Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

ALAT-ALAT ANALISIS LAPORAN KEUANGAN DAN RASIO


LIKUIDITAS

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Analisa Laporan Keuangan.
Dosen Pengampu: Putri Renalita Sutra Tanjung, SE, MM, M. Akt

Disusun oleh Kelompok 1:

Asyifah Ramadhanti 43217010052 Putri Setia Kuswati 43217010139


Nafadilah Sekar Putri 43217010139 Amelia Felinda 43217010xxx
Muhammad Ravi 43217010197 Devlin Tantowi Afaera 43217010xxx

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Mercu Buana
Jakarta
Kata Pengantar

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini
kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai “Alat-Alat Analisis Laporan Keuangan
Dan Rasio Likuiditas” Untuk itu penulis menyusun makalah ini dengan harapan dapat
membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang Analisa Laporan Keuangan untuk
memperlancar proses pembelajaran. Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang tepat.
Dengan ini, penulis memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jakarta, Maret 2019

Penulis
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Metode Analisis Laporan Keuangan...............................................................................3
1. Metode Vertikal (Statis)...............................................................................................3
2. Metode Horizontal (Dinamis)......................................................................................3
B. Alat Analisis Laporan Keuangan....................................................................................3
1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif.....................................................................3
2. Analisis Trend..............................................................................................................4
3. Analisis Laporan Keuangan Common Size..................................................................4
4. Analisis Index Time Series...........................................................................................5
5. Analisis Rasio..............................................................................................................5
6. Analisis Arus Kas........................................................................................................8
7. Analisis Du-Pont.........................................................................................................9
C. Rasio Likuiditas.............................................................................................................11
1. Current Ratio (rasio lancar).......................................................................................11
2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Ratio)...............................................................13
3. Kas Rasio (Cash Ratio).............................................................................................15
BAB III PENUTUP................................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................................17
Daftar Pustaka..........................................................................................................................18
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada akhir periode biasanya seorang akuntan akan menyiapkan dan


menyusun laporan keuangan seperti laporan laba/rugi, laporan perubahan modal,
neraca, dan laporan arus kas untuk diserahkan kepada direksi maupun
stakeholder. Laporan keuangan merupakan dokumen yang penting dalam
mengelola keuangan dari suatu kegiatan, entah itu dalam kantor, perusahaaan
ataupun usaha lainnya. Laporan merupakan hal yang penting bagi perusahaan,
dengan membuat laporan keuangan kita dapat mengetahui informasi posisi
keuangan dan kinerja perusahaan yang dapat dijadikan dasar untuk pengambilan
keputusan.

Dengan adanya laporan keuangan ini, kita dapat menilai apakah suatu
kegiatan usaha/proyek/bisnis itu baik atau tidak, apakah usaha tersebut baik nilai
investasinya atau tidak, kegiatan usahanya wajar atau tidak, untuk dapat
mengambil keputusan mau berinvestasi atau tidak, atau untuk mengetahui suatu
perusahaan itu wajar atau tidak, maka perlu mengetahui alat analisa laporan
keuangan perusahaan. Namun, untuk menilai kinerja perusahaan dan
memaksimalkan kinerja periode yang akan datang maka kita tidak bisa hanya
dengan melihat laporannya saja, kita perlu melakukan analisis laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan
besertaunsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi
kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Maka dari itu kita perlu mengetahui alat analisa laporan keuangan perusahaan dan
bagaiman cara menganalisa laporan keuangan.

Tujuan analisis laporan keuangan:


1) Menilai kinerja manajemen pada tahun berjalan.
2) Mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada periode tertentu.
3) Mengetahui kelemahan dan kelebihan apa saja yang dimiliki perusahaan.
4) Mengetahui langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang
berkaitan dengan posisi keuangan dan kinerja perusahaan.

