Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH KEBUDAYAAN IBU NIFAS DALAM SUKU TOLAKI

Beberapa waktu yang lalu, kami diberikan tugas membuat makalah kebudayaan masa nifas.
sebenarnya, soalnya lumayan gampang (Ciaahh!! sok banget!!!) hahaha, tapi jawabannya
yang susah di cari! terutama bagi aku yang notabebenya bukan masyarakat asli tolaki. yeah,
untung saja beberapa teman asli dari tolaki yang memberi informasi tambahan mengenai
kebudayaan tolaki.
mungkin, bagi kamu yang sedang sibuk mencari tugas yang sama dengan aku. nih, aku kasih
makalah yang aku dan teman-teman kelompokku buat untuk kamu jadikan referensi. yeah,
boleh di copas sih. asal jangan di REUSE! hahah, cukup dijadikan REFERENSI. okkeee

KEBUDAYAAN IBU NIFAS DALAM SUKU TOLAKI

LOGO POLTEKKES KENDARI / POLTEKES/ POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI


KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Tuhan YME atas segala kebesaran dan
nikmat hidayah yang telah diberikan-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan Makalah
Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) yang berjudul “Aspek Kebudayaan Ibu Nifas dalam Suku
Tolaki” ini dengan lancar.

Penyusunan Makalah ini dalam rangka memenuhi tugas. dan sebagai sarana untuk
menambah pengetahuan serta wawasan.

Penyusun juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah ini, pihak-pihak tersebut adalah:

1. Dosen mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) Ibu Sitti Aisa, AM.Keb, S.Pd, M.Pd

3. Orangtua tercinta.
4. Teman-teman kelompok 3 yang telah bekerjasama sehingga penyusunan Makalah ini dapat
terselesaikan dengan baik.

Penyusun sadar bahwa makalah ini masih memiliki kelemahan dan kekurangan. Oleh
karena itu, Penyusun memohon maaf atas kekurangan tersebut. Penyusun juga senantiasa
membuka tangan untuk menerima kritik dan saran yang membangun agar kelak kami bisa
berkarya lebih baik lagi.
Harapan Penyusun, semoga karya kecil ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Semoga pula
makalah ini dapat berfungsi sebagaimana mestinya.

Kendari,12 Oktober 2012

Peyusun

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aspek sosial dan budaya sangat mempengaruhi pola kehidupan semua manusia.

Dalam era globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu ekstrem pada masa ini

menuntut semua manusia harus memperhatikan aspek sosial budaya. Salah satu masalah yang

kini banyak merebak di kalangan masyarakat adalah kematian ataupun kesakitan pada ibu

dan anak yang sesungguhnya tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya dan lingkungan di

dalam masyarakat dimana mereka berada.

Disadari atau tidak, faktor-faktor kepercayaan dan pengetahuan budaya seperti

konsepsi-konsepsi mengenai berbagai pantangan, hubungan sebab- akibat antara makanan

dan kondisi sehat-sakit, kebiasaan dan ketidaktahuan, seringkali membawa dampak baik

positif maupun negatif terhadap kesehatan ibu dan anak. Pola makan, misalnya, pacta

dasarnya adalah merupakan salah satu selera manusia dimana peran kebudayaan cukup besar.

Hal ini terlihat bahwa setiap daerah mempunyai pola makan tertentu, termasuk pola makan
ibu nifas yang disertai dengan kepercayaan akan pantangan, tabu, dan anjuran terhadap

beberapa makanan tertentu.

Tak terkecuali suku Tolaki yang berada di Provinsi Silawesi Tenggara. Masyarakat

suku Tolaki masih memegang beberapa kepercayaan, larangan hingga anjuran tertentu bagi

Ibu Nifas. Padatnya pembangunan hingga derasnya pengaruh globalisasi di Sulawesi

Tenggara, ternyata tidak mampu menghilangkan kepercayaan dan kebudayaan suku Tolaki

terhadap Ibu Nifas.

Kebudayaan tersebut tidak dapat dihilangkan, salah satu alasan yang kuat dikarenakan

pembuktian terhadap beberapa mitos hingga kepercayaan Ibu Nifas benar adanya. Namun di

sisi lain, terdapat beberapa kepercayaan/mitos yang sama sekali tidak membawa dampak

positif bagi Ibu Nifas hingga bayi baru lahir.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengertian Masa Nifas?

