Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH BIOLOGI

TENTANG

ZAT ZAT ADIKTIF DAN PSIKOTROPIKA

DISUSUN OLEH:

YOVIE SRI SEPTINAWATI


RATIH MULIANA PUTRI
YULIA SANTIKA
ALVENDRA RAFSANJANY
ALMANSYAH
RISKI ATMAJA

KELAS XI IPA 4

SMA NEGERI 1 TEMBILAHAN


TAHUN PELAJARAN 2018/2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Alloh SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga kami mampu
menyelesaikan Makalah ini.
Banyak hambatan yang kami rasakan, namun berkat bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak, akhirnya Makalah ini dapat diselesaikan.
Hanya do’a dan harapan semoga Alloh SWT yang akan membalas semua
amal baik tersebut. Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.
Akhir kata kami berharap semoga Makalah ini dapat memberikan banyak manfaat
bagi kita semua, khususnya bagi kami dan umumnya bagi semua pihak yang
memerlukan.

Tembilahan, Februari 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................ i


DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1


A. Latar Belakang ...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................. 1
C. Tujuan .................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 3


A. Zat Aditif .............................................................................. 3
B. Jenis Zat Aditif ..................................................................... 3
C. Bahaya Zat Aditif ................................................................. 8
D. Bahaya Zat Tambahan Tak Langsung dan Bahan Pencemar 9
E. Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif Zat Aditif............. 11
F. Psikotropika .......................................................................... 12
G. Penggunaan Zat Adiktif Dan Psikotropika Dalam Bidang
Kesehatan.............................................................................. 15

BAB III PENUTUP .................................................................................. 16


A. Kesimpulan ........................................................................... 16
B. Saran .................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 17

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Zat adiktif dan psikotropika merupakan zat yang berbahaya bagi
kesehatan.Zat ini memiliki dampak yang positif dan negatif dalam penggunaannya
namun banyak masyarakat yang menyalahgunakannya.
Bagi tim medis zat ini bermanfaat untuk membius dan mengurangi rasa
sakit. Penggunaan zat ini telah diatur dalam UU
Dalam kehidupan sehari-hari zat adiktif dan psikotropika banyak tersebar
di lingkungan masyrakat terutama para remaja. Zat ini juga banyak digunakan
dalam pembuatan obat-obat terlarang seperti narkoba. Oleh karena bahayanya zat
ini,maka perlu disediakan bacaan mengenai zat adiktif dan psikotropika yang
memiliki informasi sekitar bahaya, pemanfaatan, dan dampak penggunaan zat in.
Maka dari itu makalah ini dibuat agar kita semua lebih tahu mengenai zat adiktif
dan psikotropika sehingga kita dapat membedakan mana yang sisi baik dan buruk
dari zat adiktif dan psikotripika.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertianzat aditif?
2. Apa saja jenis zat aditif?
3. Apa bahaya zat aditif?
4. Apa bahaya zat tambahan tak langsung dan bahan pencemar?
5. Bagaimana upaya meminimalisasi dampak negatif zat aditif?
6. Apa pengertianpsikotropika?
7. Bagaimana penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang
kesehatan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui zat aditif
2. Untuk mengetahui jenis zat aditif
3. Untuk mengetahui bahaya zat aditif

1
4. Untuk mengetahui bahaya zat tambahan tak langsung dan bahan pencemar
5. Untuk mengetahui upaya meminimalisasi dampak negatif zat aditif
6. Untuk mengetahui psikotropika
7. penggunaan zat adiktif dan psikotropika dalam bidang kesehatan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Zat Aditif
Zat Aditif adalah zat-zat yang ditambahkan pada makanan proses
produksi, pengemasan atau penyimpanan untuk maksud tertentu. Penambahan zat
Aditif dalam makanan berdasarkan pertimbangan agar mutu dan kestabilan
makanan tetap terjaga. Selain itu penggunaan zat Aditif Bertujuan untuk
mempertahankan nilai gizi yang Mungkin rusak atau hilang selama proses
pengolahan.

