Anda di halaman 1dari 22

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

POLA HIDUP BERSIH SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA SEKOLAH

Diajukan untuk memenuhi mata kuliah keperawatan Komunitas 1


Yang diampu oleh Dosen Irma Darmawati,Ners.,M.Kep., Sp.,Kom

Disusun Oleh

Heri Harsono 043-315-16-1-014


Linda Dwi Utami 043-315-16-1-018
Siti Tri Oktaviani 043-315-16-1-030

Kelas S1-3A

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN PPNI JAWA BARAT
BANDUNG
2019
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kepada ALLAH SWT yang Maha pengasih lagi
Maha penyayang, karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dengan baik meskipun masih banyak kekurangan didalamnya.
Adapun tujuan dari pembuatan karya tulis ini sendiri adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Keperawatan Komunitas 1 . Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak
mendapatkan tantangan dan hambatan akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak
tantangan itu bisa teratasi. Oleh sebab itu, Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada
bu Irma Darmawati selaku dosen Komunitas yang telah memberikan tugas makalah ini dan
juga semua pihak yang ikut membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya
mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari segi penyusunannya ataupun dari segi materinya. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran – saran, kritik dan juga masukan-masukan yang bersifat
membangun demi sempurnanya makalah ini.
Walaupun demikian penulis mengharapkan semoga makalah ini berguna dan
bermanfaat untuk menambah wawasan serta pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca umumnya.

BANDUNG, Juni 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..........i
KATA PENGANTAR……………………………………………...................ii
DAFTAR ISI………………………………………………………..................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang….......………………………………....................1
1.2 Rumusan Masalah.....……………………………….....................2
1.3 Tujuan…………..…………………………………...............…....2
1.4 Manfaat…………………....……………………..................….…2
1.5 Metode Penyusunan Makalah…..............……….........................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian PHBS............................................................................4
2.2 Tatanan PHBS di sekolah.............................................................5
2.3 Strategi PHBS di sekolah..............................................................8
2.4 Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko...........................11

2.5 Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah...........11


2.6 Asuhan keperawatan komunitas PHBS usia sekolah12...........13

BAB 3 PENUTUP
3.1 KESIMPULAN…………………………………………….......18
3.2 SARAN………………………………………………………....18
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………......19

iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pola hidup sehat merupakan suatu kebutuhan yang tidak bisa dihilangkan dari
kehidupan kita. Secara umum, semua orang memiliki penyakit masing-masing walaupun
seseorang tersebut belum mengetahuinya. Gangguan kesehatan bisa muncul kapan
saja,apalagi jika kita lengah terhadap gejala dan penyebabnya. Tanpa kita sadari gaya
hidup dan pola makanan yang tidak sehat merupakan faktor penyebab utamanya.
Meskipun ada penyebab lain seperti faktor genetik dan pencemaran lingkungan.
Saat ini pola hidup sehat sudah tidak dilakukan lagi karena berbagai aktivitas kita
yang banyak,sehingga kita tidak sempat melakukannya. Tetapi seharusnya melakukan
pola hidup sehat itu penting untuk kita semua. Menyempatkan waktu untuk berolahraga
adalah salah satu cara melakukan pola hidup sehat yang baik. Selain itu pola hidup sehat
juga harus mengatur pola makan serta asupan gizi kita sehari-hari.
Dengan demikian penjasorkes merupakan media motivasi terhadap keterampilan
motorik, kemampuan fisik, pengetahuan, dan penalaran, serta pembiasaaan pola hidup
sehat. Diharapkan melalui proses pembelajaran yang dilaksanakan, siswa dapat terampil
berolahraga dan memperhatikan kebersihan serta kesehatan (Edy SM & Slamet, 2010:1).
Meskipun semua informasi sudah tersedia di internet, namun ternyata masih banyak
orang yang mengabaikan tentang pentingnya pola hidup sehat. Padahal, dengan bantuan
internet dan teknologi yang canggih, orang-orang tentu dapat mengetahui apa manfaat
dan keuntungan apabila menerapkan pola hidup sehat di kehidupan sehari-hari. Maka
dari itu mulailah membiasakan diri menerapkan pola hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari.
Pada aplikasi ini pengguna dapat mengetahui bagaimana mengatur pola hidup yang
sehat mulai dari memilih asupan makanan yang sesuai dengan kebutuhan hingga olahraga
yang tepat untuk dilakukan. Oleh karena aplikasi ini sangat berguna bagi pengguna untuk
mendapat informasi seputar tips pola hidup sehat yang baik dan lebih mudah diakses
karena aplikasi ini dapat diakses di android.

