Anda di halaman 1dari 41

Eko Sugiharto

PUSAT STUDI LINGKUNGAN HIDUP


UNIVERSITAS GADJAH MADA
PERLINDUNGAN dan PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP

IZIN LINGKUNGAN

PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA


TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK OSS
(21 Juni 2018)
Per. Men LHK :
o No 22-2018 NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA PELAYANAN PERIZINAN TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK LINGKUP KLHK
o No 23-2018 KRITERIA PERUBAHAN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DAN TATA CARA PERUBAHAN IZIN LINGKUNGAN
o No 24-2018 PENGECUALIAN KEWAJIBAN MENYUSUN ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN UNTUK USAHA DAN/ATAU KEGIATAN
YANG BERLOKASI DI DAERAH KABUPATEN/KOTA YANG TELAH MEMILIKI RENCANA DETAIL TATA RUANG
o No 25-2018 PEDOMAN PENETAPAN JENIS RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN YANG WAJIB MEMILIKI UPAYA PENGELOLAAN
LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN
PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP
o No 26-2018 PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SERTA PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP DALAM
PELAKSANAAN PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK
What is O.S.S.???
PP 24-2018, Pasal 1, butir 4, 5, 6:
OSS (Online Single Submission)
yang selanjutnya disingkat OSS Perizinan Berusaha
adalah Perizinan Berusaha adalah pendaftaran yang diberikan
kepada Pelaku Usaha untuk memulai dan
yang diterbitkan oleh
menjalankan U d/a K dan diberikan dalam
Lembaga OSS bentuk persetujuan yang dituangkan
untuk dan atas nama menteri, dalam bentuk surat/keputusan atau
pimpinan lembaga, gubernur, atau pemenuhan persyaratan d/a Komitmen
bupati/wali kota
kepada Pelaku Usaha melalui Pelaku Usaha
adalah perseorangan atau
sistem elektronik yang terintegrasi. non perseorangan yang melakukan
usaha dan/atau kegiatan pada bidang
tertentu
Surat Sekretaris
Kemenko Ekonomi
18 Juli hal Pelaksanaan
Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi
secara Elektronik
(Sistem OSS) ke:
 Sekjen,
 Sekretaris Utama,
Sekretaris Daerah
Provinsi
 Sekretaris Daerah
Kabupaten/Kota

1. https://oss.go.id/oss/portal/download/f/SURATKEPEMDA.pdf
2. https://oss.go.id/oss/portal/download/f/SURATKEKL.pdf
Untuk masuk ke Online Submission System
https://oss.go.id/oss/portal/download/f/PP-24-2018-OSS-dan-Lampiran-HVS.pdf

1. https://oss.go.id/oss/portal/download/f/SURATKEPEMDA.pdf
2. https://oss.go.id/oss/portal/download/f/SURATKEKL.pdf
PP 24-2018, Pasal 24

(1)Lembaga OSS menerbitkan NIB (Nomor Izin Berusaha)


setelah Pelaku Usaha melakukan Pendaftaran
melalui pengisian data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
secara lengkap dan mendapatkan NPWP sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 23.

(2)NIB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berbentuk 13 (tiga


belas) digit angka acak yang diberi pengaman dan disertai
dengan Tanda Tangan Elektronik.
NIB
Nomor Induk
Berusaha
321401 0 180318 0001
ALUR “NIB” (Nomor Izin Berusaha) 8

1. Data Permohonan Masuk Via OSS


2. OSS Memproses Permohonan

NIB
Nomor Induk
Berusaha
321401 0 180318 0001

3. Setiap Ijin yang telah diberikan


disimpan dalam bentuk data elektronis 4. PTSP/DPMPTSP/KL Mendapat Tembusan dari
dalam smartcard OSS dan Memproses Ijin serta memberikan
persetujuan elektronis.

Sistem PTSP/DPMPTSP/KL
LHK 26-2018, Pasal 4
(1)Lembaga OSS menerbitkan Izin Lingkungan berdasarkan komitmen.