2. Apa Kebutuhan Ibu Nifas?

3. Bagaimana pengaruh kebudayaan Tolaki terhadap Ibu Nifas?

4. Apa saja Faktor-Faktor pemicu kebudayaan Ibu Nifas?

C. Tujuan

1. Mengetahui aspek sosial budaya pada Ibu Nifas dalam suku Tolaki.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Masa Nifas

Menurut para ahli, Masa Nifas adalah :


1. Periode post natal adalah waktu penyerahan dari selaput dan plasenta (menandai akhir dari

periode intrapartum) menjadi kembali ke saluran reproduktif wanita pada masa sebelum

hamil. Periode ini juga disebut puerperium

(Varney, 1997, hal. : 549).

2. Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan dan

pengembalian alat-alat kandungan. Proses masa nifas berkisar antara 6 minggu atau 40 hari.

(Jenny Sr, 2006, hal. : 7).

Secara umum, Masa nifas (Puerperium) atau Periode Post natal adalah masa pulih

kembali, mulai dari persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama

masa nifas ini yaitu : 6 – 8 minggu.

Nifas dibagi dalam 3 periode :

1. Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan.

Dalam agama Islam, dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2. Puerperium Intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6 – 8

minggu.

3. Remute Puerperium adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna

terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu untuk sehat

sempurna bila berminggu-minggu bulanan atau tahan.

B. Kebutuhan masa nifas.

a. Fisik

Istirahat,makanan bergizi,udara segar,lingkungan yang bersih.

b. Psikologi

Distres waktu persalinan segera di stabilkan dengan sikap badan atau keluarga yang

menunjukan simpati,mengakui,menghargai,sebagai mana adanya.


c. Social

-Menemani ibu bila kelihatan kesepian

-Ikut menyayangi anaknya

-menangapi bila memperhatikan kebahagiaan

-Menghibur bila terlihat sedih.

d. Kebutuhan Gizi Yang Perlu diperhatikan :

1. Makanan dianjurkan seimbang antara jumlah dan mutunya

2. Banyak minum, setiap hari harus minum lebih dari 6 gelas

3. Makan makanan yang tidak merangsang, baik secara termis, mekanis atau kimia untuk

menjaga kelancaran pencernaan

4. Batasi makanan yang berbau keras (tidak terlalu asin, pedas atau berlemak, tidak

mengandung nikotin serta bahan pengawet atau pewarna)

5. Gunakan bahan makanan yang dapat merangsang produksi ASI, misalnya sayuran hijau.

C. Kebudayaan Ibu Nifas dalam Suku Tolaki.

Pada dasarnya, setiap suku memiliki beberapa kebudayaan terkait dengan Ibu hamil,

menyusui, hingga masa nifas. Kebudayaan tersebut diantaranya :

1. Ibu dilarang makan terong.

Alasan :

Karena terong dapat membuat tubuh si ibu dan bayi menjadi gatal.

Pembuktian :

Terong merupakan salah satu jenis sayuran yang banyak mengandung Vitamin A dan C.

Terutama pada jenis Terong Belanda. Terong jenis ini mempunyai banyak manfaat dan

khasiat, diantaranya mengandung antosianin, termasuk kedalam golongan flavonoid yang

merupakan salah satu jenis antioksidan. Antioksidan ini dapat membantu daya tahan tubuh
menjadi lebih baik. Terong juga kaya akan vitamin A dan C untuk meningkatkan daya tahan

tubuh selain itu, bagi pertumbuhan tubuh terong sangat bagus karena mengandung fosfor dan

magnesimu yang akan membantu pertumbuhan tulang.

Oleh karena itu, tidak benar bila terong dapat menyebabkan gatal-gatal pada Ibu dan Bayi.

2. Ibu diwajibkan mandi air hangat/ mengkompres perut dengan botol yang diisi dengan air

panas.

Alasan :

Karena dengan mandi air hangat dapat mengobati luka dalam pasca melahirkan.

Pembuktian :

Hal ini dinilai cukup benar. Karena air hangat dapat memperlancar peredaran darah. Aliran

darah yang lancar sangat mempengaruhi sistem metabolisme dalam tubuh. Dalam darah

terkandung oksigen serta nutrisi yang diperlukan bagi sel-sel dalam tubuh, sehingga dalam

proses penyembuhan luka dalam menjadi sedikit lebih cepat.

3. Ibu nifas tidak boleh makan makanan yang pedas.

Alasan :

Karena makanan pedas bila dikonsumsi ibu dapat menyebabkan ASI menjadi pedas.

