
1000 -1235,06
10,94 14,7 -255,78 -1255,78 1,710285279
17,18 16,97 12,37 -987,63
13

Tabel 4. 4 Data Resistansi Logam Kaleng Coca-Cola Pada Suhu


400˚C
Voltase Hambatan Arus RGradien R Bahan R Bahan Hambatan
(Volt) (Ohm) (mA) Rata-rata Jenis

3,38 9,53 -205,33 -765,33


7,15 17,54 -152,36 -712,36 -
560 -675,42
10,94 25,39 -129,12 -689,12 0,935303878
17,18 29,36 25,15 -534,85
3,38 5,65 -401,77 -1401,77
7,15 10,26 -303,12 -1303,12 -
1000 -1238,40
10,94 14,77 -259,31 -1259,31 1,714918243
17,18 17 10,59 -989,41

4.1.2 Nilai Resistivias Pada Kaleng Sarden


Bahan kedua yang digunakan pada praktikum ini adalah
kslrng sarden. Berikut ini adalah tabel nilai resistivitas potongan
kaleng sarden ketika berada pada suhu ruang (25 ˚C), 200 ˚C,
300˚C dan 400 ˚C. Di bawah ini merupakan data yang diperoleh
dari praktikum resistivias logam dari kaleng sarden, dengan luas
permukaan 0.007298 m2 dan panjang 3.9 m.

Tabel 4. 5 Data Resistansi Logam Kaleng Sarden Pada Suhu


Ruang
Voltase Hambatan Arus RGradien R Bahan R Bahan Hambatan
(Volt) (Ohm) (mA) Rata-rata Jenis

3,38 0,09 36995,56 36435,56


7,15 0,17 41498,82 40938,82
560 44533,94 83,335
10,94 0,25 43200,00 42640,00
17,18 0,29 58681,38 58121,38
3,38 1000 0,05 66600,00 65600,00 81140,58 151,8364
14

7,15 0,09 78444,44 77444,44


10,94 0,14 77142,86 76142,86
17,18 0,16 106375,00 105375,00

Tabel 4. 6 Data Resistansi Logam Kaleng Sarden pada Suhu


200˚C
Voltase Hambatan Arus RGradien R Bahan R Bahan Hambatan
(Volt) (Ohm) (mA) Rata-rata Jenis

3,38 0,09 36995,56 36435,56


7,15 0,17 41498,82 40938,82
560 44533,94 83,33556184
10,94 0,25 43200,00 42640,00
17,18 0,29 58681,38 58121,38
3,38 0,05 66600,00 65600,00
7,15 0,1 70500,00 69500,00
1000 79154,46 148,1203283
10,94 0,14 77142,86 76142,86
17,18 0,16 106375,00 105375,00

Tabel 4. 7 Data Resistansi Logam Kaleng Sarden pada Suhu


300˚C
Voltase Hambatan Arus RGradien R Bahan R Bahan Hambatan
(Volt) (Ohm) (mA) Rata-rata Jenis

3,38 9,26 -194,99 -754,99


7,15 17,18 -143,82 -703,82 -
560 -666,82
10,94 24,88 -120,29 -680,29 1,247815501
17,18 29,03 31,80 -528,20
3,38 5,49 -384,34 -1384,34
-
7,15 1000 9,85 -274,11 -1274,11 -1209,21
2,262766032
10,94 14,11 -224,66 -1224,66
15

17,18 16,42 46,29 -953,71

Tabel 4. 8 Data Resistansi Logam Kaleng Sarden pada Suhu


400˚C
Voltase Hambatan Arus RGradien R Bahan R Bahan Hambatan
(Volt) (Ohm) (mA) Rata-rata Jenis

3,38 9,9 -218,59 -778,59


7,15 18,12 -165,41 -725,41 -
560 -687,15
10,94 26,02 -139,55 -699,55 1,285842996
17,18 29,88 14,97 -545,03
3,38 5,47 -382,08 -1382,08
7,15 10,21 -299,71 -1299,71
1000 -1233,12 -2,30751098
10,94 14,75 -258,31 -1258,31
17,18 17,05 7,62 -992,38

Kemudian hasil tersebut di plot pada grafik dan dibandingkan


resistivitas pada kaleng sarden dan resistivitas pada kaleng coca
cola sehingga diperoleh hasil sebagai berikut:
16

perbandingan rata-rata resistivitas terhadap suhu


49200.00
44200.00
39200.00
34200.00
resistivitas

29200.00
24200.00
Cola
19200.00
Sarden
14200.00
9200.00
4200.00
-800.00
25 200 300 400
suhu

Gambar 4.1 Grafik Perbandingan Rata-Rata Nilai Resistivitas


Terhadap Suhu Pada Hambatan 560 ohm

perbandingan rata-rata resistivitas terhadap suhu


90000.00
80000.00
70000.00
60000.00
resistivitas

50000.00
40000.00 cola
30000.00 sarden
20000.00
10000.00
0.00
-10000.00 25 200 300 400
suhu
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Rata-Rata Nilai Resistivitas
Terhadap Suhu Pada Hambatan 1000 ohm
17