(2)Komitmen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mencakup kewajiban


untuk:
a. melengkapi Amdal bagi rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib
memiliki Amdal;
b. melengkapi UKL-UPL bagi rencana usaha dan/atau kegiatan yang
wajib memiliki UKL-UPL; dan
c. tidak melakukan kegiatan sebelum komitmen untuk melengkapi
Amdal atau UKL-UPL telah dipenuhi.
PP 24-2018, Pasal 38(1) PP24-2018, Pasal 38(2)
Pelaku Usaha yang telah Pelaku Usaha yang telah
mendapatkan Izin Usaha mendapatkan Izin Usaha
sebagaimana dimaksud dalam Pasal sebagaimana dimaksud dalam
32 dapat melakukan kegiatan: Pasal 32 namun belum
a. pengadaan tanah; menyelesaikan:
b. perubahan luas lahan; a. Amdal; dan/atau
c. pembangunan bangunan gedung dan
pengoperasiannya;
b. Rencana teknis bangunan
d. pengadaan peralatan atau sarana; gedung,
e. pengadaan sumber daya manusia; belum dapat melakukan kegiatan
f. penyelesaian sertifikasi atau kelaikan; pembangunan bangunan gedung
g. pelaksanaan uji coba produksi sebagaimana dimaksud pada ayat
(commisioning); dan/atau
h. pelaksanaan produksi.
(1) huruf c
PP24-2018, Pasal 53
(1) Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, gubernur, atau bupati/wali kota melakukan pemeriksaan atas UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada
Pasal 51 ayat (1) paling lama 5 (lima) Hari sejak disampaikan oleh Pelaku Usaha.
(2) Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak terdapat perbaikan UKL-UPL, menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, gubernur, dan bupati/wali kota
menetapkan persetujuan rekomendasi UKL-UPL dan menyampaikannya kepada Pelaku Usaha melalui sistem OSS.
(3) Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdapat perbaikan UKL-UPL, menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, gubernur, dan
bupati/wali kota menyampaikan hasil pemeriksaan kepada Pelaku Usaha melalui sistem OSS.
(4) Pelaku Usaha wajib melakukan perbaikan UKL-UPL dan menyampaikan kepada menteri yang menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, gubernur, dan bupati/wali kota melalui sistem OSS paling
lama 5 (lima) Hari sejak diterimanya hasil pemeriksaan.
(5) Berdasarkan perbaikan UKL-UPL yang disampaikan oleh Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (4), menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup, gubernur, dan bupati/wali kota
menetapkan persetujuan rekomendasi UKL-UPL dan menyampaikannya kepada Pelaku Usaha melalui OSS.
(6) Penetapan persetujuan rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau ayat (5) merupakan
pemenuhan Komitmen Izin Lingkungan.
(7) Dalam hal menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup, gubernur, dan bupati/wali kota tidak menetapkan persetujuan rekomendasi UKL-UPL dalam jangka waktu
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) persetujuan rekomendasi UKL-UPL dan Komitmen Izin Lingkungan
dianggap telah dipenuhi.
4) Pelaku Usaha wajib melakukan perbaikan UKL-UPL dan menyampaikan kepada menteri yang
menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup,
gubernur, dan bupati/wali kota melalui sistem OSS paling lama 5 (lima) Hari sejak diterimanya hasil
pemeriksaan.
5) Berdasarkan perbaikan UKL-UPL yang disampaikan oleh Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud pada ayat
(4), menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup, gubernur, dan bupati/wali kota menetapkan persetujuan rekomendasi UKL-UPL dan
menyampaikannya kepada Pelaku Usaha melalui OSS.
6) Penetapan persetujuan rekomendasi UKL-UPL sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau ayat (5)
merupakan pemenuhan Komitmen Izin Lingkungan.
7) Dalam hal menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup, gubernur, dan bupati/wali kota tidak menetapkan persetujuan
rekomendasi UKL-UPL dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) persetujuan
rekomendasi UKL-UPL dan Komitmen Izin Lingkungan dianggap telah dipenuhi.
Implikasi PP No. 24 Tahun 2018 PPBTSE: Dua Sistem Perizinan Berusaha

Surat Sekretaris Kemenko Ekonomi


No. S-286/SES.M.EKON/07/2018
1 Pelaksanaan PERIZINAN
tanggal 18 Juli hal Pelaksanaan
BERUSAHA pada Sektor yang
Pelayanan Perizinan Berusaha tercantum DI DALAM Pasal 85 Sistem OSS
Pasal 85 dan Terintegrasi secara Elektronik dan Lampiran PP No. 24/2018
(Sistem OSS):
Lampiran PP Kepada Sekjen dan Sekretaris (DI DALAM SISTEM OSS)
No. 24/2018 Utama

Pelayanan
Perizinan Usaha dan/atau Kegiatan
Berusaha PEMERINTAH
Terintegrasi Surat Sekretaris Kemenko Ekonomi
No. S-290/SES.M.EKON/07/2018
2 Pelaksanaan PERIZINAN
Sistem
Eksisting
secara tanggal 18 Juli hal Pelaksanaan
Elektronik Pelayanan Perizinan Berusaha BERUSAHA DILUAR SEKTOR sesuai PUU
Terintegrasi secara Elektronik
(PPBTSE) (Sistem OSS):
yang diatur dalam PP No. 24
Sekretaris Daerah Provinsi serta Tahun 2018
Sekretaris daerah Kabupaten/Kota
(DILUAR SISTEM OSS)