B. Rumusan Masalah
1. Arti penting laporan keuangan?
2. Apa yang dimaksud analisis laporan keuangan?
3. Apa tujuan analisis laporan keuangan?
4. Aapa saja metode analisis laporan keuangan?
5. Alat-alat analisis laporan keuangan?
6. Bagaimana Cara menghitung rasio likuiditas?

C. Tujuan
1. Mengetahui arti penting laporan keuangan.
2. Mengetahui maksud analisis laporan keuangan.
3. Mengetahui tujuan analisis laporan keuangan.
4. Mengetahui metode analisis laporan keuangan.
5. Mengetahui alat analisis laporan keuangan.
6. Mengetahui cara menghitung rasio likuiditas.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Metode Analisis Laporan Keuangan

1. Metode Vertikal (Statis)

Merupakan analisis yang dilakukan hanya satu periode laporan keuangan. Analisis
dilakukan antara pos-pos yang ada dalam satu peiode.

2. Metode Horizontal (Dinamis)

Merupakan analisis yang dilakukan dengan membandingkan laporan keuangan untuk


beberapa periode.

B. Alat Analisis Laporan Keuangan

1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif

Analisa ini membantu manajer keuangan perusahaan menentukan bagaimana perusahaan


cenderung melakukan kinerja dari waktu ke waktu. Analisis tren didasarkan pada data historis
dari laporan keuangan perusahaan dan data perkiraan dari performa atau rencana ke depan
perusahaan.

Salah satu cara yang populer dalam melakukan analisis tren adalah dengan menggunakan
analisis rasio keuangan. Jika kita menghitung rasio keuangan untuk perusahaan bisnis, kita
harus menghitung rasio minimal dua tahun terakhir, karena perbandingan rasio tidak berarti
kecuali kita memiliki sesuatu untuk membandingkannya dengan data tahun yang lain.
Analisis tren akan lebih bagus lagi jika memiliki dan menggunakan data rasio keuangan lebih
dari 2 tahun.
2. Analisis Trend

Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun
dan dari sini digambarkan trendnya. Trend analisis ini biasanya dibuat melalui grafik.
Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear
programming, dengan rumus y = a + bx.

3. Analisis Laporan Keuangan Common Size

Analisis laporan keuangan common size menganalisis neraca dan laporan laba rugi
dengan menggunakan persentase. Dalam analisis common size, semua akun laporan laba rugi
dinyatakan sebagai persentase penjualan. Semua akun neraca dinyatakan sebagai persentase
dari total aset. Cara menganalisisnya adalah dengan membandingkan antara pos yang satu
dengan pos akun yang lain pada tahun yang sama. Untuk analisis laporan laba rugi, penjualan
ditetapkan 100%, dan untuk analisa neraca, total asset ditetapkan 100%. Jadi nanti bisa
diketahui berapa persen kontribusi dari semua bagian.

Dalam akuntansi dikenal Aktiva harus sama dengan Passive. Jadi masing-masing
komponen pos akun dalm Aktiva, dibagi dengan jumlah total Aktiva dikalikan 100%, maka
akan terlihat nilai kontribusi akun tersebut. Jenis analisis ini memungkinkan manajer
keuangan untuk melihat laporan laba rugi dan neraca dalam format persentase yang mudah
ditafsirkan, karena lebih mudah membuat perbandingan menggunakan persentase daripada
angka absolut. Analisis ini disebut analisis vertikal karena evaluasi pos dari atas ke bawah
atau dari bawah ke atas dalam laporan common-size. Analisis ini berguna dalam memahami
pembentuk internal laporan keuangan. Sebagai contoh, dalam analisis neraca, analisis
common-size menekankan pada dua faktor:

a. Sumber pendanaan, termasuk distribusi pendanaan antara kewajiban lancar, kewajiban


tak lancar dan ekuitas.
b. Komposisi aset, termasuk jumlah untuk masing-masing aset lancar dan aset tak lancar.

