Anda di halaman 1dari 3

Nama

Anggota Kelompok
1. Angga Perwira Utama
2. Abimanyu Guntur Wicaksena
3. Yusup


MASALAH SISTEMIK SAMPAH PLASTIK

Sampah adalah bahan yang tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama
dalam pembikinan atau pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembikinan atau materi
berkelebihan atau ditolak atau buangan”. (Kamus Istilah Lingkungan, 1994). “Sampah adalah suatu bahan
yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia maupun proses alam yang belum memiliki
nilai ekonomis.” (Istilah Lingkungan untuk Manajemen, Ecolink, 1996). “Sampah adalah sesuatu yang tidak
berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai semula”. (Tandjung, Dr. M.Sc., 1982) “Sampah adalah
sumberdaya yang tidak siap pakai.” (Radyastuti, W. Prof. Ir, 1996).

Dengan terus meningkatnya sampah plastik pemerintah melalui Direktur Jenderal KLHK mengeluarkan
surat edaran tentang Pengurangan Sampah Plastik Melalui Penerapan Kantong Belanja Plastik Sekali Pakai
Tidak Gratis, namun Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) mengeluhkan kebijakan pelarangan
kantong plastik di sejumlah daerah dan menurut mereka larangan itu menyulitkan konsumen yang
berbelanja di toko modern. Kebijakan ini berlaku pada 2016, dengan masa uji coba berakhir pada 30
September 2016. Kantong plastik pun digratiskan kembali. Jadi memang ini ada kondisi yang membuat kita
menjadi khawatir karena komposisi sampah plastik semakin meningkat. Hal itu disebabkan oleh perubahan
konsumsi dan gaya hidup. Bahkan di kota-kota besar komposisinya bisa mencapai 17 persen dibandingkan
dengan kota lain sehingga Salah satu pelaku usaha industri plastik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk ,
sampai harus menambah kapasitas produksi sebesar 37% menjadi 137.000 ton per tahun. Sebelumnya,
kapasitas PBI hanya sebesar 100.000 ton per tahun.Penambahan kapasitas ini tak lepas dari permintaan
pasar yang cukup gemuk. Chandra Asri memperkirakan permintaan produk polyethylene dalam negeri
mencapai 1,4 juta ton per tahun.

Saat ini sampah plastik menjadi konsentrasi dunia apalagi Jakarta menjadi produsen sampah mikroplastik
terbesar kedua yang ada di perairan Indonesia, Saat ini, masyarakat DKI banyak menggunakan plastik
dalam kehidupan sehari-hari. "Plastik ini menjadi permasalahan global termasuk Jakarta karena
penggunaan plastik yang semakin masif di masyarakat. Sampah di Jakarta per hari 7.000 ton, sampah
plastiknya 1.900-2.400 ton.

Masalah sampah benar-benar bikin resah. Apalagi lagi berbahan dasar plastik. Bumi dibuat terusik. Upaya
menyelamatkan bumi dari sampah plastik terus dilakukan. Tak cuma Indonesia, dunia juga memandang
timbunan sampah persoalan serius. secara umum pola penanganan sampah di Indonesia hanya melalui
tahapan paling sederhana, yakni mengumpulkan, mengangkut, kemudian membuang. Pola penanganan
sampah tersebut telah berlangsung puluhan tahun, dan menjadi kebijakan umum yang dilaksanakan
pemerintah. "Pola pengelolaan sampah tersebut berjalan karena dilandasi oleh mindset bahwa sampah
adalah sesuatu yang tidak berguna sehingga harus dibuang," sehingga selama ini masyarakat mindsetnya
hanya bagaimana membuang sampah sehingga penanganan dari pemerintah bukan ke arah pengurangan
dan pengelolaan (Reduce, Reuse, Recycle) tapi lebih ke pengangkutan dan pengumpulan yang
mengakibatkan volume sampah di TPA menjadi menumpuk.








GAMBAR LINK, LOOP & DIAGRAM BOT




























SUMBER DATA



https://tirto.id/apa-kabar-kebijakan-kantong-plastik-berbayar-dapb

https://www.idntimes.com/news/indonesia/afrianisusanti/duh-sampah-plastik-di-indonesia-terus-
meningkat/full

https://investasi.kontan.co.id/news/permintaan-bahan-plastik-meningkat-chandra-asri-menambah-
kapasitas-produksi

https://nasional.kompas.com/read/2018/11/22/15323351/sampah-dan-plastik-jadi-ancaman-
seperti-apa-kebijakan-pemerintah

https://student.unud.ac.id/ekarahmayanti/news/13023

Anda mungkin juga menyukai