Pembuktian :

Sebenarnya, makanan pedas yang mengandung cabai memiliki kandungan kapsaisin bersifat

antikoagulan, yaitu menjaga darah tetap encer dan mencegah terbentuknya kerak lemak pada

pembuluh darah. Sehingga orang yg suka makan sambal dpt memperkecil kemungkinan

menderita penyumbatan darah (aterosklerosis), shg mencegah munculnya serangan stroke dan

jantung koroner, serta impotensi. Namun, bagi ibu nifas mengonsumsi sambal/cabai dapat

menyebabkan naiknya asam lambung sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman di perut. Bila

dikonsumsi berlebih dapat mengakibatkan infeksi pada lambung. Bayangkan saja, apabila ibu

yang pasca melahirkan masih memiliki luka didaerah perut(setelah operasi caesar) ataupun
rasa sakit pasca melahirkan, kemudian megonsumsi cabai/makanan pedas lainnya akan

menambah rasa sakit bagi ibu. Oleh karena itu, larangan ini memiliki dampak positive bagi

Ibu nifas.

4. Ibu diwajibkan mengenakan gurita diperut.

Alasan :

Karena gurita dapat mengembalikan bentuk tubuh yang melar pasca melahirkan.

Pembuktian :

Pada dasarnya, dunia kedokteran tidak menganjurkan setiap pasien bersalin untuk memakai

stagen. Stagen tidak memeberikan efek positif dalam mengecilkan atau mengencangkan perut

karena sifatnya yang pasif. Kebudayaan ini hanya membawa dampak positive bagi ibu yang

mengalami masalah kurang percaya diri dengan bentuk tubuh yang melar pasca melahirkan.

Tetapi, bila dilihat dari sisi kesehatan, penggunaan gurita sama sekali tidak mempengaruhi

kondisi kesehatan ibu. Karena, gurita hanya akan menyamarkan perut ibu yang melar pada

saat menggunakan gurita, tetapi bila dilepas, bentuk tubuh ibu akan kembali terlihat

melar/kendur. Penggunaan gurita diperbolehkan karena gurita tidak membalut perut ibu

terlalu kencang seperti stagen. Namun perlu pula diperhatikan bagi ibu yang baru melakukan

operasi caesar. Jahitan yang masih baru atau basah jika langsung dipakaikan gurita, apalagi

stagen, malah akan bertambah parah. Jahitan bisa terbuka kembali, atau bahkan bernanah.

5. Jika ibu duduk atau tidur harus meluruskan kakinya.

Alasan :

Agar urat-urat tidak kendur.

Pembuktian :

Pada ibu yang baru saja melahirkan atau berada pada masa nifas jelas hal ini sangat

mempunyai dampak yang positive bagi si ibu tersebut, karena jika ibu duduk atau tidur pada

posisi miring atau di tekuk dapat mempengaruhi posisi tulang ibu tersebut karena tulang ibu
pada masa nifas seperti bayi, yang apabila si ibu melakukan gerakan miring pada saat tidur

dan menekuk saat duduk akan berisiko, larangan ini baik untuk ibu karena pada ibu pada

masa nifas mudah terkena varises dan dampak negative akan larangan ini jelas tidak ada baik

bagi si ibu maupun pada bayi yang baru dilahirkan.

6. Ibu diwajibkan kencing diatas bara api.

Alasan :

Agar luka di vagina pasca melahirkan cepat sembuh.

Pembuktian :

Bara Api menghasilkan Uap panas. Dalam hal ini, kencing di atas bara api dapat dikatakan

terapi Uap. Terapi uap merupakan salah satu pilihan yang paling mudah dan sederhana untuk

mengeluarkan racun-racun yang menumpuk di dalam tubuh. Saat pori-pori terbuka dan jutaan

kelenjar keringat mulai mengeluarkan keringat, maka tubuh juga akan mengeluarkan sampah-

sampah sisa metabolisme. Terapi uap juga berfungsi memperlancar aliran darah. Hal ini

sekaligus akan memperlancar suplai nutrisi ke seluruh tubuh. Selama proses mandi uap,

aliran darah ke kulit meningkat dari 5-10% menjadi 50-70%. Peningkatan aliran darah ini

sekaligus membawa nutrisi penting ke kulit dan jaringan, menstimulasi aktivitas selular dan

pertumbuhan sel-sel. Namun perlu diingat, kencing di atas bara api tidak boleh di lakukan

pada ibu yang masih memiliki luka pasca melahirkan khususnya di daerah vagina. Karena

akan memungkinkan si ibu terkena percikkan bara api atau abu yang dapat menambah parah

luka pasca melahirkan.

