Jurnal 3 Senin
Jurnal 3 Senin
An Naas Asshidiq, Farah Azizah Azhary*, Muhammad Fahmi Zakaria, Wina Lestari
Asih
Abstrak
Alkohol termasuk senyawa penting yang berada dalam kehidupan sehari-hari. Buah semangka termasuk
buah yang banyak tumbuh di Indonesia dan mengandung gula. Bioetanol merupakan etanol yang dapat
dibuat dari fermentasi substrat yang mengandung karbohidrat baik itu turunan gula, pati ataupun
selulosa. Tujuan dalam percobaan ini yaitu membuat alkohol dari sari buah semangka, mempelajari
pengaruh ragi terhadap pertumbuhan yeast dan densitas, mempelajari pengaruh keberadaan oksigen dan
mempelajari waktu fermentasi terhadap konversi alkohol. Adapun bahan yang akan digunakan pada
praktikum ini adalah sari buah semangka, ragi, gula, dll. Langkah- langkah yang dilakukan ada dua tahap
yaitu tahap pembuatan starter dan tahap fermentasi. Metode yang digunakan adalah fermentasi dengan
bantuan Saccharomyces cerevisiae. Dari data praktikum diperoleh bahwa densitas turun seiring
bertambahnya waktu, koloni terbanyak diperoleh pada penambahan ragi 1,1, gr, starter C yang diberi
perlakuan kontak dengan oksigen memiliki jumlah koloni yang lebih sedikit dibandingkan dengan variabel
D yang diisolasi dan nilai konversi alkohol bersifat fluktuatif. Saran untuk praktikan selanjutnya adalah
agar melakukan pengecekan dan penyesuaian pH dengan benar dan untuk menutup sempel dangan rapat
saat waktu fermentasi.
Kata kunci: alkohol, bioetanol, fermntasi, semangka
Abstract
[Effect Of Yeast Addition, Existence Of Oxygen and Fermentation Time In Alcohol Fermentation
Using Watermelon Juice (Citrullus vulgaris Schard)] Alcohol is an important compound in everyday
life. Watermelon is categorized as fruits that are widely grown in Indonesia and contain sugar. Bietanol is
ethanol that made from substrate fermentation which contains carbohydrates, either derived from sugar,
starch or cellulose. The purpose of this experiment is to make alcohol from watermelon juice, study the
effect of yeast on yeast growth and density, study the effect of the presence of oxygen and study the
fermentation time of alcohol conversion. The materials to be used in this lab are watermelon, yeast, sugar,
etc. The steps taken are two stages, namely the stage of making the starter and the fermentation stage. The
method that is used is fermentation with the help of Saccharomyces cerevisiae. From the practicum we get
the density dropped with increasing time, the most colonies given with highestt added yeast is 1,1 gr,
Starter C which was treated with contact with oxygen had fewer colonies compared to variable D which
was isolated from contact with oxygen and the value of alcohol conversion was fluctuating.. The
suggestion for the next practitioner is to check and adjust the pH correctly and to close the seal in a tight
manner during the fermentation time.