Pasal 1 angka 6 :
PELAKU USAHA adalah Persorangan atau non perseorangan yang melakukan usaha dan/atau kegiatan tertentu

 PEMERINTAH bukan Pelaku Usaha. (Dalam PP 27/2012, Pemrakarsa = Setiap orang dan Pemerintah)
Dalam rangka percepatan pelayanan berusaha
dilakukan reformasi peraturan Perizinan Berusaha pada 20 sektor
Pasal 85 dan Lampiran PP No 24/2018: Perizinan Berusaha yang termaksud di Dalam dan di Luar Sistem OSS
Pasal 85 PP 24 Tahun 2018: Pelaksanaan reformasi peraturan
Perizinan Berusaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 84 terdiri
atas Perizinan Berusaha pada:
1. sektor ketenagalistrikan;
2. sektor pertanian; Perizinan Berusaha Yang Belum masuk Sistem OSS:
3. sektor lingkungan hidup dan kehutanan; 1. Bidang/Sektor Pertahanan;
4. sektor pekerjaan umum dan perumahan rakyat;
5. sektor kelautan dan perikanan; 2. Bidang/Sektor Teknologi Satelit;
6. sektor kesehatan; 3. Bidang/Sektor Pertambangan Minerba;
7. sektor obat dan makanan;
8. sektor perindustrian; 4. Bidang/Sektor MIGAS
9. sektor perdagangan; 5. Pengembangan Panas Bumi
10.sektor perhubungan;
6. Jenis-Jenis Kegiatan tertentu di dalam Sektor
11.sektor komunikasi dan informatika;
yang tercantum di dalam Lampiran PP 24/2018
12.sektor keuangan;
13.sektor pariwisata; (Tidak semua kegiatan wajib Amdal/UKL-UPL di
14.sektor pendidikan dan kebudayaan; setiap sektor tersebut tercatum dalam Lampiran
15.sektor pendidikan tinggi; PP24/2018)
16.sektor agama dan keagamaan;
17.sektor ketenagakerjaan;
18.sektor kepolisian;
19.sektor perkoperasian dan usaha mikro, kecil, menengah; dan
20.sektor ketenaganukliran,
Implikasi PP 24/2018 terhadap Sistem Perizinanan Lingkungan
Dua Sistem Perizinan Lingkungan:
PUU yang akan digunakan:
Usaha dan/atau Kegiatan 1) PP 24 Tahun 2018;
wajib Amdal atau UKL-UPL 2) PP 27 Tahun 2012; dan
1 yang masuk dalam Sistem OSS 3) Peraturan MENLHK tentang Pedoman Penyusunan dan Penilaian serta
(Tercantum di Lampiran I PP Pemeriksaan Dokumen Lingkungan Hidup dalam Pelaksanaan Pelayanan
24/2018) Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (Peraturan Menteri
LHK P.26 Tahun 2018)

Usaha dan/atau Kegiatan PUU yang akan digunakan:


wajib Amdal atau UKL-UPL 1) PP 27 Tahun 2012; dan
yang TIDAK/BELUM masuk
2
2) Peraturan MENLH/MENLHK lama, terkait dengan Proses
dalam Sistem OSS Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan (i.e. Peraturan
(Tidak Tercantum di Lampiran MENLH No. 16/2012, Peraturan MENLH No. 17/2012,
I PP 24/2018) Peraturan MENLH No. 08/2013)
Peran para Pihak terkait ?
Pemilihan
SEBELUM PENYUSUNAN AMDAL Wkl. Masy.
apabila KONSULTASI Pengolahan
PENAPISAN PENGUMUMAN
wajib AMDAL PUBLIK Data

Rencana
Kegiatan
BATAL
PENYUSUNAN AMDAL PENILAIAN AMDAL
PENOLAKAN
Pemeriksaan
Pengisian Form
PELINGKUPAN Kerangka
Kerangka PERSETUJUAN
Acuan SKKL
Acuan

Rekomendasi
Penyusunan Penilaian Layak Lingkungan
PENGUMPULAN DATA
dan ANALISIS DATA ANDAL dan ANDAL dan
Rencana
RKL - RPL RKL - RPL Tidak
Kegiatan
Layak Lingkungan
BATAL
Apakah suatu RU d/a K
Wajib memiliki Amdal atau UKL-UPL atau SPKPPLH?

