Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah Analisa Laporan Keuangan.
Dosen Pengampu: Putri Renalita Sutra Tanjung, SE, MM, M. Akt
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulisan makalah ini dapat terselesaikan dengan waktu yang telah ditentukan. Makalah ini
kami buat dengan tujuan untuk membahas mengenai “Alat-Alat Analisis Laporan Keuangan
Dan Rasio Likuiditas” Untuk itu penulis menyusun makalah ini dengan harapan dapat
membantu pembaca untuk lebih memahami lagi tentang Analisa Laporan Keuangan untuk
memperlancar proses pembelajaran. Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah
ini masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang tepat.
Dengan ini, penulis memohon maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Penulis
Daftar Isi
Kata Pengantar............................................................................................................................i
Daftar Isi....................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...........................................................................................................2
C. Tujuan..............................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................................3
A. Metode Analisis Laporan Keuangan...............................................................................3
1. Metode Vertikal (Statis)...............................................................................................3
2. Metode Horizontal (Dinamis)......................................................................................3
B. Alat Analisis Laporan Keuangan....................................................................................3
1. Analisis Laporan Keuangan Komparatif.....................................................................3
2. Analisis Trend..............................................................................................................4
3. Analisis Laporan Keuangan Common Size..................................................................4
4. Analisis Index Time Series...........................................................................................5
5. Analisis Rasio..............................................................................................................5
6. Analisis Arus Kas........................................................................................................8
7. Analisis Du-Pont.........................................................................................................9
C. Rasio Likuiditas.............................................................................................................11
1. Current Ratio (rasio lancar).......................................................................................11
2. Rasio Cepat (Quick Ratio atau Acid Ratio)...............................................................13
3. Kas Rasio (Cash Ratio).............................................................................................15
BAB III PENUTUP................................................................................................................17
A. Kesimpulan...................................................................................................................17
Daftar Pustaka..........................................................................................................................18
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan adanya laporan keuangan ini, kita dapat menilai apakah suatu
kegiatan usaha/proyek/bisnis itu baik atau tidak, apakah usaha tersebut baik nilai
investasinya atau tidak, kegiatan usahanya wajar atau tidak, untuk dapat
mengambil keputusan mau berinvestasi atau tidak, atau untuk mengetahui suatu
perusahaan itu wajar atau tidak, maka perlu mengetahui alat analisa laporan
keuangan perusahaan. Namun, untuk menilai kinerja perusahaan dan
memaksimalkan kinerja periode yang akan datang maka kita tidak bisa hanya
dengan melihat laporannya saja, kita perlu melakukan analisis laporan keuangan.
Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan
besertaunsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi
kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil
yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang.
Maka dari itu kita perlu mengetahui alat analisa laporan keuangan perusahaan dan
bagaiman cara menganalisa laporan keuangan.
B. Rumusan Masalah
1. Arti penting laporan keuangan?
2. Apa yang dimaksud analisis laporan keuangan?
3. Apa tujuan analisis laporan keuangan?
4. Aapa saja metode analisis laporan keuangan?
5. Alat-alat analisis laporan keuangan?
6. Bagaimana Cara menghitung rasio likuiditas?
C. Tujuan
1. Mengetahui arti penting laporan keuangan.
2. Mengetahui maksud analisis laporan keuangan.
3. Mengetahui tujuan analisis laporan keuangan.
4. Mengetahui metode analisis laporan keuangan.
5. Mengetahui alat analisis laporan keuangan.
6. Mengetahui cara menghitung rasio likuiditas.
BAB II
PEMBAHASAN
Merupakan analisis yang dilakukan hanya satu periode laporan keuangan. Analisis
dilakukan antara pos-pos yang ada dalam satu peiode.
