Anda di halaman 1dari 10

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI MATERI WUDHU

MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA SISWA


KELAS II SEKOLAH DASAR

Wijiati
Guru SDN 1 Sukadana

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode demonstrasi dapat


meningkatkan prestasi belajar siswa dengan materi wudhu pada siswa kelas II
SDN 1 Sukadana Tahun 2017. Penelitian tindakan kelas ini menggunakan metode
demonstrasi dengan cara memperagakan atau mempertunjukkan kepada siswa
suatu proses, situasi yang sedang dipelajari sehingga proses penerimaan siswa
terhadap pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam. Penelitian ini
merupakan PTK dengan 3 siklus melalui 4 tahapan yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan refleksi. Subyek penelitian ini sebanyak 32 siswa.
Hipotesis yang diajukan adalah jika metode demonstrasi dapat digunakan dengan
baik dapat meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI pada siswa
kelas II SDN 1 Sukadana Tahun 2017. Indikator keberhasilan 75% dengan KKM
sebesar 75. Teknik pengumpulan data dengan observasi.Teknik analisis data
dengan rumus untuk mengetahui nilai rata-rata dan presentase. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa prestasi belajar pada siklus I sebesar 44% atau 14 siswa
dengan KKM 75, siklus II sebesar 56% atau 18 siswa dengan KKM 75 dan pada
siklus III sebesar 81% atau 26 siswa untuk materi rukun wudhu dan sebesar 87,5%
atau 28 siswa untuk materi sunah wudhu dengan KKM 75. Peningkatan prestasi
belajar siswa pada siklus I ke siklus II sebesar 12% dengan KKM 75, peningkatan
prestasi pada siklus II ke siklus III dengan materi rukun wudhu sebesar 25% dan
pada materi sunah wudhu sebesar 31,5%.
Kata Kunci: Prestasi Belajar dan Metode Demonstrasi