Pada awalnya zat-zat aditif tersebut berasal dari bahan tumbuh-tumbuhan


yang selanjutnya disebut zat aditif alami. umumnya zat aditif alami tidak
menimbulkan efek samping yang membahayakan kesehatan manusia. Akan tetapi
jumlah penduduk bumi yang makin bertambah menuntut jumlah makanan yang
lebih banyak sehingga aditif alami pun tidak mencukupi lagi. Oleh karena itu,
Industri Memproduksi zat aditif buatan (sintesis). Bahan baku pembuatannya
adalah dari zat-zat kimia yang direaksikan. Zat Aditif sintesis yang berlebihan
dapat menimbulkan beberapa efek samping misalnya : gatal-gatal dan kanker.
Berdasarkan sifatnya, zat aditif alami maupun buatan dikelompokkan menjadi
beberapa jenis yaitu sevagai berikut :
1. Pewarna
2. Pemanis
3. Penyedap
4. Pengawet

3
5. Pengental
6. Pengemulsi
7. Antioksidan
Penggunaan bahan tambahan makanan pangan tersebut di Indonesia telah
ditetapkan oleh pemerintah berdasatkan undang-undang, Peraturan Menteri
Kesehatan dan lain disertai dengan batasan maksimum penggunaannya. Di
samping itu UU Nomor 7 tahun 1996 tentang Pangan. Pasal 10 ayat 1 dan 2
beserta penjelasannya erat kaitannya dengan bahan tambahan makanan yang pada
intinya adalah untuk melindungi konsumen agar penggunaan bahan tambahan
makanan tersebut benar-benar aman untuk dikonsumsi dan tidak
membahayakan.
Penggunaan bahan tambahan makanan sintetis yang melebihi ambang
batas yang ditcntukan ke dalam atau produk-produk makanan dapat menimbulkan
efek samping yang tidak dikehendaki dan merusak makanan itu sendiri, bahkan
berbahaya untuk dikonsumsi manusia. Semua bahan kimia jika digunakan secara
berlebihan pada umumnya bersifat racun bagi manusia.
Zat aditif makanan ditambahkan dan dicampurkan pada waktu pengolahan
makanan untuk memperbaiki tampilan makanan, meningkatkan cita rasa,
mcmperkaya kandungan gizi, menjaga makanan agar tidak cepat busuk, dan lain.
Bahan yang tergolong dalam zat aditif memiliki sifat :
1. dapat memperbaiki kualitas atau gizi makanan;
2. Dapat membuat makanan tampak lebih menarik;
3. Dapat meningkatkan cita rasa makanan; dan
4. Dapat membuat makanan menjadi lebih tahan lama atau tidak cepat basi dan
busuk.

B. Jenis Zat Aditif


1. Pewarna
Adalah bahan yang dapat memberi warna pada makanan, sehingga makanan
tersebut lebih menarik.

4
a. Pewarna Alami
Tabel Zat Warna yang dihasilkan bahan alami

No Zat Warna Warna yang dihasilkan Bahan Alami

1 Antosianin Oranye, Merah, Biru Anggur, stoberi, apel dan bt


2 Karotenoid Kuning, merah, oranye Wortel, tomat, cabai, minyak
sawit, jagung, daun-daunan,
ikan salmon
3 Klorofil Hijau Daun suji, dan daun pandan
4 Kurkumin Kuning kunyit

Ada beberapa hambatan apabila kita menggunakan pewarna alami :


a) pewarna alami jumlahnya terbatas
b) tidak semua warna dengan mudah ditemukan
c) perolehan warna dengan beberapa proses sehingga kurang praktis

b. Pewarna Buatan
Tabel Bahan Sintesis dan Warna yang dihasilkan

No Zat Warna Warna yang dihasilkan

1 Sunset yellow FCF Warna JIngga


2 Karmoisin Warna Merah
3 Brilliant blue FCF Warna Biru
Perlu diketahui bahwa zat pewarna buatan bukan untuk makanan dan
minuman, misalnya pewarna tekstil dapat membahayakan kesehatan apabila
masuk kedalam tubuh karena bersifat karsinogen (penyebab penyakit kanker).
Oleh karena itu, kamu harus berhati-hati ketika membeli makanan atau minuman
yang memakai zat warna. Kamu harus yakin dahulu bahwa zat pewarna yang
dipakai adalah memang benar-benar pewarna makanan dan minuman
Berdasarkan sifat kelarutannya, zat pewarna makanan dikelompokkan
menjadi dye d an lake. Dye merupakan zat pewarna makanan yang umumnya
bersifat larut dalam air.

