1, (2012) 1-5 1
P ENGGUNAAN cat pada umumnya digunakan untuk perbandingan sifat self cleaning antara cat tembok yang
memberikan keindahan pada cat tembok berupa telah dicampur dengan TiO2 dengan cat tembok tanpa
warna dan kilap. Disamping sebagai penunjang campuran TiO2.
keindahan bangunan, cat juga berfungsi memberikan
perlindungan dari pengaruh cuaca luar ataupun II. METODE PENELITIAN
debu/kotoran.Tidak bisa dipungkiri untuk kondisi seperti A. Bahan
di Indonesia, faktor debu ataupun lumpur sangat dominan. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini
Permukaan film (lapisan cat yang sudah mengering) akan antara lain : Nano TiO2 Degussa P25 struktur anatase dan
dengan mudah menjadi kotor dan kusam karena rutile, akuades, polietilen glikol dengan berat molekul
debu/kotoran yang menempel sehingga diperlukan cat yang 6000, cat paragon warna putih, dan papan asbes sebagai
memiliki kemampuan anti kotor agar debu/ kotoran tidak objek untuk pengecatan dengan ukuran 10 x 10 cm . Pada
menempel pada dinding. Untuk mengatasi masalah tabel 1 menunjukkan prosentase TiO2 yang digunakan pada
tersebut maka diperlukan cat yang memiliki kemampuan penelitian ini.
self cleaning. B. Alat
Salah satu teknologi yang sedang dikembangkan untuk Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
aplikasi self cleaning pada cat adalah dengan dari peralatan untuk pembuatan sampel dan peralatan
memanfaatkan fotokatalisis bahan TiO2. Fotokatalisis untuk karakterisasi. Peralatan yang digunakan pembuatan
merupakan proses reaksi kimia yang dibantu oleh energi sampel adalah timbangan digital, gelas kimia, gelas ukur,
dari sinar ultraviolet. Efek fotokatalis TiO2 dapat magnetic stirrer, furnace, kuas, mixer. Peralatan
mendekomposisi senyawa organik menjadi CO2 dan H2O, karakterisasi yaitu X-ray Diffraction (XRD) Phillips
dimana pada penelitian ini efek fotokatalis TiO2 akan X’Pert MPD untuk mengetahui struktur TiO2, Fourier
digunakan untuk mendekomposisi pengotor yang Transform Infrared (FTIR) thermo scientific tipe nicolet
menempel pada permukaan cat. Penggunaan TiO2 pada cat iS10 untuk mengetahui jenis ikatan kimia yang ada dalam
dapat berfungsi sebagai self cleaning tetapi efeknya adalah suspensi TiO2/PEG 6000, Atomic Force Microscope
resin/binder dari cat akan mudah mengalami kerusakan (AFM) untuk mengetahui distribusi TiO2 pada lapisan cat
karena TiO2 merupakan fotokatalis yang menggunakan yang sudah mengering. Untuk membandingkan sifat self
sinar ultraviolet untuk prosesnya, sehingga resin yang
2
cleaning dan distribusi TiO2 digunakan software 54,34; dan 56,64 sehingga dapat dikatakan bahwa telah
pengolahan citra berhasil dilakukan pembentukan TiO2 yang memiliki fasa
rutile.
Tabel 1.
Prosentase TiO2
B. Pengujian Self Cleaning
Nomor
TiO2 (%) Anatase : Rutile Pengujian self cleaning dilakukan dengan
Sampel
menggunakan dua jenis pengotor yaitu lumpur dan
1 1 10 : 90
2 1 50 : 50 pewarna makanan. Sampel yang telah diberi pengotor
3 1 90 : 10 kemudian dijemur selama 40 jam dengan rentang
4 1.5 10 : 90 pengambilan foto setiap 10 jam.
5 1.5 50 : 50 Hasil pengujian self cleaning dengan pengotor lumpur
6 1.5 90 : 10
7 2 10 : 90 ditunjukkan pada gambar 3 sampai dengan gambar 7.
