Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KONTRAK KERJA

Antara

PUSAT KESEHATAN HAJI


KEMENTERIAN KESEHATAN RI
dengan
TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA (TKHI)
Nomor : HK.05.01/2/1854/2016

Tentang
PENUGASAN SEBAGAI TKHI DALAM RANGKA PEMBINAAN, PELAYANAN
DAN PERLINDUNGAN KESEHATAN JEMAAH HAJI INDONESIA DI
KELOMPOK TERBANG (KLOTER) TAHUN 1440H/2019M

Pada hari ini Jum’at rtanggal Dua Belas bulan Juli tahun Dua Ribu Sembilan
Belas, kami yang bertanda tangan di bawah ini :

1. Nama : Najmi Komariyah, SKM, MKM


NIP : 198102132010122001
Instansi : Pusat Kesehatan Haji

Dalam hal ini bertindak sebagai Pejabat Pembuat Komitmen Satuan Kerja
Pusat Kesehatan Haji Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI yang
selanjutnya disebut PIHAK KESATU.

2. Nama : Astri Andarmaningsih


Instansi : Dinas Kesehatan Kota Pangkalpinang
Jenis Tugas : Perawat
Embarkasi - Kloter : Palembang, 01
dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama diri sendiri yang selanjutnya
dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.

Berdasarkan kesepakatan ”PIHAK KESATU” dan ”PIHAK KEDUA”, yang


selanjutnya secara bersama-sama disebut ”PARA PIHAK” sepakat melakukan
perjanjian kontrak kerja penugasan sebagai TKHI dalam rangka pembinaan,
pelayanan dan perlindungan kesehatan jemaah haji Indonesia di Kloter tahun
1440H/2019M dan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor: HK.01.01/MENKES/44/2019 tentang Tim Kesehatan Haji
Indonesia (TKHI) Tahun 1440H/2019M.

dengan ketentuan sebagaimana tertuang dalam pasal-pasal di bawah ini :

Kontrak TKHI 2019


PASAL 1
KETENTUAN UMUM
TKHI adalah Tim Kesehatan Haji Indonesia yang mendampingi jemaah dalam
kloter yang melayani pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan
jemaah haji mulai dari masa tunggu, pra embarkasi, embarkasi, perjalanan
udara/darat, masa ibadah (Makkah, Madinah, Armina), debarkasi, kembali ke
rumah.

PASAL 2
MAKSUD DAN TUJUAN
1. Perjanjian kontrak kerja ini dimaksudkan sebagai upaya dalam meningkatkan
pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan bagi Jemaah Haji
Indonesia.
2. Perjanjian kontrak kerja ini bertujuan agar terselenggaranya pembinaan,
pelayanan dan perlindungan Kesehatan Jemaah Haji Indonesia yang efektif
dan efisien.

PASAL 3
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB
1. PIHAK KESATU memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA sebagai
pelaksana pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan terhadap
Jemaah Haji Indonesia di Kloter.
2. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tugas pembinaan, pelayanan dan
perlidungan kesehatan terhadap jemaah haji mulai dari Masa tunggu, pra
embarkasi, embarkasi, perjalanan udara/darat, masa ibadah (Makkah,
Madinah, Armina), debarkasi, kembali ke rumah.
3. PIHAK KEDUA akan mengikatkan diri pada PIHAK KESATU yang dalam
pekerjaan sehari-harinya secara administrasi dan teknis bertanggung jawab
kepada PIHAK KESATU melalui Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH)
Arab Saudi Bidang Kesehatan dimana PIHAK KEDUA wajib melaksanakan
tugas dalam membantu pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan
jemaah haji di Kloter.
4. PIHAK KEDUA bersedia dimobilisasi/ditempatkan dimana saja.
5. Tugas PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud pada angka 1 adalah
menyelenggarakan fungsi :
a. Melaksanakan pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan
jemaah haji dalam bentuk promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif di
daerah asal dan selama operasional haji.
b. Melakukan pengelolaan obat dan alkes di kloter.
c. Melakukan pengawasan lingkungan dan makanan jemaah haji.
d. Melakukan identifikasi dan pengendalian faktor risiko, serta kewaspadaan
terjadinya wabah/KLB.
e. Melakukan komunikasi efektif antar petugas dan dengan jemaah.
f. Melaksanakan pencatatan dan pelaporan (manual dan elektronik).
g. Melakukan kerja sama dengan petugas dalam 1 (satu) Tim Kelompok
Terbang (kloter) yaitu Tim Pemandu Haji Indonesia (TPHI), Tim
Pembimbing Ibadah Haji Indonesia (TPIHI), Ketua Regu (Karu), Ketua
Rombongan (Karom) dan Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) di
Indonesia dan di Arab Saudi.