1
1.2 Rumusan masalah
Makalah ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana pengertian PHBS?
b. Bagaimana tatanan PHBS disekolah?
c. Bagaimana strategi kegiatan PHBS?
d. Apakah yang dimaksud anak usia sekolah sebagai kelompok resiko?
e. Bagaimana peran perawat komunitas terkait anak usia sekolah?
f. Bagaimana asuhan keperawatan komunitas PHBS pada anak usia sekolah?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan pada makalah ini adalah sebagai berikut:
a. Menjelaskan pengertian PHBS.
b. Menjelaskan tatanan PHBS di sekolah.
c. Menjelaskan strategi kegiatan PHBS.
d. Menjelaskan maksud anak usia sekolah sebagai kelompok risiko.
e. Menjelaskan peran perawat komunitas terkait anak usia sekolah.
f. Menjelaskan asuhan keperawatan komunitas PHBS pada anak usia sekolah.
1.4 Manfaat
Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis
maupun secara praktis.Secara teoritis makalah ini berguna sebagai pengembangan
tentang asuhan keperawatan komunitas Secara praktis makalah ini diharapkan
bermanfaat bagi :
a. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan konsep keilmuan khususnya tentang
asuhan keperawatan komunitas
b. Pembaca, sebagai media informasi tentang kepemimpinan dalam keperawatan secara
teoritis maupun praktis.
1.5 METODE PENYUSUNAN MAKALAH
Metode yang dipakai dalam karya tulis ini adalah :
a. Metode pustaka

2
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari
pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi dari
internet.
b. Diskusi
Mendapatkan data dengan cara berdiskusi dengan dosen dan juga teman-teman yang
mengetahui informasi yang diperlukan dalam pembuatan makalah ini.

3
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian PHBS

a. Perilaku Sehat

Adalah pengetahuan, sikap dan tindakan proaktif untuk memelihara dan

mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit, serta

berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan Masyarakat.

b. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan

dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

c. Program Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)

Adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu

kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan pimpinan (Advokasi), bina

suasana (Social Support) dan pemberdayaan masyarakat (Empowerment). Dengan

demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, terutama

dalam tatanan masing-masing, dan masyarakat/dapat menerapkan cara-cara hidup

sehat dengan menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

d. Tujuan PHBS

PHBS/Promosi Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah

penyakit menular yang lain melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh

4
masyarakat luas. Dan dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup

berdasarkan PHBS

2.2 Tatanan PHBS di sekolah

Seiring munculnya berbagai penyakit yang sering menyerang anak usia sekolah

(6-10 tahun), yang ternyata umumnya berkaitan dengan PHBS. PHBS di sekolah

merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan

masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,

sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya,

serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat. Penerapan PHBS ini dapat

dilakukan melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah.

Sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan adalah seluruh anggota

keluarga institusi pendidikan dan terbagi dalam :

a. Sasaran primer

Adalah sasaran utama dalam institusi pendidikan yang akan dirubah

perilakunya atau siswa dan guru yang bermasalah (individu/kelompok dalam

institusi pendidikan yang bermasalah)

b. Sasaran sekunder

Adalah sasaran yang dapat mempengaruhi individu dalam institusi

pendidikan yang bermasalah misalnya, kepala sekolah, guru, orang tua siswa,

kader kesehatan sekolah, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan lintas

sektor terkait, PKK

5
c. Sasaran tersier

Adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi unsur pembantu dalam

menunjang atau mendukung pendanaan, kebijakan, dan kegiatan untuk

tercapainya pelaksanaan PHBS di institusi pendidikan misalnya, kepala desa,

lurah, camat, kepala Puskesmas, Diknas, guru, tokoh masyarakat dan orang

tua siswa

Indikator PHBS di sekolah antara lain:

a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun.

