Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PENGARUH GIZI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA

NAMA : REZA TRI SETYA WARDANA


NIM : 18010134

1
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................. 3

1.1 LATAR BELAKANG .................................................................................. 3


1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................................. 5
1.3 TUJUAN ...................................................................................................... 5

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................... 6

2.1 Definisi mengenai zat gizi dan gizi kerja ..................................................... 6


2.2 Arti penting gizi kerja ................................................................................... 7
2.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi gizi tenaga kerja .................................... 7
2.4 Menu sehat dan seimbang gizi kerja............................................................. 9
2.5 Gangguan gizi ............................................................................................... 10

BAB 3 PENUTUP .............................................................................................. 12

3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 12


3.2 Saran ............................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 13

2
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Tema sentral pembangunan nasional dalam GBHN adalah peningkatan


kualitas sumber daya manusia ke arah peningkatan kecerdasan dan produktivitas
kerja. Salah satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap
peningkatan kualitas sumberdaya manusia adalah upaya peningkatan status gizi
masyarakat. Status gizi masyarakat merupakan salah satu faktor yang menentukan
kualitas hidup dan produktivitas kerja.Sejalan dengan itu perlu perhatian terhadap masalah-
masalah yang berhubungan dengan kesehatan kerja serta faktor-faktor yang erat
hubungannya seperti keadaan gizi golongan pekerja serta cara-cara untuk memperbaiki status
golongan ini semakin penting untuk diteliti. T u b u h m a n u s i a m e m e r l u k a n s e j u m l a h
p a n g a n d a n g i z i s e c a r a t e t a p , s e s u a i d e n g a n standar kecukupan gizi, namun
kebutuhan tersebut tidak selalu dapat terpenuhi. Penduduk yang miskin tidak mendapatkan
pangan dan gizi dalam jumlah yang cukup. Keadaan gizi seseorang merupakan
gambaran apa yang dikonsumsinya dalam jangka waktu yang cukup la ma. Bila
kekurangan itu ringan, tidak akan dijumpai penyakit defisiensi yang nyata, tetapi
akan timbul konsekuensi fungsional yang lebih ringan dan kadang -kadang tidak
disadari kalau hal tersebut karena factor gizi. Untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya tubuh melakukan pemeliharaan dengan mengganti jaringan yang sudah aus,
melakukan kegiatan, dan pertumbuhan sebelum usia dewasa.Agar tubuh dapat menjalankan
ketiga fungsi tersebut diperlukan sejumlah gizi setiap hari, yang di dapat melalui makanan.
Diperkirakan 50 macam senyawa dan unsur yang harus diperoleh dari makanan dengan
jumlah tertentu setiap harinya. Bila jumlah yang diperlukan tidak terpenuhi maka
kesehatan yang optimal tidak dapat dicapai.S e p e r t i d i k e t a h u i b a h w a p r e v a l e n s i
a n e m i g i z i , k e k u r a n g a n v i t a m i n B 1 d a n d a l a m keadaan gizi kurang masih
tinggi di Indonesia. Di antara beberapa masalah gizi utama yang terdapat di
Indonesia, maka anemia gizi terutama kurang zat besi adalah yang paling umum
dijumpai. Prevalensi anemia gizi pada pekerja di Ind onesia terdapat sebanyak 40
% dan banyak d i j u m p a i p a d a p e k e r j a b e r a t . P r e v a l e n s i a n e m i a g i z i i n i
t e r t i n g g i d i a n t a r a n e g a r a - n e g a r a A S E A N . Prevalensi yang tinggi membawa
akibat yang tidak baik terhadap individu maupun m a s ya r a k a t , k a r e n a
menurunkan kualitas manusia dan sosial ekonomi, serta
m e n g h a m b a t pembangunan bangsa. Hal ini erat hubungannya dengan
konsekuensi fungsional anemia gizi tersebut, yaitu menurunkan produktifitas kerja.
Berbagai penelitian baik yang dilakukan di luar negeri
m a u p u n d i I n d o n e s i a menunjukkan bahwa keadaan gizi kurang
3
dapat menghambat aktivitas kerja ya ng akan menurunkan
produktivitas kerja. Hal ini disebabkan karena kemampuan kerja seseorang
sangat dipengaruhi oleh jumlah energi yang tersedia, dimana energi tersebut
diperoleh dari makanan sehari-hari dan bila mana jumlah makanan sehari-hari
tak memenuhi kebutuhan tubuh, maka energi didapat dari cadangan tubuh.
Kekurangan zat gizi, khususnya energi dan protein, pada tahap awal
menimbulkan rasa l a p a r d a l a m j a n g k a w a k t u t e r t e n t u b e r a t b a d a n
m e n u r u n ya n g d i s e r t a i d e n g a n k e m a m p u a n (produktivitas) kerja.
Kekurangan yang berlanjut akan mengakibatkan keadaan gizi kurang dan gizi
buruk. Bila tidak ada perbaikan konsumsi energi dan protein yang mencukupi akhirnya akan
mudah terserang infeksi (penyakit).Telah banyak dilaporkan tentang defisiensi zat
gizi besi dapat menimbulkan gangguan p a d a f u n g s i k e t a h a n a n i m m u n o l o g i s ,
m e n u r u n k a n k o n s e n t r a s i b e l a j a r , k a p a s i t a s k e r j a d l l . Beberapa akibat
defisiensi zat gizi besi pada orang dewasa pria dan wanita :(a) Penurunan kerja fisik dan daya
pendapatan; dan(b) Penurunan daya tahan terhadap keletihan.Prevalensi anemia gizi di
Indonesia sangat tinggi dan berdasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan
secara terpisah, anemia di Indonesia terutama disebabk an oleh defisiensi g i z i
besi. Pada usia dewasa, faktor gizi berperan untuk meningkatkan
k e t a h a n a n f i s i k d a n produktivitas kerja. Dan selanjutnya disebutkan bahwa
tanpa mengabaikan arti penting darifaktor lain, gizi merupakan faktor kualitas
SDM yang pokok, karena unsur gizi tidak hanya sekedar mempengaruhi derajat
kesehatan dan ketahanan fisik, tetapi juga menentukan kualitas daya pikir atau
kecerdasan intelektual yang sangat esensial bagi kehidupan manusia. Dengan
status gizi yang rendah akan sulit untuk hidup secara sehat, aktif, dan produktif yang
secara berkelanjutan, dan akan menjadi penyakit turunan.