Keywords: alcohol, bioetanol, fermentation, watermelon
1. Pendahuluan
Alkohol termasuk senyawa penting yang dilihat dari fungsi alkohol untuk zat pembunuh
berada dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut kuman, pelarut, dan bahan bakar. Dalam industri,
*) Penulis Korespondensi
E-mail : farahhadiannur@gmail.com
Journal Mikrobiologi Industri Teknik Kimia Page 2
alkohol banyak digunakan sebagai pelarut dan Tabel 2.1 Kandungan gizi tiap 100 g buah
reagensia. Alkohol merupakan senyawa yang mirip semangka
dengan air namun satu dari hidrogennya diganti Jenis Zat Gizi Jumlah
oleh rantai cincin hidrokarbon. Rumus umum Energi 28,00 kalori
alkohol adaah R-OH, dengan R merupakan suatu
alkil baik alifatik ataupun siklik. Dalam alkohol Protein 0,10 gram
semakin banyak rantai cabangnya maka titik Lemak 0,20 gram
didihnya akan semakin rendah (Mustofa, 2012). Karbohidrat 7,20 gram
Untuk memenuhi kebutuhan akan alkohol, Kalsium 6,00 miligram
cenderung dilakukan percobaan untuk membuat Fosfor 7,00 miligram
alkohol dengan bahan baku yang mudah didapat
seperti buah semangka. Buah semangka termasuk Besi 0,20 miligram
buah yang banyak tumbuh di indonesia, juga Vitamin A 50,20 Si
mengandung banyak gula yang dapat digunakan Vitamin B1 0,02 miligram
dalam pembuatan alkohol. Vitamin B2 0,03 miligram
Tujuan dalam percobaan ini yaitu membuat
Vitamin C 7,00 miligram
alkohol dari sari buah semangka, mempelajari
pengaruh ragi terhadap pertumbuhan yeast pada Niacin 0,20 gram
pembuatan starter dan mempelajari pengaruh Serat 0,50 gram
persentase sari buah semangka terhadap konversi Air 92,10 gram
pembuatan alkohol. (Wulandari, 2012)
amilase diproduksi di luar sel oleh beberapa jenis starter, data yang dicari atau diperoleh adalah
yeast Saccharomycopsi. S. fibuliger merupakan jumlah koloni dan densitas. Sedangkan pada tahap
khamir amilolitik penghasil α-amylase, fermentasi dilakukan metode analisa gula dengan
glukoamilase dan α-glukosidase yang mampu menganalisis glukosa standar sehingga didapatkan
merombak zat pati, tetapi karena S. fibuliger masih nilai F. Setelah itu, dilakukan analisis glukosa sari
tergolong dalam khamir pembawa penyakit buah sehingga didapatkan nilai M. Dari data yang
(Maria,2013). diperoleh akan didapatkan kadar glukosa sari
Starter digunakan untuk semangka dan konversi alkohol.
mengembangbiakkan mikroorganisme yang akan
digunakan untuk fermentasi alkohol. Pada 3. Hasil dan Pembahasan
praktikum ini digunakan Sacharomyces Cerevicae Pengaruh Penambahan Ragi terhadap
sebagai fermentor yang akan mengurai gula Jumlah Koloni Pada Starter
menjadi alkohol. Saccharomycess cereviseae
merupakan mikroba yang bersifat fakultatif yang
memiliki 2 mekanisme dalam mendapatkan
energinya yaitu pada kondisi aerob dan anaerob.
Tenaga yang diperoleh dari respirasi aerob
digunakan untuk pertumbuhan dan perkembangan
sel sehingga praktis tidak ada kenaikan jumlah
alkohol (Amran dan Eka, 2009). Gambar 1 Grafik pengaruh penambahan ragi
terhadap jumlah koloni pada starter
2. Bahan dan Metode Pada praktikum ini, sari buah ditambahkan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini ragi sesuai variabel untuk masing-masing starter.
adalah sari buah semangka 2600 ml, glukosa, Kemudian jumlah koloni pada starter dihitung
KH2PO4 2,8 gr , MgSO4, 2,8 gr, NaOH, CH3COOH, menggunaka hemositometer. Dari hasil praktikum
Indikator MB, Aquadest, ragi roti 2,9 gr, Fehling diperoleh pada starter A dengan penambahan ragi
A, Fehling B, urea 2,8 gr. Alat yang digunakan 0,1 gr, didapat jumlah koloni dihari ke-0 sebanyak
adalah erlenmeyer, buret, statif, klem, gelas ukur, 1,5×1010, dihari ke-1 didapat 6,7×1010, dihari ke-2
beaker glass, pengaduk, aoutoclave, kompor listrik, didapat 15,2×1010. Pada starter B dengan
pipet tetes. penambahan ragi 0,6 gr, didapat jumlah koloni
Adapun cara kerja yang dilakukan dimulai dari dihari ke-0 sebanyak 5,6×1010, dihari ke-1 didapat
persiapan bahan baku untuk starter dari sari buah 9,1×1010, dihari ke-3 didapat 19×1010. Pada starter
semangka. Pembuatan starter, pada tahap ini sari C dengan penambahan ragi sebanyak 1,1 gr,
buah semangka disterilkan dengan cara didihkan didapat jumlah kolini dihari ke-0 sebanyak
sebanyak 200 mL, kemudian adonan didinginkan 8,2×1010, dihari ke-1 didapat sebanyak 11,5×1010,
sampai dengan suhu kamar. Lalu tambahkan dihari ke-2 didapat sebanyak 12,8×1010.