5
Dye biasanya dijual di pasaran dalam bentuk serbuk, butiran, pasta atau
cairan. Lake merupakan gabungan antara zat warna dye dan basa yang dilapisi
oleh suatu zat tertentu.
Karena sifatnya yang tidak larut dalam air maka zat warna kelompok ini
cocok untuk memwarnai produk-produk yang tidak boleh terkena air atau produk
yang mengandung lemak dan minyak.
2. Penyedap Rasa
Penyedap rasa dapat memberikan, menambah mempertegaskan rasa dan
aroma makanan. Contoh bumbu penyedap alami adalah cabai, laos, ketumbar,
merica, pala, kunyit dan lain-lain
Selain zat penyedap cita rasa yang berasal dari alam, ada pula yang berasal
dari hasil sintesis bahan kimia. Berikut ini beberapa contoh zat penyebab cita rasa
hasil sintesis :
 oktil asetat, makanan akan terasa dan beraroma seperti buah jeruk jika
dicampur dengan zat penyedap ini;
 etil butirat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah nanas pada
makanan;
 amil asetat, akan memberikan rasa dan aroma seperti buah pisang;
 amil valerat, jika makanan diberi zat penyedap ini maka akan terasa dan
beraroma seperti buah apel.

Adapun penyedap rasa dan aroma buatan yang banyak digunakan bersala dari
golongan ester, Misalnya Isoamil asetat (rasa pisang), isoamil valerat (rasa apel),
butil butirat (rasa nanas), isobutil propionat (rasa rum). Bahan digunakan adalah
MSG (Monosodium Glutamate) yang sehari-hari dikenal dengan nama vetsin.
Salah satu penguat rasa buatan lain yang sering kita kenal adalah pemanis
buatan. Bahkan ini tidak atau hampir tidak mempunyai nilai gizi, contohnya
sakrin (kemanisannya 500x gula), dulsin (kemanisannya 250x gula), natrium
siklamat (kemanisannya 50x gula) dan sorbitol.
Selain zat penyedap rasa dan aroma, seperti yang sudah disebutkan di atas,
terdapat pula zat penyedap rasa yang penggunaannya meluas dalam berbagai jenis

6
masakan, yaitu penyedap rasa monosodium glutamat (MSG). Zat ini tidak berasa,
tetapi jika sudah ditambahkan pada makanan maka akan menghasilkan rasa yang
sedap. Penggunaan MSG yang berlebihan telah menyebabkan “Chinese restaurant
syndrome” yaitu suatu gangguan kesehatan di mana kepala terasa pusing dan
berdenyut.
3. Pengawet
Zat pengawet adalah zatzat yang sengaja ditambahkan pada bahan makanan
dan minuman agar makanan dan minuman tersebut tetap segar, bau dan rasanya
tidak berubah, atau melindungi makanan dari kerusakan akibat membusuk atau
terkena bakteri/ jamur. penambahan zat aditif, berbagai makanan dan minuman
masih dapat dikonsumsi sampai jangka waktu tertentu, mungkin seminggu,
sebulan, setahun, atau bahkan beberapa tahun.
Seperti halnya zat pewarna dan pemanis, zat pengawet dapat dikelompokkan
menjadi zat pengawet alami dan zat pengawet buatan.
Zat pengawet alami berasal dari alam, contohnya gula (sukrosa) yang dapat
dipakai untuk mengawetkan buah-buahan (manisan) dan garam dapur yang dapat
digunakan untuk mengawetkan ikan.
Zat pengawet sintetik atau buatan merupakan hasil sintesis dari bahan-bahan
kimia. Contohnya, asam cuka dapat dipakai sebagai pengawet acar dan natrium
propionat atau kalsium propionat dipakai untuk mengawetkan roti dan kue kering.
Diantara beberapa bahan pengawet buatan, ada pula bahan pengawet yang
tidak diperbolehkan digunakan untuk dikonsumsi sama sekali seperti bahan-bahan
berikut :
1. boraks Pengawet ini bersifat desinfektan atau efektif dalam menghambat
pertumbuhan mikroba penyebab membusuknya makanan serta dapat memperbaiki
tekstur makanan sehingga lebih kenyal. Boraks hanya boleh dipergunakan untuk
industri nonpangan, seperti dalam pembuatan gelas, industri kertas, pengawet
kayu, dan keramik. Jika boraks termakan dalam kadar tertentu, dapat
menimbulkan sejumlah efek samping bagi kesehatan, di antaranya:
 gangguan pada sistem saraf, ginjal, hati, dan kulit;
 gejala pendarahan di lambung dan gangguan stimulasi saraf pusat;