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan sarana yang bermoral tinggi. Untuk mewujudkan
sangat strategis dalam melestarikan sistem capaian tersebut salah satu cara yang bisa
nilai yang berkembang dalam kehidupan. dilakukan oleh seorang guru adalah
Sistem nilai tersebut meliputi ranah dengan melaksanakan pembelajaran yang
pengetahuan, kebudayaan maupun nilai inovatif.
keagamaan. Proses pendidikan tidak Selama ini proses pembelajaran yang
hanya memberikan pengetahuan dan dilaksanakan oleh peneliti dinilai masih
pemahaman kepada peserta didik, namun monoton. Hal ini terlihat pada pemilihan
lebih diarahkan pada pembentukan sikap, metode, alat peraga maupun model
perilaku, dan kepribadian anak. pembelajaran serta hasil yang dicapai oleh
Tugas pendidik dalam konteks ini peserta didik masih rendah. Materi
membantu mengkondisikan peserta didik praktek wudhu tidak mungkin hanya
pada sikap, perilaku atau kepribadian yang dengan ceramah menyebabkan siswa
benar agar mampu berkembang dan kurang memahami materi tersebut, maka
berguna bagi dirinya dan masyarakat. dipilih model yang bervariasi seperti
Pelaksanaan pembelajaran harus mampu metode demonstrasi, diharapkan dengan
membantu peserta didik agar menjadi metode demonstrasi peserta didik dapat
manusia yang berbudaya tinggi dan
152
memahami sekaligus mempraktikkannya memperhatikan dan 30% siswa kurang
secara langsung. aktif. Berdasarkan fenomena tersebut,
Ada dua aspek penilaian dalam mata penggunaan metode ceramah perlu
pelajaran Pendidikan Agama Islam, yaitu dilakukan variasi dengan menggunakan
aspek teori dan aspek praktik. Kedua metode lain antara lain dengan metode
aspek tersebut memiliki bobot nilai yang demonstrasi. Dalam kompetensi dasar
sama. Bahkan menurut penulis aspek tentang praktik wudhu ini peneliti sengaja
kemampuan praktik pada mata pelajaran menggunakan dua kriteria keberhasilan
Pendidikan Agama Islam sangat penting yaitu berhasil baik dan belum berhasil.
daripada teori. Pendapat ini berdasarkan Berdasarkan pada fenomena tersebut,
alasan bahwa kemampuan praktik akan pembelajaran materi wudhu dengan
diaplikasikan dalam kehidupan sehari- menggunakan metode demonstrasi untuk
hari, khususnya wudhu. meningkatkan prestasi belajar perlu
Wudhu merupakan perbuatan yang dilakukan melalui Penelitian Tindakan
disyaratkan dengan tegas berdasarkan Kelas, peneliti menentukan judul:
beberapa dalil sesuai dengan firman Allah Peningkatan Prestasi Belajar PAI Materi
SWT: Wudhu Melalui Metode Demonstrasi Pada
“Hai orang-orang yang beriman, Siswa Kelas II SDN 1 Sukadana Kec.
apabila kamu hendak mengerjakan Sukadana Kab. Kayong Utara Tahun
shalat,maka basuhlah mukamu dan 2017. Dengan rumusan masalah apakah
tanganmu sampai dengan siku, dan metode demonstrasi dapat meningkatkan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu prestasi belajar siswa pada materi wudhu
sampai dengan kedua mata kaki, dan jika pada siswa.
kamu junub maka mandilah, dan jika Penelitian ini bertujuan untuk
kamu sakit atau dalam perjalanan atau mengetahui metode demonstrasi dapat
kembali dari tempat buang air (kakus) meningkatkan prestasi belajar. Dengan
atau menyentuhperempuan, lalu kamu dilakukannya penelitian tindakan kelas ini
tidak memperoleh air, maka diharapkan akan berguna bagi berbagai
bertayammumlah dengan tanah yang baik pihak yang terkait dengan kegiatan
(bersih); sapulah mukamu dan tanganmu pembelajaran khususnya mata pelajaran
dengan tanah itu. Allah tidak hendak Pendidikan Agama Islam, diantara yang
menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak memperoleh manfaat itu
membersihkan kamu dan Prestasi berasal dari bahasa Belanda
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, yaitu “prestatie” sedang dalam kamus
supaya kamu bersyukur”.(Al-Ma’idah: 6). Bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang
Dalil kedua, sunah dari Abu Hurairoh berarti “hasil usaha” (Arifin, 2002:2).
r.a. bahwa Nabi SAW. Bersabda :"Allah Prestasi adalah hasil yang telah dicapai
tidak menerima sholat yang dikerjakan dari yang telah dikerjakan atau dilakukan
salah seorang diantaramu bila ia (Depdiknas, 2007:895). Kehadiran
berhadats, sehingga berwudhu terlebih prestasi belajar dalam kehidupan manusia
dahulu." Al-Hadist: HSR (Hadist Sahih pada tingkat dan jenis tertentu dapat
Riwayat) Bukhary-Fathul Baary, I:206 ; memberikan kepuasan tertentu pada
Muslim, no. 225). Kondisi peserta didik di manusia.
SDN 1 Sukadana kelas dua sekarang ini Dalam kamus besar Bahasa
memiliki kemampuan praktik wudhu yang Indonesia, belajar memiliki arti berusaha
masih rendah. Dahulu menggunakan memperoleh kepandaian atau ilmu.
metode klasik yaitu metode ceramah. Belajar adalah suatu proses usaha yang
Selama proses pembelajaran 10% siswa dilakukan individu untuk memperoleh
dari 32 anak bermain sendiri, 30% siswa suatu perubahan tingkah laku yang baru
mengantuk, 30% siswa kurang secara keseluruhan, sebagai hasil