Salah satu cara yang populer dalam melakukan analisis tren adalah dengan menggunakan
analisis rasio keuangan. Jika kita menghitung rasio keuangan untuk perusahaan bisnis, kita
harus menghitung rasio minimal dua tahun terakhir, karena perbandingan rasio tidak berarti
kecuali kita memiliki sesuatu untuk membandingkannya dengan data tahun yang lain.
Analisis tren akan lebih bagus lagi jika memiliki dan menggunakan data rasio keuangan lebih
dari 2 tahun.
2. Analisis Trend
Analisis ini harus menggunakan teknik perbandingan laporan keuangan beberapa tahun
dan dari sini digambarkan trendnya. Trend analisis ini biasanya dibuat melalui grafik.
Dan untuk itu perlu dibantu oleh pengetahuan statistik misalnya menggunakan linear
programming, dengan rumus y = a + bx.
Analisis laporan keuangan common size menganalisis neraca dan laporan laba rugi
dengan menggunakan persentase. Dalam analisis common size, semua akun laporan laba rugi
dinyatakan sebagai persentase penjualan. Semua akun neraca dinyatakan sebagai persentase
dari total aset. Cara menganalisisnya adalah dengan membandingkan antara pos yang satu
dengan pos akun yang lain pada tahun yang sama. Untuk analisis laporan laba rugi, penjualan
ditetapkan 100%, dan untuk analisa neraca, total asset ditetapkan 100%. Jadi nanti bisa
diketahui berapa persen kontribusi dari semua bagian.
Dalam akuntansi dikenal Aktiva harus sama dengan Passive. Jadi masing-masing
komponen pos akun dalm Aktiva, dibagi dengan jumlah total Aktiva dikalikan 100%, maka
akan terlihat nilai kontribusi akun tersebut. Jenis analisis ini memungkinkan manajer
keuangan untuk melihat laporan laba rugi dan neraca dalam format persentase yang mudah
ditafsirkan, karena lebih mudah membuat perbandingan menggunakan persentase daripada
angka absolut. Analisis ini disebut analisis vertikal karena evaluasi pos dari atas ke bawah
atau dari bawah ke atas dalam laporan common-size. Analisis ini berguna dalam memahami
pembentuk internal laporan keuangan. Sebagai contoh, dalam analisis neraca, analisis
common-size menekankan pada dua faktor:
Analisis ini juga berguna untuk meneliti pos-pos tertentu seperti dalam menilai likuiditas
aset lancar sehingga diketahui berapa proporsi aset lancar. Kemudian pada laporan laba rugi
dapat diketahui, berapa persen dari penjualan yang diwakili oleh tiap-tiap pos beban.
4. Analisis Index Time Series
Metode ini dihitung dengan indeks dan digunakan untuk mengkonversikan angka-
angkalaporan keuangan. Biasanya ditetapkan tahun dasar yang diberi indeks 100. Untuk
menghitung indeks maka digunakan rumus sebagai berikut:
5. Analisis Rasio
Analisis Rasio adalah suatu angka yang menunjukkan hubungan antara unsur-unsur
dalam laporan keuangan. Berdasarkan sumber datanya, rasio dapat dibedakan menjadi :
a. Rasio-rasio neraca yaitu rasio-rasio yang datanya berasal dari pos-pos yang berada dalam
neraca.
b. Rasio-rasio laba-rugi komprehensif yaitu rasio-rasio yang datanya berasal dari pos-pos
yang berada dalam laba-rugi komprehensif.
c. Rasio-rasio antar laporan yaitu gabungan dari pos-pos yang terdapat di neraca dan laba-
rugi.
Jika dilihat dari segi manajemen keuangan, perusahaan dikatakan mempunyai kinerja
yang baik atau tidak dapat diukur dengan:
a. Kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang akan jatuh tempo (likuidity).
b. Kemampuan perusahaan untuk menyusun struktur pendanaan yaitu perbandingan antara
utang dan modal (leverage).
c. Kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (profitability).
d. Kemampuan perusahaan untuk mengelola aset secara maksimal (activity).