Apabila WAJIB AMDAL


Pendekatan studi Amdal yang harus digunakan :
PENAPISAN Tunggal / Terpadu / Kawasan ?
 PP No.27 Th 2012, Psl 8 ayat (1) s/d (4)

Siapa yang berwenang


Menilai Amdal / Memeriksa UKL-UPL /SPKPPLH
RU d/a K tersebut ?
UU 32-2009 tentang PPLH, Pasal 26
PELIBATAN
(1)Dokumen amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 disusun
MASYARAKAT oleh pemrakarsa dengan melibatkan masyarakat.

(2) Pelibatan masyarakat harus dilakukan berdasarkan


prinsip pemberian informasi yang transparan dan lengkap
serta diberitahukan sebelum kegiatan dilaksanakan.

(3) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat


meliputi:
a. yang terkena dampak;
b. pemerhati lingkungan hidup;
c. yang terpengaruh atas segala bentuk keputusan dalam proses
AMDAL

(4) Masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dapat mengajukan keberatan terhadap dokumen AMDAL
MASYARAKAT TERKENA DAMPAK, adalah masyarakat yang berada
dalam batas wilayah studi Amdal (batas sosial) yang akan
merasakan dampak dari adanya rencana usaha dan/atau kegiatan, terdiri
dari masyarakat yang akan mendapatkan manfaat dan masyarakat yang
akan mengalami kerugian

MASYARAKAT PEMERHATI LINGKUNGAN UU 32-2009, Psl 26


adalah masyarakat yang tidak terkena PP 27-2012, Psl 9
Masyarakat dampak dari suatu RU d/a K, tetapi Per.Men.LH 17-2012,
Yg diikutsertakan mempunyai perhatian terhadap rencana Lamp. Bab I, Butir C 5 s/d 7
usaha dan/atau kegiatan tersebut, maupun
Dalam proses Amdal dampak-dampak lingkungan yang akan
ditimbulkannya.

MASYARAKAT YANG TERPENGARUH ATAS SEGALA BENTUK


KEPUTUSAN DALAM PROSES AMDAL, adalah masyarakat yang
berada di luar dan/atau berbatasan langsung batas wilayah studi
Amdal dan yang akan merasakan dampak dari adanya rencana
usaha dan/atau kegiatan
PENGUMUMAN Pengumuman di Koran
Pengikut sertaan di Lokasi !? Lokals d/a Nasional
Masyarakat dlm
Penyusunan Amdal

SPT
(TERTULIS)

DIDOKUMEN
TASIKAN
memilih dan BLH Pemrakarsa
menetapkan Wkl.
Masy terkena dpk yg Inst. KOOR TOKOH
Terkait DINASI MASY
akan duduk sebagai
anggota KPA PENGOLAHAN
DATA
KONSUL
TASI
PUBLIK
SPT
K.A
Hasil Pelibatan
HASIL KONSLTS PBLK Masyarakat
Per.Men LHK 26-2018, Pasal 4 (6):
Dalam hal Pelaku Usaha tidak dapat memenuhi komitmen Izin Lingkungan
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) atau komitmen perubahan Izin
Lingkungan sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan komitmen
sebagaimana dimaksud pada ayat (5), Izin Lingkungan atau perubahan Izin
Lingkungan yang telah diterbitkan oleh Lembaga OSS sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dinyatakan batal.

Per.Men LHK 26-2018, Pasal 4 (7):


Pembatalan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) tidak dapat dituntut
secara pidana maupun digugat secara perdata.
Per.Men LHK 26-2018, Pasal 5 (4):
Untuk dapat melengkapi dokumen Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sesuai
dengan tata waktu yang telah ditentukan, Pelaku Usaha wajib memiliki data dan
informasi lengkap yang diperlukan untuk penyusunan dokumen Amdal sebelum
mengajukan permohonan izin usaha berdasarkan komitmen ke Lembaga OSS.