Sebab air yang tidak bersih banyak mengandung kuman dan bakteri

penyebab penyakit, bila digunakan maka kuman dan bakteri berpindah ke

tangan. Pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang

bisa menimbulkan penyakit antara lain diare, thypus, cacingan, flu burung dll.

b. Mengkonsumsi jajanan di warung /kantin sekolah.

Jajan sembarangan tidak aman karena kita tidak tahu apakah bahan

tambahan makanan (BTM) yang digunakan seperti zat pewarna, pengawet,

pemanis dan bumbu penyedapnya aman untuk kesehatan atau tidak.

c. Menggunakan sampah pada tempatnya

Sampah akan menjadi tempat berkembang biak serangga dan tikus,

menjadi sumber polusi dan pencemaran terhadap tanah, air dan udara.Sampah

menjadi media perkembangan kuman-kuman penyakit yang dapat

membahayakan kesehatan. Dan sampah juga bisa menimbulkan kecelakaan

dan kebakaran.

6
d. Olah raga yang teratur dan terukur.

Manfaat olah raga yang teratur antara lain berat badan terkendali, otot lebih

lentur dan tulang lebih kuat, bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, daya

tahan tubuh terhadap penyakit lebih baik dan menghindarkan diri dari

penyakit jantung, osteoporosis, diabetes, stroke dan hipertensi.

e. Memberantas jentik nyamuk.

Untuk memutuskan mata rantai siklus hidup nyamuk, sehingga

nyamuk tidak berkembang di lingkungan sekolah. Khususnya jentik nyamuk

Aedes aeghypty yang menyebabkan penyakit DBD, karena nyamuk ini

menggigit pada siang hari dimana siswa sedang belajar. Perlu dilakukan

kegiatan 3 m yaitu, menguras tempat-tempat penampungan air seminggu

sekali seperti vas bunga,bak mandi dll , menutup tempat-tempat

penampungan air dengan rapat dan mengubur barang bekas yang dapat

menampung air hujan.

f. Tidak merokok.

Karena banyak sekali efek negatif yang ditimbulkan oleh rokok, antara

lain terjangkit penyakit kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung,

batuk kronis, kelainan kehamilan, katarak, kerusakan gigi, dan efek ketagihan

serta ketergantungan terhadap rokok.

g. Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan,

Untuk mengetahui pertumbuhan dan perkembangan badan serta status gizi.

Agar pertumbuhan anak dapat berkembang secara optimal.

7
h. Menggunakan jamban.

Untuk menjaga agar lingkungan selalu bersih, sehat dan tidak berbau. Supaya

tidak mencemari sumber air dilingkungan sekitar. Dan juga agar tidak

mengundang datangnya serangga kecoa/ lalat yang dapat menjadi vektor

penyakit seperti diare, cholera, disentri, thypus, cacingan dll.

2.3 Strategi Kegiatan PHBS

Menyadari bahwa perilaku adalah sesuatu yang rumit. Perilaku tidak hanya

menyangkut dimensi kultural yang berupa sistem nilai dan norma, melainkan juga

dimensi ekonomi, yaitu hal-hal yang mendukung perilaku, maka promosi kesehatan

dan PHBS diharapkan dapat melaksanakan strategi yang bersifat paripurna

(komprehensif), khususnya dalam menciptakan perilaku baru. Kebijakan Nasional

Promosi Kesehatan telah menetapkan tiga strategi dasar promosi kesehatan dan

PHBS yaitu :

A. Gerakan Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah proses pemberian informasi secara terus menerus

dan berkesinambungan mengikuti perkembangan sasaran, serta proses

membantu sasaran agar sasaran tersebut berubah dari tidak tahu menjadi tahu

atau sadar (aspek knowledge), dari tahu menjadi mau (aspek attitude), dan dari

mau menjadi mampu melaksanakan perilaku yang diperkenalkan (aspek

practice). Sasaran utama dari pemberdayaan adalah individu dan keluarga, serta

kelompok masyarakat. Bilamana sasaran sudah akan berpindah dari mau ke

mampu melaksanakan, boleh jadi akan terkendala oleh dimensi ekonomi.

