Anda di halaman 1dari 38

A.

LAPISAN ATMOSFER
1. Gejala-gejala atmosfer
Gambar di atas merupakan gejala-gejala Atmosfer. Yang dimaksud dengan
gejala atmosfer adalah gejala atau fenomena yang ditimbulkan dari perubahan
keadaan udara terhadap bumi. Gejala atmosfer ada dua yaitu:

1) Gejala optic
Gambar I : gejala optic

Sumber : geograph88.blogspot.com
a. Pelangi

Proses terjadinya pelangi adalah bermula dari ketika cahaya matahari


melewati sebuah tetes hujan yang kemudian dibelokkan atau dibiaskan
menuju tengah tetes hujan tersebut, yang memisahkan cahaya putih itu
menjadi sebuah warna spektrum. Kemudian, warna-warna yang terpisah ini
memantul di belakang tetes hujan dan memisah lebih banyak lagi saat
meninggalkannya. Akibatnya, cahaya tampak melengkung menjadi kurva
warna yang disebut sebagai pelangi. Cahaya dengan panjang gelombang
terpendek seperti ungu, terdapat di bagian kurva dan yang memiliki
panjang gelombang terpanjang seperti merah terdapat pada bagian luar.
Pada abad ke-17, ilmuwan inggris, Isaac Newton, (1642 -1727)
menemukan bahwa cahaya putih matahari sebenarnya adalah campuran
dari cahaya berbagai warna. Dia menyorotkan sedikit sinar matahari
melalui sebuah prisma kaca berbentuk segitiga (balok kaca) dalam sebuah
ruang gelap. Bentuk prisma tersebut membuat berkas sinarnya membelok
dan kemudian memisah menjadi suatu pita cahaya yang lebar. Di dalam
pita ini, Newton melihat tujuh warna yang disebut spektrum. Warna-warna
ini adalah merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu (sebutan
mudahnya "mejikuhibiniu").
Semua cahaya bergerak dalam bentuk gelombang. Panjang
gelombang adalah yang menentukan warna cahaya tersebut. Kadang,
sebuah pelangi kedua yang lebih redup dapt terlihat di atas pelagi utama
karena cahaya telah dipantulkan atau dibiaskan lebih dari sekali di dalam
tetes-tetes air hujan. Warna-warna pelangi kedua ini terbalik, merah di
dalam dan ungu diluar. Warnanya tidak pernah secerah pelangi utama
karena setiap kali cahaya dipantulkan, ada sedikit cahaya yang hilang.
Pelangi dan efek cahaya lain di langit disebabkan oleh cahaya yang
membias dan menyimpang menjauhi partikel. Saat Matahari terbenam,
langit menjadi merah karena sinar matahari lewat melalui atmosfer yang
jauh lebih tebal daripada ketika matahari berada tinggi di langit pada siang
hari. Cahaya biru disebarkan diluar jalur cahaya, dan kita melihat panjang
gelombang yang lebih merah.
Dalam buku Meteorologi dan Klimatologi Drs. Suryatna Rafi’I proses
terjadinya pelangi adalah:
Jika energi matahari (cahaya,radiasi matahari) menembus titik-titik air
hujan atau embun atau hembusan air atas sebuah prisma, akan terproses
spectrum warna yang dalam klimatologi dinamakan spectrum radiasi.
Warna yang timbul berturut-turut:
a) Merah (red)
b) Jingga ( orange)
c) Kuning (yellow)
d) Hijau (green)
e) Biru ( blue)
f) Nila (indigo)
g) Ungu (violet)
Susunan warna itu mulai dari gelombang relative panjang (merah) terletak
paling atas (lingkaran luar) dan sampai ke gelombang relative pendek
(ungu) yang terletak paling bawah (lingkaran dalam).
b. Halo
Halo adalah lingkaran berwarna putih yang tampak di sekitar matahari atau
pada saat terang bulan. Halo terjadi karena adanya pemantulan sinar
matahari atau bulan oleh awan tinggi yang berwarna putih dan
mengandung kristal-kristal es.

c. Aurora
Aurora merupakan pancaran cahaya pada langit daerah lintang tinggi,
sebagai akibat atas pembelokan partikel angin matahari oleh magnetosfer
ke arah kutub, serta adanya reaksi dengan molekul-molekul atmosfer.
Aurora hanya dapat terlihat di daerah lintang tinggi (sekitar kutub) pada
malam hari yang cerah. Aurora berupa pancaran sinar berwarna merah
kehijauan yang menyerupai pita di langit.

Aurora ada dua yaitu:


a). Aurora Australis
Aurora ini hanya terlihat di kutub selatan, sehingga sering pula disebut
cahaya selatan. Aurora ini terlihat di tempat yang sangat tinggi, namun
hila dilihat dari kejauhan akan tampak seperti berada di garis cakrawala.
Cahaya di Aurora Australis ini biasanya berwana hijau, terkadang
kemerahan atau merah pudar seolah-olah matahari sedang terbit. Pada
peredaran cahaya tersebut, terkadang tampak adanya garis-garis cahaya
medan magnet, nyaris terlihat seperti tirai cahaya raksasa yang indah.
Aurora yang indah ini bisa dilihat dari beberapa tempat, khususnya
bagian selatan bumi. Wilayah-wilayah yang bisa menikmati Aurora ini
adalah Antartika, Amerika Selatan, New Zealand, Australia.

b). Aurora Borealis


Aurora ini juga sering disebut cahaya utara. Nama Borealis sendiri
berasal dari Boreas yang merupakan bahasa Yunani untuk angin utara.
secara keseluruhan, hampir tidak ada bedanya dengan Aurora Australis.
Perbedaan hanya terletak pada lokasi terjadinya Aurora.
2) Gejala-gejala klimatik

Gambar 2 : Gejala Klimatik

Sumber : noviafatma.blogspot.com

Seperti yang terlihat pada gambar 2, menunjukkan gejala klimatik seperti:


badai, hujan, kemarau.
Gejala klimatik dapat berdampak negatif bagi kehidupan manusia dan juga
dapat berdampak positif. Seperti badai, biasanya mengakibatkan kerugian bagi
kehidupan manusia yaitu rusaknya harta benda dan korban jiwa. Akan tetapi gejala
Klimatik juga dapat mendukung perkembangan hidup manusia jika dapat
dimanfaatkan dengan baik. Sebagai contoh manusia memanfaatkan hujan untuk
bercocok tanam dan memanfaatkan angin untuk berlayar melintasi Samudera.
Dari gejala-gejala Atmosfer di atas dapat dijelaskan pengertian Atmosfer
berasal dari kata atmos = uap/udara dan sphaira = lapisan. Jadi Atmosfer adalah
gas atau campuran gas yang menyelimuti dan terikat pada bumi oleh gaya gravitasi
bumi. Campuran gas ini dinamakan udara. Tebal lapisan ini kira-kira 1000 km. di
antara campuran gas tadi terdapat pula uap air, campuran gas tanpa uap air
dinamakan udara kering. (sumber: Susilo Prawirowardoyo, Klimatologi)

2. Komposisi Gas Penyusun Atmosfer


Komposisi gas merupakan susunan gas (unsur-unsur kimia) yang terkandung
di dalam atmosfer. Di antara campuran gas tersebut terdapat Uap air, campuran
gas tanpa uap air dinamakan udara kering. Table di bawah ini memuat
komposisi rata-rata udara kering:
No Unsur kimia Lambang Kimia Volume (%)
1. Nitrogen N2 78,08
2. Oksigen O2 20,95
3. Argon Ar 0,93
4. Karbon dioksida CO2 0,0340
5. Neon Ne 0,0018
6. Helium He 0,00052
7. Ozon O3 0,00006
8. Hydrogen H2 0,00005
9. Krypton Kr 0,00011
10. Metan CH4 0,00015
11. Xenon Xe Kecil sekali

(sumber: Susilo Prawirowardoyo, Klimatologi)

Komposisi gas atmosfer tersebut ada yang sifatnya konstan (tetap) yaitu:
Nitrogen,
Oksigen, Argon, Neon, Helium, Kripton, Xenon, Hydrogen, Metan, dan ada
yang sifatnya berubah-ubah yaitu: Uap air dan Karbondioksida.

Keterangan:
Gas-gas yang terkandung dalam atmosfer sangat berpengaruh terhadap kehidupan
di bumi, seperti:
1. Nitrogen (N2) dalam atmosfer sukar bersenyawa dengan unsure lain. Dalam
jumlah kecil nitrogen merupakan bakteri tanah yang bermanfaat bagi tumbuh-
tumbuhan.
2. Oksigen (O2) sifatnya aktif bersenyawa dengan unsure lain dalam proses
oksidasi. Manfaat oksigen pada makhluk hidup yaitu untuk mengubah
makanan menjadi energy.
3. Karbondioksida (CO2) manfaatnya adalah:
a) Mengabsorsi panas pancaran matahari
b) Mengubah zat hara menjadi karbondioksida dalam proses fotosintesis

3.Sifat-sifat Atmosfer

Lapisan Atmosfer sebagai lapisan pelindung bumi memiliki beberapa sifat,


yaitu sebagai berikut.
a. Tidak memiliki warna, tidak berbau, dan tidak memiliki wujud, serta hanya
bisa dirasakan oleh indra perasa manusia dalam bentuk angin dan
temperatur udara (derajat suhu udara)
b. Memiliki berat sehingga dapat menyebabkan tekanan.
c. Memiliki sifat dinamis dan elastis yang dapat mengembang dan mengerut.
d. Memberikan tahanan jika suatu benda melewatinya berupa panas akibat
pergesekan (misal meteor hancur sebelum mencapai permukaan Bumi).
e. Transparan terhadap beberapa gelombang matahari

4.Struktur Lapisan Atmosfer Dan Karakteristiknya


Gambar 3: Lapisan Atmosfer

Sumber : http://www.uwsp.edu

a. Lapisan Troposfer

1. Lapisan ini merupakan lapisan terbawah dalam lapisan atmosfer.


2. Di khatulistiwa ketebalannya mencapai 18-21 km, di sekitar lintang
tengah mencapai 11 km, dan di daerah kutub tebalnya 8 km
3. Setiap naik 100 meter terjadi penurunan suhu 0,6 0C
4. Lapisan troposfer ini merupakan tempat terjadinya peristiwa cuaca dan
iklim sehingga lapisan ini memiliki pengaruh yang sangat besar sekali
terhadap kehidupan makhluk hidup di bumi
5. Batas dari lapisan stratosfer ini disebut trpospa
b. Lapisan Stratosfer

a. Lapisan Stratosfer merupakan lapisan kedua dari lapisan atmosfer


bumi.
b. Lapisan ini terletak pada ketinggian 12-50 km.
c. Pada lapisan ini terdapat ozon lapisan (O3) untuk melindungi bumi
dari radiasi matahari yang berbahaya.

Proses Terbentuknya Ozon:

Ozon terbentuk di atmosfir melalui beberapa langkah proses kimia


yang memerlukan bantuan sinar matahari. Di lapisan stratosfir, proses
pembentukan ozon dimulai dengan pecahnya molekul oksigen (O2) oleh
radiasi ultraviolet dari Matahari. Pada atmosfir bawah (troposfir), ozon
terbentuk melalui serangkaian reaksi kimia yang berbeda yang
melibatkan gas-gas yang mengandung hidrokarbon dan nitrogen.
Ozon stratosfir secara alami terbentuk melalui reaksi kimia
yang melibatkan radiasi ultraviolet m atahari dan molekul oksigen yang
tersedia di atmosfir (21% dari kandungan atmosfir). Langkah pertama,
sinar matahari memecah molekul oksigen (O2) menghasilkan dua atom
oksigen (2 O) seperti pada G ambar 2.2 . Pada langkah kedua, masing-
masing atom oksigen tersebut bereaksi dengan sebuah molekul oksigen
menghasilkan molekul ozon (O3). Reaksi tersebut terjadi terus menerus
karena keberadaan radiasi ultraviolet matahari di stratosfir. Akibatnya,
produksi ozon terbesar te r jadi di stratosfir tropis.

a. Lapisan Stratosfer disebut juga lapisan Isothermis


b. Semakin tinggi tempat maka suhu semakin naik
c. Batas dari lapisan stratosfer ini disebut stratopouse.

c. Lapisan Mesosfer

Lapisan Mesosfer merupakan lapisan udara ketiga

a) Ketinggian 50-80 km
b) Lapisan mesosfer ditandai dengan penurunan suhu 0,4 0C setiap 100
meter
c) Bagian atas mesosfer dibatasi oleh mesopause, yaitu lapisan di dalam
atmosfer yang memiliki suhu paling rendah, kira-kira -100 0C
d) Lapisan ini dapat menghancurkan meteor
d. Termosfer/ionosfer

Lapisan ini adalah lapisan keempat dari lapisan atmosfer bumi

a) Ketinggian 85-300 km
b) Pada lapisan ini terjadi proses ionisasi yang tejadi pada suhu dan
ketinggia tertentu. Ionisasi bermanfaat untuk memantulkan
gelombang radio
c) Batas atas lapisan termosfer disebut termopaus
d) Suhu mencapai 1.500 0C

e. Eksosfer

pada lapisan ini, suhu dapat mencapai 2.200 0C. merupakan batas antara
atmosfer bumi dan angkasa luar. Lapisan ini dimanfaatkan untuk
penempatan satelit buatan. Lapisan ini terletak pada ketinggian antara 800-
1000 km. Pada lapisan ini terjadi gerakan atom-atom secara tidak
beraturan. Lapisan ini merupakan lapisan yang paling luar. Lapisan ini
sering disebut juga sebagai ruang antar planet dan geostasioner. Lapisan
ini sangat berbahaya karena merupakan tempat penghancuran meteor dari
luang angkasa.

5. Manfaat Lapisan Atmosfer


a. Menyediakan Oksigen dan Karbon dioksida
b. Untuk melindungi bumi dari jatuhnya meteor
c. Memantulkan gelombang radio/TV
d. Filter sinar ultraviolet
e. Tempat terjadinya gejala cuaca seperti hujan, angin, awan.
f. Tempat berlangsungnya proses pembakaran
g. Keperluan penerbangan
h. Untuk selimut bumi agar bumi tetap hangat
B. Cuaca dan Iklim
1. Membedakan cuaca dan iklim

Pembeda Cuaca Iklim


1. Waktu a. singkat (24 jam) a. lama (20-30
2. Wilayah b. daerah relatif sempit tahun)
3. Perubahan udara c. Sangat cepat b. daerah yang luas
berubah. c. Jarang sekali
berubah

Sumber : pengelola mandiri


2. Unsur-Unsur Cuaca Dan Iklim
Pada dasarnya, unsur cuaca dan iklim adalah sama yaitu suhu udara,
kelembaban udara, tekanan udara, angin, awan dan curah hujan.

1. Suhu Udara (Temperatur)


Adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu
udara adalah thermometer, sedangkan alat untuk mencatat keadaan suhu
rata-rata per hari disebut termograf. Hasil catatan suhunya disebut
termogram.
Gambar 9 : thermometer

Sumber : https://roviwahyuni1069.wordpress.com

Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan
Fahrenheit (F). Suhu udara di muka bumi menjadi naik karena mendapat
energi panas dari pancaran sinar matahari. Energi panas yang dipancarkan
matahari ke permukaan bumi tidak seluruhnya diserap, akan tetapi ada
sebagian panas yang dipantulkan kembali atmosfer. Akibatnya lapisan
atmosfer menjadi panas. Panas dari permukaan bumi ini dirambatkan secara
berangsur-angsur dari lapisan bawah ke lapisan atasnya.
Perbedaan suhu dari satu tempat dengan tempat lainnya dipengaruhi oleh
ketinggian tempat dan letak lintang. Hal ini dapat kita buktikan bila
mendaki gunung, suhu udara terasa makin dingin jika ketinggian bertambah.
Tiap kenaikan 100 m suhu udara akan turun 0,6 0C.
Isotherm adalah garis khayal pada peta yang menghubungkan tempat yang
memiliki suhu yang sama.

Rumus adiabatic T= 26,3 0C-0,60C h (tropis)


Keterangan:

T =suhu yang dicari

26,3=suhu Rata-rata dpl di daerah tropis

H =ketinggian tempat (hm)

Perubahan suhu rata-rata dapat diukur dengan rumus:



Tt=T0− 100x0,6 0C
Keterangan:
Tt = temperature rata-rata yang dicari (0C)
T0 = temperature rata-rata di daerah pantai (26,3 0C)
h = tinggi tempat (m dpl)

Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu udara suatu daerah


adalah :
a. Lama penyinaran matahari
b. Sudut datang sinar matahari
c. Relief permukaan bumi
d. Banyak sedikitnya awan
e. Perbedaan letak lintang

Matahari merupakan sumber panas. Pemanasan udara dapat terjadi melalui


dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak
langsung.

a. Pemanasan Langsung
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai
berikut:
1. Proses absorbs adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari,
misalnya sinar gama,sinar-X, dan ultra-violet. Unsur unsur yang
menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon,
hidrogen, dan debu.
2. Proses refleksi adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi
dipantulkan kembalike angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan
partikel-partikel laindi atmosfer.
3. Proses difusi Sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang
pendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini
menyebabkan langit berwarna biru.
b. Pemanasan tidak langsung
Pemanasan secara tidak langsung dapat terjadi melalui beberapa proses
sebagai berikut:
1. Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara
bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas
pada lapisan udara di atasnya.
2. Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
3. Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal
(mendatar).
4. Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak
teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang
dipantulkan kembali ke atmosfer.

2. Tekanan Udara
a. Tekanan udara adalah berat massa udara pada suatu wilayah.
b. Tekanan udara semakin rendah jika semakin tinggi dari permukaan
laut.
c. Alat untuk mengukur tekanan udara adalah barometer

Gambar 9 : Barometer

Sumber : https://roviwahyuni1069.wordpress.com

Tekanan udara di suatu tempat dapat berubah-ubah. Hal ini karena


dipengaruhi oleh suhu udara. Pemanasan oleh radiasi matahari dapat
menyebabkan terjadinya pemuaian udara sehingga udara akan menjadi
lebih ringan. Akibatnya tekanan pada daerah tersebut akan lebih rendah.
Demikian pula sebaliknya, jika mengalami proses pendinginan akan
terjadi penyusutan sehingga tekanan udara akan lebih tinggi. Perbedaan
tekanan inilah yang akan mengakibatkan bergeraknya udara dari daerah
yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah. Pergerakan
udara inilah yang disebut angin.

Faktor-faktor yang memengaruhi tekanan udara adalah sebagai berikut:


a. Tinggi Rendahnya Tempat
Semakin tinggi suatu tempat, lapisan udaranya semakin tipis dan
semakin renggang, akibatnya tekanan udara semakin rendah.Tekanan
udara di suatu tempat pada umumnya dipengaruhi oleh penyinaran
matahari. Daerah yang banyak mendapat sinar matahari mempunyai
tekanan udara rendah dan daerah yang sedikit mendapat sinar matahari
mempunyai tekanan udara tinggi.Tekanan udara pada suatu tempat
berubah sepanjang hari. Alat pencatat tekanan udara dinamakan
barograf. Pada barograf tekanan udara sepanjang hari tergores pada
kertas yang dinamakan barogram. Bila hasilnya dibaca secara teliti,
maka tekanan udara tertinggi terjadi pada pukul 10.00 (pagi) dan pukul
22.00 (malam) dan tekanan rendah terjadi pada pukul 04.00 (pagi) dan
pukul 16.00 (sore).

b. Temperatur
Jika temperatur udaranya tinggi, maka volume molekul udara
berkembang, sehingga tekanan udara menjadi rendah, sebaliknya jika
temperatur udara menjadi kecil, maka tekanan udara menjadi tinggi.
Sumber: http://fnr-site.blogspot.com

Sebaran tekanan udara dapat dibedakan menjadi:


a) Sebaran vertical yaitu bahwa semakin dekat ke permukaan
bumi, udara lebih rapat dan lebih berat. Karena itu semakin
tinggi dari permukaan bumi, tekanan udara semakin rendah
b) Sebaran horizontal, ditunjukkan dengan garis isobar yaitu
garis yang menghubungkan tempat-tempat yang tekanan udara
yang sam pada waktu yang sama

Sebaran tekanan udara dipengaruhi oleh factor-faktor:


a) Lintang bumi yang menunjukkan zona suhu udara sehingga
berbentuk zona tekanan udara disekitar khatulistiwa yang
bertekanan rendah (doldrum).
b) Lintang kutub dinginyang bertekanan tinggi
c) Lintang tengah 600-700 merupakan lingkaran tekanan rendah
(sublar)
d) Lintang 250-350 merupakan zona bertekanan tinggi
e) Isobar adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-
tempat yang memiliki tekanan udara yang sama

𝑗𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑖𝑠𝑜𝑏𝑎𝑟
Rumus: gradient barometris= selisih isobar x 111 𝑘𝑚

Rumus menghitung tinggi tempat:

1013 𝑚𝑏 𝑖𝑠𝑜𝑏𝑎𝑟
Tinggi tempat = x8m
1𝑚𝑏

3. Kelembapan udara
Adalah kandungan uap air dalam udara. Alat untuk mengukur kelembapan
udara disebut Higrometer.
Gambar 10 : Higrometer

Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/
Kandungan uap air dalam udara dipengaruhi oleh temperatur masa udara.
Kemampuan udara dalam menampung uap air juga berubah-ubah bergantung pada
temperatur. Jika kandungan uap air melebihi kemampuan udara untuk
menampungnya (mengalami jenuh) akan terjadi kondensasi dalam bentuk titik-
titik air.
Kelembapan udara dapat ada 2 yaitu:
a. Kelembapan mutlak (absolut) adalah jumlah uap air dalam 1 meter kubik
udara dan dinyatakan dengan satuan gr/m3. Kelembaban mutlak tidak
umum dipakai dalam perhitungan karena dapat berubah-ubah akibat
perubahan suhu.

jumlah uap air


Kelembaban Absolut = 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑠𝑢𝑎𝑡𝑢 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡

b.Kelembapan nisbi (relatif) adalah perbandingan antara jumlah uap air di


dalam udara dengan jumlah uap air maksimum di dalam udara pada
tekanan dan temperatur tertentu. Kelembaban nisbi dinyatakan dengan
persen (%). Kelembaban nisbi dapat dihitung dengan rumus :

jumlah uap air yang ada (mutlak)


𝐾𝑁 = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ
Contoh soal:
Udara di sebuah ruang laboratorium bervolume 27 m3 mengandung uap
air sebanyak 360 gram. Pada suhu 21 0 C, udara tersebut mengandung
Uap air sebanyak 360 gram.

Jawab:
360 𝑔
Kelembapan mutlak (absolute) = 27 𝑚3 = 13,333 g/m3

jumlah uap air yang ada


𝐾𝑁 = x 100%
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑢𝑎𝑝 𝑎𝑖𝑟 𝑗𝑒𝑛𝑢ℎ

13,333
KN = x100%=27%
18,5

4. Angin

Angin adalah udara yang bergerak dari daerah yang bertekanan udara tinggi
(maksimum) ke daerah yang bertekanan udara rendah (minimum). Perbedaan
tekanan udara disebabkan oleh perbedaan suhu udara.
Hukum Buys Ballot: angin bergerak dari daerah yang bertekanan udara
tinggi(maksimum) ke daerah yang bertekanan udara rendah (minimum).
Kecepatan angin diukur dengan anemometer. Penamaan angin bergantung dari
arah mana angin bertiup.
Faktor terjadinya angin, yaitu:

a. Gradien barometris

Bilangan yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari 2 isobar


yang jaraknya 111 km. Makin besar gradien barometrisnya, makin
cepat tiupan angin.

b. Letak tempat

Kecepatan angin di dekat khatulistiwa lebih cepat dari yang jauh dari
garis khatulistiwa.

c. Tinggi tempat

Semakin tinggi tempat, semakin kencang pula angin yang bertiup,


hal ini disebabkan oleh pengaruh gaya gesekan yang menghambat
laju udara. Di permukaan bumi, gunung, pohon, dan topografi yang
tidak rata lainnya memberikan gaya gesekan yang besar. Semakin
tinggi suatu tempat, gaya gesekan ini semakin kecil.
d. Waktu
Di siang hari angin bergerak lebih cepat daripada di malam hari.

Jenis-jenis angin:

A. Angin lokal atau Angin Periodik 3 macam yaitu :

1. Angin laut dan angin darat

Angin ini terjadi di daerah pantai. Angin laut terjadi pada siang hari
daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin
bertiup dari laut ke darat. Terjadi pada pukul 09.00 sampai dengan pukul
16.00. Angin ini biasa dimanfaatkan para nelayan untuk pulang dari
menangkap ikan di laut.

Gambar 11: Angin Laut

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

Angin darat terjadi pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas
dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan
bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut. Terjadi pada saat malam
hari dari jam 20.00 sampai dengan jam 06.00. Angin jenis ini bermanfaat bagi para
nelayan untuk berangkat mencari ikan dengan perahu bertenaga angin sederhana.
Gambar 13 : angin Laut (A) dan Angin Darat (B)

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

2. Angin lembah dan angin gunung

Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat
panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas),
maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah.

Angin lembah terjadi ketika matahari terbit, puncak gunung adalah daerah yang
pertama kali mendapat panas dan sepanjang hari selama proses tersebut, lereng
gunung mendapat energi panas lebih banyak daripada lembah. Sehingga
menyebabkan perbedaan suhu antara keduanya. Udara panas dari lereng gunung
naik dan digantikan dengan udara dingin dari lembah. Akibatnya terjadi aliran
udara dari lembah menuju gunung.
Gambar 14 : Angin Lembah

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

Pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin
gunung. Lembah akan melepaskan energi panas dan puncak gunung yang telah
mendingin akan mengalirkan udara ke lembah. Aliran udara tersebut dinamakan
angin gunung.

Gambar 15 : Angin Gunung

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

3. Angin Jatuh (Angin Fohn)

Angin Fohn (angin jatuh) adalah angin yang terjadi seusai hujan Orografis. Angin
yang bertiup pada suatu wilayah dengan temperatur dan kelengasan yang berbeda.
Angin Fohn terjadi karena ada gerakan massa udara yang naik pegunungan yang
tingginya lebih dari 200 meter di satu sisi lalu turun di sisi lain. Angin Fohn yang
jatuh dari puncak gunung bersifat panas dan kering, karena uap air sudah dibuang
pada saat hujan Orografis.
Terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di
Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin
Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).

Biasanya angin ini bersifat panas merusak dan dapat menimbulkan korban.
Tanaman yang terkena angin ini bisa mati dan manusia yang terkena angin ini bisa
turun daya tahan tubuhnya terhadap serangan penyakit.

Gambar 16 : Angin Fohn

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

C. Angin musim atau Angin Tetap

Gambar 17: Angin Tetap

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com
1. Angin Passat

Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah
subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Terdiri dari Angin
Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara dan Angin Passat
Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.

Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur


di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik
secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut
dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropik (DKAT). DKAT ditSiswai
dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini,
wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini
dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).

Gambar 18 : Pertemuan Angin Passat Timur Laut dengan Angin Passat Tenggara

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

2. Angin Anti Passat

Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di
daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi
Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan
disebut Angin Anti Passat Barat Laut.

Pada daerah sekitar lintang 20° – 30° LU dan LS, angin anti passat kembali
turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap
uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di
muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan
gurun di Australia.
Di daerah Subtropik (30° – 40° LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik”
yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di
daerah ekuator antara 10oLU – 10oLS terdapat juga daerah tenang yang
disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”.

3. Angin Barat

Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan
Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai
angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa
karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat
ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60° LS. Di sini bertiup angin
Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.

4. Angin Timur

Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan
tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah
minimum subpolar (60° LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin
timur ini bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.

C. Angin Muson (Monsun)

Angin muson adalah angin yang berhembus secara periodik (minimal 3


bulan) dan antara periode yang satu dengan yang lain polanya akan
berlawanan yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun.
Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan
setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah. Angin muson
terbagi menjadi 2 yaitu : Angin muson asia (Angin Muson Barat) dan Angin
muson Australia (Angin Muson Timur)

1. Angin Muson Asia

Angin ini berhubungan dengan angin baratan yaitu angin yang berasal
dari daratan Asia menuju wilayah Indonesia, dengan membawa uap air
lebih banyak dari biasanya, sehingga sebagian wilayah Indonesia bagian
Selatan Katulistiwa sering banyak hujan atau bertepatan dengan musim
hujan di Indonesia.

Ketika matahari berada di sebelah Utara Katulistiwa, maka daerah di


Belahan Bumi Utara mempunyai suhu udara yang panas dengan tekanan
udara cenderung rendah. Sehingga arah pergerakan angin dari Belahan
Bumi Utara (daratan Asia) menuju Belahan Bumi Selatan (daratan
Australia) dan angin tersebut biasanya berasal dari arah barat menuju
timur. Kondisi ini biasa dikenal orang sebagai angin barat.

Gambar 19 : Pola Angin Barat

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com

2. Angin Muson Australia

Angin ini berhubungan dengan angin timur yaitu angin yang berasal dari
daratan Australia. Ketika matahari berada di Belahan Bumi Selatan, maka
Belahan Bumi Selatan mempunyai suhu yang panas dan tekanan udara
yang tinggi maka pergerakan angin dari Belahan Bumi Selatan (daratan
Australia) menuju Belahan Bumi Utara (daratan Asia).

Gambar 20: Pola Angin Timuran

Sumber: http://asriayuningtias.file.wordpress.com
Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu:

a) Udara terasa panas,


b) arah angin tidak teratur
c) terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.

5. Awan

Awan adalah kumpulan titik-titik air/kristal es di dalam udara yang terjadi


karena adanya kondensasi/sublimasi dari uap air yang terdapat dalam udara
(Bambang Nianto Mulyo, M.Ed dan Purwadi Suhandini, M.Si,2004:38).
Awan yang menempel di permukaan bumi disebut kabut.

Menurut morfologinya (bentuknya):

Berdasarkan morfologinya, awan dibedakan menjadi tiga jenis (Menurut


Dengel dalam Nursid Sumaatmadja, 2008:7.17) ,yaitu:
a) Awan Commulus yaitu awan yang bentuknya bergumpal-gumpal
(bunar-bundar) dan dasarnya horizontal.
Gambar 21 : awan commulus

b) Awan Stratus yaitu awan yang tipis dan tersebar luas sehingga
dapatmenutupi langit secara merata. Dalam arti khusus awan stratus
adalah awan yang rendah dan luas.
Gambar 22 : Awan Stratus

c) Awan Cirrus yaitu awan yang berdiri sendiri yang halus dan
berserat, berbentuk seperti bulu burung. Sering terdapat kristal es
tapi tidak dapat menimbulkan hujan

Gambar 23 : Awan Cirrus

Pada tahun 1894, Komisi Cuaca Internasional membagi bentuk awan menjadi 4
kelompok utama, yaitu awan tinggi, awan sedang, awan rendah, dan awan dengan
perkembangan vertikal.

1. Kelompok Awan Tinggi


Pada kawasan tropis, awan ini terletak di ketinggian 6-18 km, pada kawasan
iklim sedang awan ini terletak pada ketinggian 5-13 km, sedangkan di kawasan
kutub terletak pada 3-8 km.
Awan yang tergolong ke dalam awan tinggi adalah :
a. Awan cirrus (Ci)

Gambar 24: Awan Cirrus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Awan ini halus, dan berstruktur seperti serat dan bentuknya mirip bulu
burung.Awan ini juga sering tersusun seperti pita yang melengkung di
langit, sehingga seakan-akan tampak bertemu pada satu atau dua titik
horizon
b) Awan ini tidak menimbulkan hujan.
c) Awan ini terdiri daripada halbor air yang terjadi disebabkan suhu terlalu
dingin pada atmosfer.
d) Awan Sirus ini ditiupkan angin timuran yang bergelora. Awan ini berwarna
putih dengan pinggiran tidak jelas.
b. Awan Sirostratus (Ci-St)
Gambar 25 : Awan Sirostratus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Bentuknya seperti kelembu putih yang halus dan rata menutup seluruh
langit sehingga tampak cerah, bisa juga terlihat seperti anyaman yang
bentuknya tidak teratur.
b) Awan ini juga menimbulkan hallo(lingkaran yang bulat) yang mengelilingi
matahari dan bulan yang biasanya terjadi di musim kemarau.

c. Awan Sirokumulus(Ci-Cu)
Gambar 26 : Awan Sirokumulus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

Awan ini bentuknya seperti terputus-putus dan penuh dengan kristal-kristal


es sehingga bentuknya seperti sekelompok domba dan sering menimbulkan
bayangan.

2. Kelompok Awan Sedang


Pada kawasan tropis awan ini terletak di ketinggian 2-8 km, pada kawasan
iklim sedang terletak di ketinggian 2-7 km, sedangkan pada kawasan kutub
terletak di ketinggian 2-4 km.
Yang termasuk dalam awan sedang antara lain :
a. Awan Altokumulus(A-Cu)
Gambar 27 : Awan Altokumulus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Awan ini kecil-kecil, tapi jumlahnya banyak


b) Awan Altokumulus berwarna kelabu atau putih dilihat pada waktu senja.
c) Biasanya berbentuk seperti bola yang agak tebal. Awan ini bergerombol
dan sering berdekatan sehingga tampak saling bergandengan.
d) Tiap-Tiap elemen nampak jelas tersisih aantara satu sama lain dengan
warna keputihan dan kelabu yang membedakannya dengan Sirokumulus.

b. Awan Altostratus(A-St)
Gambar 28 : Awan Altostratus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Awan Altostratus berwarna kekelabuan dan meliputi hampir keseluruhan


langit.
b) Awan ini menghasilkan hujan apabila cukup tebal.
c) Awan-awan di atas terbentuk pada waktu senja dan malam hari dan
menghilang apabila matahari terbit di awal pagi.
3. Kelompok Awan Rendah
Awan ini terletak pada ketinggian kurang dari 3 km, yang tergolong ke dalam
awan rendah antara lain :

a. Awan Stratokumulus(St-Cu)

Gambar 29 : Awan Stratokumulus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Awan ini berbentuk seperti bola-bola yang seringg menutupi daerah


seluruh langit, sehingga tampak seperti gelombang.
b) Lapisan awan ini tipis dan tidak menghasilkan hujan.
c) Awan ini berwarna kelabu/putih yang terjadi pada petang dan senja apabila
atmosfer stabil.

b. Awan Stratus(St)
Gambar 30 : Awan Stratus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Awan ini cukup rendah dan sangat luaas. Tingginya di bawah 2000 m.
b) Lapisannya melebar seperti kabut dan berlapis.
c. Awan Nimbostratus(Ni-St)
Gambar 31 : Awan Nimbostratus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Bentuknya tidak menentu ddengan pinggir compang-camping.


b) Di Indonesia awan ini hanya menimbulkan gerimis.
c) Awan ini berwarna putih gelap yang penyebarannyaa di langit cukup luas.

4. Kelompok Awan Dengan Perkembangan Vertikal


Awan ini terletak antara 500-1500 m, yang tergolong dalam awan dengan
perkembangan vertikal antara lain :

a. Awan Kumulus(Cu)
Gambar 32 : Awan Kumulus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Merupakan awan tebal dengan puncak yang agak tinggi. Terlihat gumpalan
putih atau cahaya kelabu yang terlihat seperti bola kapas mengambang,
awan ini berbentuk garis besar yang tajam dan dasar yang datar.
b) Dasar ketinggian awan ini umumnya 1000 m dan lebaar 1 km.

b. Awan Kumulonimbus(Cu-Ni)
Gambar 33 : Awan Kumulonimbus

Sumber : http://softilmu.blogspot.com

a) Berwarna putih/gelap.
b) Terletak pada ketinggian kira-kira 1000 kaki dan puncaknya punya
ketinggian lebih dari 3500 kaki. Awan ini menimbulkan hujan dengan kilat
dan guntur.
c) Awan ini berhubungan erat dengan hujan deras, petir, tornado, dan badai

4. Curah Hujan (Presipitasi)

Curah hujan (presipitasi) adalah banyaknya air hujan atau kristal es yang
jatuh ke permukaan bumi. Curah hujan diukur dalam unit inci atau
millimeter menggunakan tolok hujan atau biasa disebut ombrometer.
Ishoyet adalah garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang
memiliki curah hujan yang sama

Berdasarkan proses terjadinya, hujan dibagi empat jenis, yaitu sebagai


berikut:

a. Hujan Konveksi

Adalah hujan yang terjadi karena pemanasan sinar matahari pada massa
udara sehingga gerakan udara tersebut naik dan mengalami
pengembunan dari awan kumulonimbus dan terjadi hujan deras tetapi
tidak berlangsung lama. Hujan konveksi disebut juga hujan zenithal.

b. Hujan orografis

Adalah hujan yang terjadi karena gerakan udara yang menaiki lereng
pegunungan dan mengalami kondensasi. Udara yang telah mengalami
kondensasi terebut membentuk awan yang menimbulkan hujan.

c. Hujan frontal

Terjadi karena tumbukan antara udara panas dan udara dingin.


Kemudian, udara panas naik dan terjadi kondensasi sehingga
menimbulkan hujan. Hujan front biasa terjadi pada Daerah
Konvergensi Antar Tropik (DKAT). Karena daerah tersebut merupakan
daerah pertemuan dua massa udara yang besar dan tebal, dan disebut
hujan konvergensi.
D. Klasifikasi tipe iklim
1. Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim
a. Letak astronomis (lintang)
b. Ketinggian tempat
c. Pengaruh luas daratan
d. Lokasi
e. Keberadaan gunung atau pengunungan yang mempengaruhi posisi
bayangan hujan
f. Suhu udara
g. Kelembapan udara dan awan
h. Jumlah curah hujan
i. Pengaruh arus laut
j. Lama musim
k. Pengaruh topografi dan vegetasi

2. klsifikasi iklim:
1. Tipe Iklim Berdasarkan Letak Lintang (Iklim Matahari) Dan
Iklim Fisik

Iklim di suatu daerah berkaitan erat dengan letak garis lintang dan
ketinggiannya di muka bumi. Berdasarkan letak garis lintang dan
ketinggian tersebut, maka iklim dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu iklim matahari dan iklim fisis.
a. iklim matahari

Sumber : https://agnazgeograph.wordpress.com

Iklim matahari ditentukan berdasarkan garis lintang. Posisi ini menentukan


intensitas matahari yang diterima.
Iklim Tropis : 0° – 23,5° LU/LS
Subtrois : 23,5° – 40° LU/LS
Sedang : 40°- 66,5° LU/LS
Dingin : 66,50-900 LU/LS

b. Iklim Fisis
Iklim fisis adalah menurut keadaan atau fakta sesungguhnya di suatu wilayah
muka bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah
tersebut. Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi,
angin, dan curah hujan.
Iklim fisis dapat dibedakan menjadi iklim laut, iklim darat, iklim dataran
tinggi, iklim gunung/pegunungan dan iklim musim (muson).
1) Iklim laut (Maritim)
Iklim laut berada di daerah (1) tropis dan sub tropis; dan (2) daerah
sedang. Keadaan iklim di kedua daerah tersebut sangat berbeda.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang
40°, adalah sebagai berikut:
a) Suhu rata-rata tahunan rendah
b) Amplitudo suhu harian rendah/kecil
c) Banyak awan, dan
d) Sering hujan lebat disertai badai.

Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:


a) Amplituda suhu harian dan tahunan kecil;
b) Banyak awan;
c) Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik-rintik;
d) Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak.
2) Iklim Darat (Kontinen)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang.
Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40(, yaitu
sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil
b) Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.

Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:


a) Amplitudo suhu tahunan besar
b) Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin
rendah
c) Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.

3. Iklim Dataran Tinggi


Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu harian dan tahunan besar;
b) Udara kering,
c) Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah
d) Jarang turun hujan.
4) Iklim Gunung
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-
cirinya, yaitu sebagai berikut:
a) Amplitudo suhu lebih kecil dibandingkan iklim dataran tinggi
b) Terdapat di daerah sedang
c) Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
d) Hujan banyak jatuh di lereng bagian depan dan sedikit di daerah bayangan
hujan;
e) Kadang banyak turun salju.
5) Iklim Musim (Muson)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap
setengah tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
a) Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan;
b) Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan
menimbulkan musim kemarau.

2. Tipe Iklim Menurut Koppen


Pembagian Iklim Menurut Dr. Wladimir Koppen
Pada tahun 1918 Dr. Wladimir Koppen (ahli ilmu iklim dari Jerman) membuat
klasifikasi iklim seluruh dunia berdasarkan suhu dan kelembaban udara. Kedua
unsur iklim tersebut sangat besar pengaruhnya terhadap permukaan bumi dan
kehidupan di atasnya. Berdasarkan ketentuan itu Koppen membagi iklim dalam
lima daerah iklim pokok. Masing-masing daerah iklim diberi simbol A, B, C, D,
dan E.
a. Iklim A yaitu iklim hujan tropis dengan cirri-cirinya:
i. suhu rata-rata setiap bulan di atas 18°C
b) Hujan tahunan tinggi
c) Iklim ini terbagi atas: iklim Af (hujan hutan tropis), iklim am (iklim
muson), iklim Aw (iklim sabana)
d) Vegetasinya hutan musim (homogen)
e) Vegetasinya kayu cendana
b. Iklim B, yaitu iklim kering:
a) tidak ada surplus air dan tidak dijumpai sungai permanen
b) terbagi atas iklim Bs (iklim stepa), iklim Bw (iklim gurun)
c. iklim C, yaitu iklim hujan sedang terbagi atas:
a) iklim Cw (iklim hujan sedang)
b) iklim Cf (iklim hujan sedang, basah sepanjang tahun)
c) iklim Cs (iklim hujan sedang, panas yang kering)
d. iklim D yaitu iklim hujan bersalju dingin, terbagi atas:
a) iklim Df (hujan bersalju, basah sepanjang tahun)
b) iklim Dw (hujan bersalju, musim kering dingin)
e. iklim E yaitu iklim kutub (es), terbagi atas:
a) iklim Et yaitu iklim tundra (lumut)
b) iklim Ef yaitu iklim es abadi
c) iklim Eh yaitu iklim daerah tinggi (≥ 300 m)

3. Tipe Iklim Menurut Junghun

Sumber : https://agnazgeograph.wordpress.com

Iklim menurut Junghuhn didasarkan pada ketinggian, tempat, dan vegetasi.


a. Zona panas, yaitu 0-650 m. jenis vegetasi: padi dan tebu
b. Zona sedang yaitu 650-1.500 m. jenis vegetasi: tembakau, kopi dan coklat
c. Zona sejuk, yaitu 1.500-2.500 m. jenis vegetasi: kopi, teh, kina, dan
sayuran
d. Zona dingin, yaitu ≥ 2.500 m. jenis vegetasi: lumut

4. Tipe Iklim Menurut Scmidt –Ferguson

Schmidt Ferguson mengkasifikasikan iklim berdasarkan rata-rata bulan basah


dan bulan kering.
Schmidt Ferguson membagi iklim menjadi delapan tipe iklim yaitu:
Tipe iklim Ketegori Nilai
A Sangat basah 0-14,3 %
B Basah 14,3-33,3 %
C Agak basah 33,3-60%
D Sedang 60-100 %
E Agak kering 100-167 %
F Kering 167-300 %
G Sangat kering 300-700 %
H Luar biasa kering > 700 %

Keterangan:
rata−rata bulan kering
Nilai Q = rata−rata bulan basah x 100%
Criteria bulan basah-kering menurut Schmidt-Fergoson
a. Bulan basah: curah hujan > 100 mm
b. Bulan lembab: curah hujan antara 60mm-100mm
c. Bulan kering: curah hujan < 60

5. Iklim Oldeman menggunakan unsure curah hujan sebagai dasar dari


klasifikasi iklim
a. Iklim A, jika bulan basah lebih dari 9 kali
b. Iklim B, jika bulan basah 7-9 kali
c. Iklim C, jika bulan basah 5-6 kali
d. Iklim D, jika bulan basah 3-4 kali
e. Iklim E, jika bulan basah kurang dari 3 kali
Criteria bulan Oldeman:
a. Bulan basah bila curah hujan > 200 mm
b. Bulan lembab, bila curah hujan antara 100 mm-200 mm
c. Bulan kering, bila curah hujan < 100 mm

D. Ciri iklim di Indonesia

Secara astronomis, Indonesia terletak di daerah tenang equator


(daerah doldrum) dan secara geografis memungkinkan adanya penguapan
yang besar. Oleh karena itu, pada musim kemarau kadang-kadang masih
banyak hujan. Dengan demikian, tidak ada batas yang jelas antara musim
kemarau dan musim hujan. Hal itu disebabkan karena Indonesia
merupakan daerah kepulauan.
Sebagai Negara kepulauan yang memiliki laut yang luas dan suhu yang
tinggi, tingkat penguapan di Indonesia sangat banyak sehingga
kelembaban udara tinggi. Kelembaban udara yang tinggi menyebabkan
curah hujan yang tinggi.
Namun tidak semua wilayah Indonesia yang memiliki curah hujan
tinggi, di mana semakin ke Timur Curah Hujan semakin sedikit dalam
artian di bagian Barat Curah Hujan tinggi, di bagian tengah berkurang,
dan dibagian Timur makin sedikit.
Indonesia bagian Barat memiliki curah hujan tinggi, hal ini
disebabkan bagian Barat Indonesia seperti pulau Sumatera terletak antara
hamparan laut yang luas sehingga penguapan tinggi dan curah hujan
tinggi, jika kita lihat di bagian tengahnya seperti pulau NTB dan NTT
hanya di apit oleh selat yang sempit sehingga penguapan sedikit dan curah
hujan rendah. Begitupun di bagian timurnya.

Dari uraian di atas terlihat jelas bahwa ciri-ciri iklim di Indonesia adalah:

1.Rata-rata Curah hujan tinggi di bagian barat dan makin turun sampai
kebagian timur
2.Radiasi matahari tinggi (matahari bersinar sepanjang tahun)
3.Temperatur udara relatif panas
4.Kelembaban tinggi
5.Amplitudo suhu harian kecil

Keadaan iklim sangat mempengaruhi keadaan bentang alam dan bentang


budaya:
1. Bentang alam
1. Permukaan tanah
Iklim panas dengan temperatur dan curah hujan yang tinggi akan
mempercepat proses pelapukan dan erosi. Contohnya adalah sebagai
berikut:
a. Hanyutnya lapisan tanah yang menyebabkan tanah menjadi
tandus
b. Terbentuknya jurang-jurang yang lebar dan dalam
c. Gunung-gunung yang tinggi mengalami pengikisan
d. Banyak terbentuk delta di muara sungai
2. Vegetasi di permukaan bumi terdapat berbagai macam vegetasi
misalnya padang rumput,tundra, hutan hujan, dan hutan gugur. Berbagai
vegetasi tersebut tumbuh pada daerah dengan kondisi iklim yang
berbeda.

2. Bentang budaya
Berikut ini adalah pengaruh iklim tehadap kebudayaan:
a. Iklim dapat membatasi atau mendukung kegiatan manusia
1. Secara umum manusia akan mencari tempat tinggal di daerah beriklim
baik. Sebagai contoh, di daerah beriklim sedang tidak terlalu panas
atau tidak terlalu dingin dan banyak sumber air bersih
2. Daerah yang sangat dingin, sangat panas, atau kering merupakan
daerah yang mempengaruhi dan membatasi bidang-bidang pertanian
3. Daerah yang mempunyai suhu harian tinggi dapat melemahkan kondisi
fisik dan aktivitas kerja manusia
4. Usaha budidaya di bidang industry banyak berhubungan dengan iklim

b. Perubahan keadaan iklim berpengaruh tehadap kesehatan manusia


1. Penyakit yang disebarkan oleh nyamuk, misalnya malaria dan demam
berdarah, terjadi pada musim hujan.
2. Banyak kasus penyakit muntaber terjadi pada musim panas yang
banyak hujan
3. Penyakit infeksi saluran pernapasan

E. Perubahan iklim global terhadap kehidupan

1. Faktor penyebab perubahan iklim global


Perubahan iklim global disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas di
atmosfer. Hal ini terjadi sejak revolusi industri yang membangun sumber energi
yang berasal dari batu bara, minyak bumi dan gas yang membuanglimbah gas di
atmosfer seperti karbon dioksida (CO2), metana (CH4), dan dinitrogen oksida
(N2O). Sang surya yang menyinari bumi juga menghasilkan radiasi panas yang
ditangkap oleh atmosfer, sehingga udara di bumi bersuhu nyaman bagi kehidupan
manusia. Apabila kemudian atnosfer bumi dijejali gas, terjadilah efek selimut
seperti yang terjadi pada rumah kaca, yakni radiasi panas bumi yang lepas ke
udara ditahan oleh selimut gas, sehingga suhu bumi naik dan menjadi panas.
Semakin banyak gas dilepas ke udara, semakin tebal selimut bumi, semakin panas
pula suhu bumi.

2. Dampak perubahan iklim global


Perubahan iklim yang diperkirakan akan menyertai pemanasan global adalah
sebagai berikut:
a. Mencairnya bongkahan es di kutub, sehingga permukaan laut naik.
b. Air laut naik sehingga akan menenggelamkan pulau dan menghalangi
mengalirnya air sungai ke laut yang menimbulkan banjir di dataran rendah.
Kalau di Indonesia, seperti pantai utara Pulau Jawa, dataran rendah
Sumatera bagian timur, Kalimantan bagian selatan, dan lain-lain.
c. Perubahan iklim yang ekstrim dapat menimbulkan dampak buruk terhadap
pola pertanian di Indonesia, sedangkan suhu bumi yang panas
menyebabkan mengeringnya air permukaan, sehingga air menjadi langka.
Tentunya hal ini memukul pola pertanian yang berbasis air.
d. Meningkatnya risiko kebakaran hutan.
e. El Nino dan La Nina merupakan gejala yang menunjukkan perubahan
iklim.
El Nino adalah peristiwa memanasnya suhu air permukaan laut di pantai barat
Peru – Ekuador (Amerika Selatan yang mengakibatkan gangguan iklim secara
global). Biasanya suhu air permukaan laut di daerah tersebut dingin karena adanya
up-welling (arus dari dasar laut menuju permukaan). Menurut bahasa setempat El
Nino berarti bayi laki-laki karena munculnya di sekitar hari Natal (akhir
Desember).
Di Indonesia, angin monsun (muson) yang datang dari Asia dan membawa
banyak uap air, sebagian besar juga berbelok menuju daerah tekan rendah di pantai
barat Peru, Ekuador. Akibatnya, angin yang menuju Indonesia hanya membawa
sedikit uap air, sehingga terjadilah musim kemarau yang panjang. tahun 1982,
1991, 1994, dan tahun 1997/1998. El Nino tahun 1997/1998 menyebabkan
kemarau panjang, kekeringan luar biasa, terjadi kebakaranhutan yang hebat pada
berbagai p ulau, dan produksi bahan pangan turun drastis, yang kemudian disusul
krisis ekonomi. El Nino juga menyebabkan kekeringan luar biasa di berbagai
benua,terutama di Afrika sehingga terjadi kelaparan di Etiopia dan negara-negara
Afrika Timur lainnya. Sebaliknya, bagi negara-negara di Amerika Selatan
munculnya El Nino menyebabkan banjir besar dan turunnya produksi ikan karena
melemahnya upwelling.
La Nina merupakan kebalikan dari El Nino. La Nina menurut bahasa penduduk
lokal berarti bayi perempuan. Peristiwa itu dimulai ketika El Nino mulai melemah,
dan air laut yang panas di pantai Peru, Ekuador kembali bergerak ke arah barat, air
laut di tempat itu suhunya kembali seperti semula (dingin), dan upwelling muncul
kembali, atau kondisi cuaca menjadi normal kembali. Dengan kata lain, La Nina
adalah kondisi cuaca yang normal kembali setelah terjadinya gejala El Nino.
Perjalanan air laut yang panas ke arah barat tersebut akhirnya akan sampai ke
wilayah Indonesia. Akibatnya, wilayah Indonesia akan berubah menjadi daerah
bertekanan rendah (minimum) dan semua angin di sekitar Pasifik Selatan dan
Samudra Hindia akan bergerak menuju Indonesia. Angin tersebut banyak
membawa uap air, sehingga sering terjadi hujan lebat. Penduduk Indonesia diminta
untuk waspada jika terjadi La Nina, karena mungkin bias terjadi banjir. Sejak
kemerdekaan di Indonesia, telah terjadi delapan kali. La Nina, yaitu tahun 1950,
1955, 1970, 1973, 1975, 1988, 1995, dan Kondisi iklim di dunia selalu berubah,
baik menurut ruang maupun waktu. Perubahan iklim ini dapat dibedakan
berdasarkan wilayahnya (ruang), yaitu perubahan iklim secara lokal dan global.
Berdasarkan waktu, iklim dapat berubah dalam bentuk siklus, baik secara harian,
musiman, tahunan, maupun puluhan tahun. Perubahan iklim adalah suatu
perubahan unsur-unsur iklim yang memiliki kecenderungan naik atau turun secara
nyata.

Anda mungkin juga menyukai