153
pengalaman individu itu sendiri dalam ketegangan ciptakan suasana yang
interaksi dengan lingkungannya (Slameto, harmonis. (7) Berikanlah kesempatan
1991:2). kepada siswa untuk secara aktif
Menurut Syah (1995:89) Belajar memikirkan lebih lanjut tentang apa yang
adalah kegiatan yang berproses dan dilihat dan didengar.
merupakan unsur yang sangat Menurut Djamarah (1997:104)
fundamental dalam setiap kekurangan metode demonstrasi adalah :
penyelenggaraan jenis dan jenjang (1) Metode ini memerlukan keterampilan
pendidikan. guru secara khusus, karena tanpa
Berdasarkan pendapat di atas penulis ditunjang hal itu, pelaksanaan demonstrasi
menyimpulkan bahwa belajar adalah suatu akan tidak efektif. (2) Fasilitas seperti
proses perubahan tingkah laku sebagai peralatan, tempat, dan biaya yang
hasil dari interaksi (hubungan) dengan memadai tidak selalu tersedia dengan
lingkungan dalam memenuhi kebutuhan baik. Demonstrasi memerlukan kesiapan
hidupnya. Menurut Djamarah (1997:102- dan perencanaan yang matang disamping
103) metode demonstrasi adalah cara memerlukan waktu yang cukup panjang,
penyajian bahan pembelajaran dengan yang mungkin terpaksa mengambil waktu
meragakan atau mempertunjukkan kepada atau jam pelajaran lain.
siswa suatu proses, situasi, atau benda
tertentu yang sedang dipelajari, baik
METODE
sebenarnya ataupun tiruan, yang sering
disertai dengan penjelasan lisan. Dengan Penelitian ini menggunakan
metode demonstrasi, proses penerimaan penelitian tindakan kelas. Prosedur dan
siswa terhadap pelajaran akan lebih langkah langkah penelitian mengikuti
berkesan secara mendalam, sehingga prinsip-prinsip dasar yang berlaku dalam
membentuk pengertian dengan baik dan PTK merupakan suatu pencermatan
sempurna. Juga siswa dapat mengamati terhadap kegiatan yang sengaja
dan memperhatikan apa yang dimunculkan dan terjadi dalam sebuah
diperlihatkan selama pelajaran kelas (Aqib, 2006:13). Adapun tujuan
berlangsung. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah :
(1) Peningkatan dan perbaikan praktik
Setelah segala sesuatu direncanakan
pembelajaran. (2) Meningkatkan mutu isi,
dan dipersiapkan, langkah berikutnya
masukan, proses, serta hasil pendidikan
adalah mulai melaksanakan demontrasi.
dan pembelajaran di sekolah. (3)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan
Membantu guru dan tenaga kependidikan
antara lain (1) Sebelum memulai,
lainnya mengatasi masalah pembelajaran
periksalah sekali lagi kesiapan peralatan
dan pendidikan di dalam kelas. (4)
yang akan didemontrasikan, tempat dan
Meningkatkan sikap profesional pendidik
pokok-pokok yang akan
dan tenaga kependidikan. (5) Menumbuh-
didemonstrasikan. (2) Siapkanlah siswa,
kembangkan budaya akademik di
barang kali ada beberapa hal yang perlu
lingkungan sekolah sehingga tercipta
dicatat. (3) Mulailah demonstrasi dengan
sikap proaktif di dalam melakukan
menarik perhatikan siswa, ingat pokok-
perbaikan mutu. (6) pendidikan dan
pokok materi yang akan didemonstrasikan
pembelajaran secara berkelanjutan
agar dapat mencapai sasaran. (4) Ingatlah
(sustainable).
pokok-pokok materi yang akan
disampaikan agar demontrasi mencapai Tahap-tahap dalam Penelitian
sasaran. (5) Pada waktu berjalannya Tindakan Kelas (PTK) terdiri dari empat
demonstrasi, sekali-kali perhatikan tahapan penting, meliputi ; (1) planning
keadaan siswa apakah semua mengikuti (perencanaan), (2) Action (tindakan), (3)
dengan baik. (6) Untuk menghindari
154
Observation (pengamatan) dan (4)
Reflection (refleksi) (Arikunto, 2006:20). Perencanaan
Peneliti penyusun RPP.
Penelitian ini dilaksanakan di SDN 1
Mempersiapkan fasilitas dan sarana
Sukadana, Kecamatan Sukadana
pendukung. Menyiapkan. Lembar
Kabupaten Kayong Utara. Pada siswa
observasi kegiatan guru dan lembar
kelas II yang berjumlah 32 siswa.
observasi kegiatan peserta didik.
Kegiatan evaluasi yang dilakukan Pelaksanaan
oleh guru untuk mengukur keberhasilan Guru mengajak siswa untuk
program pengajaran dan untuk mengukur membaca doa berwudhu secara bersama-
prestasi peserta didik tentang mata sama.2)Guru membagi menjadi 8
pelajaran Pendidikan Agama Islam kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4
khususnya pada pada pokok bahasan orang dan diminta untuk memperhatikan
Praktik Wudhu. Sebuah lembar untuk contoh-contoh gerakan rukun wudhu.
mengamati guru dan siswa pada waktu 3)Guru melakukan tanya jawab tentang
pembelajaran berlangsung. rukun wudhu.
Pengumpulan data dan Observasi. Observasi
Observasi digunakan untuk mendapatkan Dengan instrumen yang telah
data tentang perubahan yang terjadi disiapkan peneliti dan 3 kolaborator yaitu
selama proses pembelajaran berlangsung. Ibu Mahmudah, Ibu Ratna Baroroh dan
Ibu Asyiah untuk melakukan pengamatan
HASIL PENELITIAN DAN
atau observasi. Hal-hal yang diamati
PEMBAHASAN
yakni: (1) Lembar observasi kegiatan guru
Hasil Penelitian
Siklus I