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini mengenai Resistivitas logam
digunakan 2 jenis logam yaitu kaleng sarden dan kaleng coca-cola.
Kedua logam tersebut diberi 4 jenis perlakuan yaitu tanpa
dipanaskan/suhu ruang , dipanaskan pada suhu 200ºC, 300ºC dan
400ºC. Terdapat 4 variasi tegangan 3; 6; 9; dan 12 volt .Hambatan
yang digunakan 560 𝛀 dan 1000𝛀. Didapatkan rata-rata resistansi
kaleng cola-cola untuk suhu ruang dengan resistor 560 sebesar -
0,936565824 𝛀m dan untuk resistor 1000 sebesar -1,700095283
𝛀m. Untuk suhu 200ºC dengan resistor 560 sebesar -0,945209614
𝛀m dan untuk resistor 1000 sebesar -1,714550537 𝛀m. Untuk
suhu 300ºC dengan resistor 560 sebesar -0,924258172𝛀m dan
untuk resistor 1000 sebesar -1,710285279 𝛀m. Untuk suhu 400ºC
dengan resistor 560 sebesar -0,935303878 𝛀m dan untuk resistor
1000 sebesar -1,714918243𝛀m dengan luas permukaan 0.00637
m2 dan panjang 4.6 cm. Sedangkan untuk bahan kedua yaitu
kaleng sarden diperoleh hasil untuk suhu ruang dengan resistor 560
sebesar 83,335 𝛀m dan untuk resistor 1000 sebesar 151,8364𝛀m.
Untuk suhu 200ºC dengan resistor 560 sebesar 83,33556184𝛀m
dan untuk resistor 1000 sebesar 148,1203283 𝛀m. Untuk suhu
300ºC dengan resistor 560 sebesar -1,247815501𝛀m dan untuk
resistor 1000 sebesar -2,262766032𝛀m. Untuk suhu 400ºC dengan
resistor 560 sebesar -1,285842996𝛀m dan untuk resistor 1000
sebesar -2,30751098𝛀m dengan luas permukaan 0.007298 m2 dan
panjang 3.9 cm.
Dari hasil tersebut kemudian dibuat grafik antara nilai
resistivitas terhadap suhu pada masing-masing hambatan. Hasil
pada grafik menunjukkan bahwa ketika dipanaskan pada suhu
200°C resistivitas pada kaleng sarden cenderung stabil, akan tetapi
ketika suhunya dinaikkan menjadi 300 ºC terjadi penurunan yang
cukup signifikan, ketika suhunya dinaikkan menjadi 400 ºC nilai
resistivitas pada kaleng sarden mulai stabil kembali. Untuk bahan
kedua yaitu kaleng coca-cola memiliki nilai resistansi yang
cenderung stabil ketika suhu dinaikkan. Hasil yang dapat
disimpulkan pada percobaan ini adalah meskipun pada kedua
bahan diberi perlakuan yang sama namun respon yang diberikan
18

berbeda-beda Untuk kaleng coca-cola nilai resistivitasnya


cenderung lebih stabil karena nilai yang didapat terlalu kecil. Hal
ini dapat dikarenakan adanya kesalahan dalam pembacaan alat atau
pengukuran dan selang waktu yang diberikan untuk setiap
kenaikan suhu hanya beberapa menit oleh karena itu perubahan
yang terjadi tidak terlalu signifikan, sehingga data yang diperoleh
dari hasil percobaan tidak akurat dan tidak dapat di validasi.
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan diatas hasil yang dapat disimpulkan
adalah sebagai berikut:
a. Resistivitas yang terdapat pada suatu logam adalah besaran
yang menunjukkan seberapa kuat suatu logam dalam
menerima arus listrik.
b. Pertambahan suhu pada suatu bahan akan berpengaruh pada
nilai resistivitasnya. Semakin tinggi suhunya maka nilai
resistivitasnya akan semakin kecil. Hal ini disebabkan
partikel-partikel yang terdapat dalam bahan mengalami
vibrasi atom sehingga terdapat celah-celah disekitarnya dan
atom tidak mudah mengikat electron dan juga menyebabkan
hamburan photon.

5.2 Saran
Adapun saran yang ditujukan untuk praktikum ini adalah:
a. Multimeter yang digunakan sebaiknya dikalibrasi terlebih
dahulu sebelum praktikum dilaksanakan.
b. Prosedur percobaan diperbaiki dan disesuaikan dengan
pelajaran di kelas

19
20

Halaman ini sengaja dikosongkan


DAFTAR PUSTAKA

[1]
Sawitri, D., & dkk. (2017). Modul P-1 Praktikum Rekayasa
Bahan. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember.
[2]
Fuad, Syaiful.2012.Material Pembangkit Konduktor.Semarang:
Teknik Konversi Energi, Teknik Mesin, Politeknik Negeri
Semarang.

21

Anda mungkin juga menyukai