Anda di halaman 1dari 15

RANGKUMAN MATERI

MATEMATIKA SEMESTER
2

OLEH:IFA SOLIHATIN M (201745500174)


1. Relasi dan Fungsi

Pada relasi, tidak ada aturan khusus untuk memasangkan setiap anggota
himpunan daerah asal ke daerah kawan. Aturan hanya terikat atas pernyataan
relasi tersebut. Setiap anggota himpunan daerah asal boleh mempunyai
pasangan lebih dari satu atau boleh juga tidak memiliki pasangan.

Sedangkan pada fungsi, setiap anggota himpunan daerah asal dipasangkan


dengan aturan khusus. Aturan tersebut mengharuskan setiap anggota
himpunan daerah asal mempunyai pasangan dan hanya tepat satu
dipasangkan dengan daerah kawannya.

Kesimpulannya, setiap relasi belum tentu fungsi, namun setiap fungsi pasti
merupakan relasi. Penjelasan mengenai relasi dan fungsi dapat dilihat pada
gambar di bawah.

Dalam pembahasan relasi dan fungsi, himpunan yang terlibat digolongkan ke


dalam tiga jenis daerah. Ketiga daerah tersebut adalah daerah asal (domain),
daerah kawan (kodomain), dan daerah hasil (range). Perbedaan ketiga daerah
tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah.
Relasi

Seperti yang telah dijelaskan secara singkat di atas, relasi dapat diartikan
sebagai hubungan. Misalkan sebuah relasi menyatakan hubungan perkalian.
Hasil relasi tersebut dapat dinyatakan dalam himpunan pasangan terurut x dan
y dan dapat juga digambar pada bidang kartesius.

Cara menyatakan hasil relasi perkalian antara himpunan A dan B dapat dilihat
pada contoh permasalahan di bawah.
Fungsi Komposisi

Dari dua jenis fungsi f(x) dan g(x) kita dapat membentuk sebuah fungsi baru
dengan menggunakan sistem operasi komposisi. operasi komposisi biasa
dilambangkan dengan "o" (komposisi/bundaran). fungsi baru yang dapat kita
bentuk dari f(x) dan g(x) adalah:

(g o f)(x) artinya f dimasukkan ke g

(f o g)(x) artinya g dimasukkan ke f

Contoh Soal 1:

Diketahui f(x) = 3x - 4 dan g(x) = 2x, maka tentukanlah rumus (f o g)(x) dan (g
o f)(x) ...
Jawab:

(f o g)(x) = g dimasukkan ke f menggantikan x

(f o g)(x) = 3(2x)-4

(f o g)(x) = 6x - 4

(g o f)(x) = f dimasukkan ke g menggantikan x

(g o f)(x) = 2(3x-4)

(g o f)(x) = 6x-8

Syarat Fungsi Komposisi

Contoh Soal 2

Misal fungsi f dan g dinyatakan dalam pasangan terurut :

f : {(-1,4), (1,6), (3,3), (5,5)}

g : {(4,5), (5,1), (6,-1), (7,3)}

Tentukan :

a. fog d. (f o g) (2)

b. gof e. (g o f) (1)

c. (f o g) (4) f. (g o f) (4)
Jawab :

Pasangan terurut dari fungsi f dan g dapat digambarkan dengan diagram panah
berikut ini

a. (f o g) = {(4,5), (5,6), (6,4), (7,3)}

b. (g o f) = {(-1,5), (1,-1), (3,3), (5,1)}

c. (f o g) (4) = 5

d. (f o g) (2) tidak didefinisikan

e. (g o f) (1) = -1

Sifat-sifat Fungsi Komposisi

Fungsi komposisi memiliki beberapa sifat, diantaranya:

Tidak Komutatif

(g o f)(x) = (f o g)(x)

Asosiatif

(f o (g o h))(x) = ((f o g) o h)(x)]

Fungsi Identitas I(x) = x

(f o I)(x) = (I o f)(x) = f(x)

Fungsi Invers

Apabila fungsi dari himpunan A ke B dinyatakan dengan f, maka invers dari


fungsi f merupakan sebuah relasi dari himpunan A ke B. Sehingga, fungsi invers
dari f : A -> B adalah f-1: B -> A. dapat disimpulkan bahwa daerah hasil dari f-
1 (x) merupakan daerah asal bagi f(x) begitupun sebaliknya.
2. Trigonometri