Manusia untuk kehidupannya membutuhkan energi, hal ini demi berlangsungnya


proses- proses dalam tubuhnya, seperti berlangsungnya proses peredaran/sirkulasi darah,
denyut jantung, pernapasan, pencernaan, proses-proses fisiologis lainnya, selanjutnya untuk
melakukan berbagaikegiatan atau melakukan pekerjaan fisik. Energi dalam tubuh
manusia dapat dihasilkan dari pembakaran karbohidrat, protein dan lemak,
dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat-
zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makan akan
lemah baik daya kegiatan, pekerjaan-pekerjaan fisik maupun
daya p e m i k i r a n n y a k a r e n a k u r a n g n y a z a t - z a t m a k a n a n y a n g
d i t e r i m a t u b u h n y a y a n g d a p a t menghasilkan energi.Dan orang tidak dapat
bekerja dengan energi yang melebihi dari apa yang diperoleh dari m a k a n a n k e c u a l i
j i k a meminjam a t a u m e n g g u n a k a n c a d a n g a n e n e r g i d a l a m t u b u h , n a m u n
k e b i a s a a n m e m i n j a m i n i a k a n d a p a t m e n g a k i b a t k a n k e a d a a n ya n g
g a w a t , ya i t u k u r a n g g i z i khususnya energi. Dalam hasil penelitiannya

4
didapatkan bahwa pekerja pabrik yang mendapat makanan siang dari kantin pabrik
terlihat status gizinya lebih baik dibanding dengan yang makan siangnya diserahkan pada
masing-masing pekerja. Apabila makanan tidak cukup mengandung zat-zat gizi yang
dibutuhkan, dan keadaan ini berlangsung lama, akan menyebabkan perubahan metabolism
dalam otak, berakibat terjadi ketidakmampuan berfungsi normal. Pada keadaan yang lebih
beratdan kronis, kekurangan gizi menyebabkan pertumbuhan badan terganggu,
badan lebih kecild i i k u t i d e n g a n u k u r a n o t a k ya n g j u g a . L e b i h j a u h
d i s e b u t k a n b a h w a k e a d a a n k u r a n g g i z i menghasilkan kenaikan emosional
daripada terhadap fungsi kognitif.Kekurangan dan kelebihan zat gizi yang diterima tubuh
seseorang akan sama mempunyaid a m p a k y a n g n e g a t i f , p e r b a i k a n k o n s u m s i
p a n g a n d a n p e n i n g k a t a n s t a t u s g i z i s e s u a i a t a u seimbang dengan yang
diperlukan tubuh jelas merupakan unsur penting yang berdampak positif bagi peningkatan
kualitas hidup manusia, sehat, kreatif dan produktif.

