Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Saat ini kebutuhan masyarakat akan tenaga listrik terus meningkat dari

tahun ke tahun. Energi listrik merupakan kebutuhan yang sangat vital, baik bagi

industri, masyarakat perkotaan serta masyarakat pedesaan. Untuk tetap dapat

melayani kebutuhan tenaga listrik, maka sistem tenaga listrik haruslah

dikembangkan seirama dengan kenaikan kebutuhan akan tenaga listrik dari para

pelanggan. Peramalan beban (load forecasting) adalah salah satu cara untuk

membantu dalam hal perencanaan pembangkitan maupun pengeluaran energi

listrik. Peramalan beban dapat dibagi menjadi tiga katagori yaitu peramalan beban

jangka pendek (short term load forecasting), jangka menengah (medium

forecasting), dan jangka panjang (long term forecasting).

Peramalan beban yang cepat dan akurat sangat penting untuk operasi sistem

tenaga listrik yang efisien. Peramalan beban dapat membantu untuk

menyeimbangkan produksi dengan kebutuhan beban listrik, dan dapat sebagai

bahan reference untuk analisis aliran daya, load switching, dan perencanaan

pembangkitan energi listrik. Menurut Saied S, et.al, 1999, menyatakan peramalan

beban jangka pendek digunakan untuk memprediksi beban listrik harian untuk

setiap jam atau per setengah jam dan beban puncak harian. Sudah banyak metode

yang dikembangkan dalam peramalan beban listrik, baik menggunakan pendekatan

statistik ataupun pendekatan kecerdasan buatan.


2

BAB II

PEMBAHASAN

1. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENINGKATAN


BEBAN LISTRIK
Ketergantungan dalam pemakaian tenaga/daya (Watt) listrik pada saat ini
sangat tinggi, tidak hanya untuk kebutuhan penerangan, tetapi juga untuk mendukung
kegiatan ekonomi. Kecenderungan pada saat ini, peningkatan kebutuhan energi listrik
tidak seiring dengan penigkatan penyediaan energi listrik, dimana kapasitas daya
terpasang masih tetap, sementara kebutuhan masyarakat terus meningkat seiring
dengan meningkatnya jumlah penduduk dan kegiatan pendukungnya. Akibat yang
ditimbulkan adalah seringnya terjadi pemadaman aliran listrik, khususnya pada jam-
jam beban puncak, yaitu akibat beban pemakaian melebihi daya yang tersedia.
Kondisi inimengharuskan dilakukannya pengembangan penyediaan tenaga listrik
pada tahun-tahun mendatang yang meliputi pengembangan pembangkit, sistem
kontrol dan proteksi, serta sistem transmisi dan distribusi ke konsumen.
Ada beberapa factor yang mempengaruhi peningkatan beban listrik yang tidak
dapat dipungkiri jika kebutuhan akan energi listrik semakin meningkat setiap
tahunnya. Hal ini diakibatkan karena semakin berkembangnya kebutuhan masyarakat
yang harus dipenuhi. Menurut Dinas Perindustrian, Perdagangan Bidang
Pertambangan dan Energi, tingkat kebutuhan energi listrik dipengaruhi oleh faktor–
faktor berikut ini : Faktor ekonomi yang mempengaruhi tingkat kebutuhan tenaga
listrik adalah pertumbuhan PDRB (Produk Domestik Regional Bruto), Secara umum,
PDRB dapat dibagi menjadi 3 sektor, yaitu PDRB sektor komersial (bisnis), sektor
industri dan sektor publik. Kegiatan ekonomi yang dikategorikan sebagai sektor
komersial/bisnis adalah sektor listrik, gas dan air bersih, bangunan dan konstruksi,
perdagangan, serta transportasi dan komunikasi. Kegiatan ekonomi yang termasuk
sektor publik adalah jasa dan perbankan, termasuk lembaga keuangan selain
perbankan. Sektor Industri sendiri adalah mencakup kegiatan industri migas dan
manufaktur. Faktor pertumbuhan penduduk memiliki pengaruh besar terhadap
kebutuhan tenaga listrik selain faktor ekonomi. Sesuai dengan prinsip demografi,
3

pertumbuhan penduduk akan terus turun setiap tahunnya sampai pada suatu saat akan
berada pada kondisi yang stabil. Faktor pembangunan daerah. Berjalannya
pembangunan daerah akan sangat dipengaruhi oleh tingkat perekonomian daerah itu
sendiri. Dalam hal ini baik langsung maupun tidak langsung, faktor ekonomi sangat
berpengaruh terhadap kebutuhan energi listrik seiring dengan berjalannya
pembangunan. Pemerintah Daerah sebagai pelaksana pemerintahan di tingkat daerah
akan mengambil peran penting dalam perencanaan pengembangan wilayah. Hal itu
berbentuk kebijakan yang tertuang dalam peraturan daerah. Termasuk di dalamnya
adalah perencanaan tentang tata guna lahan, pengembangan industri, kewilayahan,
pemukiman dan faktor geografis.

Tabel 1
DAYA TERSAMBUNG PER SEKTOR PELANGGAN
POWER CONNECTED BY TYPE OF CUSTOMERS (MVA)

Grafik 1
PENRJUALAN TENAGA LISTRIK PLN
SEKTOR PELANGGAN 2009-2014
4

2 KENDALA YANG DIHADAPI OLEH PEMBANGKITAN SISTEM


TENAGA LISTRIK
Energi listrik yang dipakai tentunya harus bersifat efisien, efektif, bermutu
dan bisa diandalkan. Berarti dalam pembangkitan dan penyaluran energi itu harus
dilakukan secara ekonomis dan rasional. Untuk mencapai tujuan itu ternyata dalam
pengoperasiannya banyak kendala yang harus dihadapi, hal ini disebabkan karena
timbulnya kejadian di sistem tenaga listrik (TL) yang bersifat random. Sedangkan
kondisi operasi itu bisa berubah, kalau terjadi perubahan beban dan keluarnya
peralatan jaringan pada sistem secara random. Hal ini tentunya akan menyebabkan
terjadinya deviasi operasi. Untuk itulah perlu dilakukan persiapan operasi yang
matang supaya deviasinya relatif kecil.
Sementara itu pada sistem TL yang bersifat dinamis perlu dilakukan prediksi
operasi, hal ini untuk memberi gambaran kondisi operasi kepada operator. Kemudian
dengan digunakannya teknik optimasi yang canggih pada pengoperasian sistem TL
serta problem yang muncul dianalisa maka hasil yang dicapaipun semakin optimal.
Sedangkan untuk mengetahui sejauh mana suatu sistem TL itu andal dan ekonomis,
maka digunakanlah suatu alat ukur yang berfungsi sebagai dasar untuk mengadakan
perincian. Alat ukur itu menggunakan metoda LOLP (Loss of Load Probability).
Adapun alat ukur itu dipakai untuk menghitung alokasi energi, rencana pemeliharaan
unit pembangkit dan neraca daya.
Salah satu faktor yang sangat menentukan dalam membuat rencana operasi
Sistem Tenaga Listrik adalah perkiraan beban yang akan dialami oleh sistem tenaga
listrik yang bersangkutan. Tidak ada rumus eksak untuk ini karena besarnya beban
ditentukan oleh para pemakai (konsumen) tenaga listrik yang secara bebas dapat
menentukan pemakaiannya.
Namun karena pada umumnya kebutuhan tenaga listrik seorang konsumcn
sifatnya periodik maka grafik pemakaian tenaga listrik atau lazimnya disebut sebagai
grafik beban dari Sistem Tenaga Listrik juga mempunyai sifat periodik.
Oleh karenanya statistik beban dari masa lalu beserta analisanya sangat
diperlukan untuk memperkirakan beban di masa yang akan datang yang pada
umumnya dilakukan dengan cara mengekstrapolir grafik beban di masa lampau ke
masa yang akan datang. Setelah dilakukan ekstrpolasi kemudian ditambahkan
5

koreksi-koreksi terhadap hal-hal khusus, baik untuk perkiraan jangka panjang, jangka
menengah maupun jangka pendek.

3 SOLUSI TERHADAP KENDALA SISTEM TENAGA LISTRIK


Pada perencanaan operasi sistem TL yang baik dan akurat tentunya
pengawasan selama sistem TL itu beroperasi relatif tidak perlu dilakukan. Sedangkan
perencanaan operasi itu sendiri adalah perencanaan bagaimana suatu sistem akan
dioperasikan untuk jangka waktu tertentu. Karena biaya operasi dari sistem
merupakan biaya terbesar dari suatu perencanaan yaitu mencapai kira-kira 70% dari
seluruh biaya, maka perencanaan operasi perlu dilakukan dengan menggunakan
berbagai teknik optimasi agar dapat dicapai biaya operasi yang betul-betul dapat
dipertanggung jawabkan. Sementara itu jika dalam operasi terjadi ketidak cocokan
yaitu antara prediksi dan kenyataan terlebih pada kejadian yang tidak diharapkan,
maka hal inilah yang disebut kesenjangan antara perencanaan operasi dan operasi real
time. Untuk itulah prinsip dari perencanaan operasi harus memikirkan agar
persamaan :

Daya yang dibangkitkan = Beban + Rugi-rugi,

selalu terpenuhi sepanjang waktu dengan biaya yang optimum. Mengingat hal itu
maka di dalam perencanaan operasi ada 6 masalah utama yang harus dipikirkan
secara khusus :
a. Pemeliharaan peralatan dalam sistem yang berkaitan dengan kemampuan
penyediaan daya untuk menghadapi beban.
b. Perkiraan beban yang akan terjadi dalam sistem untuk jangka waktu tertentu.
c. Perkiraan hujan yg akan jatuh dalam catching area PLTA untuk
memperkirakan kemampuan produksi PLTA dalam kaitannya dengan proses
optimasi hidro-thermis untuk menghadapi beban dalam butir 2.
d. Penjadwalan operasi unit-unit pembangkit yang optimum untuk menghadapi
beban yang diperkirakan dalam butir 2.
e. Pengaturan pembagian beban antara unit-unit pembangkit yang beroperasi
dalam sistem agar didapat pembebanan umum.
f. Kemungkinan terjadinya deviasi terhadap perencanaan operasi serta cara-
6

cara mengatasi hal ini.


Program real time yang digunakan pada P2B (Pusat Pengaturan Beban) terdiri
dari logika dan kalkulasi sederhana dengan menggunakan data yang diterima pusat
pembangkit. Pengaturan beban adalah pengaturan pembagian beban di antara pusat-
pusat listrik dalam sistem agar dapat melayani kebutuhan tenaga listrik dari sistem
dengan cara ekonomis dan dengan mempertimbangkan atau memperhatikan mutu
serta keadaan tenaga listrik yang dihasilkan. Sedangkan program yang lebih canggih
dari real time adalah program extended real time model matematisnya lebih komplek
biasanya prioritasnya lebih rendah. Tapi dalam operasinya juga berkomunikasi
dengan real time untuk pengaturan fungsi yang otomatis. Sedangkan penggunaan
fungsi untuk mengadakan transfer data sehingga program tersebut digunakan untuk
studi. Kemudian dengan adanya pusat pengaturan beban (P2B), maka hal itu
sangatlah membantu operator dalam pelaksanaan operasi real time. Dan dengan
digunakannya sistem komputerisasi pada P2B maka penggabungan antara sekuriti
dan ekonomis bisa dicapai pada setiap pelaksanaan operasi. Di mana prosedur di
dalam pelaksanaan operasi haruslah berorientasi terhadap sekuritas dan ekonomis.
Sekuriti adalah ketahanan/kemampuan suatu sistem untuk memenuhi kebutuhan
beban.
Sementara itu seluruh pelaksanaan operasi mempunyai tujuan supaya sistem
TL untuk selalu tetap dalam kondisi normal. Namun jika terjadi gangguan, maka
operator haruslah segera berusaha membawa sistem ke kondisi normal. Sedangkan
pada kondisi normal itu pembangkitan bisa diatur sedemikian rupa sehingga ongkos
seminim mungkin bisa dicapai. Pada kondisi siap-siaga kendala beban dapat diatasi
tapi kendala sekuriti tidak dapat diatasi sehingga kondisi ini bisa juga dikatakan
sebagai kondisi darurat. Di mana pada kondisi darurat ini kendala operasi dan kendala
sekuriti tidak bisa diatasi, sehingga kondisi ini harus segera kembali ke kondisi
normal dengan sedikit mungkin gangguan pada konsumen. Pada kondisi pemulihan
hanya terdapat kendala operasi sedangkan gangguan sistem telah dihentikan. Tujuan
kondisi ini adalah mengembalikan sistem kepada keadaan semula secepatnya.
7

4. METODE PERKIRAAN PENINGKATAN BEBAN LISTRIK


Dalam memperkirakan peningkatan beban listrik di masa akan dating tidak
dapat dilakukan (diperhitungkan) secara pasti. Tapi beban listrik dapat diperkirakan
besarnya besarkan pengalaman-pengalaman di masa lalu kemudian diadakan
perkiraan untuk masa yang akan datang. Di bawah ini, disajikan beberapa metode
yang dipakai untuk memperkiraan beban listrik di masa akan datang :

a. Metode Least Square


Analisis trend merupakan suatu metode analisis yang ditujukan untuk
melakukan suatu estimasi atau peramalan pada masa yang akan datang. Untuk
melakukan peramalan dengan baik maka dibutuhkan berbagai macam informasi
(data) yang cukup banyak dan diamati dalam periode waktu yang relatif cukup
panjang, sehingga dari hasil analisis tersebut dapat diketahui sampai berapa besar
fluktuasi yang terjadi dan faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi terhadap
perubahan tersebut. Secara teoristis, dalam analisis time series yang paling
menentukan adalah kualitas atau keakuratan dari informasi atau data-data yang
diperoleh serta waktu atau periode dari data-data tersebut dikumpulkan.
Beban listrik di masa-masa silam dicatat dan kemudian ditarik garis
ekstrapolasi sedemikian hingga d12 + d22 + d32 + d42 adalah minimum.

Gambar 1
Metode ini dapat dipakai untuk memperkirakaan beban beban puncak yang akan
terjadi di Sistem Tenaga Listrik untuk beberapa tahun yang akan datang.
8

b. Metode Exponensial
Exponential Smoothing adalah suatu prosedur yang secara terus menerus
memperbaiki peramalan dengan merata-rata (menghaluskan = smoothing) nilai masa
lalu dari suatu data runtut waktu dengan cara menurun (exponential). Menurut
Trihendradi (2005) analisis exponential smoothingmerupakan salah satu analisis
deret waktu, dan merupakan metode peramalan dengan memberi nilai pembobot pada
serangkaian pengamatan sebelumnya untuk memprediksi nilai masa depan.

Gambar 2
Pada Sistem Tenaga Listrik metode ini dapat dipakai kalua beban listrik masih jauh
dari kejenuhan dan ada suatu target kenaikan penjualan energi listrik yang
digariskan. Hal ini terjadi di tempat-tempat yang baru mengalami elektrifikasi.

c. Metode Curve Fit


Analisa beban listrik yang akan datang dapat dilakukan dengan menggunakan
metode ini apabila sdh terlihat kejenuhan pada Sistem Tenaga Listrik. Kejenuhan ini
bias terjadi misalnya karena semua orang telah memakai tenaga listrik dan tidak ada
pengembangan sector industry maupun sektor lainnya.
9

Gambar 3

Dalam praktek, kejenuhan dapat dilihat pada pusat-pusat beban (Gardu Induk
& Gardu Distribusi) yang sekitarnya penuh dengan perumahan. Penambahan beban
listrik hanya terjadi kalua ada pemakaian di tempat tersebut yang menambahkan
peralatan listriknya, misalnya ada pemakai listrik memperbesar rumahnya sehingga
memerlukan tambahan peralatan listrik.
1
0

d. Metode Koefisien Beban

Gambar 4
Metode ini dipakai untuk mcmperkirakan beban harian dari suatu sistem
tenaga Iistrik. Beban untuk setiap jam diberi koefisien yang menggambarkan
besarnya beban pada jam tersebut dalam perbandingannya terhadap beban
puncak, misalnya k4 = 0,6 berarti bahwa beban pada jam 04.00 adalah sebesar 0,6
kali beban puncak yang terjadi pada jam 19.00 (K19 = l), lihat gambar 11.6.
Koefisien-koefisien ini berbeda untuk hari Senin s/d Minggu dan juga untuk
hari libur bukan Minggu. Beban puncak dapat diperkirakan dengan melihat beban
puncak mingguan tahun-tahun yang lalu kemudian dengan menggunakan koefxsien-
koefisien tersebut diatas bisa diperkirakan grafik beban harian untuk suatu minggu
yang akan datang. Koefisien-koefisien ini perlu dikoreksi secara terus-menerus
berdasarkan hasil pengamatan atas beban yang sesungguhnya terjadi.
Setelah didapat perkiraan grafik beban harian dengan metode koefisien masih
perlu dilakukan koreksi-koreksi berdasarkan informasi-informasi terakhir mengenai
perkiraan suhu dan kegiatan masyarakat. Jika setelah koreksi-koreksi ini temyata
masih ada penyimpangan dalam operasi real time, maka adalah tugas operatior sistem
(dispatcher) untuk mcngatasi penyimpangan ini.
Apabila telah didapat koefisien beban puncak mingguan selama satu tahun (52
minggu) maka metode ini dapat pula dikembangkan untuk perkiraan beban puncak
1
1

mingguan tertinggi dalam satu tahun, dengan memperhatikan langgam beban puncak
mingguan scpcrti pada gambar 1.2.

e. Metode Pendekatan Linier


Dengan menggunakan persamaan linier :
B = at + b0 dimana,
B = beban listrik pada saat t
a = suatu konstanta yang harus ditentukan
b0 = Beban pada saat t = t0

Gambar 5
Kontstnta a sesungguhnta tergantung pada waktu t dan besarnya b0. Cara ini
hanya dipakai untuk perkirakan beban beberapa puluh menit kedepan dan biasanya
konstanta a juga tergantung pada ramalan cuaca.

f. Metode Markov
Metode ini di pakai untuk memperkirakan beban puncak pada Sistem Tenaga
Listrik dalam jangka panjang dengan memperhitungkan kegiatan-kegiatan ekonomi
di suatu negara secara makro.
Selain masalah perkiraan beban dari suatu Sistem Tenaga Listrik khususnya
beban puncaknya seperti diuraikan di atas, masih perlu pula dilakukan perkiraan
1
2

beban dari sub system, misalnya perkiraan beban dari setiap Gardu Induk (GI). Hal
ini diperlukan untuk membuat analisis daya dalam Sistem Tenaga Listrik secara
keseluruhan.

BAB III
PENUTUP
1
3

DAFTAR PUSTAKA

Amrullah M, MA. Tarif Listrik yang Mengacu pada Efisiensi Sumber Daya Nasional
serta Metodologi Peramalan Kebutuhan Listrik. PT PLN (Persero). Jakarta, 1993.

Annonymous. Penyusunan Prakiraan Kebutuhan Listrik. Dinas Penelitian Kebutuhan


Listrik. PT PLN (Persero). Jakarta, 1996.

Djiteng, M. Operasi Sistem Tenaga Listrik. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta, 2006.
Statistik Ketenagalistrikan 2014 – DIREKTORAT JENDERAL
KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA
MINERAL

Chandra P. Putra, Maickel Tuegeh ST. MT., Ir. Hans Tumaliang MT., Lily.S. Patras
ST. Analisa Pertumbuhan Beban Terhadap Ketersediaan Energi Listrik di Sistem
Kelistrikan Sulawesi Selatan Teknik Elektro -FT. UNSRAT, Manado-95115

http://riya-putri.blogspot.co.id/2011/12/karakteristik-perkiraan-beban.html

http://www.elektroindonesia.com/elektro/energi12b.html

Anda mungkin juga menyukai