Per.Men LHK 26-2018, Pasal 5 (5):


Data dan informasi sebagaimana dimaksud pada ayat (4) mencakup:
a. arahan hasil penapisan dari instansi lingkungan hidup sesuai dengan kewenangannya;
b. deskripsi rencana usaha dan/atau kegiatan;
c. rona lingkungan hidup awal di dalam dan di sekitar lokasi rencana usaha dan/atau
kegiatan yang akan dilakukan; dan
d. hasil konsultasi publik dalam hal konsultasi publik telah dilakukan sebelum Pelaku
Usaha mengajukan permohonan izin usaha ke lembaga OSS.
LHK 26 – 2018 Pasal 7 (1)
Dokumen Amdal sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
dilengkapi melalui tahapan:
a. pelaksanaan pengumuman rencana Usaha dan/atau
Kegiatan serta konsultasi publik;
b. pengisian dan pengajuan Formulir KA;
c. pemeriksaan dan persetujuan Formulir KA;
d. penyusunan dan pengajuan Andal dan RKL-RPL; dan
e. penilaian Andal dan RKL-RPL dan penetapan keputusan
kelayakan lingkungan hidup atau ketidaklayakan lingkungan
hidup.
(2) Jangka waktu pelaksanaan pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan,
konsultasi publik, pengisian Formulir KA serta pemeriksaan Formulir KA sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a, huruf b dan huruf c dilakukan paling lama 30 (tiga puluh)
hari kerja setelah Lembaga OSS menerbitkan Izin Lingkungan berdasarkan komitmen.

(3) Penyusunan Andal dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d harus
mulai dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari kerja sejak Lembaga OSS menerbitkan
Izin Lingkungan berdasarkan komitmen.

(4) Jangka waktu penyusunan Andal dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
huruf d ditentukan berdasarkan komitmen Pelaku Usaha yang tercantum dalam Formulir
KA dan persetujuan Formulir KA.
(5) Jangka waktu penyusunan Andal dan RKL-RPL sebagaimana dimaksud pada ayat (4)
dilakukan paling lama 180 (seratus delapan puluh) hari kerja.

(6) Jangka waktu penilaian Andal dan RKL-RPL, penyampaian rekomendasi hasil penilaian
dan penilaian akhir serta penetapan keputusan kelayakan lingkungan hidup atau
ketidaklayakan lingkungan hidup sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf e dilakukan
paling lama 60 (enam puluh) hari kerja sejak dokumen Andal dan RKL-RPL diajukan
kepada KPA dan dinyatakan lengkap secara administrasi.

(7) Instansi lingkungan hidup melakukan pengawasan terhadap pemenuhan komitmen


Pelaku Usaha untuk melengkapi dokumen Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1).

(8) Dalam hal Pelaku Usaha tidak dapat memenuhi komitmen untuk melengkapi dokumen
Amdal sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Instansi lingkungan hidup menyampaikan
notifikasi kegagalan pemenuhan komitmen kepada Lembaga OSS.
LHK 26-2018 Pasal 9
(1)Pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8
ayat (1) dilakukan oleh Pelaku Usaha.
(2)Pengumanan rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan sebelum pengisian Formulir KA.
(3)Dalam melakukan pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Pelaku Usaha wajib menyampaikan informasi secara benar dan
tepat mengenai:
a. nama dan alamat Pelaku Usaha;
b. jenis rencana Usaha dan/atau Kegiatan;
c. skala/besaran dari rencana Usaha dan/atau Kegiatan; dan
d. lokasi rencana Usaha dan/atau Kegiatan;
e. dampak potensial terhadap lingkungan yang akan timbul dan konsep umum
pengendalian dampak lingkungannya;
f. tanggal pengumuman mulai dipasang dan batas waktu penyampaian saran,
pendapat dan tanggapan dari masyarakat; dan
g. nama dan alamat Pelaku Usaha dan instansi lingkungan hidup yang menerima
saran, pendapat dan tanggapan dari masyarakat.
(6) Pengumuman rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang memuat informasi
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) wajib disampaikan melalui:
a. laman OSS;
b. media massa; dan/atau
c. pengumuman pada lokasi Usaha dan/atau Kegiatan.