D. Faktor-Faktor Pemicu Kebudayaan Ibu Nifas

1. Faktor predisposisi yang meliputi:

a. Pengetahuan
· Perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan dengan

perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang hanya setengah justru lebih

berbahaya daripada tidak tahu sama sekali, kendati demikian ketidaktahuan bukan berarti

tidak berbahaya.

b. Pendidikan

· Pendidikan merupakan jalur yang ditempuh untuk mendapatkan informasi. Informasi

memberikan pengaruh besar terhadap perilaku ibu nifas. Apabila ibu nifas diberikan

informasi tentang bahaya pantang makanan dengan jelas, benar dan komprehensif termasuk

akibatnya maka ibu nifas tidak akan mudah terpengaruh atau mencoba melakukan pantanng

makanan

c. Pengalaman

· Pengalaman merupakan sumber pengetahuan dan tindakan sesorang dalam melakukan

sesuatu hal. Adanya pengalaman melahirkan dan menjalani masa nifas maka ibu akan

mempunyai perilaku yang mengacu pada pengalaman yang telah dialami sebelumnya.

Misalnya ibu nifas yang dahulunya mengalami masalah baik pada dirinya dan bayinya karena

pantang makanan maka ibu nifas tidak akan melakukan pantang makanan kembali pada masa

nifas berikutnya.

d. Pekerjaan

· Pekerjaan merupakan suatu usaha dalam memporelh imbalan yaitu uang. Suami yang

bekerja akan mendukung ibu dalam memenuhi kebutuhan masa nifas yang mengandung

banyak zat gizi, sedangkan ibu yang bekerja menyebabkan ibu mempunyai kesempatan untuk

bertukar informasi dengan rekan kerja tentang pantang makanan.

e. Ekonomi

· Status ekonomi merupakan simbol status sosial di masyarakat. Pendapatan yang tinggi

menunjukan kemampuan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan nutrisi yang memenuhi


faedah zat gizi untuk ibu hamil. Sedangkan kondisi ekonomi keluarga yang rendah

mendorong ibu nifas untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan

kesehatan

f. Budaya

· Menjalankan ritual yang menyatakan tentang hubungan, kekuatan, dan keyakinan. Derajat

keyakinan. Derajat keyakinan budaya khusus dan perilaku yang ada dalam kehidupan

keluarga dfikaitkan dengan lama waktu kieluarga tersebut ada di dalam syatu komunitas,

komposisi komunitas, dan jarak geografik, serta bersifat sementara dari keluarga besar dan

komunitaas asal. Lingkungan sangat mempengaruhi, khususnya di pedesaan yang mana

masih melekatnya budaya tarak dari nenek moyang. Dan sangat berpengaruh besar terhadap

prilaku ibu pada masa nifas. Adapun keadaan keluarga yang mempengaruhi perilaku

seseorang yaitu orang tua yang masih percaya dengan budaya tarak yang memang sudah

turun temurun dari nenek moyang.

2. Faktor pendukung : yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak bersedianya

fasilitas – fasilitas atau sarana – sarana kesehatan. Misalnya Puskesmas, obat-obatan, alat-alat

kontrasepsi, jamban.

3. Faktor pendorong : yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas

lainnya yang merupakan kelompok retefensi dari perilaku masyarakat. (Paath, 2005).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan akan budaya ibu nifas yang telah dijelaskan dalam Makalah ini, maka

dapat kita ambil kesimpulan, sebagai berikut :


· Masa nifas (Puerperium) atau Periode Post natal adalah masa pulih kembali, mulai dari

persalinan sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra-hamil. Lama masa nifas ini yaitu :

6 – 8 minggu

· Nifas dibagi dalam 3 periode yaitu : Puerperium dini, Puerperium Intermedial, Remute

Puerperium.

· Kebutuhan Ibu dalam masa nifas, terdiri atas kebutuhan : Fisik, Psikologi, Social,

Kebutuhan Gizi.

· Dalam suku Tolaki masih terdapat kebudayaan-kebudayaan Ibu Nifas. Kebudayaan

tersebut ada yang bersifat negative hingga positif.