Analisis ini juga berguna untuk meneliti pos-pos tertentu seperti dalam menilai likuiditas
aset lancar sehingga diketahui berapa proporsi aset lancar. Kemudian pada laporan laba rugi
dapat diketahui, berapa persen dari penjualan yang diwakili oleh tiap-tiap pos beban.
4. Analisis Index Time Series

Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-
angkalaporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk
menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut:

Indeks 2001 = Angka Laporan Keuangan 2001 X 100%


Angka Dasar

5. Analisis Rasio

Analisis Rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur
dalam laporan keuangan. Berdasarkan sumber datanya, rasio dapat dibedakan menjadi :

a. Rasio-rasio neraca yaitu rasio-rasio yang datanya berasal dari pos-pos yang berada dalam
neraca.
b. Rasio-rasio laba-rugi komprehensif yaitu rasio-rasio yang datanya berasal dari pos-pos
yang berada dalam laba-rugi komprehensif.
c. Rasio-rasio antar laporan yaitu gabungan dari pos-pos yang terdapat di neraca dan laba-
rugi.

Jika dilihat dari segi manajemen keuangan, perusahaan dikatakan mempunyai kinerja
yang baik atau tidak dapat diukur dengan:

a. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo (likuidity).
b. Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan yaitu perbandingan antara
utang dan modal (leverage).
c. Kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (profitability).
d. Kemampuan perusahaan untuk mengelola aset secara maksimal (activity).

Dengan rasio-rasio tertentu, maka kita dapat melihat kondisi perusahaan apakah baik
atau tidak. Adapun rasio keuangan yang popular adalah:

 Rasio likuiditas
 Rasio Solvabilitas
 Rasio Aktivitas
 Rasio profitablitas
 Rasio Pertumbuhan
5.1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas adalah rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam


menyelesaikan semua kebutuhan jangka pendek. Adapun yang termasuk dalam rasiolikuiditas
adalah:

 Rasio Lancar adalah kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi
denganaktiva lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %, berarti aktiva lancar dapat
menutupi semua hutang lancar.
 Rasio Cepat (Quick ratio), Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling
likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, rasio
ini disebut juga dengan acid test ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau 1 : 1.
 Rasio Kas atas Aktiva Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar.
 Rasio Kas atas Hutang Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang dapat
menutupi hutang lancar.
 Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas
total aktiva.
 Aktiva Lancar dan Total Hutang, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total
kewajiban perusahaan.

5.2. Rasio Solvabilitas

Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban


jangka panjang atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio
solvabilitas antara lain:

 Rasio Hutang atas Modal.


Rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-
hutang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.

 Debt Service Ratio.


Rasio ini menggambarkan sejauh mana laba setelah dikurangi bunga dan penyusutan
serta biaya nonkas dapat menutupi kewajiban bunga dan pinjaman. Semakin besar rasio
ini semakin besar perusahaan dapat menutupi semua hutang-hutangnya.

 Rasio Hutang atas Aktiva.


Rasio ini menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva, lebih besar
rasionya maka lebih aman, supaya aman porsi hutang terhadap aktiva harus lebih kecil
5.3. Rasio Profitabilitas

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba melalui


semua kemampuan dan sumber yang ada, seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
menghasilkan laba disebut juga operating ratio. Rasio profitabilitas antara lain:

 Profit Margin. Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
 Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
 Return On Investment. Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila
diukur dari modalpemilik. Semakin besar maka akan semakin baik.
 Operating Ratio. Menunjukan biaya operasi per rupiah penjualan, semakin besar rasio
ini berarti semakin buruk.

5.4. Rasio Aktivitas

Rasio ini menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan


operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio ini
menunjukan bagaimana sumber daya telah dimanfaatkan secara optimal, kemudian dengan
cara membandingkan rasio aktivitas dengan standar industri, maka dapat diketahui tingkat
efisiensi perusahaan dalam industri. Yang termasuk dalam rasio ini adalah:

 Receivable Turn Over. Rasio ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin
besar semakin baikkarena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.
 Inventory Turn Over. Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan
dalam siklus produksinormal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.
 Fixed Asset Turn Over. Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar jika
diukur dari nilai penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya kemamapuan
aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.
 Total Asset Turn Over. Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari
volume penjualan dengandengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva
menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
 Periode Penagihan Piutang. Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan
melakukan penagihan piutang. Semakin pendek periodenya semakin baik. Rasio ini
sejalan dengan informasi yang digambarkan receivable turn over.

