MODUL 1
PEMELIHARAAN JEMBATAN II
BANDUNG
2015
Modul 1 – Pemeliharaan Jembatan II
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
1
1 PENDAHULUAN
Dan pada saat ini telah banyak terbangun jembatan bentang panjang dan
jenis konstruksi jembatan khusus yang tentunya mempunyai
petunjuk/prosedur standard dan operasi (SOP) serta dilakukan tindakan
antisipasi untuk menjaga kesehatan struktur jembatan dengan memasang
sensor-sensor penting yang kemudian dimonitor dalam suatu system
khusus.
Jumlah jembatan di Indonesia yang terletak pada ruas Jalan Nasional sekitar
16.962 buah dan equivalen dengan panjang 325.500 meter, terdiri dari :
1. Jenis jembatan :
Culvert : 12 %
Gelagar : 51 %
Rangka : 10 %
Dan lain-lain : 27 %
2. Panjang bentang :
Bentang < 20 meter : 77 %
Bentang 20 – 40 meter : 14 %
Bentang 40 – 60 meter : 5 %
Bentang 60 – 100 meter : 2 %
Bentang > 100 meter : 2 %
2. Indikator Keberhasilan
Keberhasilan yang diharapkan dari peserta adalah mereka dapat
menjelaskan tentang Program pemeliharaan jembatan yang terdiri atas
Kondisi jembatan di Indonesia saat ini, Sistem manajemen jembatan dan
Pemeriksaan jembatan termasuk pengenalan elemen jembatan, Konsep
pemeliharaan/preservasi jembatan yang terdiri atas Pemeliharaan rutin,
Pemeliharaan berkala, Rehabilitasi dan perbaikan besar, Perbaikan
darurat dan penanganan sementara jembatan serta Persiapan
pelaksanaan pemeliharaan jembatan yaitu menyusun Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi (SMK3K)
bidang Pekerjaan Umum.
2
2 KEGIATAN BELAJAR 1
INDIKATOR:
1. Menjelaskan Sistem Manajemen Pemeliharaan Jembatan dan
Pemeriksaan Jembatan
2. Menjelaskan Konsep Pemeliharaan/Preservasi Jembatan, teridri
atas :
Pemeliharaan rutin jembatan
Pemeliharaan berkala jembatan
Rehabilitasi dan perbaikan besar
Perbaikan darurat dan penanganan sementara
3. Menjelaskan Persiapan yang harus dipersiapkan sebelum
pelaksanaan pemeliharaan jembatan, khususnya dalam
menyusun SMK3K Bidang Pekerjaan Umum
Data yang digunakan dari sistem ini adalah data lalu lintas, biaya
operasi kendaraan, data referensi, dasar pertumbuhan lalu lintas
dan data lainnya dari sistem informasi manajemen jalan, untuk
melaksanakan rencana dan program jembatan.
c. Laporan pemeriksaan
Setelah pemeriksaan jembatan dan semua data sudah lengkap,
laporan diperiksa oleh penanggung jawab yang berwenang.
Beberapa laporan, seperti laporan data jembatan yang bersifat
umum berisi:
data umum jembatan (untuk semua jembatan)
kesimpulan kondisi jembatan (dalam format tabel atau grafik)
a. Pemeriksaan Inventarisasi
Pemeriksaan inventarisasi dilakukan pada saat awal untuk
mendaftarkan setiap jembatan ke dalam sistem database.
Pemeriksaan inventarisasi dilakukan juga pada jembatan yang
tertinggal pada waktu sistem database dibuat. Jembatan baru
yang belum pernah dicatat, pemeriksaan inventarisasi dilakukan
sebagai bagian dari pemeriksaan detail. Perlintasan kereta api,
penyeberangan sungai, gorong-gorong dan lokasi dimana
terdapat penyeberangan ferri juga diperiksa dan didaftar.
Urutan pemeriksaan
Awal Akhir
Ke KM. Besar
Dari KM.kecil
Oprit
Oprit
b. Pemeriksaan detail
Pemeriksaan Detail dilakukan untuk mengetahui kondisi
jembatan dan elemennya dalam mempersiapkan strategi
penanganan untuk setiap elemen jembatan dan membuat
urutan prioritas jembatan sesuai dengan jenis penanganannya.
