LAPISAN ATMOSFER
1. Gejala-gejala atmosfer
Gambar di atas merupakan gejala-gejala Atmosfer. Yang dimaksud dengan
gejala atmosfer adalah gejala atau fenomena yang ditimbulkan dari perubahan
keadaan udara terhadap bumi. Gejala atmosfer ada dua yaitu:
1) Gejala optic
Gambar I : gejala optic
Sumber : geograph88.blogspot.com
a. Pelangi
c. Aurora
Aurora merupakan pancaran cahaya pada langit daerah lintang tinggi,
sebagai akibat atas pembelokan partikel angin matahari oleh magnetosfer
ke arah kutub, serta adanya reaksi dengan molekul-molekul atmosfer.
Aurora hanya dapat terlihat di daerah lintang tinggi (sekitar kutub) pada
malam hari yang cerah. Aurora berupa pancaran sinar berwarna merah
kehijauan yang menyerupai pita di langit.
Sumber : noviafatma.blogspot.com
Komposisi gas atmosfer tersebut ada yang sifatnya konstan (tetap) yaitu:
Nitrogen,
Oksigen, Argon, Neon, Helium, Kripton, Xenon, Hydrogen, Metan, dan ada
yang sifatnya berubah-ubah yaitu: Uap air dan Karbondioksida.
Keterangan:
Gas-gas yang terkandung dalam atmosfer sangat berpengaruh terhadap kehidupan
di bumi, seperti:
1. Nitrogen (N2) dalam atmosfer sukar bersenyawa dengan unsure lain. Dalam
jumlah kecil nitrogen merupakan bakteri tanah yang bermanfaat bagi tumbuh-
tumbuhan.
2. Oksigen (O2) sifatnya aktif bersenyawa dengan unsure lain dalam proses
oksidasi. Manfaat oksigen pada makhluk hidup yaitu untuk mengubah
makanan menjadi energy.
3. Karbondioksida (CO2) manfaatnya adalah:
a) Mengabsorsi panas pancaran matahari
b) Mengubah zat hara menjadi karbondioksida dalam proses fotosintesis
3.Sifat-sifat Atmosfer
Sumber : http://www.uwsp.edu
a. Lapisan Troposfer
c. Lapisan Mesosfer
a) Ketinggian 50-80 km
b) Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu 0,4 0C setiap 100
meter
c) Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause, yaitu lapisan di dalam
atmosfer yang memiliki suhu paling rendah, kira-kira -100 0C
d) Lapisan ini dapat menghancurkan meteor
d. Termosfer/ionosfer
a) Ketinggian 85-300 km
b) Pada lapisan ini terjadi proses ionisasi yang tejadi pada suhu dan
ketinggia tertentu. Ionisasi bermanfaat untuk memantulkan
gelombang radio
c) Batas atas lapisan termosfer disebut termopaus
d) Suhu mencapai 1.500 0C
e. Eksosfer
pada lapisan ini, suhu dapat mencapai 2.200 0C. merupakan batas antara
atmosfer bumi dan angkasa luar. Lapisan ini dimanfaatkan untuk
penempatan satelit buatan. Lapisan ini terletak pada ketinggian antara 800-
1000 km. Pada lapisan ini terjadi gerakan atom-atom secara tidak
beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling luar. Lapisan ini
sering disebut juga sebagai ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan
ini sangat berbahaya karena merupakan tempat penghancuran meteor dari
luang angkasa.
Sumber : https://roviwahyuni1069.wordpress.com
Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan
Fahrenheit (F). Suhu udara di muka bumi menjadi naik karena mendapat
energi panas dari pancaran sinar matahari. Energi panas yang dipancarkan
matahari ke permukaan bumi tidak seluruhnya diserap, akan tetapi ada
sebagian panas yang dipantulkan kembali atmosfer. Akibatnya lapisan
atmosfer menjadi panas. Panas dari permukaan bumi ini dirambatkan secara
berangsur-angsur dari lapisan bawah ke lapisan atasnya.
