PENYAJIAN KASUS
Nama Ayah :K
Umur : 32 tahun
Pekerjaan : Buruh
Pendidikan : SMA
2.2 Data Dasar
Anamnesis
Dilakukan alloanamnesis dengan orang tua penderita di Bangsal Anak C I L1, tanggal 27
Juli 2017 pukul 10.00 WIB,
a. Keluhan Utama: Kejang
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Alloanamnesis dengan ibu pasien
± usia 29 hari, pasien mengalami kejang di rumah, sebelum kejang pasien masih
sadar, kejang diawali keempat anggota gerak kan mata mengarah ke atas, kejang
berlangsung selama ± menit, setelah kejang pasien sadar (menangis), kemudian pasien di
bawa ke puskesmas kejang berulang 3-4x sehari. Demam (-), mual (-), muntah (-), rewel
(-). Kemudian pasien di bawa ke RS Soewondo, dan dikatakan ada pembengkakan otak,
diberikan obat phenobarbital, asam valproate dan manitol, pasien, dirawat selama 4 hari.
tahun SMRS (Februari 2016) pasien mengalami demam, mual (+), muntah (+),
nyeri kepala (+). Demam muncul mendadak, suhu tidak diukur. Diberikan obat penurun
panas, lalu demam turun hanya sebentar dan kembali naik. Demam berlangsung selama
sekitar 2 minggu, dan anak mengalami kejang. Kejang diawali dengan gerakan tangan
lurus mengencang kemudian berubah menjadi kelojotan pada kedua bagian tubuh secara
bersamaan, mata mendelik ke atas, tiap kejang berlangsung kurang lebih 1 menit.
Sebelum kejang anak sadar, saat kejang anak tidak sadar, setelah kejang anak mengalami
penurunan kesadaran selama 30 menit. Pasien tidak mengingat kejadian selama kejang.
Kejang seperti ini dirasakan lebih dari 3 kali selama demam. Batuk (-), nyeri telinga (-),
pilek (-). Pasien dibawa ke RS Kelet, dan dirujuk ke RSUD Jepara karena fasilitas
pemeriksaan radiologi kepala belum lengkap.Di RSUD Jepara, anak dirawat selama 5
hari, muntah (+), mual (+), nyeri kepala dirasakan semakin hebat, demam (-). Dari
pemeriksaan CT-Scan di RSUD Jepara didapatkan gambaran nanah di kepala.
Selanjutnya anak dirujuk ke RSDK (5 Maret 2016) atas diagnosis abses cerebri. Di
RSDK dilakukan penanganan awal di IGD untuk penegakan diagnosis abses cerebri dan
persiapan tindakan kraniotomi. Setelah tindakan tersebut pasien rutin kontrol ke Poli
Bedah di RSDK. Dari setiap rutin diberikan obat asam valproat, pereda nyeri, dan anti
mual. Demam, kejang, mual, muntah, dan nyeri kepala sudah tidak dirasakan.
Sejak 5 bulan SMRS (Februari 2017), pasien mengalami kejang seluruh tubuh
dengan gerakan kelojotan, mata mendelik ke atas. Kejang berlangsung sekiranya satu
menit, sebelum kejang pasien sadar, saat kejang pasien tidak sadar, setelah kejang pasien
tertidur 15-30 menit. Serangan terjadi 5 kali dalam sebulan. Demam (-), batuk (-), pilek
(-), mual (-), muntah (-). Setiap kejang pasien dibawa ke RS Kelet Jepara, diberikan obat
anti kejang yang diminum langsung, kejang menghilang.
1 hari SMRS pukul 23.00 pasien kejang saat sedang tidur yang diawali dengan
kaku seluruh tubuh secara bersamaan lalu gerakannya menjadi kelojotan di seluruh tubuh.
Kejang terjadi selama 1 menit. Saat kejang pasien tidak sadar, mata mendelik ke atas,
mulut berbusa, setelah kejang pasien sadar. Serangan terjadi lebih dari 10 kali setiap 5
menit.
9 jam SMRS Pasien tidak sadar pasca kejang. Kemudian di bawa ke RSUD Kelet.