(7) Selain media yang wajib digunakan untuk melakukan pengumuman sebagaimana
dimaksud pada ayat (6), Pelaku Usaha dapat menggunakan media lain untuk
melakukan pengumuman, berupa:
a. media cetak seperti brosur, pamflet atau spanduk;
b. media elektronik melalui televisi, website, jejaring sosial, sms dan/atau radio;
c. papan pengumuman di instansi lingkungan hidup dan instansi yang membidangi
usaha dan/atau kegiatan di tingkat pusat, daerah provinsi dan/atau daerah
kabupaten/kota; dan
d. media lain yang dapat digunakan.
BAB I KETENTUAN UMUM (Pasal 1 – 5)
BAB II PENYUSUNAN DAN PENILAIAN DOKUMEN AMDAL
SERTA PENETAPAN KEPUTUSAN KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP ATAU KETIDAKLAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Bagian Kesatu Umum (Pasal 6 – 15), hlmn 6 - 17
Bagian Kedua Pengisian dan Pengajuan Formulir KA (Pasal 16 - 18 ), hlmn 17 – 19
Bagian Ketiga Pemeriksaan dan Persetujuan Formulir KA (Pasal 19 ), hlmn 19 - 21
Bagian Keempat Penyusunan Andal dan RKL-RPL (Pasal 20 - 22 ) hlmn 21
Bagian Kelima Penilaian Andal dan RKL-RPL serta
Penetapan Keputusan Kelayakan Lingkungan Hidup Atau Ketidaklayakan Lingkungan Hidup
(Pasal 23 - 29) hlmn 21 – 29
Bagian Keenam Kelembagaan dan Kewenangan KPA (Pasal 30) hlmn 30
BAB III PENYUSUNAN DAN PEMERIKSAAN UKL-UPL SERTA PENETAPAN PERSETUJUAN REKOMENDASI UKL-UPL
Bagian Kesatu Umum (Pasal 31-32) hlmn 30 – 32
Bagian Kedua Pengisian dan Pengajuan Formulir UKL-UPL (Pasal 33-34) hlmn 32 – 33
Bagian Ketiga Pemeriksaan UKL-UPL dan Penetapan Persetujuan Rekomendasi UKL-UPL (Pasal 35-38) hlmn 33-40
BAB IV PENGISIAN DAN VERIFIKASI SERTA PENDAFTARAN SPPL
Bagian Kesatu Umum (Pasal 39), hlmn 40
Bagian Kedua Pengisian dan pengajuan SPPL (Pasal 40-41) hlmn 40-42
Bagian Ketiga Verifikasi dan Pendaftaran SPPL (Pasal 42) hlmn 42-43
BAB V PENYUSUNAN, PENILAIAN DAN PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP SERTA
PERUBAHAN KEPUTUSAN KELAYAKAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PERUBAHAN REKOMENDASI UKL-UPL
UNTUK PERUBAHAN IZIN LINGKUNGAN
PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR P.26/MENLHK/SETJEN/KUM.1/7/2018
TENTANG
PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENILAIAN SERTA PEMERIKSAAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
DALAM PELAKSANAAN PELAYANAN PERIZINAN BERUSAHA TERINTEGRASI SECARA ELEKTRONIK

LAMPIRAN I (halaman 65)


PEDOMAN PENYUSUNAN FORMULIR KERANGKA ACUAN (KA)
LAMPIRAN II
PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN ANDAL (halaman 73)
PEDOMAN PENYUSUNAN DOKUMEN RKL-RPL (halaman 83)

LAMPIRAN III (halaman 141)


PEDOMAN PENGISIAN FORMULIR UKL-UPL
LAMPIRAN IV (halaman 154)
FORMAT SURAT PERNYATAAN KESANGGUPAN PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (SPPL)

LAMPIRAN V (halaman 156)


PENYUSUNAN DAN PENILAIAN DOKUMEN LINGKUNGAN HIDUP
UNTUK PERUBAHAN USAHA DAN/ATAU KEGIATAN DAN PERUBAHAN IZIN LINGKUNGAN
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (1)
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup serta
sumber daya alam (PPLH & PSDA) yang diatur dalam peraturan
perundang-undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Prakiraan secara cermat mengenai besaran dan sifat penting dampak
dari aspek biogeofisik kimia, sosial, ekonomi, budaya, tata ruang, dan
kesehatan masyarakat pada tahap prakonstruksi, konstruksi, operasi, dan
pasca operasi Usaha dan/atau Kegiatan;
5. Hasil evaluasi secara holistik terhadap seluruh dampak penting sebagai
sebuah kesatuan yang saling terkait dan saling mempengaruhi sehingga
diketahui perimbangan dampak penting yang bersifat positif dengan yang
bersifat negatif;
6. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait yang bertanggung
jawab dalam menanggulanggi dampak penting negatif yang akan
ditimbulkan dari Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan
pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;
10 Kriteria Kelayakan Lingkungan (2)
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai
sosial atau pandangan masyarakat (emic view);
8. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi
dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
• entitas dan/atau spesies kunci (key species);
• memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
• memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance);
dan/atau
• memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
9. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar
rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
10. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal
terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud;
PENGUMUMAN 1. Nama + alamat pemrakarsa
2. Jenis RK d/a U
R.K. d/a U 3. Skala /besaran RK d/a U
4. Lokasi RK d/a U
5. Dampak potensial yg akan timbul
Koran Lokal d/a Nas 6. Tgl diumumkan, batas waktu pemberian SPT
Papan pengumuman 7. Alamat Penerima SPT (pemrakarsa dan Inst. LH
yg mudah dijangkau
oleh masy: > 10 HK
PENGUMUMAN
Dapat menggunakan media lain:
1) Brosur/pampflet/spanduk
Oleh pemrakarsa 2) TV, radio, website, jejaring sosial, sms
Sebelum penyusunan KA 3) Papan pengumuman di Inst. LH + Inst. Pembina
Dpt dijangkau oleh Masy: 4) Media lain
1) Terkena dampak
2) Pemerhati lingkungan  Ditulis dlm bahasa Indonesia yg jelas
3) Yg terpengaruh atas  Dapat juga dituliskan terjemahannya
segala bentuk Kptsn dlm
proses Amdal