Dalam hal ini kepada yang bersangkutan dapat diberikan bantuan langsung,

8
tetapi yang seringkali dipraktikkan adalah dengan mengajaknya ke dalam

proses pengorganisasian masyarakat (community organisation) atau

pembangunan masyarakat (community development). Untuk itu sejumlah

individu yang telah mau, dihimpun dalam suatu kelompok untuk bekerjasama

memecahkan kesulitan yang dihadapi. Tidak jarang kelompok ini pun masih

juga memerlukan bantuan dari luar (misalnya dari pemerintah atau dari

dermawan). Disinilah letak pentingnya sinkronisasi promosi kesehatan dan

PHBS dengan program kesehatan yang didukungnya. Hal-hal yang akan

diberikan kepada masyarakat oleh program kesehatan

sebagaibantuan,hendaknya disampaikan pada fase ini, bukan sebelumnya.

Bantuan itu hendaknya juga sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh

masyarakat.

B. Binasuasana

Binasuasana adalah upaya menciptakan lingkungan sosial yang

mendorong individu anggota masyarakat untuk mau melakukan perilaku yang

diperkenalkan. Seseorang akan terdorong untuk mau melakukan sesuatu

apabila lingkungan sosial dimana pun ia berada (keluarga di rumah,

orangorang yang menjadi panutan/idolanya, kelompok arisan, majelis agama,

dan lain-lain, dan bahkan masyarakat umum) menyetujui atau mendukung

perilaku tersebut. Oleh karena itu, untuk mendukung proses pemberdayaan

masyarakat,khususnya dalam upaya meningkatkan para individu dari fase

tahu ke fase mau, perlu dilakukan Bina Suasana. Terdapat tiga pendekatan

dalam Bina Suasana, yaitu :

9
a. Pendekatan Individu

b. Pendekatan Kelompok

c. Pendekatan Masyarakat Umum

C. Advokasi

Advokasi adalah upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk

mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait

(stakeholders). Pihak-pihak yang terkait ini bisa berupa tokoh masyarakat

formal yang umumnya berperan sebagai penentu kebijakan pemerintahan

dan penyandang dana pemerintah. Juga dapat berupa tokoh-tokoh

masyarakat informal seperti tokoh agama, tokoh pengusaha, dan lain-lain

yang umumnya dapat berperan sebagai penentu ”kebijakan” (tidak tertulis)

dibidangnya dan atau sebagai penyandang dana non pemerintah. Perlu

disadari bahwa komitmen dan dukungan yang diupayakan melalui advokasi

jarang diperoleh dalam waktu singkat. Pada diri sasaran advokasi umumnya

berlangsung tahapan-tahapan, yaitu

a. mengetahui atau menyadari adanya masalah.

b. tertarik untuk ikut mengatasi masalah.

c. peduli terhadap pemecahan masalah dengan mempertimbangkan

berbagai alternative pemecahan masalah.

d. sepakat untuk memecahkan masalah dengan memilih salah satu

alternatif pemecahan masalah.

e. memutuskan tindak lanjut kesepakatan.

10
Dengan demikian, maka advokasi harus dilakukan secara terencana, cermat, dan

tepat.Bahan-bahan advokasi harus disiapkan dengan matang, yaitu :

a. Sesuai minat dan perhatian sasaran advokasi

b. Memuat rumusan masalah dan alternatif pemecahan masalah

c. Memuat peran si sasaran dalam pemecahan masalah

d. Berdasarkan kepada fakta atau evidence-based

e. Dikemas secara menarik dan jelas

f. Sesuai dengan waktu yang tersedia.

2.4 Anak Usia Sekolah Sebagai Kelompok Risiko

Anak usia sekolah adalah anak yang memiliki umur 6 sampai 12 tahun yang masih

duduk di sekolah dasar dari kelas 1 sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak

usia sekolah merupakan kelompok risiko yaitu suatu kondisi yang dihubungkan dengan

peningkatan kemungkinan adanya kejadian penyakit. Hal ini tidak berarti bahwa jika faktor

risiko tersebut ada pasti akan menyebabkan penyakit, tetapi dapat berakibat potensial

terjadinya sakit atau kondisi yang membahayakan kesehatan secara optimal dari populasi.