Di sana, pasien kembali kejang 1 kali disertai kaku seluruh tubuh dan mendapat 2 obat
penghenti kejang yang dimasukkan melalui anus, kejang berhenti. Pasien masih tidak
sadar pasca kejang. Selanjutnya pasien dirujuk ke RSDK dan mendapat terapi henti
kejang lanjutan. Setelah mendapat suntikan obat dua kali, pasien sadar perlahan. Setelah
sadar, pasien masih meminum obat anti kejang. Saat ini, pasien di bangsal C1L1 sudah
tidak kejang, demam (-), batuk (-), pilek (-), kelemahan anggota badan (-), pelo (-)
c. Riwayat kontrasepsi
Ibu penderita tidak pernah memakai kontrasepsi sejak menikah tahun 2016.
Hari 2
Pagi : nasi 1 porsi + sosis + tahu
Siang : nasi 1 porsi + ayam + sosis + sayur sop
Malam : nasi ½ porsi + sosis + sop + susu
Hari 3
Pagi : nasi 1 porsi + telur
Siang : nasi 1 porsi + lele + sop tahu
Malam : nasi 1 porsi + lele + sop tahu
b. Perkembangan
Saat ini : Anak dapat Menggerakkan kepala dari sisi ke sisi pada saat posisi
tengkurap, memiliki cengkraman yang kuat, mengikuti gerakan
dengan mata
Kesan : Perkembangan anak sesuai usia
Dada
Inspeksi : Simetris saat statis dan dinamis, tak ada bagian yang tertinggal
waktu bernafas, retraksi (-).
Auskultasi : Suara dasar vesikuler
Suara tambahan: wheezing -/-, ronkhi -/-, hantaran -/-.
Stridor inspirasi (-)
Vesikuler Vesikuler
Vesikuler
Paru depan Paru belakang
Jantung :
Inspeksi : ictus cordis tak tampak
Auskultasi : bunyi jantung I-II normal, bising (-), gallop (-)
Abdomen :
Inspeksi : cembung, venektasi (-)
Palpasi : supel, nyeri tekan (-), turgor cukup,
hepar dan lien tidak teraba.
Auskultasi : bising usus (+) normal.
Ekstremitas :
superior inferior
Sianosis -/- -/-
Akral dingin -/- -/-
edema -/- -/-
Capillary refill <2”/<2” <2”/<2”
Pemeriksaan Neurologis
Pemeriksaan Motorik Sup Inf
Pergerakan +/+ +/+
Kekuatan kesan >3/kesan >3 kesan >3/kesan >3
Tonus N/N N/N
Trofi Eutrofi/Eutrofi Eutrofi/Eutrofi
Reflek fisiologis +/+ +/+
Reflek patologis -/- -/-
Klonus +/+ +/+
Tanda rangsang meningeal :
Kaku kuduk (-)
Brudzinski I (-)
Brudzinski II sulit dinilai
Brudzinski III sulit dinilai
Brudzinski IV sulit dinilai
Test Kernig (-)
Test Laseque (-)
Pemeriksaan Nervus Kranialis
Nervus Olfaktorius : sulit dinilai
Nervus Opticus : refleks cahaya +N/+N
Nervus Ocullomotorius : pergerakan mata normal, bebas kesegala arah
Nervus Troklearis : pergerakan mata ke medial bawah normal
Nervus Trigeminus : sulit dinilai
Nervus Abdusen : pergerakan mata ke lateral normal
Nervus Fasialis : tersenyum simetris, kelopak mata menutup
secara sempurna
Nervus Vestibulokoklear : Pendengaran baik, keseimbangan sulit dinilai
Nervus Glosofaringeus : deviasi uvula (-), refleks muntah (+)
Nervus Vagus : tidak ada gangguan menelan, tersedak (-)
Nervus Assessorius : sulit dinilai
Nervus Hipoglosus : deviasi lidah (-)
Status Antropometri
WAZ : -1,33 SD
HAZ : -1,39 SD
BMI for Age : -0.79 SD
Kesan : Gizi baik, perawakan normal, BB normal
Tabel Kebutuhan nutrisi 24 jam (BBA : 4,2 kg; BBI : 4,4 kg)
2.7 Diagnosis
Diagnosis Banding
1. Observasi Kejang Berulang
dd/ Epilepsi General, syndrome west
Diagnosis Kerja
1. Observasi Kejang Berulang