7
 terjadinya komplikasi pada otak dan hati; dan
 menyebabkan kematian jika ginjal mengandung boraks sebanyak 3–6
gram.
2. Formalin, penggunaannya dapat menyebabkan kanker paru-paru, gagal ginjal,
gangguan pencernaan, dan gangguan fungsi hati. Formalin ini biasa dipakai untuk
mengawetkan benda-benda, seperti mayat atau binatang yang sudah mati.
4. Pengental
Zat aditif ini dapat membantu memekatkan atau mengentalkan makanan yang
dicampurkan dengan air, sehingga membentuk kekentalan tertentu. Contoh
pengentalan adalah pati, gelatin dan gum (agar, alginate, karegenan)
5. Pengemulsi
Pengemulsi adalah zat yang dapat mempertahankan disperse lemak dalam air dan
sebaliknya. Contohnya pada mayones bila tidak ada Pengemulsi, maka lemak
akan terpisah dari airnya. Contohnya Pengemulsi adalah lesitinpada kuning telur,
gom arab, dan gliserin
6. Antioksidan
Antioksidan merupakan zat aditif yang dapat mencengah atau menghambatan
oksidasi. Contoh Antioksidan adalah sebagai berikut :
 Asam askorbat (bentukan garam kalium, natrium, dan kalium), digunakan
pada daging olahan, kaldu, dan buah kalangan.
 Butil hidroksianisol (BHA), digunakan untuk lemak dan minyak makanan
 Butil hidroksitoluen (BHT), digunakan untuk lemak, minyak makan,
margarin dan mentega.

C. Bahaya Zat Aditif


Zat tambahan yang penting dinjau dari segi toksikologinya dibedakan menjadi
tiga, yaitu sebagai berikut :
a. Karsinogenisitas
Pewarna buatan dapat menimbulkan kanker usus dan pankreas. Ini
disebabkan kandungan arsen di dalamnya. Siklamatdapat mengakibatkan kanker

8
kandung kemih. Sakarin dilaporkan memiliki karsinogenisitas yang tinggi selain
menyebabkan terputusnya plasenta.
Nitrat dan nitrit sebagai pewarna, pengawet dan memberkan rasa pada daging
merupakan karsinogen kuat karena bergabung dengan amin membentuk berbagai
nitrosamin.
BHA (butil hidroksianisol) dan BHT (butil hidrokritoluen) dipergunakan
sebagai antioksidan dan telah diselediki merugikan dan berbahaya, bahkan
diyakini memiliki sifat karsinogen.
b. Reaksi Hipersensitivitas
Beberapa zat tambahan makanan diketahui dapat menginduksi reaksi
hipersensitivitas pada orang rentan. Karena secara umum zat-zat ini hanya
mempengaruhi sebagian keci populasi. Zat-zat tambahan makanan yang penyebab
hipersensitivitas yang dikenal secara luas adalah tatrazin, Sulfur dioksida, dan
Monosodium glutamat (MSG).
 Tartrazin, zat pewarna kuning yang dipergunakan secara luas dalam
berbagai makanan olahan telah diketahui dapat menginduksi reaksi alergi
terutama bagi orang yang alergi terhadap aspirin.
 Sulfur dioksida(SO2) dan zat kimia yang berhubungan, misalnya bisulfit
dan mtabisulfit, digunakan sebagai bahan pengawet dalam makanan
olahan selai salad.
 Monosodium glutamat(MSG) Mengkonsumsi MSG secara berlebihan
dapat menimbulkan Chinese Restaurant Syndrome (kesemutan pada
punggung, leher, rahang bawah, sesak nafas, dan kepala pusing).
Percobaan pada anak tiku menunjukkan bahwa MSG dosis tinggi
menyebabkan menderita gangguan syaraf, kerusakan retina mata, dan
pertumbuhan kerdil.