Tabel 1
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus I

Penilaian
No Aspek yang dinilai Penilaian
1 2 3 4
1 Pemberian motivasi belajar √

2 Kejelasan dan sistematika penyampaian √


materi
3 Pengelolaan pembelajaran √

4 Kejelasan suara √

5 Penguasaan bahan √

6 Tuntutan pencapaian/ketercapaian √

7 Memberikan evaluasi kompetensi siswa √

8 Ketepatan strategi pembelajaran √

. Keterangan: 2 : cukup/sedang
1 : kurang/rendah 3 : baik/tinggi
155
4 : sangat baik/sangat tinggi mengajar guru yang mendapatkan nilai
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat kurang dan perlu dilakukan perbaikan pada
banyaknya aktifitas mengajar guru yang siklus berikutnya. Pada siklus I pada
mendapat nilai 1 (kurang/rendah) yaitu praktek kegiatan pada pelaksanaan rukun
kejelasan dan sistematika penyampaian wudhu terdapat siswa yang mendapatkan
materi, pengelolaan pembelajaran, nilai kurang dari 75 (tidak tuntas) sebanyak
penguasaan bahan, tuntutan 18 siswa atau 56% dari semua siswa kelas
pencapaian/ketercapaian kompetensi siswa, II. Hasil siswa yang mendapatkan nilai 75
memberikan evaluasi dan ketepatan strategi atau lebih (tuntas) sebanyak 14 siswa atau
pembelajaran. Hasil pengamatan 44% dari semua siswa kelas II. Pada siklus
selanjutnya terhadap aktifitas guru yang I ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan
mendapat nilai 2 (cukup/sedang) yaitu siswa dalam mempraktekkan rukun wudhu
pemberian motivasi belajar dan kejelasan masih rendah, maka perlu dilakukan
suara. perbaikan pada siklus berikutnya.
Pada siklus I dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan data di atas dapat
kemampuan guru dalam mengelola kelas ditampilkan dalam tabel berikut:
masih buruk dilihat dari banyaknya aktifitas

