Paper Sedimen 2 Raw
Paper Sedimen 2 Raw
Barat, Indonesia
Rafiyan Bondan1
Rafiyanbondan@gmail.com
Teknik Geologi Universitas Diponegoro, Semarang, Indonesia
ABSTRAK
Lokasi penelitian berada di daerah Jawa Barat yang termasuk ke dalam Formasi Parigi. Penelitian ini menggunakan metode
data sekunder Data berupa analisis data dibantu dengan sumber-sumber pustaka berupa referensi yang terpercaya tujuannya
diadakan penelitian ini untuk mengetahui penrsebaran dari liutologi yanga dadijawa barat yang merupakan formasi parigi.
Formasi parigi merupakan formasi litologi batuan sedimen karbonat yang mennjadi rrservoirpenghasil minak di Indonesua,
formasi ini biasanya terletak di daerah cekungan jawa barat utara. Kemudain fasies parigi memiliki 7 fasies karbona yaitu
(1) fasies boundstone, (2) fasies rudstone, (3) fasies cross bedded grainstone, (4) fasies foraminiferal packstone, (5) fasies
algal-foram packstone, (6) fasies floatstone, dan (7) fasies thin bedded wackestone-packstone. kemudian diperkirakan
formasi parigi mediendapkan pada lingkungan lereng terumbubagina bawah, terumbu depan, puncak terumbu, dan terumnbu
belakang, dengan adanya fosil foraminifera pada formasi parigi di daerahangaklan jawa baraat maka dapat diperkitakan
bawha umur dari formasi parigi sendiri adalah miosen awal. Kemudian didapatkan eprsebaran dari ke 7 fasies litologi
klarbonat tetsebut di jawa barat dalam formasi parigi.
Kata kunci : Formasi Parigi, Batuan Karbonat, Jawa barat
1
Metodologi moluska (pelecypoda, gastropoda), foraminifera besar
(Lepidocyclina sp.), algae dll
Metode yang dilakukan dalam penelitian ini
yaitu dengan data primer, dimana data yang Fasies Rudstone.
digunakan berupa data yang didapat langsung dari
lapangan,kemudian tidak hanya data langsung dari Fasies ini dicirikan oleh batugamping yang
lapangan, dilaukan pula tinjauan pustaka dari didalamnya terdapat pecahan-pecahan koral yang
referensi-referensi yang memiliki korelasi dengan cukup menonjol jumlahnya berwarna terang berlapis
penelitian yang dilakukan, hal ini dilakukan untuk tebal dan buruk. Jenis koral yang ditemukan adalah
memperkuat hasil yang didapat koral masif dan koral bercabang dalam bentuk
potongan-potongan. Sebagai matrik adalah packstone
Hasil Penelitian yang didalamnya mengandung butiran-butiran
foraminifera besar, potongan koral cabang dan
Fasies Formasi Parigi Pengamatan detil
moluska.
singkapan batugamping Formasi Parigi yang
dilakukan di kawasan penambangan semen PT
Batugamping yang didapatkan pada fasies ini
Holcim di daerah Palimanan Cirebon telah
berwarna terang, berlapis 10 – 20 cm, dijumpai
memberikan gambaran tentang jenis-jenis fasies dan
struktur cross bedded dan channeling. Biota-biota
model endapan karbonat di daerah tersebut. Jenis
yang didapatkan berupa foram besar, bentos, red
fasies Formasi Parigi diidentifikasi secara langsung di
algae, echinoid dalam jumlah banyak moluska dan
lapangan dan diperjelas dengan analisis laboratorium.
potongan-potongan koral. Fasies grainstone pada
Klasifikasi karbonat yang digunakan dalam penelitian
sayatan tipis conto batuan Inc 47 menunjukkan fosil
ini adalah klasifikasi Dunham (1962) dan Embry &
echinoid, foram besar dan red algae sedangkan pada
Klovan (1971). Dari hasil penelitian lapangan telah
sayatan tipis conto batuan Inc 39 menunjukkan fosil
diidentifikasi 7 (tujuh) fasies batuan karbonat. Fasies
milliolidae, foraminifera besar seperti Lepidocyclina
karbonat Formasi Parigi tersebut adalah sebagai
sp., dan red algae
berikut :
Fasies Foraminiferal Packstone
Fasies Boundstone Fasies ini dicirikan oleh kandungan foraminifera
Fasies ini dibentuk terutama oleh berbagai macam besar yang dominan, berwarna coklat terang, berlapis
koral dengan matriks bertekstur packstone dimana baik dengan ketebalan berkisar antara 0,5 – 2 m
terdapat butiran-butiran bioklastik seperti Dibeberapa tempat terlihat adanya parallel
foraminifera besar, ganggang merah, bentos, moluska lamination. Foraminifera besar adalah dari jenis
dan echinoid. Fasies boundstone dapat dibagi menjadi Lepidocyclina, sedang fosil lain yang dijumpai adalah
2 subfasies berdasarkan tipe koral pembentuknya, bentos (milliolid), echinoid berlimpah, red algae,
yaitu : moluska dan potongan-potongan koral. Pada sayatan
tipis conto batuan lokasi INC 41 terdapat fosil
Subfasies Bafflestone foraminifera seperti Lepidocylina sp., dan Miogypsina
sp. Fasies ini dijumpai pada lokasi Inc 23.3 dan Inc
Batugamping subfasies ini dibentuk oleh koral 41. Fasies Algal-foram Packstone Fasies ini
bercabang dengan tekstur bafflestone, berwarna putih memperlihatkan tekstur packstone terdiri dari
terang, sebagian sudah chalky, terdapat fragmen berbagai cangkang fosil (bioklast) dalam masa mikrit.
rijang berwarna abu-abu, sebagian berbentuk Ciri fasies ini adalah terdapatnya fosil foraminifera
bioturbasi, berlapis tebal dan buruk. Ketebalan lapisan dan algae yang sangat dominan, berwarna abu-abu
berkisar 20 – 50 cm. Umumnya koral cabang yang gelap dan berlapis baik dengan ketebalan berkisar
didapatkan berupa potongan-potongan dan berlimpah, antara 0,2- 1 meter. Jenis foraminifera besar yang
juga didapatkan sedikit koral masif, worm tube dan dijumpai adalah Lepidocyclina sp. dan Alveolina sp.
bioturbasi. Dari jenis algae ditemukan ganggang merah seperti
lithothamnium sp di lokasi Inc 11.1 dan dari jenis
Subfasies Framestone.
ganggang hijau yaitu Halimeda sp. Selain
foraminifera dan algae juga ditemukan fosil echinoid
Ciri subfasies ini adalah batugamping dengan koral
di lokasi Inc 11.2, fosil moluska dan potongan koral
masif sebagai biota utamanya berwarna abu-abu
masif.
terang, berlapis tebal (1-2 m.) dan buruk, dan
sebagian chalky. Kandungan koral masif berlimpah
Dalam pengamatan sayatan tipis contoh-contoh
dengan matrik packstone. Didalam matrik terdapat
batuan fasies ini nampak foraminifera besar yang
2
melimpah dari jenis Lepidocyclina sumatraensis,
Cycloclypeus sp., dan Miogypsina sp. red algae , dan
Alveolinid
3
4