Lampiran Per.Men.LH No.17/2012, Bab II, butir B2


1. Mencantumkan identitas pribadi
SARAN 2. SPT antara lain berupa:
PENDAPAT a) Informasi deskriptif ttg keadaan sekitar RK d/a U
TANGGAPAN b) Nilai-nilai lokal terkait dg RK d/a U
c) Aspirsi masyarakat terkait RK d/a U
(S–P–T) 3. SPT disampaikan dlm Bhs. Indonesia d/a daerah setempat

< 10 hari kerja


Sejak diumumkan
 Pemrakarsa

 Menteri, melalui Sekrtrt Komisinya


bila penilaian oleh KPA Pusat
 Gubernur, melalui Sekrtrt Komisinya
bila penilaian oleh KPA Prov
 Bpt/WK melalui Sekrtrt Komisinya
bila penilaian oleh KPA Kab/Kota

Lampiran Per.Men.LH No.17/2012, Bab II, butir B3


a) Dilakukan oleh pemrakarsa
PELAKSANAAN b) Dilaksanakan sebelum, bersamaan atau setelah
KONSULTASI PUBLIK pengumuman
c) Dilakukan terhadap/dihadiri oleh masyarakat:
1) Terkena dampak
 Pemrakarsa 2) Pemerhati lingkungan
berkoordinasi dg Inst. 3) Yg terpengaruh atas segala kpts dlm proses
Terkait dan tokoh Amdal
masy.
 Pemrakarsa Bentuk konsultasi publik:
mengundang masy. 1) Lokakarya
 Menyampaikan
2) Seminar
informasi:
1) Tujuan KP 3) Focus group discussion
2) Waktu KP 4) Temu warga
3) Bentuk KP 5) Forum dengar pendapat
4) Sumber informasi 6) Dialog interaktif
tambahan 7) Metode lain utk komunikasi dua arah
5) Lingkup tanggapan dan
informasi yg Forum KP juga merupakan sarana utk memilih dan
diharapkan menetapkan wkl. Masy terkena dpk yg akan duduk
sebagai anggota KPA

Lampiran Per.Men.LH No.17/2012, Bab II, butir C


Penetapan Wakil Masyarakat Terkena Dampak dalam Komisi Penilai Amdal
1. Masyarakat terkena dampak memilih dan menetapkan sendiri wakilnya yang duduk sebagai
anggota komisi penilai Amdal;
2. Pemilihan dan penetapan wakil masyarakat tersebut dilakukan bersamaan dengan
pelaksanaan konsultasi publik;
3. Jumlah wakil masyarakat terkena dampak yang dipilih dan ditetapkan untuk duduk sebagai
anggota komisi penilai amdal ditetapkan secara proporsional dan mewakili aspirasi
masyarakat yang diwakilinya dalam persoalan lingkungan hidup;
4. Hasil penetapan wakil masyarakat tersebut dituangkan dalam bentuk surat persetujuan/surat
kuasa yang ditandatangani oleh masyarakat yang diwakili berupa penetapan wakil
masyarakat yang akan duduk sebagai anggota komisi penilai Amdal;
5. Pemrakarsa mengomunikasikan hasil penetapan wakil masyarakat sebagaimana dimaksud
dalam angka 4 kepada sekretariat komisi penilai Amdal sesuai dengan kewenangannya;
6. Wakil masyarakat terkena dampak wajib:
a. melakukan komunikasi dan konsultasi rutin dengan masyarakat terkena dampak yang
diwakilinya; dan
b. menyampaikan aspirasi masyarakat terkena dampak yang diwakilinya dalam rapat komisi
penilai Amdal.
Lampiran Per.Men.LH No.17/2012, Bab II, butir D
TIGA SKEMA PENILAIAN ANDAL – RKL - RPL Per. Men. LH No 8 Th 2013 – Lamp VI – Butir I