Pemeriksaan detail dilakukan paling minimal sekali dalam tiga
tahun atau dengan interval waktu yang lebih pendek tergantung
pada kondisi jembatan. Pemeriksaan Detail juga dilakukan
setelah dilaksanakan pekerjaan rehabilitasi, perbaikan besar,
perkuatan, penggantian atau pembangunan baru jembatan.
c. Pemeriksaan rutin
Pemeriksaan rutin dilakukan setiap tahun sekali, yang bertujuan
untuk :
memeriksa apakah pemeliharaan rutin dilakukan dengan baik
atautidak
apakah harus dilaksanakan tindakan darurat atau perbaikan
untuk memelihara jembatan supaya tetap dalam kondisi
aman dan layak.
Pemeriksaan ini dapat dilaksanakan diantara waktu pemeriksaan
detail.
d. Pemeriksaan khusus
Pemeriksaan khusus dilakukan apabila diperlukan pemeriksaan
lebih lanjut dengan menggunakan peralatan khusus, dibawah
pengawasan seorang ahli madya pemeriksa jembatan.
KODE ELEMEN
KODE LEVEL 1 KODE LEVEL 2 KODE L KODE L
1.000 Jembatan 2.200 Aliran Sungai/ 3.210 E
Aliran Sungai 4.211 Tebing Sungai E
V V
Tanah E 4.212 Aliran Air UtamaE
Timbun L L
an 4.213 Daerah Genangan Banjir
3 4
3.220 Bangunan 4.221 Krib/Pengarah Arus Sungai
Pengaman 4.222 Pengendali Dasar Sungai
(Bottom Controller)
4.223 Talud
4.224 Turap
4.225 Fender
4.226 Dinding Penahan Tanah
4.227 Pengamanan dasar sungai
4.228 Tiang Pengaman
4.229 Pagar Pengaman
3.230 Tanah Timbunan 4.231 Timbunan Jalan Pendekat
4.232 Drainase - Timbunan
4.233 Lapisan Perkerasan
4.234 Pelat Injak
4.235 Tanah Bertulang
2.300 Bangunan 3.310 Fondasi 4.311 Tiang Pancang
Bawah 4.312 Fondasi Sumuran
4.313 Fondasi Langsung
4.314 Angkur
4.315 Fondasi Balok Pelengkung
4.316 Tiang Bor
3.320 Kepala Jembatan / 4.321 Balok Pondasi
Pilar 4.322 Pilar Dinding/Kolom
4.323 Dinding Kepala Jembatan
4.324 Tembok Sayap
4.325 Balok Kepala
4.326 Balok Penahan Gempa/Stoper
Lateral
4.327 Penunjang/Pengaku
4.328 Penunjang Sementara
4.329 Drainase Dinding
4.330 Tembok Kepala
4.331 Balok Tiang
2.400 Bangunan 3.410 Sistem Gelagar 4.411 Gelagar
Atas 4.412 Gelagar Melintang
4.413 Diafragma
KODE ELEMEN
KODE LEVEL 1 KODE LEVEL 2 KODE L KODE L
E 4.417 Pelat Penguat (Cover
E Plate)
V V
E E
L
4.418 Diafragma BajaL Horizontal
KODE ELEMEN
KODE LEVEL 1 KODE LEVEL 2 KODE L KODE L
1.000 Jembatan 2.400 Bangunan 3.410 Sistem E Gelagar 4.419 Diafragma BajaE Diagonal
(Lanjutan) V V
Atas (Lanjutan) E 4.420 Sambungan Diafragma
E
L L
3.420 Jembatan pelat 4.421 Pelat Beton Bertulang
3 4.422 4
Pelat BetonPracetak
Prategang
4.423 Kabel Prategang Melintang
3.430 Pelengkung 4.431 Bagian Lengkung
