Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
EKSPLORASI BATUBARA
1.1 Tujuan
Adapaun Tujuan dari Eksplorasi Batubara adalah :
1. Untuk menginventarisir serta melokalisir data endapan batubara yang ada
di daerah studi.
2. Mencari lokasi-lokasi singkapan batubara
3. Melaporkan daerah prospeksi hasil temuan di lapangan.
1
Beberapa metode (aspek) yang akan dipelajari sehubungan dengan
Metode Eksplorasi Langsung ini adalah :
Pemetaan geologi/alterasi.
Tracing float, paritan, dan sumur uji.
Sampling (pengambilan dan preparasi conto).
Pemboran eksplorasi dan sampling pemboran.
2
penutup (soil) dengan batubara, sedangkan panjang paritan
disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan.
3. Pemboran
Kegiatan pemboran dimaksudkan untuk melacak secara
spesifik mengenai penyebaran batubara baik ke arah down strike
maupun down dip dari masing-masing singkapan yang telah
ditemukan. Hasil data pemboran diharapkan dapat mengetahui
mengenai bentukan batubara bawah permukaan (coal modellling
sub-surface) sehingga dapat diketahui sumberdaya (resources)
batubara yag ada.
3
1.4. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur yang dilakukan dalam pelaksanaan praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1. Pembuatan Sumur Uji
Tentukan daerah yang akan dibuat sumur uji.
Siapakan peralatan yang dibutuhkan, biasanya cangkul untuk alat gali,
dan kompas serta gps untuk menentukan koordinat.
Lakukan penggalian dengan diamensi panjang 1m dan lebar 1m serta
kedalaman disesuaikan hingga bertemu dengan lapisan batubara.
Setelah bertemu dengan lapisan batubara, baru kemudiann menentukan
strike/dip dari lapisan batubara.
Catat semua data mulai dari dimensi sumuran hingga strike/dip lapisan
batubara.
2. Pembuatan Parit Uji
Pada dasarnya prosedur pembuatan parit uji sama dengan pembuatan
sumur uji, hanya saja pada dimensi pada parit uji panjang dari parit
disesuaikan dengan kondisi lapangan atau hingga bertemu lapisan
batubara, sedangkan kedalaman 2-3m dan lebar 0,8-1,5m.
3. Pemboran
Tentukan daerah yang akan dibor, biasanya daerah yang diindikasikan
mengandung batubara.
Pasang semua bagian alat bor.
Lakukan pengeboran hingga menembus lapisan batubara.
Angkat log bor dari lubang bor.
Catat litologi perlapisan batuan dari log bor.
4
Sumberdaya Terunjuk (Indicated), dimana daerah pengaruh mempunyai
radius antara 400 m – 1200 m dari titik singkapan batubara.
Sumberdaya Terukur (Measured), dimana daerah pengaruh mempunyai
radius 400 m dari titik singkapan batubara.
5
BAB II
PENGENALAN METODE PEMBORAN DAN BAGIAN CORE BARREL
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari praktikum ini adalah untuk mengetahui bentuk
dari corre barrel dan bagian-bagian yang ada pada core barrel, serta
dapat mengetahui nama-nama dari masing-masing bagian core barrel.
6
Bor Tumbuk (Australia Drilling Industry, 1996)
7
o Bor Putar Hidraulik (Hidraulic Rotary)
Dimana lubang bor dibentuk dari kombinasi antara mekanisme
putar, tekanan hidraulik, dan beban setang bor.
8
Berdasarkan sirkulasi fluida, metode pemboran dapat dibagi lagi
yaitu :
1. Sirkulasi Langsung (Direct Circulation)
Fluida bor dipompakan dari mudpit ke mata bor melalui
bagian dalam stang bor kemudian kembali lagi ke permukaan
akibat tekanan pompa melalui rongga anulus.
2. Sirkulasi Terbalik (Reverse Circulation)
Fluida bor dari mudpit bergerak melalui rongga anulus,
kemudian kembali lagi ke permukaan akibat gaya hisap pompa
melalui bagian dalam stang bor.
9
3) Screen
a) Merupakan tempat masuknya air pada lubang bor berfungsi
juga sebagai filter supaya material dari formasi tidak ikut
terbawa oleh pompa.