1.2 TUJUAN

1. Mendapat gambaran tentang defisiensi energi terhadap produktivitas kerja


2. Mengerti mengenai kebutuhan gizi kerja

1.3 MANFAAT

1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi gizi kerja


2. Mengetahui macam gangguan gizi kerja
3. Mendapatkan pengatahuan tentang hubungan gizi dengan produktivitas kerja
4. Dapat mengimplementasikan ilmu yang didapat dari pembuatan makalah ini pada
kehidupan sehari-hari

5
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

1. Zat Gizi

adalah zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai
nilai yang sangat penting (tergantung dari macam -macam
b a h a n m a k a n a n n y a ) u n t u k memperoleh energi guna melakukan kegiatan
fisik sehari-hari bagi para pekerja. Termasuk dalam memelihara proses tubuh dalam
pertumbuhan dan perkembangan yaitu penggantian sel-sel yang rusak dan sebagai zat
pelindung dalam tubuh (dengan cara menjaga keseimbangan cairan tubuh).
Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yang terpelihara dengan baik
akanm e n u n j u k k a n b a i k n ya k e s e h a t a n ya n g d i m i l i k i s e s e o r a n g .
S e s e o r a n g ya n g s e h a t t e n t u n ya memiliki daya pikir dan daya kegiatan fisik
sehari-hari yang cukup tinggi.

2. Gizi Kerja

adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk


m e l a k u k a n s u a t u pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban
kerjanya atau ilmu gizi yang diterapkan kepada masyarakat tenaga kerja dengan
tujuan untuk meningkatkan taraf kesehatan tenaga kerja sehingga tercapai tingkat
produktivitas dan efisiensi kerja yang setinggi-tingginya.Penyakit Gizi Kerja merupakan
penyakit gizi sebagai akibat kerja ataupun ada hubungan dengan kerja.Pengelolaan
makan bagi tenaga kerja adalah suatu rangkaian kegiatan penyediaan makan
bagi tenaga kerja di perusahaan yang dimulai dari ren cana perencanaan menu
hingga peyajiannya dengan memperhatikan kecukupan kalori dan zat gizi,
pemilihan jenis dan bahan makanan, santasi tempat pengolahan dan tempat
penyajian, waktu dan teknis penyajian bagi tenaga kerja. Produktivitas
merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu
kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau perbandingan antara
output (keluaran / jumlah yang dihasilkan) dengan input (masukan / setiap sumber daya
yang digunakan).

6
2.2 ARTI PENTING GIZI KERJA

P r o d u k t i v i t a s k e r j a d i p e n g a r u h i o l e h b a n ya k f a k t o r , d i a n t a r a n ya
y a n g m e m p u n ya i peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan
gizi. Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan
dan penyebar kalori yang seimbang selama bekerja.Seseorang yang berstatus gizi kurang tidak
mungkin mampu bekerja dengan hasil yang maksimal karena prestasi kerja dipengaruhi oleh
derajat kesehatan seseorang. Tenaga kerja yang sehat akan bekerja lebih giat, produktif,
dan teliti sehingga dapat mencegah kecelakaan yang mungkin terjadi dalam
bekerja.Status gizi mempunyai korelasi positif dengan kualitas fisik manusia. Makin baik
status g i z i s e s e o r a n g s e m a k i n b a i k k u a l i t a s f i s i k n y a . K e t a h a n a n
d a n k e m a m p u a n t u b u h u n t u k melakukan pekerjaan dengan produktifitas
yang memadai akan lebih dipunyai oleh individudengan status gizi baik. Selain
itu, peranan gizi dengan produktifitas juga ditunjukkan oleh Darwin Karyadi
(1984) dalam penelitiannya dimana dengan penambahan gizi terjadi
kenaikan produktifitas kerja. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa para
penyadap getah yang tidak menderita anemia memiliki produktifitas 20% lebih
tinggi daripada yang menderita anemia.Pemberian diet yang mengandung kalori
sejumlah yang diperlukan oleh pekerja berat dapat meningkatkan
produktifitasnya. Pada dasarnya zat gizi yang dibutuhkan oleh seseorang sangat
ditentukan oleh aktifitas yang dilakukannya sehari -hari. Makin berat aktifitas
yang dilakukan maka kebutuhan zat gizi akan meningkat pula terutama energi.
Sebagai contoh, seorang priadewasa dengan pekerjaan ringan membutuhkan
energi sebesar 2.800 kilokalori. Sedangkan pekerja dengan pekerjaan yang berat
membutuhkan 3.800 kilokalori.Manfaat yang diharapkan dari pemenuhan gizi kerja
adalah untuk mempertahankan dan m e n i n g k a t k a n k e t a h a n a n t u b u h s e r t a
m e n ye i m b a n g k a n k e b u t u h a n g i z i d a n k a l o r i t e r h a d a p tuntutan tugas
pekerja. Gizi kerja erat bertalian dengan tingkat kesehatan tenaga kerja
maupun p r o d u k t i v i t a s t e n a g a k e r j a y a n g b e r a r t i a k a n m e n i n g k a t k a n
p r o d u k t i v i t a s p e r u s a h a a n s e r t a peningkatan produktivitas nasional.

