Anda di halaman 1dari 6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Memecahkan Masalah Yang Berkaitan Dengan Etikolegal Dalam Asuhan


Kebidanan Pada Ibu Hamil
1. Paradigma Tentang Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses yang alamiah dan fisiologis. Setiap
wanita yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi
dan melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat kemungkinan akan mengalami kehamilan.
Selama pertumbuhan dan perkembangan kehamilan banyak terjadi
perubahan pada ibu hamil baik perubahan fisik maupun perubahan psikis. Oleh
karena itu ibu hamil harus beradaptasi, Apabila seorang ibu hamil memandang
bahwa kehamilannya adalah suatu keadaan yang membebani kehidupannya maka
ia akan sulit beradaptasi terhadap perubahan fisik maupun psikisnya.
Untuk mengantisipasi supaya dampak-dampak negative seperti yang
dipaprkan diatas tidak terjadi terlalul berat pada ibu, dan untuk mengantisipasi
supaya persalinan berlangsung aman dan tidak terjadi trauma yang terlalu berat,
baik terhadap ibu maupun janin, ibu hamil diberi asuhan kehamilan. Dalam
menjalankan proses asuhan terhadap ibu hamil, seorang bidan sewajarnya
memiliki standar kemampuan yang bermanfaat sebagai tanggung jawab terhadap
klien yang diberi asuhan.

B. Konseling Asuhan Kehamilan


Aspek Pengetahuan
Konseling merupakan hubungan terapi dengan klien yang bertujuan untuk
perubahan pada diri klien. Menurut Williamson (1961) dalam Latipun (2005)
tujuan umum pelaksanaan konseling adalah membantu klien mencapai
perkembangan secara optimal dalam batas-batas potensi yang dimiliki. Secara
lebih rinci dinyatakan menjadi tiga tujuan oleh Krumboltz, yaitu :
1) Mengarahkan perilaku yang tidak sehat menjadi perilaku yang sehat.
2) Membimbing klien belajar membuat keputusan.
3) Membimbing klien mencegah timbulnya masalah.
Hak – hak wanita hamil :
- Wanita berhak mendapatkan pelayanan kesehatan komprehensif, yang
diberikan secara bermartabat dan dengan rasa hormat.
- Asuhan harus dapat dicapai, diterima, terjangkau untuk / semua
perempuan dan keluarga.
- Wanita berhak memilih dan memutuskan tentang kesehatannya.
Langkah-langkah pelaksanaan konseling asuhan kehamilan :
a. Tahap Persiapan
- Menyiapakn ruangan yang nyaman, tenang dan kondusif.
- Menyiapkan alat-alat peraga sesuai dengan kebutuhan.
- Menyiapkan alat tulis, catatan, kartu ibu sesuai dengan kebutuhan.
b. Tahap Pelaksanaan
- Greet : menyapa klien dan keluarga (bila didampingi). Dengan
memberi salam, mempersilahkan duduk setelah itu memulai
percakapan untuk menciptakan suasana yang akrab dan saling
percaya.
- Ask : menanyakan secara rinci kepada ibu tentang masalah kehamilan
yang sedang dihadapi. Selama proses pembicaraan bidan hendaknya
memelihara supaya hubungan dengan ibu tetap berlangsung secara
kondusif dengan cara memperhatikan kontak mata, menjaga
kerahasiaan ibu, tidak menyinggung perasaan ibu dan menjadi
pendengar yang baik.
- Tell : memberi informasi kepada ibu tentang cara /metode yang bisa
digunakan untuk memecahkan masalah kehamilan yang sedang
dihadapi.
- Help : membantu ibu memilih cara yang tepat untuk mengatasi
permasalahan yang sedang dihadapi.
- Explain : menjelaskan secara rinci tehknik pelaksanaan cara yang
dipilih untuk pemecahan masalah dan disepakati dengan ibu / suami.
- Return : membuat kesepakatan dengan ibu untuk pertemuan
berikutnya / kunjungan ulang untuk mengevaluasi keberhasilan cara
pemecahan masalah yang telah dilaksanakan.
- Refer : bila diperlukan tindakan kolaborasi / rujukan ke tenaga yang
berkompeten sesuai dengan kebutuhan / kondisi ibu.