4.432 Dinding Tegak
4.433 Tanah Timbunan Di atas
Pelengkung
3.440 Balok Pelengkung 4.441 Gelagar Balok Pelengkung
4.442 Elemen Balok Pelengkung
KODE ELEMEN
KODE LEVEL 1 KODE LEVEL 2 KODE L KODE L
E 4.476 E Atas
Pelat Kopel Batang
V V
E 4.477 E Tengah
Pelat Kopel Batang
L L
4.478 Pelat Kopel Batang Bawah
3 4
4.479 Pelat Kopel Batang Vertikal
KODE ELEMEN
KODE LEVEL 1 KODE LEVEL 2 KODE L KODE L
1.000 Jembatan 2.400 Bangunan E
3,450 Rangka (lanjutan) 4.480 E
Ikatan Angin Melintang
V V
Atas
(Lanjutan) 3.480 Jembatan E 4.481 Kabel pemikul E
L
Gantung / Beruji L
4.482 Batang penggantung
Kabel (Cable Stayed)
3 4
4.483 Kabel penahan ayun
4.484 Kolom pilon
4.485 Pengaku pilon
4.486 Sadel pilon
4.487 Balok melintang (gantung)
4.488 Sambungan (gantung)
3.490 Gelagar Boks / 4.491 Dinding Tegak Boks
Pratekan
4.492 Dinding Bawah Boks
4.493 Dinding Atas Boks
4.494 Diafragma Boks
4.495 Blok Angkur
3.500 Sistem Lantai 4.501 Gelagar Memanjang Lantai
4.502 Pelat Lantai ( kayu / beton /
baja)
4.503 Pelat baja bergelombang
4.504 Balok Tepi
4.505 Jalur Roda Kendaraan (Lantai
Kayu)
4.506 Trotoar / Kerb
4.507 Pipa Cucuran
4.508 Drainase Lantai
4.509 Lapis Permukaan
4.510 Pelat Beton Acuan Lantai
3.600 Sambungan / Siar 4.601 aSambungan/siar muai Baja
muai
4.602 Sambungan/siar muai Baja Profil
4.603 Sambungan/siar muai Karet
4.604 Sambungan/siar muai Aspal
4.605 Sambungan/siar muai lain
3.610 Perletakan 4.611 Landasan Baja
4.612 Landasan Karet
4.613 Landasan Pot
4.614 Bantalan Mortar/Pelat Dasar
4.615 Baut Pengikat (Angkur Gempa)
4.616 Karet Penahan Gempa
KODE ELEMEN
KODE LEVEL 1 KODE LEVEL 2 KODE L KODE L
3.620 Sandaran E 4.621 Tiang Sandaran E
V V
E 4.622 E
Sandaran Horizontal
L L
4.623 Penunjang Sandaran
3 4
4.624 Tembok Sandaran
3.700 Perlengkapan 4.701 Batas-batas ukuran
4.711 Rambu-rambu dan tanda tanda
4.712 Marka Jalan
KODE ELEMEN
KODE LEVEL 1 KODE LEVEL 2 KODE L KODE L
1.000 Jembatan 2.400 Bangunan E 4.713 Papan Nama E
V V
Atas (Lanjutan)
E 4.714 Patung E
L L
4.715 Parapet / Tambok Sedada
3 4
4.721 Lampu Penerangan
4.722 Tiang Lampu
4.723 Kabel Listrik
4.731 Utilitas
4.741 Median
2.800 Gorong-gorong 4.811 Dinding Tegak
4.812 Pelat Bawah
Gambar 11 – Talud
Gambar 13 – Fender
Aliran
Abutme
Gerusan
Sungai
Tepi Sungai
Pusaran
Penurunan
Gambar 23 – Angkur
Tiang ulir
Sampai saat ini masih banyak dijumpai jenis tiang
ulir.Tiang ulir ini dapat dikenali dengan adanya tiang
pengaku diantara tiang baja masif. Tiang baja masif ini
mempunyai diameter sekitar 130 mm.