D. Bahaya Zat Tambahan Tak Langsung dan Bahan Pencemar


a. Bahan Pengemas
Beberapa zat dapat berpindah dari wadah makanan, bahan pembungkus, dan
lain-lain ke makanan yang dibungkus di dalamnya. Kebanyakan zat kimia yang

9
dapat berpindah dari bahan pengemas jenis konvensional, misalnya kertas dan
kayu dianggap aman. Namun, belakangan ini banyak kemasan terbuat dari bahan
polimer. Monomer yang terkandung dalam polimer terdapat dalam jumlah
tertentu, sisa reaktan, zat antara, bahan bantu pengolahan, pelarut dan zat
tambahan plastik-serta hasil reaksi sampingan dan degradasi kimia dapat
perpindah ke dalam makanan yang bersentuhan dengannya. Beberapa zat kimia
tersebut telah terbukti bersifat toksik bahkan bersifat karsinogenik.
b. Residu Obat Hewan dalam Makanan Manusia.
Ada tiga jenis obat yang digunakan pada hewan penghasil makanan yang
dapat meninggalkan residu dalam makanan manusia misalnya daging, susu dan
telur. Yang merupakan masalah dalam hal ini bukan saja zat kimia induknya,
perlu juga dipertimbangkan metabolit yang dihasilkan oleh proses metabolisme
hewan, termasuk bioaktivasi, yang dapat memilikisifat toksik yang berbeda.
Obat terapeutik, biasanya digunakan pada hewan individual untuk penyakit
khusus dan hanya dalam jangka waktu yang relatif pendek. Obat-obat ini tidak
merupakan masalah kesehatan yang besar tetapi kemungkinan juga memiliki efek
negatif.
Antibiotik, bisanya diberikan pada makanan hewan untuk mencegah
berjangkitnya penyakit yang disebabkan oleh kuman dan untuk mempercepat
pertumbuhan. Ada dua bahaya potensial bagi kehidupan. Satu di antaranya adalah
munculnya strain mikroorganisme patogen yang resisten, dan yang lain adalah
reaksi hipersensitivitas silang pada penderita yang memakai antibiotik yang sama.
Anabolik adalah pemacu tumbuh. Zat ini kemungkinan bersifat
karsinogenisitas walaupun sedikit. Suatu karsinogen dapat efektif walaupun pada
dosis rendah.
c. Residu dan pencemaran
Keracunan pestisida tidak hanya terjadi karena paparan (exposure) langsung
oleh pestisida tetapi bisa terjadi pula lantaran manusia mengkonsumsi bahan-
bahan makanan seperti sayur-sayuran, buah-buahan, makanan pokok, bahkan
tanaman obat. Residu tidak hanya berasal dari aplikasi langsung, dapat pula
terkontaminasi melalui hembusan angin, debu, terbawa air hujan, ataupun tanah