4) Gravel Pack
a) Material kasar buatan yang ditempatkan disekitar screen yang
berguna untuk mempermudah air dipompa karena material-
material pada akifer akan tertahan pada gravel pack tidak
menutupi lubang-lubang screen (sand Bridge)
b) Mencegah agar lubang bor stabil atau tidak mudah runtuh
c) Berfungsi sebagai filter alami
5) Pompa
a) Alat untuk menghisap air dari lubang bor ke atas permukaan
tanah. Pada pemboran airtanah dalam pompa yang lazim
digunakan adalah pompa selam (submersible pump).
6) Piezometer
Adalah sebuah alat pengukur muka airtanah yang ditempatkan
di dalam sumur pantau. Sumur pantau ditempatkan disekitar sumur
pemompaan.
7) Grouting
Suatu lapisan buatan (berupa lapisan semen) yang berfungsi
untuk menahan konstruksi lubang bor.
10
Skema Pompa Submersible
(Drilling Australian Industry, 1996)
11
Konstruksi Sumur Bor Airtanah
(Drilling Australian Industry, 1996)
12
berbagai teknik dan peralatan tergantung pada jenis data yang
diinginkan. Analisis umumnya bersifat tidak merusak (non-destruktif)
dari sebagian besar sampel.
Peralatan pengeboran sering digunakan untuk coring. Pengeboran
inti dilakukan selama operasi eksplorasi mineral untuk membantu
menentukan jenis batuan dan jumlah mineralisasi yang ada.
Eksplorasi permukaan hanya mendefinisikan dua dimensi dari
prospek atau daerah temuan mineral. Kegiatan pemboran adalah tahap
proses eksplorasi lanjutan di mana dapat ditampilkan bentuk tiga
dimensi ( berdasarkan kedalaman) bahan galian. Hal ini merupakan
proses yang sangat penting, karena pada akhirnya informasi yang
diperoleh dari pengeboran akan membuktikan apakah bijih deposit
layak ditambang. Pada dasarnya ada dua jenis pengeboran yaitu
diamond core dan rotary.
Pengeboran diamond core menggunakan sedikit berlian untuk
penetrasi ke dalam batuan padat. Hasil pembiran (berbentuk coring)
akan dipelajari secara rinci, kemudian semua atau sebagian dari coring
tersebut dikirim ke laboratorium untuk analisis geokimia.
Informasi yang dikumpulkan dari kedua jenis pengeboran adalah
diperlakukan serupa. Cara terbaik untuk menyajikan data pengeboran
dengan metode grafis sehingga informasi dapat dilihat lebih jelas dan
lebih mudah diinterpretasikan. Kedalaman dimensi yang ditunjukkan
dalam bidang vertikal disebut drill section, yang pada dasarnya adalah
deskripsi penampang dibawah permukaan tanah.
13
Gambar 1.1.
Single tube core barrel
Gambar 1.2.
Perlengkapan Double tube core barrel
Gambar 1.3.
Double tube core barrel
14
c) Triple Tube core barrel (outer tube, inner tube dan split tube)
Triple Tube core barrel memiliki semua manfaat sistem
wireline standar dengan tambahan keuntungan yang dapat
digunakan pada formasi yang dan inti dapat diperiksa dalam kondisi
yang hampir tidak terganggu. Hal ini terutama berguna untuk coring
di batu bara, tanah liat atau sangat hancur dan formasi retakan.
Gambar 1.4.
Triple tube core barrel
15
Ukur kemajuan bor dari awal sampai akhir
Susun core dengan baik didalam core box
Ukur panjang core yang didapat per kemajuan bor
Hitung core recovery dengan menggunakan rumus :
panjang core (m)
CR = kemajuan bor (m) x 100% ................................................. 1
16
Core yang diperoleh = 1,65 m
Jawaban :
Kemajuan bor = [(Ri x P) – T – Si] – [(Ro x P) – T – So]
= [34 x 1) – 0,9 – 0,4]-[(32 x 1) – 0,9 – 0,25]
= 1,85 m
= 89,2 %
17
2.4 Prosedur Praktikum
18
BAB III
LOG BOR
3.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari praktikum ini adalah untuk merencanakan
target pemboran dan untuk mengetahui bentuk sample hasil dari log
bor serta dapat mendiskripsikan jenis batuan pada hasil log bor
tersebut.
3.2.1 Pengertian
Log bor adalah rekaman data geofisik dan geologi dari sebuah
sumur bor . Seorang ahli geologis harus hati-hati mencatat informasi
dari pemboran inti (coring) yang diperoleh dari setiap lubang bor. Hal
ini dilakukan dengan menyelesaikan sebuah "log bor", yang
merupakan deskripsi bentuk lapisan tanah yang diperoleh selama
proses pengeboran. Log bor harus memiliki dasar informasi di atas,
termasuk nomor lubang, sudut plunge, tanggal, dan nama wellsite.