Dengan rasio-rasio tertentu, maka kita dapat melihat kondisi perusahaan apakah baik
atau tidak. Adapun rasio keuangan yang popular adalah:
Rasio likuiditas
Rasio Solvabilitas
Rasio Aktivitas
Rasio profitablitas
Rasio Pertumbuhan
5.1. Rasio Likuiditas
Rasio Lancar adalah kemampuan untuk membayar kewajiban yang segera harus dipenuhi
denganaktiva lancar. Apabila rasio lancar ini 1 : 1 atau 100 %, berarti aktiva lancar dapat
menutupi semua hutang lancar.
Rasio Cepat (Quick ratio), Rasio ini menunjukan kemampuan aktiva lancar yang paling
likuid mampu menutupi hutang lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin baik, rasio
ini disebut juga dengan acid test ratio. Angka rasio ini tidak harus 100 % atau 1 : 1.
Rasio Kas atas Aktiva Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas dibandingkan
dengan total aktiva lancar.
Rasio Kas atas Hutang Lancar, Rasio ini menunjukan porsi jumlah kas yang dapat
menutupi hutang lancar.
Rasio Aktiva Lancar dan Total Aktiva, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas
total aktiva.
Aktiva Lancar dan Total Hutang, Rasio ini menunjukan porsi aktiva lancar atas total
kewajiban perusahaan.
Profit Margin. Angka ini menunjukan berapa besar presentase pendapatan bersih yang
diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi.
Return On Total Assets. Rasio ini menunjukan berapa besar laba bersih diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva.
Return On Investment. Rasio ini menunjukan berapa persen diperoleh laba bersih bila
diukur dari modalpemilik. Semakin besar maka akan semakin baik.
Operating Ratio. Menunjukan biaya operasi per rupiah penjualan, semakin besar rasio
ini berarti semakin buruk.
Receivable Turn Over. Rasio ini menunjukan berapa cepat penagihan piutang. Semakin
besar semakin baikkarena penagihan piutang dilakukan dengan cepat.
Inventory Turn Over. Rasio ini menunjukkan seberapa cepat perputaran persediaan
dalam siklus produksinormal. Semakin besar rasio ini semakin baik karena dianggap
bahwa kegiatan penjualan berjalan cepat.
Fixed Asset Turn Over. Rasio ini menunjukkan berapa kali nilai aktiva berputar jika
diukur dari nilai penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik artinya kemamapuan
aktiva tetap menciptakan penjualan tinggi.
Total Asset Turn Over. Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari
volume penjualan dengandengan kata lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva
menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini semakin baik.
Periode Penagihan Piutang. Angka ini menunjukkan berapa lama perusahaan
melakukan penagihan piutang. Semakin pendek periodenya semakin baik. Rasio ini
sejalan dengan informasi yang digambarkan receivable turn over.
Merupakan alat utama untuk melakukan evaluasi atas sumber dan penggunaan dana.
Analisa ini memberikan gambaran yang lebih mendalam mengenai bagaimana perusahaan
memperoleh pendanaannya dan melakukan alokasi sumber dananya. Analisa ini juga dapat
digunakan untuk melakukan peramalan arus kas dan merupakan bagian dari analisis
likuiditas.
7. Analisis Du-Pont
Du-pont telah dikenal sebagai pengusaha sukses. Dalam bisnisnya, ia memiliki cara
sendiri dalam menganalisis laporan keuangannya.
Menurut Sofyan Safri Harahap dalam buku “Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan”
Caranya sebenarnya hampir sama dengan analisis laporan keuangan biasa, namun
pendekatannya lebih integratif dan menggunakan komposisi laporan keuangan sebagai
elemen analisisnya. Ia mengurai hubungan pos-pos laporan keuangan sampai mendetail
sebagai berikut:
Gambar 1. Bagan Analisis Du-pont.