8 2 50 : 50
9 2 90 : 10
10 Cat biasa -
A. Karakterisasi XRD
Gambar 2 adalah hasil XRD nano-TiO2 Degussa Gambar 6. Sampel setelah penjemuran 30 jam.
P25 yang telah dikalsinasi dengan suhu 1000oC selama 2.
Dari gambar 2 memiliki puncak yang sesuai dengan data
standar TiO2 fasa rutile pada 2Θ = 27,46; 36,10; 44,06;
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 3
(a) (b)
Gambar 15. Hasil pengujian AFM TiO2 a)1% dengan perbandingan
anatase : rutile 50:50, b) TiO2 2% dengan perbandingan
anatase : rutile 90:10
D. Diskusi.
Pada pengujian self cleaning dengan pengotor
lumpur, dari gambar 7 dapat dilihat sampel yang paling
bersih adalah sampel ke sembilan yaitu sampel TiO2 2 %
dengan perbandingan anatase : rutile 90:10.
Berdasarkan hasil pengolahan citra dapat diperoleh
fungsi trendline dan nilai laju degradasi awal pengotor
lumpur seperti pada tabel 2. Dari gambar 4.15 terlihat
Gambar 14. Grafik nilai luas sisa pengotor dan prosentase sisa pengotor bahwa grafik seluruh sampel memiliki fungsi eksponensial
pewarna pada pengujian self cleaning. negatif (y = Ae-ax), semakin negatif nilai a maka semakin
cepat grafik menurun mendekati sumbu x. Pada saat awal
Gambar 13 dan 14 memperlihatkan bahwa sampel yang (0-10 jam) laju degradasi pengotor besar dan secara
memiliki nilai luas sisa pengotor dan prosentase sisa bertahap mengalami penurunan. Dari tabel 2, TiO2 2 %
pengotor paling kecil adalah sampel TiO2 2% dengan dengan perbandingan anatase : rutile 90:10 memiliki nilai a
anatase : rutile 90:10. paling negatif yaitu -0.83 dan laju degradasi awal
pengotor yang paling besar yaitu 0.0354 cm2/menit, hal ini
C. Pengujian Dispersi TiO2 pada cat dengan Atomic menunjukkan proses degradasi pengotor pada komposisi
Force Microscope (AFM) tersebut berlangsung lebih baik dan lebih cepat
Pengujian dispersi TiO2 dilakukan pada sampel TiO2 dibandingkan dengan sampel yang lain.
1% dengan perbandingan anatase : rutile 50:50 dan TiO2 Berdasarkan gambar 13 yaitu grafik nilai luas sisa
2% dengan perbandingan anatase : rutile 90:10. Untuk pengotor dan prosentase sisa pengotor dari sampel ke
mengetahui dispersi TiO2 digunakan pengolahan citra sembilan bernilai paling kecil, hal ini menunjukkan sifat
untuk mengukur nilai luas partikel TiO2, prosentase self cleaning-nya semakin baik. Dari gambar 13 dapat
partikel TiO2, dan luas rata-rata partikel TiO2. diketahui bahwa nilai luas sisa pengotor dan prosentase
Pada gambar 15 merupakan gambar hasil pengujian sisa pengotor semakin kecil seiring bertambahnya nilai
AFM untuk sampel TiO2 1% dengan perbandingan anatase struktur anatase yang digunakan untuk setiap prosentase
: rutile 50:50 dan TiO2 2% dengan perbandingan anatase : TiO2. Berdasarkan hal tersebut maka dapat dijelaskan
rutile 90:10. Bagian gambar yang memiliki nilai intensitas bahwa semakin besar jumlah TiO2 dengan struktur anatase
yang lebih besar (terang) merupakan partikel-partikel yang digunakan maka efek fotokatalis akan menjadi
TiO2. semakin baik sehingga akan menghasilkan sifat self
cleaning yang semakin baik.
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-5 5