A. Aturan Sinus dalam Segitiga

Pada segitiga di atas berlaku


loh, darimana asalnya aturan sinus tersebut? mari kita cari tahu
pembuktiannya berikut
pembuktian aturan sinus paling mudah melalui pendekatan pembuktian dari
rumus luas segitiga. Silahkan baca pembuktian rumus luas segitiga di bagian
akhir postingan ini terlebih dahulu. Menurut aturan luas segitiga di dapat
L = ½ bc. sin α … (1)
L = ½ ac. sin β … (2)
L = ½ ab. sin γ … (3)

Persamaan (1) dan (2)


L=L
½ bc. sin α = ½ ac. sin β (coret yang sama)
b sin α = a sin β
b/sin β = a/sin α

Persamaan (1) dan (3)


L=L
½ bc. sin α = ½ ab. sin γ
c. sin α = a sin γ
c/sin γ = a/sin α

B. Aturan Cosinus dalam Segitiga

Pasa sebuah segitiga dengan titik sudut A, B, C, panjang sisi a,b,c, dan
sudut α, β, γ berlaku aturan cosinus

a2 = b2 + c2 – 2bc cos α
b2 = a2 + c2 – 2ac cos β
c2 = a2 + b2 – 2ab cos γ

Pembuktian aturan cosinus


Darimana dapatnya aturan cosinus di atas? Jawabannya adalah

c2 = (a sin γ)2 + (b-a cos γ)2


c2 = a2 sin2 γ + b2– 2ab cos γ + a2 cos2 γ
c2 = a2 sin2 γ + a2 cos2 γ + b2– 2ab cos γ
c2 = a2 (sin2 γ + cos2 γ) + b2– 2ab cos γ (ingat sobat sin2 a + cos2 a = 1)
c2 = a2+ b2– 2ab cos γ… (terbukti)

Besar sudut POQ = 180o – (75o+45o) = 60o.


PQ2 = OQ2 + OP2 – 2.OQ.OP cos ∠POQ
PQ2 = 32 + 52 – 2.3.5 cos 60o c
PQ2 = 9 + 25 – 30. 0,5
PQ2 = 9 + 25 -15
PQ2 = 19
PQ = √19 = 4,36

C. Aturan Trigonometri Luas Segitiga

Selain aturan sinus dan cosinus dalam segitiga berlaku rumus luas segitiga
menggunakan aturan trigonometri.
Jika sobat punya sebuah segitiga seperti gambar di bawah ini

maka berlaku aturan

Luas Segitiga ABC


= ½ bc. sin α
= ½ ac. sin β
= ½ ab. sin γ
pembuktian rumus ini sangat mudah jika sobat punya sebuah segitiga
sembarang seperti ini

perhatikan segitiga di atas, rumus luas segitiga adalah ½ x alas x tinggi. Kita
ganti nilai tinggi dengan c sin α atau a sin γ maka didapat
L = ½ b. c. sin α atau
L = ½ b. a. sin γ

3. Bangun Datar dan Bangun Ruang

N
BANGUN KELILING LUAS
O

1 PERSEGI 4 x sisi atau s + s + s + s Sisi x sisi atau s2

PERSEGI
2 2 x (p+l) atau 2p + 2l Panjang x lebar
PANJANG

JAJARAN Jumlah sisi-sisinya atau a +


3 Alas x tinggi
GENJANG b+c+d

SEGITIGA SIKU- Jumlah sisi-sisinya atau a +


4 1/2 x alas x tinggi
SIKU b+c

5 SEGITIGA SAMA Jumlah sisi-sisinya atau a + 1/2 x alas x tinggi


KAKI b+c

SEGITIGA SAMA Jumlah sisi-sisinya atau a +


6 1/2 x alas x tinggi
SISI b+c

Jumlah sisi-sisinya atau p +


7 BELAH KETUPAT Sisi x sisi atau p x p
p+p+p

Jumlah sisi-sisinya atau a + Jumlah sisi sejajar x 1/2


8 TRAPESIUM
b+c+d x tinggi

22/7 x r x r atau 3,14 x r


9 LINGKARAN 22/7 x d atau 3,14 x d
xr

Jumlah sisi-sisinya atau a + 1/2 x diagonal x


10 LAYANG-LAYANG
b+c+d diagonal

Rumus-Rumus Bangun Ruang

NO BANGUN SISI RUSUK TITIK SUDUT VOLUME

1 Balok 6 12 8 Luas alas x tinggi

2 Kubus 6 12 8 Sisi x sisi x sisi atau s3

3 Prisma 5 9 6 Luas alas x tinggi

4 Limas 4 8 5 1/3 x luas alas x tinggi

5 Tabung 3 2 0 (2 x luas alas) x tinggi

6 Kerucut 2 1 1 1/3 x luas alas x tinggi

7 Bola 1 0 0 4/3 x 22/7 x r3 atau 4/3 x 3,14 x


r3

4. Integral

 Integral Tak Tentu


Notasi/lambang untuk menyatakan integral adalah . Misalkan F(x)
menyatakan fungsi dalam x, dengan f(x) turunan dari F(x) dan c konstanta
berupa bilangan real sembarang, maka notasi integral tak tentu dari f(x)
adalah