Tidak Perlu
I PEMRAKARSA SEKRETARIAT TIM TEKNIS
Perbaikan
KOMISI

Perlu Perbaikan
REKOMENDASI
Perlu Perbaikan LAYAK / TIDAK

II PEMRAKARSA SEKRETARIAT TIM TEKNIS KOMISI

REKOMENDASI
LAYAK / TIDAK
Perlu Perbaikan

TIM TEKNIS
REKOMENDASI
III PEMRAKARSA SEKRETARIAT
LAYAK / TIDAK
KOMISI

Perlu Perbaikan
Pendanaan  PP 27 Th 2012 psl 68-70
Psl 68  Penyusunan dokumen Amdal dan UKL-UPL didanai oleh pemrakarsa,
kecuali untuk usaha dan/atau kegiatan bagi golongan ekonomi lemah

(1) Dana Kegiatan :


a. penilaian Amdal yg. dilakukan oleh komisi Penilai Amdal, tim
teknis, dan sekretariat Komisi penilai Amdal atau
b. pemeriksaan UKL-UPL yg dilakukan oleh instansi LH pusat, prov,
kab/kota dialokasikan dari APBN atau APBD sesuai dengan
Psl 69
peraturan perundang-undangan.

(2) Jasa penilaian dokumen Amdal dan pemeriksaan UKL-UPL


yang dilakukan oleh komisi Penilai Amdal dan tim teknis,
dibebankan kepada pemrakarsa sesuai dengan peraturan
perundang-undangan

Psl 70  Dana pembinaan dan evaluasi kinerja yang dilakukan oleh instansi
LH Pusat, provinsi, dan kabupaten/kota dialokasikan dari
anggaran instansi LH Pusat, provinsi, dan kabupaten/kota
PP 27-2012, Pasal 65
(1) Pemerintah dan pemerintah daerah membantu penyusunan Amdal atau UKL-
UPL bagi Usaha dan/atau Kegiatan golongan ekonomi lemah yang berdampak
penting terhadap lingkungan hidup.

(2) Penyusunan Amdal atau UKL-UPL bagi Usaha dan/atau Kegiatan golongan
ekonomi lemah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibantu oleh instansi yang
membidangi Usaha dan/atau Kegiatan.

(3) Dalam hal Usaha dan/atau Kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
berada di bawah pembinaan atau pengawasan lebih dari 1 (satu) instansi yang
membidangi Usaha dan/atau Kegiatan, penyusunan Amdal atau UKLUPL bagi
Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dilakukan oleh instansi yang
membidangi Usaha dan/atau Kegiatan yang bersifat dominan.
Terima kasih
Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

Eko Sugiharto
Pusat Studi Lingkungan Hidup (PSLH)
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Kampus UGM Sekip
http://www.ugm.ac.id
Tel.0274.565722 ; Fax.0274517863 ; E-Mail: pslh@ugm.ac.id
HP 0811283602 ; E-Mail: ekosugiharto.ugm@gmail.com
8 Kriteria PERSETUJUAN/PENOLAKAN (1)
1. Rencana tata ruang sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan;
2. Kebijakan di bidang perlindungan dan pengelolaan
lingkungan hidup serta sumber daya alam (PPLH &
PSDA) yang diatur dalam peraturan perundang-
undangan;
3. Kepentingan pertahanan keamanan;
4. Kemampuan pemrakarsa dan/atau pihak terkait
yang bertanggung jawab dalam menanggulanggi
dampak penting negatif yang akan ditimbulkan dari
Usaha dan/atau Kegiatan yang direncanakan dengan
pendekatan teknologi, sosial, dan kelembagaan;
8 Kriteria PERSETUJUAN/PENOLAKAN (2)
5. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menganggu nilai-nilai
sosial atau pandangan masyarakat (emic view);
6. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak akan mempengaruhi
dan/atau mengganggu entitas ekologis yang merupakan:
1) entitas dan/atau spesies kunci (key species);
2) memiliki nilai penting secara ekologis (ecological importance);
3) memiliki nilai penting secara ekonomi (economic importance);
dan/atau
4) memiliki nilai penting secara ilmiah (scientific importance).
7. Rencana usaha dan/atau kegiatan tidak menimbulkan gangguan
terhadap usaha dan/atau kegiatan yang telah ada di sekitar
rencana lokasi usaha dan/atau kegiatan;
8. Tidak dilampauinya daya dukung dan daya tampung lingkungan
hidup dari lokasi rencana usaha dan/atau kegiatan, dalam hal
terdapat perhitungan daya dukung dan daya tampung lingkungan
dimaksud

Anda mungkin juga menyukai