Kontrak TKHI 2019


h. Melaksanakan etika (budaya kerja) sebagai petugas kesehatan haji
dengan prinsip SHAR’I (Sigap, Handal, Amanah, Responsible dan
Inisiatif).
6. Tugas dan tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam angka 1, 2, 3 dan
4 dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan.

PASAL 4
SUMBER BIAYA DAN MEKANISME PEMBAYARAN
1. Pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA menggunakan sumber
dana APBN Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Satker Pusat
Kesehatan Haji Sekretariat Jenderal Kementerian Kesehatan RI Tahun
Anggaran 2019.
2. PIHAK KESATU wajib melakukan pembayaran kepada PIHAK KEDUA atas
penugasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.
3. Pembayaran sebagaimana dimaksud pada angka 1 sesuai Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor: HK.01.01/MENKES/44/2019
tentang Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) Tahun 1440H/2019M;
4. Pembayaran sebagaimana dimaksud pada angka 3 dilakukan oleh PIHAK
KESATU kepada PIHAK KEDUA secara sekaligus, melalui rekening Bank
BNI an. PIHAK KEDUA.
5. Apabila PIHAK KEDUA batal melakukan tugas/dipulangkan kembali ke
Indonesia, dan pembayaran sebagaimana dimaksud pada angka 2 telah
dilakukan, maka dalam waktu 1 x 24 jam sebelum pulang ke Indonesia
PIHAK KEDUA harus mengembalikan uang harian/sisa uang harian tersebut
kepada Negara dan memberikan salinan pengembaliannya kepada PIHAK
KESATU.

PASAL 5
PENGAWASAN TUGAS
1. Pengawasan pelaksanaan tugas PIHAK KEDUA, dilakukan oleh Panitia
Penyelenggara Ibadah Haji Kementerian Kesehatan RI.
2. Pengawasan pelaksanaan tugas PIHAK KEDUA dilakukan dengan tujuan
memperlancar pembinaan, pelayanan dan perlindungan kesehatan dan
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan.
3. Hasil pengawasan tugas sebagaimana dimaksud pada angka 1 dan angka 2
disampaikan kepada PIHAK KESATU untuk dilakukan tindak lanjut.

PASAL 6
JANGKA WAKTU TUGAS
Jangka waktu pelaksanaan tugas TKHI maksimal selama 41 hari kalender
terhitung sejak jemaah haji yang menjadi tanggung jawabnya masuk asrama
embarkasi.

Kontrak TKHI 2019


PASAL 7
SANKSI
1. Setiap TKHI yang melakukan pelanggaran terhadap perjanjian kontrak kerja
berupa :
a. Tidak menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai TKHI
sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 dengan baik dan profesional.
b. Tidak melaksanakan tugas sebagai TKHI sesuai penugasan dan jadwal
yang telah ditetapkan.
c. Memahrami dan/atau dimahrami, serta tidak mementingkan urusan
pribadi, keluarga, dan/atau golongan.
d. Mengajukan permohonan pulang awal, dengan dalih dan alasan apapun
sebelum tugas selesai.
e. PIHAK KEDUA yang melakukan pembatalan kontrak kerja secara sepihak
f. Melanggar surat pernyataan sebagai petugas haji
g. Melanggar ketentuan yang berlaku dan ketertiban penyelenggaraan haji
di Indonesia maupun di Arab Saudi.

2. Pelanggaran sebagaimana dimaksud pada angka 1 dikenakan sanksi oleh


PIHAK KESATU berupa :
a. Teguran secara lisan dan tertulis
b. Dicabut penunjukannya sebagai TKHI
c. Mengganti seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh Kementerian
Kesehatan dalam hal biaya penugasan ke Arab Saudi.