10
yang banyak mengandung pestisida. Dewasa ini sebagian besar tanaman buah-
buahan, sayuran, makanan pokok, tanaman obat dan lainnya telah tercemar racun
pestisida.
Pestisida telah terbukti menimbulkan berbagai permasalahan terhadap
kesehatan, merusak jaringan dan organ, sistem syaraf, teratogennisitas, efek pada
fungsi reproduksi, kerusakan ginjal dan tentunya merupakan karsinogen yang
kuat. Sayangnya, ternyata residu pestisida yang ada pada bahan makanan tidak
bisa dihilangkan dengan perlakuan seperti pencucian dan pemasakan hanya bisa
mengurangi saja.
d. Logam
Logam yang paling perlu diperhatikan antara lain adalah merkuri, timbal dan
kadmium. Bahaya merkuri akut maupun kronis diakibatkan oleh penggunaan yang
tidak tepat atau termakannya tersebut yang digunakan sebagai fungisida dalam
pengawetan padi-padian. Efek lain terjadi karena mengkomsi hasil laut seperti
ikan dan kerang yang tercemar oleh limbah. Bahaya timbal dirasakan akibat
manusia terpajan pada logam ini lewat udara, air dan makanan. Makanan yang
dijual dipinggir jalan dapat pula tercemar timbal. Kadmium memasuki rantai
makanan melalui pencemaran tanah dan air. Penyakit itai-itai di Jepang diduga
karena pajanan kronis terhadap kadmiun melalui konsumsi beras yang tercemar
dalam jangka panjang.

E. Upaya Meminimalisasi Dampak Negatif Zat Aditif


Untuk mengurangi dan meminimalisasi dampak negatif zat aditif makanan
dan minuman dapat diupayakan dengan beberapa cara antara lain sebagai berikut :
1. Secara Internal
Mengurangi konsumsi makanan siap saji, meningkatkan konsumsi sayur dan
buah-buahan serta mengkonsumsi vitamin. Beberapa vitamin diduga mengandung
zat antikarsinogen diantaranya adalah Vitamin A, C, E banyak terdapat dalam
sayur dan buah; asam folat terdapat dalam brokoli, bayam dan asparagus:
Betakaroten, Vitamin B3 (niasin), vitamin D dalam bentuk aktif terdapat pada
mentega, susu, kuning telur, hati, beras dan ikan.

11
Memberi pengertian pada keluarga tentang bahaya zat aditif, mengawasi,
mengontrol pemberian dan penggunaan uang jajan dan membiasakan membawa
bekal makanan sehat dari rumah.
2. Secara Eksternal
Bagi Produsen makanan diperlukan kesadaran dan tanggung jawab produsen
terhadap penggunaan zat aditif pada bahan pangan yang diproduksikan,
memberikan informasi yang jelas komposisi makanan termasuk zat aditif yang
ditambahkan.
Sedangkan bagi pemerintah perlu melakukan pengawasan dan menindak
tegas produsen yang melanggar aturan yang berlaku. Meneruskan kegiatan PMT-
AS (Program Makanan Tambahan-Anak Sekolah) dengan memanfaatkan sumber
makanan lokal.
Non-pemerintah (LSM); memfasilitasi terbentuknya kelompok konsumen,
mendorong peran serta masyarakat sebagai pengawas kebijakan publik,
mengantisipasi kebijakan global yang berdampak pada konsumen, melakukan
pengawasan dan bertindak sebagai pembela konsumen.

F. Psikotropika
Psikotropika adalah obat atau zat yang tidak tergolong narkotika dan
alcohol (minuman keras), tetapi memiliki khasiat seperti narkotika atau alcohol.
Adapun menurut Undang-undang No. 5 tahun 1997, pengertian Psikotropika
adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sistesis bukan narkotika, yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan prilaku.