 f ( x ) dx  F ( x )  c

Rumus dasar integral tak tentu

a. Integral Fungsi Aljabar


Cara menentukan integral fungsi aljabar. Misalkan y = x n+1 maka kita
dapat menentukan turunan pertamanya, yaitu y' = (n+1) x( n+1)-1= (n+1)
dy dy
xn. y' = sehingga diperoleh = (n+1) xn. Dari persamaan tersebut
dx dx
diperoleh dy = (n + 1) xn dx. Apabila diintegralkan kedua ruas akan
diperoleh persamaan:

dy = (n + 1) xn dx

 y + c = (n + 1) xn dx

Kemudian disubtitusikan dengan bentuk fungsi y = x (n + 1) diperoleh

1
(n + 1) xn dx = x(n + 1) + c, sehingga diperoleh xn dx = x n 1  c , n –1
n 1

Pada materi diferensial, jika turunan F(x) adalah f(x) dan turunan G(x)

dy
adalah g(x) maka turunan dari y= F(x) + G(x) adalah =f(x) + g(x),
dx
dengan demikian dapat dinyatakan bahwa

[f(x) + g(x)] dx = f(x) dx + g(x) dx

Sifat-sifat yang merupakan rumus-rumus dasar integral adalah sebagai


berikut.

1. dx = x + c
1
2. xn dx = xn+1 + c; n  –1
n 1
a
3.  a n dx = xn+1 + c; n  –1
n 1
4.  a dx = a + c
5. [f(x) + g(x)] dx = f(x) dx + g(x) dx
6. [f(x) – g(x)] dx = f(x) dx – g(x) dx
7.  a f(x) dx = a f(x) dx

1. Jika f(x) = sin x maka f'(x) = cos x


2. Jika f(x) = cos x maka f'(x) = –sin x
3. Jika f(x) = tan x maka f'(x) = sec2 x
4. Jika f(x) = cot x maka f'(x) = –cosec2 x
5. Jika f(x) = sec x maka f'(x) = sec x tan x
6. Jika f(x) = cosec x maka f'(x) = cosec x cot x
Contoh:

1. Selesaikan pengintegralan dari x4 x dx.


Penyelesaian:

 x x x 2 dx
4
x4 x dx =

4 12
= x dx

1 4 12 1
= x c
4 12  1

2 112
= x c
11

b. Integral Fungsi Trigonometri


Karena integral adalah operasi kebalikan (invers) dari turunan
(diferensial), integral trigonometri dapat dirumuskan sebagai berikut:

 sin x dx = –cos x + c
 cos x dx = sin x + c
1
 sin ax dx = – cos ax + c
a
1
 cos ax dx = sin ax + c
a
1
 sin (ax + b) dx = – cos (ax +b ) + c
a
1
 cos (ax + b) dx = sin (ax +b ) + c
a
 Integral Tentu
Misalkan f kontinu pada interval tertutup [a,b] atau a  x  b. Jika F
suatu fungsi sedemikian rupa sehingga F (x) = f(x) untuk semua x pada
[a,b], maka berlaku

f ( x )dx   F ( x0 a  F (b)  F ( a )


b

b
a

F(x) adalah antiturunan dari f(x) pada a  x  b. Hubungan di atas


dinamakan dengan teorema dasar kalkulus. Dengan teorema ini, nilai
integral tertentu lebih mudah diketahui. Bukti teorema di atas adalah
sebagai berikut.

Bukti:

x
Misal g(x) =  a
f ( x ) dx dengan x[a,b] maka g(x) merupakan integral tak

x
tentu sehingga g(x) = a
f ( x ) dx = F(x) + c.

Sifat-sifat integral tertentu:

Misal f(x) dan g(x) adalah fungsi kontinu maka:

a
a. a
f ( x ) dx = 0

b a
b.  a
f ( x ) dx = –  f ( x ) dx
b

b b
c. a
f ( x ) dx = c  f ( x ) dx , dengan c konstanta
a

  f ( x)  g ( x) dx = 
b b b
d. f ( x ) dx   g ( x ) dx
a a a

c b b
e. 
a
f ( x ) dx   a
f ( x ) dx =  f ( x ) dx ; dengan a < c < b.
a

Anda mungkin juga menyukai