Anak usia sekolah merupakan populasi risiko karena beberapa hal yaitu:

 Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah


 Aktivitas fisik anak semakin meningkat
 Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya
 Masih membutuhkan peran orang tua untuk membantu memenuhi kebutuhan
2.5 Peran Perawat Komunitas Terkait Anak Usia Sekolah
1. Praktik Keperawatan Kesehatan Komunitas.
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis pelayanan
keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat dimana perawat mengambil

11
tanggung jawab untuk berkontribusi meningkatkan derajad kesehatan masyarakat.
Fokus utama upaya CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama perawat CHN pada
keseluruhan populasi dengan penekanan pada kesehatan kelompok populasi daripada
individu dan keluarga.
2. Fungsi dan Peran Perawat CHN Pada Agregat Anak Usia Sekolah
Fungsi dan peran perawat kesehatan komunitas terkait agregat anak usia sekolah
antara lain :
a. Kolaborator
Perawat bekerjasama dengan lintas program dan lintas sektoral
dalam membuat keputusan dan melaksanakan tindakan untuk menyelesaikan
masalah anak sekolah. Seperti halnya perawat melakukan kemitraan dengan
tokoh masyarakat, tokoh agama, keluarga, guru, kepolisian, psikolog,
dokter,LSM, dan sebagainya.
b. Koordinator
Mengkoordinir pelaksanaan konferensi kasus sesuai kebutuhan anak sekolah,
menetapkan penyedia pelayanan untuk anak usia sekolah.
c. Case finder
Mengembangkan tanda dan gejala kesehatan yang terjadi pada agregat anak usia
sekolah, menggunakan proses diagnostik untuk mengidentifikasi potensial kasus
penyakit dan risiko pada anak usia sekolah.

d. Case manager
Mengidentifikasi kebutuhan anak usia sekolah, merancang rencana perawatan
untuk memenuhi kebutuhan anak usia sekolah, mengawasi pelaksanaan pelayanan
dan mengevaluasi dampak pelayanan.
e. Pendidik
Mengembangkan rencana pendidikan kepada keluarga dengan anak usia sekolah
di masyarakat dan anak usia sekolah di institusi formal, memberikan pendidikan
kesehatan sesuai kebutuhan, mengevaluasi dampak pendidikan kesehatan

12
f. Konselor
Membantu anak usia sekolah mengidentifikasi masalah dan alternatif solusi,
membantu anak usia sekolah mengevaluasi efek solusi dan pemecahan masalah.
g. Peneliti
Merancang riset terkait anak usia sekolah, mengaplikasikan hasil riset pada anak
usia sekolah, mendesiminasikan hasil riset.
h. Care giver
Mengkaji status kesehatan komunitas anak usia sekolah, menetapkan diagnosa
keperawatan, merencanakan intervensi keperawatan, melaksanakan rencana
tindakan dan mengevaluasi hasil intervensi.
i. Pembela
Memperoleh fakta terkait situasi yang dihadapi anak usia sekolah, menentukan
kebutuhan advokasi, menyampaikan kasus anak usia sekolah terhadap pengambil
keputusan, mempersiapkan anak usia sekolah untuk mandiri.

2.6 Asuhan Keperawatan komunitas PHBS anak usia sekolah

1. Pengkajian agregat usia sekolah


a) Data inti komunitas, terdiri dari:
a. Demografi : Jumlah anak usia sekolah keseluruhan, jumlah anak usia sekolah
menurut jenis kelamin, golongan umur.
b. Etnis : suku bangsa, budaya, tipe keluarga.
c. Nilai, kepercayaan dan agama : nilai dan kepercayaan yang dianut oleh anak
usia sekolah berkaitan dengan pergaulan, agama yang dianut, fasilitas ibadah
yang ada, adanya organisasi keagamaan, kegiatan-kegiatan keagamaan yang
dikerjakan oleh anak usia sekolah.
b) Data subsystem
Delapan data subsystem yang dikaji:
a. Lingkungan Fisik

13
- Inspeksi : Lingkungan sekolah anak usia sekolah, kebersihan
lingkungan, aktifitas anak usia sekolah di lingkungannya, data dikumpulkan
dengan winshield survey dan observasi.
- Auskultasi : Mendengarkan aktifitas yang dilakukan anak usia sekolah dari
guru kelas, kader UKS, dan kepala sekolah melalui wawancara.

2. Pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial


Ketersediaan pelayanan kesehatan khusus anak usia sekolah, bentuk pelayanan
kesehatan bila ada, apakah terdapat pelayanan konseling bagi anak usia sekolah melalui
wawancara.
3. Ekonomi
Jumlah pendapatan orang tua siswa, jenis pekerjaan orang tua siswa, jumlah uang jajan
para siswa melalui wawancara dan melihat data di staff tata usaha sekolah.
4. Keamanan dan transportasi.
a. Keamanan : adanya satpam sekolah, petugas penyebarang jalan.
b. Transportasi
Jenis transportasi yang dapat digunakan anak usia sekolah, adanya bis sekolah
untuk layanan antar jemput siswa
5. Politik dan pemerintahan
Kebijakan pemerintah tentang anak usia sekolah, dan tata tertib sekolah yang
harus dipatuhi seluruh siswa
6. Komunikasi
a. Komunikasi formal
Media komunikasi yang digunakan oleh anak usia sekolah untuk memperoleh
informasi pengetahuan tentang kesehatan melalui buku dan sosialisasi dari
pendidik.
b. Komunikasi informal
Komunikasi/diskusi yang dilakukan anak usia sekolah dengan guru dan orang tua,
peran guru dan orang tua dalam menyelesaikan dan mencegah masalah anak

14
sekolah, keterlibatan guru dan orang tua dan lingkungan dalam menyelesaikan
masalah anak usia sekolah.

7. Pendidikan
Terdapat pembelajaran tentang kesehatan, jenis kurikulum yang digunakan sekolah,
dan tingkat pendidikan tenaga pengajar di sekolah.
8. Rekreasi
Tempat rekreasi yang digunakan anak usia sekolah, tempat sarana penyaluran bakat
anak usia sekolah seperti olahraga dan seni, pemanfaatannya, kapan waktu
penggunaan.
2. Analisa data
Setelah pengkajian, kemudian tentukan analisa datanya.
No. Data Masalah
Masalah Kesehatan :
Masalah Keperawatan :

Masalah Kesehatan :
Masalah Keperawatan :

3. Prioritas masalah
N Masalah A B C D E F G Ketersediaan Sumber
o Kesehatan
H I J K

Keterangan Huruf :

A. Sesuai dengan peran CHN

15
B. Sesuai dengan program pemerintah
C. Sesuai dengan intervensi pendidikan kesehatan
D. Risiko terjadi/jumlah beresiko
E. Risiko parah/besarnya resiko
F. Minat masyarakat
G. Kemudahan diatasi
H. Tempat
I. Dana
J. Fasilitas
K. Petugas (Sumber daya manusia)
Keterangan Angka :
1 = Sangat rendah
2 = Rendah
3 = Cukup
4 = Tinggi
5 = Sangat Tinggi

4. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas Masalah


Setelah menentukan analisa data dan prioritas masalah maka buat diagnosa
keperawatannya berdasarkan prioritas masalah

5. Perencanaan
DX S Tujuan S Rencana Sumber T Wak Krit Standar Penanggu
Keperawata Kegiatan tu eria ng Jawab
a t e Evaluasi
n

s r m

a a p

r t a

a e t

n g

6. Implementasi

16
FORMAT CATATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

No Tanggal Diagnosis Pelaksanaan Evaluasi


Keperawatan

17
BAB 3
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga

anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan

dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat.

PHBS/Promosi Higiene merupakan pendekatan terencana untuk mencegah penyakit

menular yang lain melalui pengadopsian perubahan perilaku oleh masyarakat luas.

Dan dapat melakukan perubahan perilaku masyarakat untuk hidup berdasarkan PHBS

3.2 saran
Semoga dengan adanya makalah ini bisa memberikan informasi kepada para
pembaca mengenai pentingnya PHBS pada anak usia sekolah, mengingat anak usia
sekolah lebih sering banyak main ditempat-tempat yang kadang suka tidak bersih dan suka
jajan sembarangan. Dengan kita melakukan PHBS setidaknya kita sudah melakukan
upaya pencegahan agar anak-anak tidak terserang berbagai macam penyakit.

18
DAFTAR PUSTAKA
Gunarsah, Singgih 2008.Dasar dan Teori Perkembangan Anak Seri Psikologi. Gunung
Mulia, Jakarta

Wong, Donna L. 2008. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

Kementrian kesehatan. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta

19

Anda mungkin juga menyukai