KH2PO4 (0,7 gr), MgSO4 (0,7 gr), Urea (0,7 gr),. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
Atur pH menjadi 4 dan tambahkan ragi/fermipan oleh Satriyo, dkk (2011), kecepatan pertumbuhan
sebanyak 0,5 gr ; 3,5 gr ; dan 5,5 gr ditambahkan sel pada jam ke-0 sampai ke-24 lebih rendah dari
ke dalam larutan tersebut. Kemudian, selama 2 hari jam-jam berikutnya. Hal ini disebabkan karena
dianalisa jumlah yeast dan densitasnya. mikroba masih dalam fase adaptasi (fase lag)
Proses fermentasi dilakukakan selama 5 hari dimana sel masih beradaptasi dengan kondisi
dengan variasi kadar glukosa substrat 10%, 15%, lingkungannya. Pada fase ini mikroba merombak
dan 17%.. Untuk memproleh kadar glukosa yang substrat menjadi nutrisi untuk pertumbuhannya.
diinginkan, sari buah semangka yang telah Pada jam berikutnya yaitu memasuki jam ke-24
dianalisa kandungan glukosanya ditambahkan sampai jam ke-48 terlihat adanya percepatan
sukrosa atau diencerkan dengan akuades hingga pertambahan sel mikroba. Hal ini menandakan
tercapai kadar glukosa sesuai dengan variabelnya. bahwa telah memasuki fase pertumbuhan
Siapkan sembilan erlenmeyer berisi 200 ml sari eksponensial (fase log).
semangka lalu 13 %v starter A, B dan C. Densitas
dan %SB diukur selama fermentasi anaerob selama
lima hari.
Pengukuran vaiabel respon dilakukan setiap
hari dengan mengukur jumlah mikroorganisme
menggunakan hemositometer. Saat pembuatan
Journal Mikrobiologi Industri Teknik Kimia Page 4
juga akan semakin banyak. Kondisi ini tidak baik jawab Laboratorium Mikrobiologi Industri
untuk pertumbuhan Saccharomyces cerevisiae dan Universitas Diponegoro, Prof. Dr. Widayat ST, MT
juga untuk proses fermentasi bioetanol (Azizah, selaku dosen pembimbing materi Alkohol,
2012). Gas CO2 yang terbentuk, dapat menjadi zat Jufriyah, S.T., selaku Pranata Laboratorium
yang menghambat pertumbuhan mikroorganisme Pendidikan Laboratorium Mikrobiologi Industri
tersebut. Gas CO2 yang terbentuk akan bereaksi Universitas Diponegoro, Diny Dwi Anugrainy
dengan molekul air (H2O) membentuk H2CO3
selaku koordinator asisten Laboratorium
sebagai reaksi karbonasi. H2CO3 akan memberikan
Mikrobiologi Industri Universitas Diponegoro,
suasana asam sehingga pH akan menurun.(Eko
dkk, 2015). Ratna Juwita Sari dan Hendra Harles selaku asisten
Selain itu suhu juga berpengaruh pada proses pengampu pratikum Alkohol, dan Teman-teman
fermentasi. Pada waktu fermentasi terjadi kenaikan rekan kerja yang telah membantu serta
panas, karena reaksinya eksoterm. Untuk mencegah melancarkan proses penyusunan laporan ini.