Dari bagan diatas, maka diperoleh elemen-elemen penyusun dari analisis Du-Pont ini
yang akan dijelaskan satu per satu sebagai berikut:
Berfungsi untuk melihat efektifitas penggunaan modal sendiri terhadap laba atau
keuntungan bersih perusahaan setelah pajak, dimana setiap rupiah modal yang ditanamkan
dapat menghasilkan keuntungan yang diharapkan.
c. Equity Multiplier
Nilai equity multiplier ini menunjukkan kemampuan equity atau modal sendiri
menciptakan total asset.
Equity Multiplier = Total Asset
Equity
Perbandingan ini menunjukkan seberapa besar total penjualan yang dilakukan merupakan
laba bersih yang dapat diperoleh oleh perusahaan.
Rasio ini menunjukkan perputaran total aktiva diukur dari volume penjualan dengan kata
lain seberapa jauh kemampuan semua aktiva menciptakan penjualan. Semakin tinggi rasio ini
semakin baik.
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2012), rasio likuiditas mengukur
kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan dengan melihat aktiva lancar perusahaan
relatif terhadap utang lancarnya (utang dalam hal ini merupakan kewajiban perusahaan).
Rasio likuiditas yang jelek dalam jangka panjang juga akan mempengaruhisolvabilitas
perusahaan. Beberapa rasio likuiditas adalah sebagai berikut:
Menurut Sofyan Syafri Harahap (2013), rasio ini menunjukan sejauh mana aktiva lancer
menutupi kewajiban lancar. Semakin besar rasio ini maka semakin tinggi kemampuan
perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya. Rasio lancar lebih aman jika berada di
atas 1.
Menurut Brigham dan Houston (2010), rasio ini dihitung dengan membagi asset lancer
dengan kewajiban lancer. Rasio ini menunjukan sampai sejauh apa kewajiban lancer ditutupi
oleh asset yang diharapkan akan dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.
Contoh:
PT ABC tahun 2007 yang memproduksi barang konsumsi memiliki aset lancar (aktiva lancar)
Rp 100 miliar dan utang lancar (utang lancar) Rp 50 miliar. Artinya, current ratio PT “ABC
adalah 2 kali (100 dibagi 50).
Analisa tahunannya adalah setiap Rp. 1 utang lancar dijamin oleh Rp. 2aktiva lancar
Contoh lain:
nama akun tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5
total aktiva lancar 7,130.00 7,246.00 7,539.00 8,010.00 8,260.00
total utang lancar 2,686.00 2,785.00 3,400.00 3,550.00 3,800.00
current ratio (satuan
2.65450 2.60180 2.21735 2.25634 2.17368
dalam "kali")
Analisa tahunan:
Tahun 1 Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 2.65 aktiva lancar
Tahun 2 Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 2.60 aktiva lancar
Tahun 3 Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 2.22 aktiva lancar
Tahun 4 Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 2.26 aktiva lancar
Tahun 5 Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 2.17 aktiva lancar
Grafik:
Menurut Mamduh M. Hanafi dan Abdul Halim (2012), dari ketiga komponen aktiva
lancer (kas, piutang dan persediaan), persediaan biasanya dianggap merupakan asset yang
paling tidak likuid. Hal ini berkaitan dengan semakin panjangnya tahap yang dilalui untuk
sampai menjadi kas, yang berarti waktu yang diperlukan untuk menjadi kas semakin lama,
dan juga ketidakpastian nilai persediaan. Meskipun persediaan dicantumkan dalam nilai
perolehan/cost, sedangkan apabila persediaan laku, kas yang diperoleh sama dengan nilai jual
yang secara umum lebih besar dibandingkan dengan nilai perolehan. Dengan alsan di atas,
persediaam dikeluarkan dari aktiva lancer untuk perhitungan Quick ratio.