2.3 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEADAAN GIZI TENAGA KERJA

1. Jenis kegiatan (ringan, sedang , berat) yang merupakan suatu beban kerja.
2. Faktor tenaga kerja, yang meliputi ketidaktahuan, jenis kelamin, umur, hamil,
menyusui, kebiasaan makan yang kurang baik,tingkat kesehatan karena tingginya
penyakit parasite dan infeksi oleh bakteri pada alat pencernaan, kesejahteraan tinggi

7
tanpa perhatian gizi, mengakibatkan terjadinya salah gizi biasanya dalam bentuk over
nutrisi, disiplin, motivasi, dedikasi.
3. Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik, kimia, biologi,
fisiologi dan psikologi.

M a n u s i a m e m e r l u k a n z a t g i z i ya n g b e r s u m b e r d a r i m a k a n a n .
B a h a n m a k a n a n y a n g diperlukan tubuh mengandung unsur -unsur utama
seperti karbohidrat, lemak, protein, vitamin d a n m i n e r a l . F u n g s i d a r i
zat-zat gizi tersebut adalah sebagai sumber tenaga atau
k a l o r i (karbohidrat, lemak dan protein), membangun dan memelihara
jaringan tubuh (protein, air danm i n e r a l ) d a n m e n g a t u r p r o s e s t u b u h
(vitamin dan mineral). Secara khusus, gizi adalah zatm a k a n a n y a n g
bersumber dari bahan makanan ya ng diperlukan oleh tenaga
k e r j a u n t u k memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan dan
lingkungan kerjanya (Tjipta, 1990).
Selanjutnya hal-hal yang perlu diketahui dalam penyusunan menu bagi tenaga
kerja adalah
1. Pola makan : kebiasaan makanan pokok
2. Kepercayaan atau agama : pantang makanan tertentu
3. Keuangan : ekonomis tetapi tetap bergizi
4. Daya Cerna : makanan yang biasa dimakan masyarakat sekitar
5. Praktis : mudah diselenggarakan
6. Volume : cukup mengenyangkan
7. Variatif : jenis menu bervariasi

Untuk mempertahankan hidup dan dapat melakukan


p e k e r j a a n s e t i a p o r a n g membutuhkan tenaga. Tenaga tersebut
d i p e r o l e h d a r i p e m b a k a r a n z a t - z a t m a k a n a n ya n g d i k o m s u m s i d e n g a n
oksigen. Bila banyaknya makanan yang dikonsumsi set iap hari
t i d a k seimbang dengan tenaga yang dikeluarkan maka tubuh akan mengalami
gangguan kesehatan.Masalah yang timbul akibat ketidakseimbangan antara makanan
yang dikonsumsi dengan tenaga yang dikeluarkan sangat beragam. Jika makanan yang
dimakan berlebih dibanding tenaga yang dikeluarkan maka tubuh akan menjadi
gemuk, sebaliknya jika makanan yang dimakan kurang m a k a t u b u h a k a n
menjadi kurus. Kedua masalah ini akan mempengaruhi derajad
k e s e h a t a n seseorang dan akhirnya akan berpengaruh pada efisiensi dan produktivitas
kerja. Oleh karena itu sedapat mungkin diusahakan agar jumlah makanan yang dikonsumsi baik
dalam kualitas maupun kuantitas sesuai dengan kebutuhan khususnya terhadap tenaga yang
dikeluarkan.H a s i l dari beberapa penelitian menunjukkan masih
t e r d a p a t b e b e r a p a p e n g u s a h a beranggapan bahwa pemberian makan atau makanan
tambahan berupa snack da istirahat pendek akan meningkatkan pengeluaran biaya dan merugikan