agar suhu fermentasi tidak naik, perlu pendingin
agar dipertahankan tetap 26–30°C (Sri, 2016). Suhu Daftar Pustaka
yang tinggi akan mengurangi kinerja mikroba Affandi, Baharuddin,. 2009. Pengaruh CO2
sehigga konversi alkohol dapat menurun. Kondisi (Karbondioksida) Murni Terhadap
lingkungan mikroorganisme akan berbeda setiap
Pertumbuhan Mikroorganisme pada Produk
variabel perwaktunya, karena kondisi inokulum Minuman Fanta di Pt. Coc-Cola Bottling
yang bervariasi saat awal bercampur dengan media Indonesia Unit Medan/departemen
yang nantinya akan membuat kinerja kimia//Departemen Kimia/Fakultas
mikroorganisme berbeda-beda pada satu waktu Metematika Dan Ilmu Pengetahuan
yang sama. Hal tersebut mengakibatkan nilai Alam/Universitas Sumatra Utara/Medan
konversi alkohol bersifat fluktuatif. Amran dan Eka. 2009.Pembuatan Bioethanol Dari
Nira Siwalan Secara Fermentasi Fese Cair
4. Kesimpulan dan Saran Menggunakan Fermipan/ Jurusan Teknik
Dari praktikum yang telah dilakukan Kimia, Fakultas Teknik, Universitas
diperoleh beberapa kesimpulan yaitu hubungan Diponegoro. Semarang
antara penambahan ragi terhadap jumlah sel bakteri
Azizah dkk. 2012. Pengaruh Lama Fermentasi
pada starter adalah berbanding lurus. Semakin
Terhadap Kadar Alkohol, Ph, Dan Produksi
banyak penambahan ragi, maka akan semakin Gas Pada Proses Fermentasi Bioetanol
banyak pula jumlah sel bakteri dalam tahan starter. Dari Whey Dengan Substitusi Kulit Nanas.
Hubungan antara penambahan ragi terhadap Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan- Vol. 1
densitas sampel pada starter adalah berbanding No. 2
lurus. Semakin banyak penambahan ragi, maka Eko Sutrisno Hawusiwa dkk. 2015. Pengaruh
jumlah sel bakteri akan semakin banyak sehingga Konsentrasi Pasta Singkong (Manihot
akan menaikkan berat dari cairan dan akan Esculenta) dan Lama Fermentasi Pada
menyebabkan densitas naik. Lalu, pengaruh Proses Pembuatan Minuman Wine
oksigen terhadap jumlah koloni yaitu, pada starter Singkong//Jurusan Teknologi Hasil
yang diisolasi dari kontak oksigen memberikan Pertanian/ Fakultas Teknologi Pertanian/
jumlah koloni yang lebih banyak dibanding starter
Universitas Brawijaya Malang.
tanpa isolasi. Iftalia, Desi. 2016. Peningkatan Aktivitas Enzim
Saran untuk praktikan selanjutnya adalah agar Selulase Dan Kadar Glukosa Hasil Jerami
melakukan pengecekan dan penyesuaian pH Padi Oleh Fungi Trichoderma Viride Yang
dengan benar, agar pH berada pada rentang yang Diradiasi Gamma. Program Studi Kimia/
optimal untuk bakteri, agar seluruh sampel disetiap Fakultas Sains dan Teknologi/ Universitas
rentang waktu dapat ditaruh di lemari pendingin Islam Negeri Syarif Hidayatulah. Jakarta
atau inkubator, untuk menjaga suhu yang optimal Maria dkk. 2013. Efek Fermentasi Dengan
bagi bakteri dan untuk menutup sempel dangan Saccharomyces Cerevisiae Terhadap
rapat saat waktu fermentasi, agar tidak terpapar Karakteristik Biokimia Tapioka// Fakultas
oksigen terlalu banyak. Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil
Pertanian, Universitas Lampung. Bandar
Ucapan Terimakasih Lampung
Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Mustofa, Alwi. 2012. Pemanfaatan Pati Garut
Dr. Ing Silviana, S.T., M.T. selaku penanggung (Maranta Arundinaceae) Sebagai Bahan
Journal Mikrobiologi Industri Teknik Kimia Page 7