Tabel 2
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa

No Nilai Jumlah Presentase Keterangan


1 < 75 18 56% Tidak Tuntas
2 ≥ 75 14 44% Tuntas
Total 32 100%
Berdasarkan tabel di atas, prestasi ketuntasan siswa sebesar 75% atau nilai
belajar pada siklus I ditemukan 18 siswa KKM sebesar 75 tidak terpenuhi, jadi
(56%) tidak tuntas, 14 siswa (44%) observasi kegiatan ini dilanjutkan pada
tuntas dalam belajar. Dengan demikian, siklus II.
indikator keberhasilan belajar
Berdasarkan pengamatan pada Pelaksanaan
kondisi siswa selama proses Guru menjelaskan materi tentang
pembelajaran materi rukun wudhu pada gerakan wudhu dan tata cara
siklus I dapat disimpulkan bahwa melaksanakan sunah wudhu.2)Guru
kondisi siswa kurang baik dalam membagi menjadi 8 kelompok, setiap
mengikuti proses pembelajaran, maka kelompok terdiri dari 4 orang dan
perlu ada perbaikan pada siklus diminta untuk memperhatikan contoh-
berikutnya. contoh gerakan sunah wudhu.3) Guru
Siklus II melakukan evaluasi tentang sunah
Perencanaan wudhu.
Dalam perencanaan ini peneliti Observasi
menyusun RPP. Mempersiapkan Dengan instrumen yang telah
fasilitas dan sarana pendukung. disiapkan peneliti melakukan
Menyiapkan lembar observasi kegiatan pengamatan atau observasi. Hal-hal
guru dan lembar observasi kegiatan yang diamati yakni: (1) lembar
peserta didik. observasi kegiatan guru

156
Tabel 3
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus II

No Aspek yang dinilai Penilaian


1 2 3 4
1 Pemberian motivasi belajar √
2 Kejelasan dan sistematika √
penyampaian materi
3 Pengelolaan pembelajaran √
4 Kejelasan suara √
5 Penguasaan bahan √
6 Tuntutan pencapaian/ketercapaian √
kompetensi siswa
7 Memberikan evaluasi √
8 Ketepatan strategi pembelajaran √

Keterangan: 3 : baik/tinggi
1 : kurang/rendah 4 : sangat baik/sangat tinggi
2 : cukup/sedang

Berdasarkan tabel di atas dapat cukup baik dilihat dari banyaknya aktifitas
dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru mengajar guru yang mendapatkan nilai
yang mendapat nilai 1 (kurang/rendah) cukup. Dari pengamatan terhadap kegiatan
yaitu kejelasan dan sistematika siswa pada siklus II tentang sunnah wudhu
penyampaian materi, pengelolaan dapat dilihat siswa yang mendapatkan
pembelajaran, tuntutan nilai kurang dari 75 (tidak tuntas)
pencapaian/ketercapaian kompetensi sebanyak 14 siswa atau 44% dari semua
siswa. Hasil pengamatan selanjutnya siswa kelas II. Hasil siswa yang
terhadap aktifitas guru yang mendapat mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas)
nilai 2 (cukup/sedang) yaitu kejelasan sebanyak 18 siswa atau 56% dari semua
suara, penguasaan bahan,memberikan siswa kelas II. Pada siklus II ini dapat
evaluasi dan ketepatan strategi disimpulkan bahwa kemampuan siswa
pembelajaran. Hasil pengamatan guru dalam mempraktekkan sunah wudhu
yang mendapat nilai 3 (baik/tinggi) yaitu sudah cukup baik, namun perlu dilakukan
pemberian motivasi belajar. perbaikan pada siklus berikutnya.
Pada siklus II dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan data di atas dapat
kemampuan guru dalam mengelola kelas ditampilkan dalam table berikut:

Tabel 4
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa

No Nilai Jumlah Presentase Keterangan


1. < 75 14 44% Tidak Tuntas
2. ≥ 75 18 56% Tuntas
Total 32 100%

Berdasarkan tabel di atas, prestasi (44%) tidak tuntas, 18 siswa (56%) tuntas
belajar pada siklus II ditemukan 14 siswa dalam belajar. Dengan demikian, indikator
157
keberhasilan belajar ketuntasan siswa tidak terpenuhi, jadi observasi kegiatan ini
sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 dilanjutkan pada siklus III.