· Kebudayaan tarak(larangan makan makanan tertentu) dapat ditemukan dalam suku Tolaki.

Diantaranya larangan makan terong, dan makanan pedas.

· Kewajiban mandi air hangat, duduk dengan kaki lurus, hingga menggunakan stagen,

merupakan beberapa kebudayaan yang masih ada ditengah masyarakat hingga kini.

· Beberapa kebudayaan Ibu Nifas di suku Tolaki yang bersifat negatif(membawa dampak

negative bagi ibu) adalah, larangan makan terong, hingga kewajiban mengenakan stagen.

· Adapun kebudayaan yang dinilai memiliki dampak positif bagi ibu nifas diantaranya :

duduk/tidur dengan kaki diluruskan, mandi air hangat, larangan mengkonsumsi makanan

pedas, dan kencing di atas bara api (Terapi Uap).

· Faktor-faktor yang memicu : Faktor predisposisi (pengetahuan, pendidikan, pengalaman,

pekerjaan, ekonomi, budaya), faktor pendukung, faktor pendorong.

B. Saran

Masih adanya kebudayaan Ibu nifas ditengah-tengah masyarakat Tolaki merupakan hal yang

wajar. Namun, bila kebudayaan tersebut membawa pengaruh negatif maka perlu dilakukan

khusus agar kebudayaan tersebut tidak terus dilakukan.


· Bidan, masyarakat, hingga keluarga terdekat harus lebih memperhatikan kebudayaan yang

dianggap bernilai negatif.

· Tidak perlu dilakukan pelarangan mendadak terhadap kebudayaan yang dianggap negatif

tersebut, karena hal itu akan membuat masyarakat yang berpegang teguh pada kepercayaan

tersebut akan marah atau tersinggung.

· Bidan atau para staf kesehatan harus lebih gencar melakukan penyuluhan akan

kebudayaan-kebudayaan yang dianggap tidak bermanfaat bagi Ibu hamil, melahirkan hingga

Ibu Nifas.

· Ibu Nifas pun harus lebih mencari informasi penting akan kebutuhan gizi hingga anjuran-

anjuran yang baik bagi dirinya selama masa Nifas. Ibu nifas diwajibkan tidak hanya

berpangku tangan menerima segala kebudayaan tanpa mencaritahu atau menyeleksi hal-hal

yang dianggap diluar dari akal sehat untuk diikuti.

DAFTAR PUSTAKA

- dr. Suparyanto, M.Kes. 2010. Pantang Makanan di masa Nifas. http://dr-


suparyanto.blogspot.com/2010/12/pantang-makanan-di-masa-nifas.html Diakses pada tanggal
10 Oktober 2012
- Manfaat Terong Bagi Kesehatan. 2012. http://ngenee.blogspot.com/2012/06/manfaat-
terong-bagi-kesehatan.html Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
- Manfaat Terong. 2012. http://manfaat.org/manfaat-terong#.UHqyOWMhO_A.
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
- Manfaat Mandi Air Hangat Bagi Kesehatan http://intips-
kesehatan.blogspot.com/2012/05/mandi-air-hangat-sehat.html Diakses pada tanggal 10
Oktober 2012
- Iwandahnia. 2010. Fatal Bila Sirkulasi Darah Tidak Lancar.
http://iwandahnial.wordpress.com/2010/04/09/fatal-bila-sirkulasi-darah-tidak-lancar/.
Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
- Indry file. 2012. Dampak Positif dan Negatif makan cabai.
http://indryfile.blogspot.com/2012/04/dampak-positif-dan-negatif-makan-cabai.html. Diakses
pada tanggal 10 Oktober 2012
- Admin .2011. Dampak Negatif dan Positif mengkonsumsi Sambal. http://kolom-
inspirasi.blogspot.com/2011/10/dampak-negatif-dan-positif-mengkonsumsi.html. Diakses
pada tanggal 10 Oktober 2012
- Administrator. 2012. Bolehkah Menggunakan Stagen atau Gurita Setelah
Melahirkan?. http://bidanku.com/index.php?/bolehkah-menggunakan-stagen-atau-gurita-
setelah-melahirkan. Diakses pada tanggal 10 Oktober 2012
- Ikarowina Tarigan. 2009. Enam Manfaat Terapi Uap.
http://www.mediaindonesia.com/mediahidupsehat/index.php/read/2009/08/25/1549/13/-

Anda mungkin juga menyukai