12
Pada dasarnya Psikotropika digunakan untuk tujuan medis, tetapi banyak
orang akhirnya melakukan penyalahgunaan. Adapun Psikotropika dibedakan
menjadi empat golongan sebagai berikut :
1. Golongan I, mempunyai potensi yang sangat kuat dalam menyebabkan
ketergantungan dan dinyatakan sebagai barang terlarang. Contoh: ekstasi
(MDMA = 3,4-Methylene-Dioxy Methil Amphetamine), LSD (Lysergic Acid
Diethylamid), dan DOM.
2. Golongan II, mempunyai potensi yang kuat dalam menyebabkan
ketergantungan. Contoh: amfetamin, metamfeamin (sabu), dan fenetilin.
3. Golongan III, mempunyai potensi sedang dalam menyebabkan
ketergantungan, dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep
dokter. Contoh: amorbarbital, brupronorfina, dan mogadon.
4. Golongan IV, mempunyai potensi ringan dalam menyebabkan ketergantungan,
dapat digunakan untuk pengobatan tetapi harus dengan resep dokter. Contoh:
diazepam, nitrazepam, lexotan (sering disalahgunakan), pil koplo (sering
disalahgunakan), obat penenang (sedativa), dan obat tidur (hipnotika).
1. Ekstasi
Nama kimia ekstasi adalah 3,4-methylenedioxy methamfetamin di singkat
MDMA. Ekstasi adalah salah satu zat psikotropika dan diproduksi secara tidak
sah/illegal dalam bentuk tablet atau kapsul di dalam laboratorium. Ekstasi akan
mendorong tubuh pemakainya untuk melakukan aktivitas yang melampaui batas
maksimum dari kekuatan tubuh itu sendiri dan timbul perasaan gembira.
Efek ekstasi yang ditimbulkan bagi penggunanya adalah diare, rasa haus
berlebihan, hiperaktif, sakit kepala, menggigil yang tidak terkontrol, detak jantung
yang cepat dan sering, mual disertai muntah-muntah atau hilangnya nafsu makan,
gelisah/tidak bisa diam, pucat dan berkeringat, serta dehidrasi. Akibat jangka
panjangnya adalah kecanduan, syaraf otak terganggu, gangguan lever, tulang dan
gigi keropos.

13
2. Sabu-sabu
Nama asli sabu-sabu adalah metampbetamine. sabu bentuk seperti kristal,
gula atau bumbu penyedap masakan. Sabu-sabu tidak mempunyai warna maupun
bau, sehingga sering disebut juga ice.
Obat ini juga mempunyai pengaruh yang kuat terhadap syaraf, di antaranya
merasa nikmat, euforia, waspada, enerjik, sosial dan percaya diri. Selain itu,
agitasi (mengamuk), agresi (menyerang), cemas, panik, mual, kehilangan nafsu
makan, susah tidur, gangguan jiwa berat, paranoid, dan depresi. Pemakai sabu-
sabu akan selalu bergantung pada obat tersebut dan terus berlangsung lama,
bahkan bisa mengalami sakit jantung atau bahkan kematian.
3. Psikotropika lainnya
Selain obat perangsangan (stimulant), misalnya ekstasi dan sabu-sabu, jenis
Psikotropika lainnya adalah obat penekan susunan saraf dan obat halusinasi.
a. obat penekan saraf pusat
obat ini bereaksi memperlambat kerja system saraf pusat. Obat jenis ini
biasanya berupa obat tidur dan obat penenang. Obat ini biasanya diminum untuk
mengurangi rasa cemas atau untuk membuat pikiran menjadi lebih santai. Obat ini
juga dipakai untuk mengatasi insomnia (penyakit kesulitan tidur).
Di Indonesia para pengedar menamakan obat-obatan ini sebagai pil koplo.
Penyalahgunaan obat penekan saraf dapat menimbulkan berbagai macam efek,
antara lain perasaan menjadi labil, bicara tak karuan dan tidak jelas, mudah
tersinggung, serta daya ingat dan koordinasi motorik terganggu sehingga jalannya
menjadi limbung.
b. Obat Halusinasi
obat ini jika dikonsumsi dapat menyebabkan timbulnya halusinasi.
Halusinogen paling terkenal adalah lysergic acid diethylamide (LSD),
Psylocibine, dan micraline. Efek yang di timbulkan oleh penyalahgunaan obat
halusinasi adalah sebagai berikut :
 Keringat berlebihan, denyut jantung menjadi cepat dan tidak teratur.
Timbul perasaan cemas
 Pupil mata melebar dan pandangan mata kabur

14
 Terjadi gangguan koordinasi motorik dan terjadi halusinasi
Mengonsumsi Psikotropika adalah tindakan bodoh dan sia-sia, mengingat
efek merugikan yang ditimbulkannya jadi, sebagai generasi yang cerdas, hindari
Psikotropika.