PASAL 8
KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)
1. Yang dimaksud dengan keadaan memaksa (selanjutnya disebut “Force
Majeure”) adalah suatu keadaan yang terjadi di luar kemampuan, kesalahan
atau kekuasaan PARA PIHAK dan yang menyebabkan PIHAK yang
mengalaminya tidak dapat melaksanakan atau terpaksa menunda
pelaksanaan kewajibannya dalam kesepakatan bersama ini.
2. Force Majeure sebagaimana dimaksud pada angka (1) meliputi bencana
alam, banjir, wabah, perang (yang dinyatakan maupun tidak dinyatakan),
pemberontakan, huru-hara, pemogokan umum, kebakaran dan kebijakan
pemerintah yang berpengaruh secara langsung terhadap pelaksanaan
kesepakatan bersama ini.
3. Dalam hal terjadi peristiwa Force Majeure, maka PIHAK yang terhalang
untuk melaksanakan kewajibannya tidak dapat dituntut oleh PIHAK lainnya.
4. PIHAK yang terkena Force Majeure wajib memberitahukan adanya peristiwa
Force Majeure tersebut kepada PIHAK yang lain secara tertulis paling lambat
7 (tujuh) hari kalender sejak terjadinya peristiwa Force Majeure yang
dikuatkan oleh surat keterangan dari Pejabat berwenang yang menerangkan
adanya peristiwa Force Majeure tersebut. PIHAK yang terkena Force
Majeure wajib mengupayakan dengan sebaik-baiknya untuk tetap
melaksanakan kewajibannya sebagaimana diatur dalam kesepakatan
bersama ini segera setelah peristiwa Force Majeure berakhir.
5. Apabila peristiwa Force Majeure tersebut berlangsung terus hingga melebihi
atau diduga oleh PIHAK yang mengalami Force Majeure akan melebihi
jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender, maka PARA PIHAK sepakat
untuk meninjau kembali jangka waktu kesepakatan bersama ini.
Kontrak TKHI 2019
6. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu PIHAK sebagai
akibat terjadinya peristiwa Force Majeure bukan merupakan tanggung jawab
PIHAK yang lain.

PASAL 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
1. Setiap perselisihan, pertentangan dan perbedaan pendapat yang timbul
sehubungan dengan pelaksanaan kesepakatan bersama ini akan
diselesaikan terlebih dahulu secara musyawarah dan mufakat oleh PARA
PIHAK.
2. Apabila penyelesaian secara musyawarah sebagaimana dimaksud dalam
angka (1) pasal ini tidak berhasil mencapai mufakat, maka PARA PIHAK
sepakat untuk menyerahkan penyelesaian perselisihan tersebut melalui
pengadilan
3. Mengenai kesepakatan ini dan segala akibatnya, PARA PIHAK memilih
kediaman hukum atau domisili yang tetap dan umum di Kantor Panitera
Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.

PASAL 10
ADDENDUM
Apabila dalam pelaksanaan perjanjian kontrak kerja ini PARA PIHAK merasa
perlu melakukan perubahan, maka perubahan tersebut hanya dapat dilakukan
atas kesepakatan PARA PIHAK yang dituangkan dalam bentuk Addendum yang
merupakan bagian tidak terpisahkan dari perjanjian kontrak kerja ini.

PASAL 11
PENUTUP
Perjanjian kontrak kerja ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK tanpa
tekanan/paksaan dari pihak manapun juga pada hari dan tanggal sebagaimana
disebutkan pada awal naskah perjanjian kontrak kerja ini, dengan bermaterai
cukup dan sah. Apabila terdapat kekeliruan didalamnya akan ditinjau/diperbaiki
atas persetujuan PARA PIHAK.

PIHAK KESATU PIHAK KEDUA

Materai 6000

NAJMI KOMARIYAH, SKM, MKM. ASTRI ANDARMANINGSIH


NIP 198102132010122001 NIP. 198408272009032002

Kontrak TKHI 2019


IKRAR TIM KESEHATAN HAJI INDONESIA (TKHI)
TAHUN 1440H/2019M

Bismillahirrahmannirrahim

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA

Satu Bahwa saya, akan melaksanakan tugas, melayani Jemaah Haji


Indonesia, dengan profesional, inovatif, tanggung jawab dan
keteladanan, serta mentaati, seluruh peraturan yang telah ditetapkan.

Dua Bahwa saya, di dalam melaksanakan tugas, tidak akan memahrami


dan/atau dimahrami, serta tidak mementingkan urusan pribadi,
keluarga, dan/atau golongan.

Tiga Bahwa saya, selama melaksanakan tugas, tidak akan mengajukan


permohonan pulang awal, dengan dalih dan alasan apapun sebelum
tugas selesai.

Empat Bahwa saya, apabila melanggar ketentuan di atas, maka saya


bersedia:
a. dicabut penunjukannya sebagai TKHI.
b. dibatalkan keberangkatannya dan/atau dipulangkan sebelum
tugas selesai.
c. mengganti seluruh biaya yang telah dikeluarkan oleh pemerintah
Indonesia.
Lima Melaksanakan etika (budaya kerja) sebagai TKHI dengan prinsip
SHAR’I (Sigap, Handal, Amanah, Responsible dan Inisiatif).

Pernyataan ini saya ikrarkan, dengan sungguh-sungguh, dalam keadaan sadar,


tanpa paksaan dan/atau tekanan dari siapapun.

Palembang, 12 Juli 2019


Yang Membuat Pernyataan

ASTRI ANDARMANINGSIH
NIP. 198408272009032002

Kontrak TKHI 2019

Anda mungkin juga menyukai