C. Pendekatan Pada Pelaksanaan Konseling


- Pendekatan direktif
Tujuan konseling adalah membantu klien untuk mengganti tingkah
lakunya yang tidak sesuai.
- Pendekatan non-direktif
Tujuan konseling adalah memberi kesempatan kepada klien secara bebas
mengekspresikan dan merencanakan pemecahan masalah yang dihadapi.
- Pendekatan elektik
Tujuan konseling membantu klien memahami permasalahan yang
dihadapi, menyusun rencana tindakan pemecahan maslah yang dihadapi
sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
- Masalah yang Memerlukan Konseling Ibu Hamil
- Beberapa masalah ibu hamil yang membutuhkan konseling :
- Penerimaan / tanggapan ibu yang tidak positif terhadap kehamilannya.
- Ketidakmampuan ibu beradaptasi terhadap perubahan fisik akibat
kehamilannya.
- Kemampuan yang kurang memadai dalam mengantisipasi tanda bahaya
penyakit yang menyertai kehamilan karena masalah social ekonomi /
pemgetahuan.
- Dukungan keluarga yang tidak optimal.
- Pemilihan tempat / penolong persalinan.
- Persalinan tindakan.
Contoh kasus :
1. Seorang ibu hamil berdasarkan hasil pemeriksaan USG hamil kembar, tetapi
ibu tidak menerima bahwa dirinya hamil kembar.
2. Seorang ibu hamil yang tidak bisa mengambil keputusan apakah harus
bersalin ditolong bidan atau dukun, kerena mertuanya menyarankan bersalin
supaya ditolong dukun.
3. Seorang ibu hamil yang mengalami anemia berat / pre-eklamsi, ibu
memandang hal itu sebagai bawaan bayi dan tidak membahayakan
kehamilannya sehingga tidak perlu penanganan yang khusus
4. Ibu hamil menolak kehamilannya kerena hamil akibat kegagalan penggunaan
alat kontrasepsi.
5. Ibu hamil ingin mengugurkan kehamilannya karena suaminya belum siap
dengan penghasilan untuk membiayai perawatan kehamilan dan
persalinannya.
6. Ibu hamil di luar nikah yang tidak disetujui.

A. Aspek Keterampilan
Keterampilan yang harus dimiliki oleh bidan untuk melaksanakan konseling
adalah :
1. Tehknik membuka pembicaraan
2. Tehknik menerima sasaran apa adanya
3. Tehknik mengulang pembicaraan
4. Tehknik memantulkan perasaan
5.1 Tehknik bertanya dengan pertanyaan terbuka

6. Tehknik mendukung pertanyaan


7. Tehknik mengakhiri pembicaraan

B. Aspek Sikap
Sikap yang harus dikembangkan oleh bidan dalam melaksanakan
konseling :
1. Ramah, sopan dan wajar
2. Mudah menyesuaikan diri dan menerima orang lain
3. Bisa memahami dan merasakan perasaan orang lain (empati)
4. Hangat, semangat, selalu ceria dan bergairah
5. Sabar dan rendah hati
6. Jujur, lembut, peka dan bijaksana

Menghadapi masalah etik dan moral dalam pelayanan kebidanan


Tuntutan bahwa etik adalah hal penting dalam kebidanan salah satunya
adalah karena bidan merupakan profesi yang bertanggung jawab terhadap
keputusan yang dibuat berhubungan dengan klien serta harus mempunyai
tanggung jawab moral terhadap keputusan yang diambil. Untuk dapat
menjalankan praktik kebidanan dengan baik tidak hanya dibutuhkan pengetahuan
klinik yang baik, serta pengetahuan yang up to date, tetapi bidan juga harus
mempunyai pemahaman isu etik dalam pelayanan kebidanan.
Menurut Dary 1 Koehn dalam The Ground of Professional Ethics (1994),
Bahwa bidan dikatakan profesional bila menerapkan etika dalam menjalankan
praktik kebidanan . Dengan memahami peran sebagai bidan akan meningkatkan
tanggung jawab profesionlnya kepada pasien atau klien. Bidan berada pada posisi
yang baik, yaitu mempasilitasi pilihan klien dan membutuhkan peningkatan
pengetahuan tentang etika untuk menerapakan dalam strategi praktik kebidanan.
Dari bagan aliran diatas menunjukan alur yang senantiasa berurutan, pada
tahap pertama bidan dengan pasien dihubungkan dengan suatu dialog, forum
informasi ,kemudian terjadi pilihan (choice) dan pengambilan keputusan
1. Menyetujui, sehingga menandatagani from persetujuan,
2. Menolak, dengan menandatagani form penolakan,
sehingga baik persetujuan maupun penolakan sebaiknya dituangkan secara
tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secara hukum bidan mempunyai kekutan
hukum karena mempunyai bukti tertulis, jika terjadi permasalahan, maka secar
hukum bidan mempunyai kekuatan, karena mempunyai bukti tertulis yang
menunjukan bahwa prosedur pemberian informasi telah dilalui dan keputusan ada
ditangan klien untuk menyetujui atau menolak. Hal ini sesuai hak pasien untuk
menentukan diri sendiri, yaitu pasien berhak menerima atau menolak tindakan
atas dirinya setelah diberi penjelasan secara jelasnya. Akhirnya bahwa manfaat
informed consent adalah untuk mengurangi kejadian malpraktek dan agar bidan
lebih berhati-hati dan alur pemberian informasi benar-benar dilakukan dalam
memberikan pelayanan kesehatan dan untuk megatasi masalah etik moral yang
mungkin terjadi dalam pelayanan kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai