Metoda DCM PDF
Metoda DCM PDF
A. GAMBARAN UMUM
Metode pelaksanaan ini dimaksudkan sebagai kerangka acuan system pelaksanaan pekerjaan dilapangan, guna
tercapainya efektifitas dan efesiensi kerja secara tepat waktu, tepat biaya dan tepat mutu. Metode pelaksanaan setiap
jenis pekerjaan harus mempertimbangkan kemudahan dan tingkat keselamatan dan keamanan; baik keselamatan
pekerja maupun keselamatan konstruksi itu sendiri. Metode pelaksanaan harus logis, realistik dan mudah
dilaksanakan. Penyesuaian pelaksanaan pekerjaan dilapangan harus dilakukan dengan pengarahan dan persetujuan
Direksi Pekerjaan. Pada Tahap awal sebelum pelaksanaan, dibuat suatu rencana penanganan dengan
mempertimbangkan kondisi lapangan, ketersediaan sumber daya dan jangka waktu pelaksanaan. Mengingat lokasi
pekerjaan ini berada pada jalan negara dengan kepadatan lalu lintas cukup tinggi dan dilewati kenderaan-kenderaan
berat, maka perlu untuk mempertimbangkan cara penanganan yang efisien dan efektif dan meminimalkan faktor
kesulitan pelaksanaan, keselamatan kerja dan keamanan lalu lintas.
Dengan jadwal pelaksanaan yang telah tersusun sedemikian rupa, termasuk telah memperhitungkan factor-faktor
penghambat, perlu dibuat rencana pengendalian pelaksanaan sehingga pekerjaan ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Jadwal pengadaan material dan peralatan menjadi begitu penting untuk diperhatikan agar pekerjaan dapat berjalan
konsisten dan simultan, sehingga waktu penyelesaian dapat terealisasi seseuai rencana.
B. METODE PELAKSANAAN
GALIAN STRUKTUR 0 – 2 M
Galian Struktur mencakup galian pada segala jenis tanah dalam batas pekerjaan yang disebut atau ditunjukkan dalam
gambar untuk struktur. Galian Struktur terbatas untuk galian lantai kerja pondasi jembatan, tembok penahan tanah
beton, dan struktur pemikul beban lainnya selain yang disebut dalam Spesifikasi ini
Galian dibuat sedemikian rupa sehingga mampu menahan beban disekitarnya seperti pekerja, mesin-mesin, struktur.
Penggalian harus dilaksanakan menurut elevasi yang ditentukan dalam Gambar atau ditunjukkan oleh Direksi Pekerjaan
dan harus mencakup pembuangan semua material/bahan dalam bentuk apapun yang dijumpai, termasuk tanah, batu, batu
bata, beton, pasangan batu, bahan organik dan bahan perkerasan lama.
Bahan hasil galian yang tidak memenuhi syarat harus dibuang diluar lokasi pekerjaan.
Selama masa pekerjaan penggalian keselamatan pengguna jalan harus diperhatikan dengan pemasangan rambu – rambu
pengaman.
TIMBUNAN BIASA
Pekerjaan ini mencakup pengadaan, pengangkutan, penghamparan dan pemadatan tanah atau bahan berbutir yang
disetujui untuk pembuatan timbunan, untuk penimbunan kembali lokasi galian yang diperlukan guna membentuk dimensi
timbunan sesuai dengan elevasi penampang melintang yang disyaratkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Timbunan pilihan berbutir harus digunakan sebagai lapisan penopang (capping layer) pada tanah lunak yang
mempunyai CBR lapangan kurang 2% yang tidak dapat ditingkatkan dengan pemadatan atau stabilisasi, dan diatas
tanah rawa, daerah berair dan lokasi-lokasi serupa dimana bahan Timbunan Biasa tidak dapat dipadatkan dengan
memuaskan.
Baik timbunan biasa digunakan untuk penimbunan kembali pada abutmen dan dinding penahan tanah serta daerah
kritis lainnya yang memiliki jangkauan terbatas untuk pemadatan dengan alat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
atau bilamana diperintahkan atau disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Pelaksanaan
Mengangkut material timbunan ke lokasi pekerjaan dari quaary
Menempatkan timbunan ke permukaan yang telah disiapkan dalam lapisan yang merata setebal ± 20 cm
Memadatkan setiap lapis timbunan dengan peralatan pemadat untuk mencapai kepadatan yang syaratkan
Memadatkan mulai dari tepid an bergerak menuju kearah sumbu jalan
Melakukan pengamatan secara visual kepadatan, setelah nyakin benar – benar pada maka lakukan tes kepadatan
dilapangan dengan alat sand cone jika sudah memenuhi syarat maka maka lakukan penimbunan untuk lapisan
berikutnya dengan cara yang sama sampai elevasi yang ditentukan.
Pekerjaan ini mencakup penyiapan, penggaruan dan pemadatan permukaan tanah dasar atau permukaan jalan lama
untuk penghamparan Lapis Pondasi Agregat di daerah jalur lalu lintas
pekerjaan dapat juga mencakup perataan berat dengan motor grader untuk perbaikan bentuk dengan atau tanpa
penggaruan dan tanpa penambahan bahan baru.
Alat yang digunakan
Motor Greader untuk menghampar dan meratakan material hasil galian / timbunan
Vibrator Roller untuk memadatkan permukaan yang diratakan
Pelaksanaan
Menentukan batas-batas lokasi pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
Membersihkan lokasi kerja dari pepohonan, semak belukar / rumput liar, bangunan-bangunan yang berada dalam
jalur badan jalan tersebut.
Meratakan permukaan tanah dasar tersebut dengan motor greader dipadatkan dengan vibrator roller sampai
didapatkan kepadatan yang sesuai spesifikasi teknis yang disyaratkan.
Untuk penyiapan badan jalan pada daerah galian dilaksanakan sesuai dengan pasal 3.1.2.1) dari Spesifikasi ini
Tanah dasar dipadatkan sesuai dengan ketentuan yang relevan dari pasal 3.2.3.3 dari spesifikasi.
Untuk daerah timbunan harus dihampar dan dipadatkan seperti diatas
Daya dukung tanah dasar di daerah galian ≥ 6 % jika tidak disebutkan
Nilai CBR untuk tanah dasar
Gradasi untuk Lapis Pondasi Agregat harus memenuhi seperti table dibawah ini
Pelaksanaan
Pemadatan
Segera setelah penghamparan dilakukan pemadatan secara menyeluruh dan merata dengan alat pemadat yang
sesuai dan memadai sehingga menghasilkan kepadatan paling sedikit 100 % dari kepadatan kering maksimum
modifikasi seperti yang ditentukan oleh SNI 1743 - 2008 metode D
Bila mesin gilas statis beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degredasi berlebihan dari lapis pondasi
agregat maka direksi pekerjaan dapat memerintahkan agar digunakan mesin gilas beroda karet untuk pemadatan
akhir.
Pemadatan dilakukan pada rentang kadar air optimu yaitu -3% sampai 1% dari kadar air optimum
Pengilasan dilakukan dari tepi dan bergerak sedikit demi sedikit ke arah sumbu jalan arah memanjang jalan dan
pada bagian superelevasi pengilasan dilakukan dimulai dari bagian yang rendah sampai pada bagian yang lebih
tinggi
Operasi pengilasan dilakukan sampai seluruh bekas roda hilang secara keseluruhan dan lapis pondasi agregat
terpadatkan secara merata.
Tempat - tempat yang tidak terjangkau oleh mesin gilas harus dipadatkan dengan mesin gilas timbris mekanis
atau alat pemadat lainnya yang disetujui
Kendali Mutu
Pengendalian penyiapan tanah dasar seperti diatas
Sumber material, pengambilan contoh bahan dan pengiriman contoh bahan harus mendapat persetujuan Direksi
Pekerjaan
Pengendalian kadar air pada saat pencampuran
Pencampuran Lapis Pondasi Agregat berpedoman dari hasil JMF
Pengendalian kadar air pada saat penghamparan
Melakukan Trial dilapangan
Pengendalian Pemadatan
Pengendalian homogenitas dari Lapis Pondasi Agregat
Pengendalian ketebalan Lapis Pondasi Agregat
Pengujian kepadatan dilakukan setiap ≤ 200 M
Lakukan test kepadatan dengan menggunakan Sand Cone Test hingga mencapai 100 % kepadatan kering maximum.
Bahan
Bahan aspal untuk Lapis Resap Pengikat haruslah salah satu dari berikut ini :
Aspal emulsi reaksi sedang (medium setting) atau reaksi lambat (slow setting) yang memenuhi SNI 03-4798-
1998.
Aspal semen Pen.80/100 atau Pen.60/70, memenuhi AASHTO M20, diencerkan dengan minyak tanah (kerosen).,
perbandingan pemakaian minyak tanah pada percobaan pertama harus dari 80 – 85 bagian minyak per 100 bagian
aspal semen (80 pph – 85 pph).
Pelaksanaan
Lapis Resap Pengikat : 0,4 – 1,3 liter per m2 untuk Lapis Pondasi Agregat tanpa bahan pengikat
Sebelum penyemprotan aspal dimulai, permukaan harus dibersihkan dengan memakai sikat mekanis atau kompresor
atau kombinasi keduanya. Bilamana peralatan ini belum dapat memberikan permukaan yang benar-benar bersih,
penyapuan tambahan harus dikerjakan manual dengan sikat yang kaku.
Pembersihan harus dilaksanakan melebihi 20 cm dari tepi bidang yang akan disemprot.
Untuk pelaksanaan Lapis Resap Pengikat di atas Lapis Pondasi Agregat Kelas A, permukaan akhir yang telah disapu
harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak akan
diterima.
LAPIS PEREKAT
Alat yang digunakan
Air Compressor untuk membersihkan permukaan yang akan dilabur
Aspal sprayer untuk menyemprotkan aspal ke atas permukaan yang akan dilabur.
Bahan
Aspal emulsi reaksi cepat (rapid setting) yang memenuhi ketentuan SNI 03-6932-2002 atau SNI 03-4798-1998.
Aspal semen Pen.60/70 atau Pen.80/100 yang memenuhi ketentuan AASHTO M20, diencerkan dengan 25 - 30
bagian minyak tanah per 100 bagian aspal (25 pph – 30 pph).
Pelaksanaan
Lapis Perekat : sesuai dengan jenis permukaan dan jenis aspal yang dipakai seperti table dibawah ini
Takaran (liter per meter persegi) pada
Jenis Aspal Permukaan Baru Permukan Porous Permukaan
atau Aspal atau dan Terekpos Berbahan
Beton Lama Yang Cuaca Pengikat Semen
Licin
Aspal Cair 0,15 0,15 - 0,35 0,2 – 1,0
Aspal Emulsi 0,20 0,20 - 0,50 0,2 – 1,0
Aspal Emulsi 0,40 0,40 - 1,00 0,4 – 2,0
yang diencerkan
(1:1)
Aspal Emulsi 0,20 0,20 - 0,50 0,2 – 1,0
Modifikasi
Temperatur penyemprotan
Jenis Aspal Rentang Suhu Penyemprotan
Aspal cair, 25-30 pph minyak tanah 110 ± 10 ºC
Aspal cair, 80-85 pph minyak tanah 45 ± 10 ºC
(MC-30)
Aspal emulsi, emulsi modifikasi atau Tidak dipanaskan
aspal emulsi yang diencerkan
Untuk mendapatkan hasil yang memuaskan, maka campuran harus dirancang sampai memenuhi semua ketentuan
antara lain :
Ukuran agregat kasar adalah 19 mm
HRS-Base mempunyai proporsi fraksi agregat kasar lebih besar
Gradasi yang benar-benar senjang.
Agar diperoleh gradasi yang benar – benar senjang, maka selalu dilakukan pencampuran pasir halus dengan
agregat pecah mesin.
Abrasi maximum 40 % seperti pada tabel dibawah ini.
Sisa rongga udara pada kepadatan membal harus memenuhi ketntuan yang dalam spesifikasi
Kelekatan agregat terhadap aspal min 95 %
Ketentuan lain sesuai dengan spesifikasi.
Tabel 6.3.1.(1) Tebal Nominal Minimum Campuran beraspal
Tebal Nominal
Jenis Campuran Simbol
Minimum (cm)
Latasir Kelas A SS-A 1,5
Latasir Kelas B SS-B 2,0
Lataston Lapis Aus HRS-WC 3,0
Lapis Pondasi HRS-Base 3,5
Laston Lapis Aus AC-WC 4,0
Lapis Antara AC-BC 6,0
Lapis Pondasi AC-Base 7,5
WC BASE WC BASE
37,5
25
9,5 75 - 85 65 - 90 55 - 88 55 - 70
4,75
1,18
0,600 35 - 60 15 - 35 20 – 45 15 - 35
0,300 15 – 35 5 - 35
0,150
Campuran aspal harus memenuhi salah satu ketentuan dalam tabel 6.3.3 (1a) sampai dengan tabel 6.3.3 (1d).
Kadar Aspal.
Kadar aspal harus sesuai dengan Rumusan Campuran Kerja.
Toleransi Komposisi Campuran.
Kombinasi aggregat yang lolos :
Saringan >= 2.36 mm : +/- 5,0 %
Antara 2,36 mm dan 0.075 mm : +- 3,0 %
No. 100 : +/- 2,0 %
No. 200 : +/- 1.5 %
Kadar aspal terhadap berat total campuran : +/- 0,3 %
Toleransi Temperatur.
Bahan yang keluar dari AMP : +/- 5oC
Bahan yang dikirim ke tempat penghamparan : +/- 10oC
Viskositas dan temperatur aspal untuk pencampuran dan pemadatan seperti dalam dalam spesifikasi tabel 6.3.5.1
Tabel 6.3.3.(1b) Ketentuan Sifat-sifat Campuran Lataston
Lataston
Min. 4,0
Rongga dalam campuran (%) (2)
Maks. 6,0
Tabel 6.3.5.1 Ketentuan Viskositas & Temperatur Aspal untuk Pencampuran & Pemadatan
Viskositas Aspal
No. Prosedur Pelaksanaan Rentang Temperatur
(PA.S) Aspal Tipe I (C)
1 Pencampuran benda uji Marshall 0,2 155 1
2 Pemadatan benda uji Marshall 0,4 145 1
3 Pencampuran, rentang temperatur 0,2 - 0,5 145 – 155
sasaran
4 Menuangkan campuran aspal dari alat 0,5 135 – 150
pencampur ke dalam truk
Viskositas Aspal
No. Prosedur Pelaksanaan Rentang Temperatur
(PA.S) Aspal Tipe I (C)
5 Pemasokan ke Alat Penghampar 0,5 - 1,0 130 – 150
6 Pemadatan Awal (roda baja) 1-2 125 – 145
7 Pemadatan Antara (roda karet) 2 - 20 100 – 125
8 Pemadatan Akhir (roda baja) < 20 > 95
Pelaksanaan
Kadar aspal, agregat dan lain –lain sesuai dengan rumusan campuran kerja (JMF)
Pencampuaran HRS dilakukan di AMP
Jarak rata AMP – lokasi sekitar 15 Km
Penggisian agregat daalm cold bin menggunakan whell loader
HRS diangkut ke lokasi pekerjaan menggunakan dump truk
HRS dihampar diatas lapis pondasi agregat kelas A yang telah dilapisi oleh lapis resap pengikat
Penghampaan HRS menggunkan Asphalt Finisher
Penggilasan awal menggunakan Tandem Roller 6-8 ton minimum 2 lintasan dengan < kec 4 km/jam
Penggilasan antara menggunakan Prematic Tire Roller dengan kec < kec 10 km/jam
Penggilas akhir menggunakanTandem Roller
Pemadatan/penggilasan dilakukan sejajar dengan sumbu jalan berurutan menuju ke arah sumbu jalan, Pemadatan
daerah superelevasi dilakukan dimuali dari tempat yang terendah dan bergerak kearah yang lebih tinggi.
Lebar overlapping pemadatan 15 cm
BETON
Yang dimaksud dengan beton adalah campuran antara semen portland atau semen hidraulik yang setara, agregat
halus, agregat kasar, dan air dengan atau tanpa bahan tambahan membentuk massa padat.
SEMEN
Menggunakan semen Portland type I, II, III, dan IV sesuai dengan SNI 15-2094-2004 tentang semen portland
AIR
Sesuai dengan SNI 03-6817-2002 tentang metode pengujian mutu air untuk beton
Bersih bebas dari bahan yang merugikan seperti minyak, garam, asambasah, gula atau organic
AGREGAT
Gradasi Agregat sesuai dengan table 7.1.2 (2) ketentuan gradasi agregat
Ukuran agregat kasar maximum ¾ jarak bersih minimumantara jarak tulangan atau baja dengan acuan atau celah –
celah lainnya dimana beton harus di cor
Agregat harus bersih, keras, kuat yang diperoleh dari pemecah batu
Agregat harus bersih dari bahan organic sesuai dengan pengujian SNI 03-2816-1992
Mutu Agregat sesuai dengan table 0 (1) tentang ketentuan Mutu Agregat
BAHAN TAMBAHAN
Bahan tambahan yang berupa bahan kimia tidak lebih 5 % berat semen sesuai dengan SNI03-2495-1991
Bahan mineral seperti abu terbang, pozzolan, mikro silika
RANCANGAN CAMPURAN
Rancangan campuran menggunakan berat
Untuk mutu beton beton fc’ > 20 Mpa atau K250 seluruh komponen bahan beton harus di takar menurut berat
Agregat dalam kondisi jenuh kering permukaan
Pengecoran menggunakan campuran kerja (JMF)
BAJA TULANGAN
Pekerjaan ini harus mencakup pengadaan dan pemasangan baja tulangan sesuai dengan Spesifikasi dan Gambar, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan
Bahan
Baja tulangan berupa baja polos atau ulir dengan mutu sesuai tabel 7.3.2 (1)
Tabel 7.3.2 (1) Tegangan Leleh karakteristik Baja Tulangan
Tegangan Leleh Karakteristik atau
Mutu Sebutan Tegangan Karakteristik yang memberikan
regangan tetap 0,2 (kg/cm2)
U24 Baja Lunak 2.400
U32 Baja Sedang 3.200
U39 Baja Keras 3.900
U48 Baja Keras 4.800
Kawat pengikat untuk mengikat tulangan harus kawat baja lunak/binrad yang memenuhi SNI 07 -6401 -2000
Pelaksanaan
Tulangan harus bersih
Tulangan dibengkokan sesuai dengan gambar atau atas petunjuk Direksi Pekerjaan
Pembengkkan dilakukan secara dingin sesuai dengan SNI 03-6816-2002 untuk tulangan > 2 cm pembengkokan
dilakukan dengan mesin
Tulangan dianyam sesuai dengan gambar rencana/gambar kerja dan diikat dengan kawat binrad
Pengikatan dilakukan dengan kuat sehingga tidak bergeser pada saat pengecoran
Simpul kawat pengikat membelakangi permukaan beton sehingga tidak terekspos
Dudukan / tumpuan tulangan digunakan beton mutu beton > fc’ 20 Mpa
Tebal selimut beton seperti table dibawah ini :
Baja tulangan yang terekspos harus dibersihkan dan disiram dengan air semen
Panjang penyampungan 40 x Diameter tulangan dan diberikan kait pada kedua ujungnya
C. URUTAN PEKERJAAN
MOBILISASI
Mobilisasi merupakan kegiatan awal yang harus dilakukan oleh penyedia jasa untuk melakukan kegiatan – kegiatan
berikutnya antara lain :
Penyiapan areal lokasi tanah untuk bangunan pendukung yang diperlukan
Peralatan; dengan jenis, jumlah dan jadwal pengiriman ke lokasi kegiatan perlu diketahui Direksi Teknis.
Fasilitas kontraktor, meliputi fasilitas base camp, kantor, barak, bengkel serta gudang penyimpanan material.
Fasilitas laboratorium, meliputi fasilitas ruangan laboratorium, peralatan laboratorium, dan perlengkapan pendukung
lainnya.
Mobilisasi dimana pengiriman alat-alat ke lapangan untuk dipergunakan dalam melaksanakan pekerjaan.
Mobilisasi tenaga kerja dan material.
Papan nama proyek, memuat informasi kegiatan yang akan dilaksanakan secara singkat dan jelas
Mobilisasi harus selesai dalam waktu 60 hari setelah tanggal mulai kerja, kecuali penyediaan Fasilitas dan Pelayanan
Pengendalian Mutu harus selesai dalam waktu 45 hari.
KETENTUAN-KETENTUAN PENGECORAN :
Kontraktor harus memberitahukan Direksi pekerjaan secara tertulis paling sedikit 24 jam sebelum memulai
pengecoran beton atau meneruskan pengecoran beton. Pemberitahuan harus meliputi; lokasi, kondisi pekerjaan,
mutu beton, serta waktu ( hari/tanggal/jam ) pengecoran beton.
Segera sebelum pengecoran dimulai, mal/bekisting harus dibasahi dengan air , atau diolesi minyak disisi dalamnya
dengan minyak yang tidak meninggalkan bekas.
Pengecoran beton harus dilanjutkan tanpa berhenti sampai dengan sambungan konstruksi ( Construction Joint )
yang telah disetujui sebelumnya atau sampai pekerjaan selesai.
Beton harus dicor sedemikian rupa hingga terhindar dari segregasi partikel kasar dan halus dari campuran beton.
Bilamana beton dicor kedalam acuan struktur yang memiliki bentuk yang rumit dan penulangan yang rapat, maka
beton harus dicor dalam lapisan-lapisan horizontal dengan tebal tidak melampaui 15 cm.
Campuran beton tidak boleh jatuh bebas kedalam cetakan dengan ketinggian melebihi 150 cm.
GALIAN STRUKTUR
Bersamaan dengan persiapan pengecoran tiang pancang dan pengecoran tiang pancang dilakukan pembongkaran
beton jembatan lama setelah selesai dan bersih semuanya maka dilanjutkan dengan penggalian untuk lokasi
pemancanagan tiang pancang dan abutmen dan meratakan sampai elevasi yang telah ditentukan dalam gambar atau
atas persetujuan direksi pekerjaan.
.
Penggalian dapat dilakukan secara mekanis menggunakan alat berupa excavator kemudian merapikannya secara
manual. Dinding tanah hasil galian harus dibuat kemiringan sedemikan rupa sehingga tidak terjadi kelongsoran dan
menimbun atau area tempat pengecoran tiang pancang dan abutment yang akan dibuat. Hasil galian tanah harus
dibuang keluar area abutment dengan cara mengangkut dengan dump truck.
PEMANCANGAN
Setelah beton tiang pancang selesai di cor dan telah berumur minimal 28 hari baru dilakukan Pemancangan
menggukan crane dan hammer sampai kedalam yang telah ditentukan.
Pengangkatan tiang pancang menggunakan sistem 1/3 bentang atau pada ujung tiang pancang
Pemacangan dilakukan sampai titik elevasi yang ditentukan dan memenuhi kalendring yang disyaratkan.
Tiap satu titik pemancangan dilakukan kalendring. Kalendring yang disyaratkan untuk tiang pancang beton 1 – 5 cm /
10 kali pukulan.
Demikian seterusnya sampai seluruh titik tiang pancang terlaksana.
LANTAI KERJA.
Setelah pemancangan selesai seluruhnya untuk 1 (satu) abutmen untuk selanjutnya dilakukan pembobokan sampai
elevasi yang ditentukan sampai besi – besi yang terdapat dalam tiang pancang kelihatan/keluar dan dimekarkan untuk
steak untuk menanmbah daya ikat antara tiang pancang dan abutmen sesuai dengan panjang penyaluran ( 40 x
Diameter) . Tiang pancang tertanam kedalam abutmen sedalam 30 cm. setelah semua kegiatan diatas selesai dan
dirapikan maka selanjutnya adalah pengecoran lantai kerja setebal 10 cm. Campuran beton lantai kerja berdasarkan
campuran sebagai mana yang ditunjukkan dalam job mix formula (JMF)
ABUTMENT
Setelah lantai kerja dilaksanakan dan telah mampu menahan beban pekerja dan lain – lain. Proses selanjutnya
setelah pekerjaan perakitan penulangan abutment sesuai dengan gambar rencana selesai dilaksanakan dan telah
diperksa dan disetujui oleh direksi pekerjaan dan bekisting telah sempurna terpasang termasuk penyangga-
penyangga perkuatan telah diperiksa dan disetujui oleh direksi pekerjaan kemudian dapat mempersiapkan pekerjaan
pengecoran abutment menggunakan beton K-250. Komposisi campuran beton K-250 sebagaimana ditunjukkan dalam
job mix formula, diproduksi secara mekanis menggunakan concrete mixer dengan kapasitas yang sesuai dan
dipadatkan dengan concrete vibrator.
Jika jarak abutment (yang akan di cor) dengan mixer cukup tinggi maka dibuatkan talang untuk tempat jatuhnya
campuran beton.
Dalam proses mixer perlu memperhatikan kekentalan adukan dengan cara menentukan slump yang disyaratkan,
sehingga mutu beton yang dihasilkan sesuai dengan rencana
Dalam proses pembuatan abutment yang tidak kala pentingnya yang perlu diperhatian adalah membuat wing wall
dimana tulangan wing wall dan pengecoran harus menyatu dengan abutment dan tertanam dalam tanah dasar.
7.b Ukuran
Toleransi ukuran terhadap dimensi bidang datar pelat untuk perletakan elastomer dengan penulangan pelat
harus +3mm dan -1mm. Toleransi ukuran terhadap ketebalan lapisan penutup bagian atas dan bawah untuk
membungkus perletakan elastomer harus antara +20% dan - 0% dari ketebalan nominal, atau 1 mm, dipilih
yang lebih kecil. Toleransi ukuran terhadap masing-masing ketebalan lapisan dalam perletakan elastomer harus
+ 20% dari nilai nominalnya , atau 3 mm, dipilih yang lebih kecil. Toleransi ukuran terhadap ketebalan lapisan
penutup sisi yang membungkus perletakan elastomer harus + 3 mm dan – 0 mm.
TIMBUNAN PILIHAN
Sebelum pekerjaan timbunan dilaksanakan terlebih dahulu disiapkan tanah dasar. Pekerjaan timbunan biasa
diperuntukkan untuk penimbunan oprit – oprit jembatan dan dinding penahan pasangan batu. Material tanah timbunan
pilihan diambil dari sumber quarry yang baik.
Syarat Timbunan pilihan seperti diatas.
Setelah seluruh kegiatan abutmen dan wing wall selesai dalam masa minimal 7 hari maka dilakukan penimbunan
oprit jembatan dengan timbunan pilihan. Timbunan pilhan untuk oprit diberi jarak 1 (satu) meter dari dinding abutmen
maupu wing wall sampai batas umur beton mencapai 100 % yaitu minimal 28 hari..
Pada penimbunan oprit jembatan maupun pasangan batu dipadatkan perlayer maksimal 30 cm sedemikian rupa
sampai benar-benar padat sehingga tidak mempengaruhi konstruksi jembatan maupun pasangan batu .
SANDARAN ( RAILING )
Sandaran ( Railing ) dapat dilaksanakan tersendiri. Pada bagian tepi lantai jembatan dibawah kerb dipasang pipa-pipa
drain untuk mengalirkan air pada lantai jembatan. Pagar atau sandaran terbuat dari batang pipa galvanis diameter 3”
dipasang sejumlah 2 baris dimana pada ujung-ujungnya dibuat socket L sebagai penutup.
PASANGAN BATU
Pemasangan pasangan batu dapat bersamaan dengan kerb, tiang sandaran.
Pemasangan pasangan batu dilakukan penggalian sampai kedalaman elevasi yang ditentukan untuk meletakan
pondasi pasangan batu.
Pekerjaan pasangan batu sebagai tembok penahan dilaksanakan pada oprit-oprit jembatan maupun pada tempat-
tempat lain yang memerlukan perkuatan termasuk pelebaran badan jalan. Pada tempat-tempat tertentu dengan
kondisi yang cukup dalam ; dapat dipasang dengan cara trap, sehingga didapatkan tembok penahan yang cukup kuat
dan kokoh. Dimensi tembok penahan disesuaikan dengan ketinggian tembok agar didapatkan kekokohan yang cukup
dalam menahan beban lateral dan cukup kuat terhadap guling. Komposisi campuran mortar sebagai bahan perekat
adalah dengan perbandingan 1 pc : 3 ps. Pada bagian atas tembok dibuat ban atau difinishing dengan plasteran agar
didapat bentuk yang rapi.
PELAT INJAK
Pelat injak digunakan sebagai media peralihan / perubahan antara perkerasan elstis dengan perkerasan kaku atau
antara aspal dengan beton lantai.
Pelat injak terbuat dari beton bertulang.
Pelat injak di cor setelah oprit jembatan benar – benar stabil yang dibuktikan dengan tes kepadatan dan elevasinya
telah sesuai dengan gambar rencana serta telah diperiksi dan disetujui oleh direksi pekerjaan
Pelat injak di cor setelah besi terpasang / teranyam sesuai dengan gambar rencana dan telah diperiksa dan disetujui
oleh direksi pekerjaan
Sistim pengerjaanya sama dengan pekerjaan beton yang lain.
PENYIAPAN BADAN JALAN
Pekerjaan penyiapan badan jalan dilakukan sebelum dilanjutkan dengan pekerjaan lapis pondasi agregat. Penyiapan
badan jalan menggunakan motor grader dan dipadatkan dengan vibrator roller sampai didapatkan kepadatan yang
sesuai spesifikasi teknis yang disyaratkan.
PATOK PENGARAH
Patok-patok pengarah pada area sebelum dan sesudah jembatan diperlukan untuk pengamanan terhadap pengguna
lalu lintas, termasuk pada tempat-tempat tertentu yang dianggap rawan terhadap pengguna jalan. Ketinggian patok
serta jarak antar patok sangat penting untuk diperhatikan, sehingga fungsi dan tujuannya dapat tercapai. Patok
ditanam sampai kedalaman yang cukup sehingga didapat posisi patok yang kuat dan kokoh. Setelah patok-patok
tertanam dengan rapi, kuat dan kokoh, kemudian dilakukan pengecatan dengan warna hitam dan putih dari jenis cat
kilat.