5.5. Rasio Pertumbuhan

Rasio pertumbuhan (growth ratio) mengukur kemampuan perusahaan untuk


mempertahankan posisi ekonominya dalam pertumbuhan perekonomian dan industry. Rasio
pertumbuhan pada dasarnya dilakukan dengan membandingkan data keuangan secara historis
(time series). Dalam rasio pertumbuhan, yang dianalisis adalah pertumbuhan penjualan,
pertumbuhan laba bersih, pertumbuhan pendapatan per saham, dan pertumbuhan dividen per
saham

6. Analisis Arus Kas

Merupakan alat utama untuk melakukan evaluasi atas sumber dan penggunaan dana.
Analisa ini memberikan gambaran yang lebih mendalam mengenai bagaimana perusahaan
memperoleh pendanaannya dan melakukan alokasi sumber dananya. Analisa ini juga dapat
digunakan untuk melakukan peramalan arus kas dan merupakan bagian dari analisis
likuiditas.

7. Analisis Du-Pont

Du-pont telah dikenal sebagai pengusaha sukses. Dalam bisnisnya, ia memiliki cara
sendiri dalam menganalisis laporan keuangannya.

Menurut Sofyan Safri Harahap dalam buku “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”
Caranya sebenarnya hampir sama dengan analisis laporan keuangan biasa, namun
pendekatannya lebih integratif dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai
elemen analisisnya. Ia mengurai hubungan pos-pos laporan keuangan sampai mendetail
sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Analisis Du-pont.

Dari bagan diatas, maka diperoleh elemen-elemen penyusun dari analisis Du-Pont ini
yang akan dijelaskan satu per satu sebagai berikut:

a. Return of Equity (ROE)

ROE = Laba Bersih Setelah Pajak


Equity Pemilik Saham

Berfungsi untuk melihat efektifitas penggunaan modal sendiri terhadap laba atau
keuntungan bersih perusahaan setelah pajak, dimana setiap rupiah modal yang ditanamkan
dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan.

b. Return of Investment (ROI)

ROI = % Laba Bersih X Total Asset Turnover


Penentuan ROI berfungsi untuk mengatur efektifitas penggunaan asset terhadap laba
bersih. Hal ini mengidentifikasi seberapa besar harta total dimanfaatkan atau digunakan untuk
mendapatkan keuntungan.

c. Equity Multiplier

Nilai equity multiplier ini menunjukkan kemampuan equity atau modal sendiri
menciptakan total asset.
Equity Multiplier = Total Asset
Equity

d. Persentase Laba Bersih

Perbandingan ini menunjukkan seberapa besar total penjualan yang dilakukan merupakan
laba bersih yang dapat diperoleh oleh perusahaan.

% Laba Bersih = Laba Setelah Pajak


Penjualan

e. Total Asset Turnover

Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata
lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik.

Total Asset Turnover = Penjualan


Total Asset

f. Alat Analisis Lainnya

 Analisis Ratio Comprehensive (Rasio Keseluruhan)


 Analisa rata-rata indutri dan perbandingan antar industry
 Proyeksi laporan keuangan
C. Rasio Likuiditas

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2012), rasio likuiditas mengukur
kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan
relatif terhadap utang lancarnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).
Rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang juga akan mempengaruhisolvabilitas
perusahaan. Beberapa rasio likuiditas adalah sebagai berikut:

1. Current Ratio (rasio lancar)

Menurut Sofyan Syafri Harahap (2013), rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancer
menutupi kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar lebih aman jika berada di
atas 1.