Perbedaan suhu dari satu tempat dengan tempat lainnya dipengaruhi oleh
ketinggian tempat dan letak lintang. Hal ini dapat kita buktikan bila
mendaki gunung, suhu udara terasa makin dingin jika ketinggian bertambah.
Tiap kenaikan 100 m suhu udara akan turun 0,6 0C.
Isotherm adalah garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat yang
memiliki suhu yang sama.
a. Pemanasan Langsung
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai
berikut:
1. Proses absorbs adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari,
misalnya sinar gama,sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang
menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon,
hidrogen, dan debu.
2. Proses refleksi adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi
dipantulkan kembalike angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan
partikel-partikel laindi atmosfer.
3. Proses difusi Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang
pendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini
menyebabkan langit berwarna biru.
b. Pemanasan tidak langsung
Pemanasan secara tidak langsung dapat terjadi melalui beberapa proses
sebagai berikut:
1. Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara
bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas
pada lapisan udara di atasnya.
2. Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
3. Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal
(mendatar).
4. Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak
teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang
dipantulkan kembali ke atmosfer.
2. Tekanan Udara
a. Tekanan udara adalah berat massa udara pada suatu wilayah.
b. Tekanan udara semakin rendah jika semakin tinggi dari permukaan
laut.
c. Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer
Gambar 9 : Barometer
Sumber : https://roviwahyuni1069.wordpress.com
b. Temperatur
Jika temperatur udaranya tinggi, maka volume molekul udara
berkembang, sehingga tekanan udara menjadi rendah, sebaliknya jika
temperatur udara menjadi kecil, maka tekanan udara menjadi tinggi.
Sumber: http://fnr-site.blogspot.com
𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑖𝑠𝑜𝑏𝑎𝑟
Rumus: gradient barometris= selisih isobar x 111 𝑘𝑚
1013 𝑚𝑏 𝑖𝑠𝑜𝑏𝑎𝑟
Tinggi tempat = x8m
1𝑚𝑏
3. Kelembapan udara
Adalah kandungan uap air dalam udara. Alat untuk mengukur kelembapan
udara disebut Higrometer.
Gambar 10 : Higrometer
Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/
Kandungan uap air dalam udara dipengaruhi oleh temperatur masa udara.
Kemampuan udara dalam menampung uap air juga berubah-ubah bergantung pada
temperatur. Jika kandungan uap air melebihi kemampuan udara untuk
menampungnya (mengalami jenuh) akan terjadi kondensasi dalam bentuk titik-
titik air.
Kelembapan udara dapat ada 2 yaitu:
a. Kelembapan mutlak (absolut) adalah jumlah uap air dalam 1 meter kubik
udara dan dinyatakan dengan satuan gr/m3. Kelembaban mutlak tidak
umum dipakai dalam perhitungan karena dapat berubah-ubah akibat
perubahan suhu.
Jawab:
360 𝑔
Kelembapan mutlak (absolute) = 27 𝑚3 = 13,333 g/m3
13,333
KN = x100%=27%
18,5
4. Angin
Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara tinggi
(maksimum) ke daerah yang bertekanan udara rendah (minimum). Perbedaan
tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu udara.
Hukum Buys Ballot: angin bergerak dari daerah yang bertekanan udara
tinggi(maksimum) ke daerah yang bertekanan udara rendah (minimum).
Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Penamaan angin bergantung dari
arah mana angin bertiup.
Faktor terjadinya angin, yaitu:
a. Gradien barometris
b. Letak tempat
Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari
garis khatulistiwa.
c. Tinggi tempat
Jenis-jenis angin:
Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin laut terjadi pada siang hari
daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin
bertiup dari laut ke darat. Terjadi pada pukul 09.00 sampai dengan pukul
16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari
menangkap ikan di laut.
Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com
Angin darat terjadi pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas
dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan
bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut. Terjadi pada saat malam
hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para
nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana.
Gambar 13 : angin Laut (A) dan Angin Darat (B)
Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat
panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas),
maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah.
Angin lembah terjadi ketika matahari terbit, puncak gunung adalah daerah yang
pertama kali mendapat panas dan sepanjang hari selama proses tersebut, lereng
gunung mendapat energi panas lebih banyak daripada lembah. Sehingga
menyebabkan perbedaan suhu antara keduanya. Udara panas dari lereng gunung
naik dan digantikan dengan udara dingin dari lembah. Akibatnya terjadi aliran
udara dari lembah menuju gunung.
Gambar 14 : Angin Lembah
Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com
Pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin
gunung. Lembah akan melepaskan energi panas dan puncak gunung yang telah
mendingin akan mengalirkan udara ke lembah. Aliran udara tersebut dinamakan
angin gunung.
Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com
Angin Fohn (angin jatuh) adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. Angin
yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda.
Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang
tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang
jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang
pada saat hujan Orografis.
Terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di
Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin
Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).
Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban.
Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa
turun daya tahan tubuhnya terhadap serangan penyakit.
Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com
Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com
1. Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah
subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin
Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat
Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
Gambar 18 : Pertemuan Angin Passat Timur Laut dengan Angin Passat Tenggara
Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di
daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi
Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan
disebut Angin Anti Passat Barat Laut.
Pada daerah sekitar lintang 20° – 30° LU dan LS, angin anti passat kembali
turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap
uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di
muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan
gurun di Australia.
Di daerah Subtropik (30° – 40° LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik”
yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di
daerah ekuator antara 10oLU – 10oLS terdapat juga daerah tenang yang
disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”.
3. Angin Barat
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan
Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai
angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa
karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat
ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60° LS. Di sini bertiup angin
Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
4. Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan
tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah
minimum subpolar (60° LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin
timur ini bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.
Angin ini berhubungan dengan angin baratan yaitu angin yang berasal
dari daratan Asia menuju wilayah Indonesia, dengan membawa uap air
lebih banyak dari biasanya, sehingga sebagian wilayah Indonesia bagian
Selatan Katulistiwa sering banyak hujan atau bertepatan dengan musim
hujan di Indonesia.
Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com
Angin ini berhubungan dengan angin timur yaitu angin yang berasal dari
daratan Australia. Ketika matahari berada di Belahan Bumi Selatan, maka
Belahan Bumi Selatan mempunyai suhu yang panas dan tekanan udara
yang tinggi maka pergerakan angin dari Belahan Bumi Selatan (daratan
Australia) menuju Belahan Bumi Utara (daratan Asia).
Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com
Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu:
5. Awan
b) Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga
dapatmenutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus
adalah awan yang rendah dan luas.
Gambar 22 : Awan Stratus
c) Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan
berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es
tapi tidak dapat menimbulkan hujan
Pada tahun 1894, Komisi Cuaca Internasional membagi bentuk awan menjadi 4
kelompok utama, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan awan dengan
perkembangan vertikal.
Sumber : http://softilmu.blogspot.com
a) Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu
burung.Awan ini juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di
langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik
horizon
b) Awan ini tidak menimbulkan hujan.
c) Awan ini terdiri daripada halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu
dingin pada atmosfer.
d) Awan Sirus ini ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna
putih dengan pinggiran tidak jelas.
b. Awan Sirostratus (Ci-St)
Gambar 25 : Awan Sirostratus
Sumber : http://softilmu.blogspot.com
a) Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh
langit sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti anyaman yang
bentuknya tidak teratur.
b) Awan ini juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang mengelilingi
matahari dan bulan yang biasanya terjadi di musim kemarau.