Log bor akan menunjukkan skala kedalaman.
Log bor biasanya memiliki serangkaian kolom menggunakan
skala kedalaman. Pemboran yang memiliki kriteria yang harus diamati
yang disebut dengan log. Informasi yang harus ditulis dalam log bor
meliputi : 1) lithologi, 2) alterasi, 3) mineralisasi, 4) Struktur geologi,
dan 5) Nilai Geokimia.
Panjang per sambungan akan dihubungkan terhadap total
kedalaman pemboran sebagai satu kesatuan dalam log bor. Panjang
19
jalur akan sesuai dengan total kedalaman lubang bor, sebagaimana
tercantum pada log bor.
Jika lubang bor memotong sebuah zona mineralisasi berbentuk
tabular atau lapisan pada sudut 90o, maka ketebalan lapisan zona atau
terlihat dalam inti bor atau direkam dalam log bor mewakili ketebalan
sebenarnya. Jika lubang bor memotong zona atau lapisan pada setiap
sudut kurang dari 90o, maka ketebalan diamati disebut ketebalan semu
Jika dip dari zona mineralized diketahui, dan inklinasi dari lubang bor
diketahui, maka ketebalan sebenarnya dapat dihitung dengan
menggunakan trigonometri sederhana.
Borehole log tersusun atas beberapa bagian, antara lain adalah :
a. Well log header
b. Sample log
c. Geological log
d. Well design log
Gambar 2.1
Contoh borehole log
20
Didalam well log header berisi tentang :
Lingkungan dan informasi perusahaan pengeboran
Tanggal pengambilan sampel
Bor rig dan teknik sampling
Nomor lubang
Diameter lubang
Permukaan ketinggian dari peta topo
Gambar 2.2.
Well log header
Gambar 2.3.
Borehole log
21
Di dalam Sample log terdiri dari :
Catatan interval kedalaman sampel inti
Kepadatan dilaporkan dalam pukulan / f untuk drive palu ketika
coring
Nomor sampel
Kontaminan informasi - dapat mencakup OVA / PID pembacaan
uap organik
22
1) Mengetahui lithologi batuan daerah penyelidikan berdasarkan
kedalaman tertentu.
2) Mengetahui kedalaman, geometri, volume dan sebaran bahan
galian yang akan diambil.
Ketebalan adalah jarak tegak lurus antara dua bidang sejajar yang
merupakan batas lapisan.
Kedalaman adalah jarak vertikal dari ketinggian tertentu
(permukaan bumi) kearah bawah sampai suatu titik, garis atau bidang
Keterangan :
t = tebal
d = kedalaman
Keterangan :
β = bearing
W= lebar
t = tebal
I = apparent dip
δ= true dip
Gambar 2.6.
Sketsa ketebalan dan kedalaman
23
Gambar 2.7.
Sketsa lubang bor lebih tinggi dari singkapan
Keterangan :
L = Lebar singkapan
α = Dip (kemiringan lapisan)
A = Elevasi Singkapan
B = Elevasi Drill Hole
d = Beda Tinggi
= B–A
P = Horizontal distance
Y1 = Kedalaman roof
Y2 = Kedalaman floor
24
Kemudian untuk ketebalan batuan pada drill hole tersebut
dapat menggunakan rumus :
𝑡 = ℎ𝑓𝑙𝑜𝑜𝑟 − ℎ𝑟𝑜𝑜𝑓 …………………………………………... 6
Gambar 2.8.
Sketsa lubang bor lebih rendah dari singkapan
25
Lubang bor searah Dip Direction dan tegak lurus Strike
26
kemudian dilanjutkan dengan menentukan kedalaman roof
dengan menggunakan rumus :
ℎ𝑟𝑜𝑜𝑓 = tan 𝜃 𝑥 𝑃 …………………………………………….. 18
27
Gambar 2.9.
Rock Quality Designation
28
3.4 Prosedur Praktikum
29
DAFTAR PUSTAKA
http://godamaiku.blogspot.co.id/2013/09/eksplorasi-batubara.html?m=1
http://pertambangan-geologi.blogspot.co.id/2012/04/metode-eksplorasi.html?m=1
http://minoritystudyclub10.blogspot.co.id/2016/04/matarei-laporan-lengkap-
praktikum.html?m=1
30