Menurut Brigham dan Houston (2010), rasio ini dihitung dengan membagi asset lancer
dengan kewajiban lancer. Rasio ini menunjukan sampai sejauh apa kewajiban lancer ditutupi
oleh asset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.

Jika suatu perusahaan mengalami kesulitan keuangan, perusahaan mulai lambat


membayar tagihan (utang usaha), pinjaman bank, dan kewajiban lainnya yang akan
meningkatkan kewajiban lancer. Jika kewajiban lancer naik lebih cepat dibandingkan dengan
asset lancer maka cuurent rasio akan turun, dan ini merupakan pertanda adanya masalah
dalam perusahaan.
Current Ratio dapat dihitung dengan rumus:

Current Ratio = Aktiva Lancar / Utang Lancar

Hasilnya dinyatakan dalam “kali”

Contoh:

PT ABC tahun 2007 yang memproduksi barang konsumsi memiliki aset lancar (aktiva lancar)
Rp 100 miliar dan utang lancar (utang lancar) Rp 50 miliar. Artinya, current ratio PT “ABC
adalah 2 kali (100 dibagi 50).
Analisa tahunannya adalah setiap Rp. 1 utang lancar dijamin oleh Rp. 2aktiva lancar

Contoh lain:
nama akun tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5
total aktiva lancar 7,130.00 7,246.00 7,539.00 8,010.00 8,260.00
total utang lancar 2,686.00 2,785.00 3,400.00 3,550.00 3,800.00
current ratio (satuan
2.65450 2.60180 2.21735 2.25634 2.17368
dalam "kali")

Analisa tahunan:
Tahun 1 Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 2.65 aktiva lancar
Tahun 2 Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 2.60 aktiva lancar
Tahun 3 Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 2.22 aktiva lancar
Tahun 4 Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 2.26 aktiva lancar
Tahun 5 Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 2.17 aktiva lancar
Grafik:

curretn ratio (satuan dalam "kali")

curretn ratio (satuan


dalam
Analisa grafik:
 Dari grafik terlihat selama lima tahun posisi current ratio terus menurun, berdasarkan
teori di atas maka keadaan ini sangat tidak baik bagi perusahaan, karena tergambarkan
bahwa kemampuan perusahaan selama lima tahun menurun dalam menutupi utang
jangka pendeknya dari aset lancar.

2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Ratio)

Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2012), dari ketiga komponen aktiva
lancer (kas, piutang dan persediaan), persediaan biasanya dianggap merupakan asset yang
paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk
sampai menjadi kas, yang berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama,
dan juga ketidakpastian nilai persediaan. Meskipun persediaan dicantumkan dalam nilai
perolehan/cost, sedangkan apabila persediaan laku, kas yang diperoleh sama dengan nilai jual
yang secara umum lebih besar dibandingkan dengan nilai perolehan. Dengan alsan di atas,
persediaam dikeluarkan dari aktiva lancer untuk perhitungan Quick ratio.
Menurut Brigham dan Houston (2010), persediaan pada umumnya merupakan asset
lancer perusahaan yang paling tidak likuid sehingga persediaan merupakan asset, dimana
kemungkinan besar akan terjadi kerugian jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, rasio yang
mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek tanpa
mengandalkan penjualan persediaan sangat penting artinya.
Menurut Kasmir, SE.MM (2008), Quick ratio merupakan rasio yang menunjukan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar utang lancarnya dengan aktiva
lancer tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Artinya nilai persediaan kita
abaikan hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relative lebih lama
untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar
kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancer lainnya.
Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu:

Quick Ratio = Aktiva Lancar – Persediaan


Hutang Lancar

Hasilnya dinyatakan dalam “kali”.