Menurut Brigham dan Houston (2010), persediaan pada umumnya merupakan asset
lancer perusahaan yang paling tidak likuid sehingga persediaan merupakan asset, dimana
kemungkinan besar akan terjadi kerugian jika terjadi likuidasi. Oleh karena itu, rasio yang
mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek tanpa
mengandalkan penjualan persediaan sangat penting artinya.
Menurut Kasmir, SE.MM (2008), Quick ratio merupakan rasio yang menunjukan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar utang lancarnya dengan aktiva
lancer tanpa memperhitungkan nilai persediaan (inventory). Artinya nilai persediaan kita
abaikan hal ini dilakukan karena persediaan dianggap memerlukan waktu relative lebih lama
untuk diuangkan, apabila perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar
kewajibannya dibandingkan dengan aktiva lancer lainnya.
Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu:
Analisa tahunan:
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 1.77960 aktiva lancar diluar
Tahun 1
persediaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 1.81149 aktiva lancar diluar
Tahun 2
persediaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 1.44588 aktiva lancar diluar
Tahun 3
persediaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 1.49577 aktiva lancar diluar
Tahun 4
persediaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 1.43684 aktiva lancar diluar
Tahun 5
persediaan
Grafik:
Menurut Kasmir, SE.MM (2008), disamping ke dua rasio likuiditas di atas, terkadang
perusahaan juga ingin mengukur seberapa besar uang yang benar-benar siap untuk digunakan
untuk memnayar utangnya. Rasio kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan uang kas dapat
ditunjukan dari tersediannya dana kas atau yang setara dengan kas seperti rekening giro atau
tabungan di bank. Dapat dikatakan rsaio ini menunjukan kemampuan sesungguhnya bagi
perusahaan untuk membayar utang jangka pendeknya.
Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu:
Cash
Cash Ratio = _________________
Utang Lancar
Contoh:
nama akun tahun 1 tahun 2 tahun 3 tahun 4 tahun 5
kas dan surat berharga 112 670 408 450 410
total utang lancar 2,686 2,785 3,400 3,550 3,800
Cash Ratio (satuan dalam 0.2405 0.1200 0.1078
0.04170 0.12676
"kali") 7 0 9
Analisa tahunan:
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 0.04170 uang kas yang ada di
Tahun 1
perusahaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 0.24057 uang kas yang ada di
Tahun 2
perusahaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 0.12000 uang kas yang ada di
Tahun 3
perusahaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 0.12676 uang kas yang ada di
Tahun 4
perusahaan
Rp1 utang lancar dijamin oleh Rp 0.10789 uang kas yang ada di
Tahun 5
perusahaan
Grafik:
Analisa grafik:
Dari grafik terlihat selama lima tahun posisi cash ratio dari tahun ke 1 ke tahun ke 2 naik
tajam, tapi kemudian kembali turun di tahun ke 3 hingga tahun ke 5. Terlihat bahwa
manajemen perusahaan kesulitan dalam mengelola kas yang ada di perusahaan. Jika
tidak disikapi dengan baik maka perusahaan akan kesulitan dalam membayar utang
jangka pendeknya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Analisis keuangan sangat penting untuk diterapkan dalam sistem suatu perusahaan karena
dengan menggunakan analisis keuangan ini perusahaan dapat mengetahui keuntungandan
kerugian yang dicapai perusahaan dalam suatu periode. eorang analis dalam melakukan
analisis keuangan harus melakukan beberapalangkah, yaitu:
M. Hanafi, Mamudh. 2016. Analisis Laporan Keuangan. Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
https://www.jurnal.id/id/blog/2018-4-metode-analisis-laporan-keuangan-yang-dapat-anda-
pilih/
https://www.ilmudes.com/2015/09/5-alat-analisis-laporan-keuangan.html
https://modul.mercubuana.ac.id/modul.php?kd_mk=W321700007&namamk=ANALISA
%20LAPORAN%20KEUANGAN%20+%20LABORATORIUM&2