Tanah timbunan
Gambar 59 - Sandaran
Gambar 62 – Perlengkapan
Katagori Program
Parameter Nilai Kondisi
Kerusakan Penanganan
0–1 Baik Sekali - Baik Pemeliharaan Rutin
Pemeliharaan
2 Sedang
Berkala
Rehabilitasi
3 Rusak Ringan (Perbaikan dan/atau
Perkuatan)
Kondisi
Rehabilitasi
4 Rusak Berat/Kritis (Perkuatan atau
Penggantian)
Penggantian atau
5 Runtuh Pembangunan
jembatan
Penanganan besar adalah mengembaikan kondisi sesuai umur rencana
terhadap setiap kerusakan berat atau parah , akibat menurunnya
kondisi pada suatu bagian tertentu struktur jembatan.
Peralatan
Peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pemeliharaan
jembatan secara umum adalah sebagai berikut:
1. Kelengkapan Kerja Pelaksana antara lain:
Helm pengaman
Kaca mata pengaman
Pakaian kerja
Sabuk pengaman
Kamera dan video
Data jembatan
Formulir pemeriksaan
Alat tulis
2. Alat pemeliharaan
Alat pembersih (water jetting)
Mesin pemotong rumput
Kuas
Set pengecatan ringan
Alat bantu kerja (tangga, sekop, cangkul, sendok semen, alat
atau pita pengukur, sikat kawat, lampu senter, golok, ember,
tang. Obeng. Linggis, palu, rantai pengikat dll)
Alat pengaman kerja (traffic cone, rompi kerja, papan
peringatan, pita pengaman kuning, bendera dll)
3. Unit mobil pemeliharaan lengkap
2.4.2 Pendekatan K3
Cara pendekatan terhadap pelaksanaan K3 ini adalah melalui
ketentuan hukum sehingga suka tidak suka, mau tidak mau, semua
pihak ’dipaksa’ untuk melaksanakannya. Ketentuan hukum yang
berlaku di Indonesia pada saat ini adalah Undang-undang No:
1/1970 tentang Keselamatan Kerja.
2.4.3 Tujuan K3
Mengacu kepada UU No: 1/1970 tentang Keselamatan Kerja, tujuan
dari K3 ini pada dasarnya diarahkan untuk :
a. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja
b. Menjamin setiap sumber produksi dipakai secara aman dan
efisien
c. Menjamin proses produksi berjalan lancar
2.4.4 Fokus K3
Dengan outcome spesifik menekan resiko kerugian maka kegiatan K3
ini difokuskan kepada tiadanya kecelakaan kerja atau “Nihil
kecelakaan kerja”. Untuk itu maka fokus dari K3 ini adalah :
mencegah terjadinya kecelakaan, bahaya kebakaran, peledakan,
penyakit akibat kerja, pencemaran dll.
2.4.6 Pengawasan K3
Direktorat Pengawasan Norma Keselamatan dan Kesehatan Kerja
adalah unit organisasi pengawasan keselamatan dan kesehatan
kerja sesuai dengan ketentuan pasal 10 UU No. 14 tahun 1969 dan
pasal 5 ayat (a) UU No. 1 tahun 1970. Secara operasional dilakukan
oleh Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan, yang berfungsi untuk :
a. Mengawasi dan memberi penerangan pelaksanaan ketentuan
hukum mengenai keselamatan dan kesehatan kerja.
5. Pembiayaan
Biaya penyelenggaraan SMK3 Konstruksi Bidang PU dialokasikan
dalam biaya umum yang mencakup:
a. Penyiapan RK3K;
b. Sosialisasi dan promosi K3;
c. Alat pelindung kerja;
d. Alat pelindung diri;
e. Asuransi dan perijinan;
f. Personil K3;
g. Fasilitas sarana kesehatan;
h. Rambu-rambu; dan
i. Lain-lain terkait pengendalian risiko K3
6. Sanksi
PPK yang tidak melaksanakan aturan SMK3 sebagaimana
diamanatkan dalam Peraturan Menteri ini maka dapat
dikenakan Sanksi Administratif sesuai ketentuan yang berlaku.
3
3 PENUTUP
RANGKUMAN
LEMBAR KERJA
DAFTAR PUSTAKA
KUNCI JAWABAN