Contoh:
nama akun tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5
total aktiva lancar 7,130 7,246 7,539 8,010 8,260
persediaan 2,350 2,201 2,623 2,700 2,800
total aktiva lancar-persediaan 4,780 5,045 4,916 5,310 5,460
total utang lancar 2,686 2,785 3,400 3,550 3,800
Quick Ratio (satuan dalam "kali") 1.77960 1.81149 1.44588 1.49577 1.43684

Analisa tahunan:
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 1.77960 aktiva lancar diluar
Tahun 1
persediaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 1.81149 aktiva lancar diluar
Tahun 2
persediaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 1.44588 aktiva lancar diluar
Tahun 3
persediaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 1.49577 aktiva lancar diluar
Tahun 4
persediaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 1.43684 aktiva lancar diluar
Tahun 5
persediaan

Grafik:

Quick Ratio (satuan dalam "kali")

Quick Ratio (satuan


dalam
Analisa grafik:
 Dari grafik terlihat selama lima tahun posisi quick ratio terus menurun, walau pun
sempat naik sedikit di tahun ke 4, berdasarkan teori di atas maka keadaan ini sangat
tidak baik bagi perusahaan, karena tergambarkan bahwa kemampuan perusahaan selama
lima tahun menurun dalam menutupi utang jangka pendeknya dari aset lancar setelah
dikurangi dengan persediaan.

3. Kas Rasio (Cash Ratio)

Menurut Kasmir, SE.MM (2008), disamping ke dua rasio likuiditas di atas, terkadang
perusahaan juga ingin mengukur seberapa besar uang yang benar-benar siap untuk digunakan
untuk memnayar utangnya. Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat
ditunjukan dari tersediannya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau
tabungan di bank. Dapat dikatakan rsaio ini menunjukan kemampuan sesungguhnya bagi
perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya.
Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu:

Cash
Cash Ratio = _________________
Utang Lancar

Hasilnya dinyatakan dalam “kali”.

Contoh:
nama akun tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5
kas dan surat berharga 112 670 408 450 410
total utang lancar 2,686 2,785 3,400 3,550 3,800
Cash Ratio (satuan dalam 0.2405 0.1200 0.1078
0.04170 0.12676
"kali") 7 0 9

Analisa tahunan:
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 0.04170 uang kas yang ada di
Tahun 1
perusahaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 0.24057 uang kas yang ada di
Tahun 2
perusahaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 0.12000 uang kas yang ada di
Tahun 3
perusahaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 0.12676 uang kas yang ada di
Tahun 4
perusahaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 0.10789 uang kas yang ada di
Tahun 5
perusahaan

Cash Ratio (satuan dalam "kali")

Cash Ratio (satuan dalam

Grafik:

Analisa grafik:
 Dari grafik terlihat selama lima tahun posisi cash ratio dari tahun ke 1 ke tahun ke 2 naik
tajam, tapi kemudian kembali turun di tahun ke 3 hingga tahun ke 5. Terlihat bahwa
manajemen perusahaan kesulitan dalam mengelola kas yang ada di perusahaan. Jika
tidak disikapi dengan baik maka perusahaan akan kesulitan dalam membayar utang
jangka pendeknya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Analisis keuangan sangat penting untuk diterapkan dalam sistem suatu perusahaan karena
dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan dapat mengetahui keuntungandan
kerugian yang dicapai perusahaan dalam suatu periode. eorang analis dalam melakukan
analisis keuangan harus melakukan beberapalangkah, yaitu:

1. Menentukan tujuan dari analisis keuangan.


2. Memahami konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang mendasari laporan keuangan.
3. Memahami kondisi ekonomi dan bisnis yang mempengaruhi usaha perusahaan tersebut.
Daftar Pustaka

M. Hanafi, Mamudh. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.

https://www.jurnal.id/id/blog/2018-4-metode-analisis-laporan-keuangan-yang-dapat-anda-
pilih/

https://www.ilmudes.com/2015/09/5-alat-analisis-laporan-keuangan.html

https://modul.mercubuana.ac.id/modul.php?kd_mk=W321700007&namamk=ANALISA
%20LAPORAN%20KEUANGAN%20+%20LABORATORIUM&2

Anda mungkin juga menyukai