Pada siklus II hasil pengamatan Peneliti menyusun RPP


kondisi siswa selama proses a. Mempersiapkan fasilitas dan
pembelajaran terlihat bahwa siswa yang sarana pendukung. 3)Menyiapkan
kurang aktif sebanyak 17 anak atau lembar observasi kegiatan guru dan
sebesar 53%. Siswa yang bermain lembar observasi kegiatan peserta didik.
sendiri sebanyak 13 anak atau sebesar Pelaksanaan
41%. Siswa yang tidak memperhatikan b. Guru menjelaskan materi tentang
saat proses pembelajaran sebanyak 17 gerakan wudhu dan tata cara
anak atau sebesar 53%. Siswa yang melaksanakan rukun dan sunah
masih malu-malu dalam mempraktekkan wudhu.2)Guru membagi menjadi 8
sunah wudhu sebanyak 18 anak atau kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4
sebesar 56%. Siswa yang kurang paham orang dan diminta untuk memperhatikan
materi sunah wudhu sebanyak 16 anak contoh-contoh gerakan rukun dan sunah
atau sebesar 50%. Berdasarkan wudhu .3)Guru melakukan evaluasi
pengamatan tersebut dapat disimpulkan tentang rukun dan sunah wudhu.
bahwa kondisi siswa kurang baik dimana Observasi
siswa yang masih malu-malu dalam Dengan instrumen yang telah
mempraktekkan sunah wudhu masih disiapkan peneliti melakukan
tinggi, sehingga perlu perbaikan pada pengamatan atau observasi. Hal-hal yang
siklus III. diamati yakni: (1) Lembar observasi
kegiatan guru
Siklus III
Perencanaan

Tabel 5
Hasil Pengamatan terhadap Pembelajaran Guru pada Siklus III

No Aspek yang dinilai Penilaian


1 2 3 4
1 Pemberian motivasi belajar √
2 Kejelasan dan sistematika √
penyampaian materi
3 Pengelolaan pembelajaran √
4 Kejelasan suara √

5 Penguasaan bahan √

6 Tuntutan pencapaian/ketercapaian √
kompetensi siswa
7 Memberikan evaluasi √

8 Ketepatan strategi pembelajaran √

Keterangan:
1 : kurang/rendah 4: sangat baik/sangat tinggi
2 : cukup/sedang
3: baik/tinggi
158
Berdasarkan tabel di atas dapat mengajar guru yang mendapatkan nilai
dilihat banyaknya aktifitas mengajar guru baik.
yang mendapat nilai 2 (cukup/sedang) 1) Lembar observasi kegiatan peserta
yaitu pengelolaan pembelajaran. Hasil didik dengan materi praktek rukun dan
pengamatan selanjutnya terhadap aktifitas sunah wudhu. Dari pengamatan terhadap
guru yang mendapat nilai 3 (baik/tinggi) kegiatan siswa pada pembelajaran rukun
yaitu kejelasan dan sistematika wudhu pada siklus III dapat dilihat siswa
penyampaian materi, kejelasan suara, yang mendapatkan nilai kurang dari 75
penguasaan bahan, tuntutan (tidak tuntas) sebanyak 6 siswa atau 19%
pencapaian/ketercapaian, memberikan dari semua siswa kelas II. Hasil siswa
evaluasi dan ketepatan strategi yang mendapatkan nilai 75 atau lebih
pembelajaran. Hasil pengamatan guru (tuntas) sebanyak 26 siswa atau 81% dari
yang mendapat nilai 4 (sangat baik/sangat semua siswa kelas II. Pada siklus III ini
tinggi) yaitu pemberian motivasi belajar. dapat disimpulkan bahwa kemampuan
Pada siklus III dapat disimpulkan bahwa siswa dalam mempraktekkan rukun
kemampuan guru dalam mengelola kelas wudhu sudah baik.
sudah baik dilihat dari banyaknya aktifitas Berdasarkan data di atas dapat
ditampilkan dalam table berikut:

Tabel 6
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa

No Nilai Jumlah . Presentase Keterangan


1 < 75 6 19% Tidak Tuntas
2 ≥ 75 26 81% Tuntas
Total 32 100%
Berdasarkan tabel di atas, prestasi siklus III dapat dilihat siswa yang
belajar pada siklus III ditemukan 6 siswa mendapatkan nilai kurang dari 75 (tidak
(19%) tidak tuntas, 26 siswa (81%) tuntas tuntas) sebanyak 4 siswa atau 12,5% dari
dalam belajar. Dengan demikian, indikator semua siswa kelas II. Hasil siswa yang
keberhasilan belajar ketuntasan siswa mendapatkan nilai 75 atau lebih (tuntas)
sebesar 75% atau nilai KKM sebesar 75 sebanyak 28 siswa atau 87,5% dari semua
sudah terpenuhi, jadi siklus dihentikan. siswa kelas II. Pada siklus III ini dapat
Sebanyak 6 siswa (19%) yang tidak tuntas disimpulkan bahwa kemampuan siswa
belajar dilakukan remidi secara individual dalam mempraktekkan sunah wudhu
di luar jam yang dijadwalkan. sudah baik.
Dari pengamatan kegiatan Berdasarkan data di atas dapat
pembelajaransunnah wudhu siswa pada ditampilkan dalam tabel berikut:

Tabel 7
Presentase Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa

No Nilai Jumlah . Presentase Keterangan


1 < 75 4 12,5% Tidak Tuntas
2 ≥ 75 28 87,5% Tuntas
Total 32 100%
Berdasarkan tabel di atas, prestasi (12,5%) tidak tuntas, 28 siswa (87,5%)
belajar pada siklus III ditemukan 4 siswa tuntas dalam belajar. Dengan demikian,
159
indikator keberhasilan belajar ketuntasan pengamatan yang dilakukan oleh
siswa sebesar 75% atau nilai KKM peneliti.
sebesar 75 sudah terpenuhi, jadi siklus Berdasarkan pada siklus I jumlah
dihentikan. Sebanyak 4 siswa (12,5%) siswa yang tuntas belajar sebanyak 14
yang tidak tuntas belajar dilakukan anak, sedangkan pada siklus II jumlah
remidi secara individual di luar jam yang siswa yang tuntas belajar sebanyak 18
sudah dijadwalkan. anak. Pada siklus III untuk materi rukun
Berdasarkan hasil pengamatan wudhu jumlah siswa yang tuntas belajar
tentang kondisi siswa selama proses sebanyak 26 anak, sedangkan untuk
pembelajaran pada materi rukun wudhu materi sunah wudhu siswa yang tuntas
dan sunnah wudhu pada siklus III belajar sebanyak 28 anak. Hal ini
bahwa kondisi siswa dalam mengikuti menunjukkan bahwa dari siklus I sampai
proses pembelajaran rukun dan sunah dengan siklus III ketuntasan dalam
wudhu sudah sangat baik dengan belajar selalu meningkat. Dari hasil
ditunjukkan semua siswa sudah tidak tersebut dapat disimpulkan bahwa
bermain sendiri, memperhatikan materi dengan menggunakan metode
yang disampaikan guru dan sudah tidak demonstrasi dapat meningkatkan prestasi
malu-malu untuk mempraktekkan rukun belajar siswa pada mata pelajaran PAI.
dan sunah wudhu. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa ada KESIMPULAN DAN SARAN
peningkatan kondisi siswa selama proses Kesimpulan
pembelajaran berlangsung dengan Metode demonstrasi pada
menggunakan metode demonstrasi. pembelajaran PAI dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa
Pembahasan Hasil Penelitian kelas II SDN 1 Sukadana, Kecamatan
Penggunaan metode demonstrasi Secang, Kabupaten Magelang Tahun
pada mata pelajaran PAI sangat 2012. Prestasi belajar pada siklus I
membantu dalam pemahaman siswa sebesar 44% atau 14 siswa dengan
khususnya materi rukun dan sunah KKM 75, siklus II sebesar 56% atau
wudhu. Dalam proses pembelajaran 18 siswa dengan KKM 75 dan pada
dengan menggunakan metode siklus III sebesar 81% atau 26 siswa
demonstrasi, guru menjelaskan materi untuk materi rukun wudhu dan
dengan menunjukkan contoh gerakan- sebesar 87,5% atau 28 siswa untuk
gerakan rukun dan sunah wudhu pada materi sunah wudhu dengan KKM
gambar, sehingga siswa akan lebih 75. Peningkatan prestasi belajar siswa
melekat dan memahami. Pembelajaran pada siklus I ke siklus II sebesar 12%
PAI tidak hanya hafalan tetapi harus dengan KKM 75, peningkatan
benar-benar memahami materi yang prestasi pada siklus II ke siklus III
diajarkan. dengan materi rukun wudhu sebesar
Kegiatan selanjutnya guru melakukan 25% dan pada materi sunah wudhu
tanya jawab kepada siswa sehingga sebesar 31,5%.
memungkinkan siswa untuk
memperbaiki pemahaman yang salah Saran
tentang materi rukun dan sunah wudhu. Berdasarkan hasil penelitian
Selain itu, metode ini juga membuat tindakan kelas yang diperoleh maka
pembelajaran lebih jelas dan bervariasi. terdapat beberapa saran sebagai
Penelitian tindakan kelas dengan berikut: (1) Bagi Guru, dalam
menggunakan metode demonstrasi pelaksanaan pembelajaran mata
ternyata membuahkan hasil dan akibat pelajaran PAI selain menggunakan
yang baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil metode ceramah atau penugasan

160
sebaiknya juga dapat menggunakan Arikunto, Suharsimi. 2006. Penelitian
metode demonstrasi terutama Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi
menyangkut materi yang Aksara.
membutuhkan metode ini agar Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan
prestasi belajar siswa dapat Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.
meningkat. (2) Bagi Siswa, dalam Jakarta: Rineka Cipta.
proses pembelajaran sebaiknya siswa Poerwardarminta. 2006. Kamus Umum
tidak malu untuk bertanya tentang Bahasa Indonesia. Departemen
materi yang belum jelas dan siswa Pendidikan Nasional Edisi III Cet 3.
juga tidak malu untuk Jakarta: Balai Pustaka.
mempraktekkan materi rukun dan Sabiq. 2006. Fiqh Sunah. Jakarta: Pundi
sunah wudhu, sehingga siswa dapat Aksara.
memperoleh hasil yang maksimal. (3) Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor
Bagi Sekolah, hendaknya yang Mempengaruhi. Bandung:
menyiapkan fasilitas untuk para guru Rineka Cipta.
yang akan melakukan penelitian Syah, Muhaibin. 1995. Psikologi
tindakan kelas agar terwujud sekolah Pendidikan. Bandung: Rineka Cipta.
yang bermutu dan berkualitas dalam Zaenal, Aqib. 2006. Penelitian Tindakan
menghadapi kemajuan di dunia Kelas. Bandung: Irama Widya.
pendidikan. (http://educassi.kompasiana.com.pros
es-da-prinsip-dalam-belajar. Diakses
DAFTAR RUJUKAN 19.00. tanggal 10/12/2015)
Arifin, Zaenal. 2000. Evaluasi
Instruksional. Bandung: Remaja
Rosda Karya.

161

Anda mungkin juga menyukai