G. Penggunaan Zat Adiktif Dan Psikotropika Dalam Bidang Kesehatan


Zat Aditif Dan Psikotropika berguna dalam bidang kesehatan, hanya saja
penggunaannya dilakukan oleh pihak yang berwenang (dokter, psikiater, atau
petugas kesehatan lain) dengan jelas dan dosis yang terkontrol.
Penggunaan obat-obatan yang tergolong NAPZA dalam bidang kesehatan
antara lain sebagai berikut :
1. Morfin, terutama digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri yang hebat yang
tidak dapat diobati dengan analgesic (obat pereda nyeri) non narkotika.
Apabila rasa nyeri semakin hibat maka dosis yang digunakan juga makin
tinggi. Morfin juga digunakan untuk mengurangi rasa tegang pada penderita
yang akan dibius sebelum operasi dan menghilangkan batuk.
2. Heroin, merupakan terunan morfin dengan nama kimia diasetilmorfin, heroin
dapat menimbulkan da mengurangi depresi (perasaan tertekan). Heroin
sebagai obat batuk yang lebih kuat dari pada morfin delam dosis 2mg d
3. Barbiturat, (pentobarbital dan secorbarbital) sering dugunakan untuk
menghilangkan rasa cemas sebelum operasi.
4. Amfetamin dan turunannya, digunakan untuk mengurangi depresi yang
ditimbulkan oleh obat penghambat susunan syaraf pusat (analeptic).
Khasiatnya dapat sebagai anesthesia (mati rasa). Penggunaannya dapat
menimbulkan bertambahnya kewaspadaan, menghilangkan rasa gantuk dan
lelah, menambah keyakinan diri, dan konsentrasi, serta euphoria.
5. Meperidin, (sering juga di sebut petidin, Demerol dan dolantin), digunakan
sebagai analgesic. Obat ini tidak efektif untuk terapi dan diare. Daya kerja
meperidin lebih pendek dari pada morfin.
6. Metadon, digunakan sebagai analgesic bagi penderita rasa nyeri dan
digunakan pula untuk terapi pecandu narkotika.

15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Zat adiktif dan psikotropika itu terdiri dari berbagai jenis dan
golongan.Setiap penggunaan zat adiktif dan psikotropika akan mendapat dampak
bagi kehidupan dan kesehatan.Untuk kesehatan tubuh,penggunaan zat adiktif dan
psikotropika akan merusak beberapa fungsi organ dan mempengaruhi lancarnya
kegiatan system organ.Untuk kehidupan,berdampak pada sosial dan
ekonomi.Sedangkan untuk produsen,pengguna,dan pengedar zat adiktif dan
psikotropika akan mendapat sanksi hukum sesuai dengan hukum yang
berlaku.Untuk di negara kita akan diberi sanksi yang sudah diatur dalam undang-
undang dan peraturan hukum Negara Republik Indonesia.

B. Saran
Berikut beberapa saran yang dapat digunakan untuk menghindari zat
adiktif dan psikotropika.
1. Hindari para pengguna zat ini supaya kita tidak terpengaruh untuk
menggunakannya.
2. Selalu berpikir positif meskipun dalam keadaan yang genting atau pada saat
mengalami kegagalan dan putus asa.
3. Jangan pernah berpikir bahwa menggunakan zat adiktif dan psikotropika
adalah salah satu jalan keluar dari masalah supaya masalah dapat
terselesaikan,padahal itu merupakan jalan buntu dan akan memberikan
masalah.
4. Gunakan motto hidup yang positif.
5. Berpikir untuk mencapai masa depan yang cemerlang.
6. Jalani hidup dengan hal-hal yang positif dan menyenangkan.
7. Selesaikan masalah dengan hati yang tenang dan pikiran yang dingin agar
tidak mengarah pada arah yang negatif.
8. Terapkan hidup untuk menjauhi zat adiktif dan psikotropika.
9. Gunakan waktu kosong untuk hal-hal positif.

16
DAFTAR PUSTAKA

https://bnetpwj.blogspot.com/2014/12/makalah-zat-adiktif-dan-psikotropika.html
https://www.academia.edu/20336997/Makalah_zat_aditif_adiktif_dan_psikotropi
ka
https://www.scribd.com/document/385721783/Makalah-Zat-Adiktif-Dan-
Psikotropika
https://makalah2018.blogspot.com/2009/10/makalah-zat-aditif-dan-
psikotropika.html

17

Anda mungkin juga menyukai