8
perusahaan. Namun jika dikaji lebih jauh,sebenarnya banyak keuntungan yang diperoleh dengan
pemberian makanan diperusahaan. Untuk itu, diberikan beberapa saran kepada perusahaan untuk :
1. Menyediakan kantin perusahaan dengan tujuan meningkatkan dan
m e m p e r b a i k i g i z i tenaga kerja dan tanpa disadari memberiakn pengetahuan tentang gizi
terhadap pekerja.
2. Pemberian makanan/snack secara Cuma-Cuma pada jam-jam tertentu dimana hal ini
akan memperlambat munculnya kelelehan, meningkatkan kecepatan dan ketelitian
kerja dan menghindari waktu istirahat curian.
3. Pemberian makanan tambahan dan ada nya kantin di perusahaan
d a p a t m e n c e g a h terjadinya penyakit sehingga kehilangan waktu kerja karena absensi sakit
dapat ditekan.
4. Mengadakan penyuluhan tentang kesehatan dan gizi secara teratur
sehingga kesehatantenga kerja yang setinggi-tingginya dapat dicapai dan dipertahankan.
5. Menerapakan hasil penelitian tentang gizi kerja yang
telah dilaukukan untuk m e n i n g k a t k a n s t a t u s g i z i t e n a g a k e r j a
d a l a m u p a y a p e n i n g k a t a n e f i s i e n s i d a n produktivitas kerja yang setinggi-
tingginya.
Dalam upaya meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja yang setinggi -
tingginya pengetahuan dan penerapan gizi seimbang bagi tenaga kerja merupakan aspek yang
mutlak harus dilakukan. Dengan gizi seimbang maka kesehatan tenaga kerja dapat
dipertahankan dan tenagak e r j a a k a n d a p a t b e k e r j a d e n g a n b a i k , t i d a k m u d a h
l e l a h / c a p e k d a n m e n g u r a n g i t e r j a d i n y a tingkat kesalahan. Hal ini berarti dapat
mengurangi pemborosan terhadap bahan dari perusahaan dan akhirnya akan dapat menambah
keuntungan yang tinggi bagi perusahaan. Rendahnya konsumsi pangan atau tidak
seimbangnya gizi makanan yang dikonsumsi mengak ibatkan terganggunya
pertumbuhan organ dan jaringan tubuh, lemahnya daya tahan tubuh terhadap serangan
penyakit, serta menurunnya aktivitas dan produktivitas kerja.

2.4 MENU SEHAT DAN SEIMBANG GIZI KERJA

Syarat menu yang sehat dan seimbang antara lain:

1. Kualitas baik

Menu mengandung semua zat gizi (nutrient) sesuai dengan pedoman 4sehat
3sempurna(makanan pokok, lauk pauk, hewani-nabti, sayur mayor, buah-buahan dan
susu).

2. Kualitas cukup

Jumlah masing-masing zat gizi harus sesuai dengan kebutuhan vitamin dan mineral akan
cukup. Catatan:
Kalsium :(mineral) fungsi sebagai produksi syaraf dan otot.

9
Sumber: daging dan susu,sayuran hijau, roti, ikan kecil yang dimakan beserta tulangnya.
Besi :(mineral) fungsi pembentukan hemoglobin. Sumber kacang, biji -
bijian,organ, daging merah, telur, sayuran hijau.
Karoten :(Vitamin A) fungsi proses penglihatan jaringan ikat, kulit.
Sumber: hati,telur, wortel, sayuran hijau, susu, keju.
Tiamin:(Vitamin B) fungsi metabolism karbohidrat, fungsi
susunan syaraf pusat.
Sumber: daging, padi-padian, kacang-kacangan.
Riboflavin :(vitamin B12) fungsi metabolism karbohidrat,penglihatan, kulit.
Sumber:hati, susu, daging,dan sereal. Niasin :(vitamin) metabolism karbohidrat dan
lemak. Sumber: hati, daging, kacangtanah, produk sereal.