c. Awan Sirokumulus(Ci-Cu)
Gambar 26 : Awan Sirokumulus
Sumber : http://softilmu.blogspot.com
Sumber : http://softilmu.blogspot.com
b. Awan Altostratus(A-St)
Gambar 28 : Awan Altostratus
Sumber : http://softilmu.blogspot.com
a. Awan Stratokumulus(St-Cu)
Sumber : http://softilmu.blogspot.com
b. Awan Stratus(St)
Gambar 30 : Awan Stratus
Sumber : http://softilmu.blogspot.com
a) Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Tingginya di bawah 2000 m.
b) Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.
c. Awan Nimbostratus(Ni-St)
Gambar 31 : Awan Nimbostratus
Sumber : http://softilmu.blogspot.com
a. Awan Kumulus(Cu)
Gambar 32 : Awan Kumulus
Sumber : http://softilmu.blogspot.com
a) Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan
putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang,
awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.
b) Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km.
b. Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)
Gambar 33 : Awan Kumulonimbus
Sumber : http://softilmu.blogspot.com
a) Berwarna putih/gelap.
b) Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya
ketinggian lebih dari 3500 kaki. Awan ini menimbulkan hujan dengan kilat
dan guntur.
c) Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado, dan badai
Curah hujan (presipitasi) adalah banyaknya air hujan atau kristal es yang
jatuh ke permukaan bumi. Curah hujan diukur dalam unit inci atau
millimeter menggunakan tolok hujan atau biasa disebut ombrometer.
Ishoyet adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
memiliki curah hujan yang sama
a. Hujan Konveksi
Adalah hujan yang terjadi karena pemanasan sinar matahari pada massa
udara sehingga gerakan udara tersebut naik dan mengalami
pengembunan dari awan kumulonimbus dan terjadi hujan deras tetapi
tidak berlangsung lama. Hujan konveksi disebut juga hujan zenithal.
b. Hujan orografis
Adalah hujan yang terjadi karena gerakan udara yang menaiki lereng
pegunungan dan mengalami kondensasi. Udara yang telah mengalami
kondensasi terebut membentuk awan yang menimbulkan hujan.
c. Hujan frontal
2. klsifikasi iklim:
1. Tipe Iklim Berdasarkan Letak Lintang (Iklim Matahari) Dan
Iklim Fisik
Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan
ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan
ketinggian tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
a. iklim matahari
Sumber : https://agnazgeograph.wordpress.com
b. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah
muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah
tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi,
angin, dan curah hujan.
Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran
tinggi, iklim gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
1) Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah
sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang
40°, adalah sebagai berikut:
a) Suhu rata-rata tahunan rendah
b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil
c) Banyak awan, dan
d) Sering hujan lebat disertai badai.
Sumber : https://agnazgeograph.wordpress.com
Keterangan:
rata−rata bulan kering
Nilai Q = rata−rata bulan basah x 100%
Criteria bulan basah-kering menurut Schmidt-Fergoson
a. Bulan basah: curah hujan > 100 mm
b. Bulan lembab: curah hujan antara 60mm-100mm
c. Bulan kering: curah hujan < 60
Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa ciri-ciri iklim di Indonesia adalah:
1.Rata-rata Curah hujan tinggi di bagian barat dan makin turun sampai
kebagian timur
2.Radiasi matahari tinggi (matahari bersinar sepanjang tahun)
3.Temperatur udara relatif panas
4.Kelembaban tinggi
5.Amplitudo suhu harian kecil
2. Bentang budaya
Berikut ini adalah pengaruh iklim tehadap kebudayaan:
a. Iklim dapat membatasi atau mendukung kegiatan manusia
1. Secara umum manusia akan mencari tempat tinggal di daerah beriklim
baik. Sebagai contoh, di daerah beriklim sedang tidak terlalu panas
atau tidak terlalu dingin dan banyak sumber air bersih
2. Daerah yang sangat dingin, sangat panas, atau kering merupakan
daerah yang mempengaruhi dan membatasi bidang-bidang pertanian
3. Daerah yang mempunyai suhu harian tinggi dapat melemahkan kondisi
fisik dan aktivitas kerja manusia
4. Usaha budidaya di bidang industry banyak berhubungan dengan iklim