3. Proporsi zat gizi yang mengandung energi harus seimbang, agar zat-zat gizi
tersebut dapat digunakan di dalam tubuh dengan sempurna yaitu:P r o t e i n : 1 2 % -
15% untuk orang dewasa proporsi protein hewani dan nabati
s a m a banyaknya. Sedangkan untuk anak-anak sebaiknya protein hewani 2 kali
lebih banyak dibanding protein nabati.
Lemak : 20% - 25%Hidrat Arang : 60% - 70%

2.5 GANGGUAN GIZI

1. Kebutuhan Gizi
Kekurangan zat-zat gizi dalam makanan akan berdampak terjadinya gangguan
kesehatandan penurunan produktivitas kerja, antara lain :
a) K u r a n g i n t a k e p r o t e i n a k a n m e m p e n g a r u h i k a l o r i y a n g
k u r a n g d a n b e r a k i b a t berkurangnya kapasitas kerja
b) Defisiensi zat besi menyebabkan banyaknya kasus anemia
c) K e k u r a n g a n v i t a m i n A m u n g k i n m e n y e b a b k a n g a n g g u a n
p a d a p e n g l i h a t a n y a n g mempengaruhi adaptasi dari terang ke gelap dan
berakibat menimbulkan kecelakaan kerja
d ) K e k u r a n g a n yo d i u m m e n g g a n g g u m e t a b o l i s m e , m e n u r u n k a n
k e m a m p u a n d a n kecepatan kerja

2 . Kebutuhan Kalori
Kebutuhan kalori tergantung dari aktivitas tubuh. Apabila kalori yang dibutuhkan
untuk melakukan pekerjaan dari bahan makanan yang masuk tidak
mencukupi, maka kalori akan dipenuhi dengan memecah sumber cadangan energi
yang ada dalam tubuh sendiri.

10
3 . Faktor Lingkungan Kerja
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan dan gizi pekerja antara lain :

1) Tekanan panas
Pekerja yang bekerja di tempat dengan suhu yang tinggi, kebutuhan air dan
garam sebagai pengganti cairan yang hilang/ keringat perlu mendapat
perhatian. Padalingkungan yang panas dengan jenis pekerjaan berat
sekurang-kurangnya 2,8 lt air m i n u m , u n t u k k e r j a r i n g a n 1 , 9 l t .
B a g i p e k e r j a d i t e m p a t d i n g i n d i b u t u h k a n makanan dan minuman
hangat.

2) Bahan Kimia
Bahan kimia dapat menyebabkan keracunan kronis dengan akibat penurunan
berat b a d a n . B e b e r a p a z a t k i m i a l a i n d a p a t
m e n g g a n g g u m e t a b o l i s m e t u b u h , mengganggu selera makan
dan berpengaruh terhadap pencernaan.Timah hitam dapat mempengaruhi
pembentukan sel darah merah yang beraki bat pekerja menjadi pucat
dan kurus. Keracunan Beril lium selalu disertai penurunan b e r a t
badan. Zat kimia yang bersifat asam akan merangsang
l a m b u n g d a n merusak selaput lendir.

3) Faktor Biologi
Pekerja yang bekerja dipertambangan, perkebunan, perternakan beresiko
terinfeksi cacing, bakteri pada saluran pencernaan dll.

4) Faktor Psikologis
Stress kerja akibat ketidak serasian emosi, hubungan antar
m a n u s i a d a l a m pekerjaan, hambatan psikologis sangat berpengaruh pada
penurunan berat badan,intake makanan dan produktivitas kerja.

5) Gaya Hidup Dan Kebiasaan


Terlalu banyak bekerja, aktivitas olahraga kurang sering kali tidak
memperhatikangizi seimbang dan cenderung mengkonsumsi lemak
tinggi, dapat menimbulkankegemukan, hiperkolesterol, hipertensi,
penyakit jantung dll.

11
BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Faktor yang mempengaruhi gizi kerja adalah :


1. Jenis kegiatan
2. Faktor tenaga kerja
3. Faktor lingkungan kerja sebagai beban tambahan, yang meliputi fisik,
kimia, biologi, fisiologi dan psikologi.

Gangguan gizi kerja dipengaruhi :


1. Kebutuhan zat gizi
2. Kebutuhan kalori
3. Faktor lingkungan kerja

3.2 SARAN

Dalam pemberian asupan gizi para pekerja seharusnya diperhatikan


jenis beban kerja, tenaga, dan lingkungan kerjanya sehingga
kecukupan gizi para pekerja terpenuhi secara baik yang dapat
meningkatkan produktivitas pekerja dalam melaksanakan
pekerjaannya.

12
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/33529683/Gizi -Dan-Produktivitas-Kerja.
https://www.researchgate.net/publication/237720847_PENGARUH_ PERBA
IKAN_GIZI_KESEHATAN_TERHADAP_PRODUKTIVITAS_KERJ A .

13

Anda mungkin juga menyukai