Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN PNEUMONIA

DI RUANG PAVILIUN V RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

Oleh:
Kelompok 1D

1. Astriani Rohmawati (183.0016)


2. Dewa Ayu Made (183.0030)
3. Farid Armansyah (183.0041)
4. Maratus Sholikah (183.0058)
5. Nevinda Hervi Farendita (183.0066)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU HANG TUAH SURABAYA
2019
LEMBAR PENGESAHAN

SATUAN ACARA PENYULUHAN PNEUMONIA


DI RUANG PAVILIUN V RUMKITAL dr. RAMELAN SURABAYA

Disusun oleh

1. Astriani Rohmawati (183.0016)


2. Dewa Ayu Made (183.0030)
3. Farid Armansyah (183.0041)
4. Maratus Sholikah (183.0058)
5. Nevinda Hervi Farendita (183.0066)

Mengetahui,

Pembimbing Intitusi Pembimbing Lahan

PNEUMONIA
A. Pengertian
Infeksi saluran pernapasan bawah akut (ISPbA) adalah penyakit infeksi
yang menyerang salah satu bagian atau lebih dari saluran pernapasan, mulai
dari trakea hinggga alveoli termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus,
rongga telinga tengah dan pleura (Soemantri dkk., 2008). ISPbA dapat
dijumpai dalam berbagai bentuk, tersering adalah dalam bentuk pneumonia.
Pneumonia adalah peradangan yang mengenai parenkim paru, distal dari
bronkiolus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan konsolidasi
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Dahlan, 2010).

B. Penyebab
Penyakit pneumonia paling umum terjadi pada balita dan anak-anak.
Penyebab yang biasa dijumpai, yaitu (Bradley dkk., 2011) :
1. Bakteri : Streptococcus pneumonia, Haemofilus influenza,
Mycobacterium tuberculosa, Pneumococcus.
2. Virus : Virus parainfluenza, Virus influenza, Adenovirus, RSV,
Cytomegalovirus.
3. Organisme atipikal : Chlamidia trachomatis, Mycoplasma pneumonia,
4. pneumonia, Pneumocytis.

C. Tanda dan Gejala


Gejala yang sering terlihat pada anak yang menderita pneumonia adalah
demam, batuk, kesulitan bernapas, terlihat adanya retraksi interkostal, nyeri
dada, penurunann bunyi napas, napas cuping hidung, sianosis, batuk kering
kemudian berlanjut ke batuk produktif dengan adanya ronkhi basah,
frekuensi napas > 50 kali permenit (Marni 2014)

D. Klasifikasi
Menurut Kemenkes RI, 2015
1. Pneumonia Berat adalah seseorang anak yang melakukan pemeriksaan
ditemukan tarikan dinding bagian bawah ke dalam atau saturasi oksigen
< 90% pada balita.
2. Pneumonia adalah seorang anak yang melakukan pemeriksaan tidak
ditermukan tarikan dinding dada bagian bawah kedalam, namun napas
cepat 50x / menit atau lebih pada anak umur 2 bulan sampai dengan 12
bulan, dan 40x/ menit atau lebih pada umur 12 bulan sampai dengan 59
bulan
3. Batuk bukan Pnemonia adalah seorang anak yang melakukan
pemeriksaan tidak ditemukan adanya tarikan dinding dada bagian
bawah ke dalam, tidak ada napas cepat, frekuensi napas kurang dari 50x
/ menit atau lebih pada anak umur 2 bulan sampai dengan 12 bulan, dan
40x/ menit atau lebih pada umur 12 bulan sampai dengan 59 bulan

E. Pencegahan
Menurut Said 2010
1. Vaksin Pneumonkokus dan Vaksin Hib
2. Pemberian Zink 20mg/ hari
3. Kebiasaan mencuci tangan dan hidup bersih
4. Perbaikan Gizi dna Pola makan
5. ASI Eksklusif
6. Polusi udara dan perokok pasif
7. Rumah dengan ventilasi cukup

F. Perwatan dalam rumah


Dalam jurnal Unpad 2012, oleh MP Sari,dkk. didapatkan :
1. Pemberian makanan bergizi
2. Pemberian cairan yang cukup
3. Kompres saat terjadi demam
4. Bersihkan jalan napas yang menyumbat
5. Pemberian Antibiotik yang sesuai dari pelayanan kesehatan

G. Faktor berhubungan kejadian pneumonia pada Balita


Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian pneumonia dibagi menjadi
3 faktor yaitu: faktor balita, faktor lingkungan dam faktor perilaku.
1. Faktor Balita
a. Pemberian Asi Eksklusif
Air susu ibu diketahui memiliki zat yang unik bersifat anti infeksi sehingga
pemberian ASI secara Eksklusif selama 6 bulan dapat mencegah
pneumonia oleh bakteri dan virus
b. Status Imunisasi Campak & DPT
Kekebalan dapat dibawa secara bawaan, keadaan ini dapat dijumpai
pada balita umur 5-9 bulan sehingga perlunya imunisasi untuk
menunjang kekebalan tubuh yang bersifat sementara. Dengan
imunisasi campak yang efektif, sekitar 11% kematian pneumonia
balita dapat dicegah.
c. Status pemberian Vitamin A
Pemberian vitamin A berperan sebagai protektif melawan infeksi
dengan memelihara integritas epitel/fungsi barier, kekebalan tubuh
dan mengatur pengembangan dan fungsi paru
d. Status Gizi Balita
Keadaan gizi adalah faktor yang sangat penting bagi timbulnya
pneumonia. Tingkat pertumbuhan fisik dan kemampuan imunologik
seseorang sangat dipengaruhi adanya persediaan gizi dalam tubuh
dan kekurangan zat gizi akan meningkatkan kerentanan dan beratnya
infeksi suatu penyakit seperti pneumonia
e. Riwayat Asma
Dawood (2010) menjelaskan anak-anak dengan asma akan
mengalami peningkatan risiko terkena radang paru-paru sebagai
komplikasi dari influenza. Bayi dan anak-anak kurang dari lima
tahun berisiko lebih tinggi mengalami pneumonia sebagai
komplikasi dari influenza saat dirawat di rumah sakit. Bayi usia 6
bulan-2 tahun dengan asma mempunyai risiko dua kali lebih tinggi
menderita pneumonia.
2. Faktor Sosial Ekonomi
Keluarga dengan tingkat pendapatan yang tinggi, memiliki peluang lebih
besar untuk mencukupi makanan untuk bayi dan balitanya sehingga anak akan
mempunyai daya tahan yang lebih baik untuk menangkal ISPA/pneumonia.
Disamping itu, tingkat pendapatan yang tinggi juga akan memberikan peluang
yang lebih besar untuk mempunyai perumahan yang lebih memenuhi syarat
sehingga lebih memungkinkan terhindar dari serangan ISPA.
3. Faktor Perilaku
Dari hasil penelitian yang dilakukan di Jawa Tengah didapat ada
hubungan antara keberadaan anggota keluarga yang merokok dengan kejadian
ISPA balita yang orang tuanya merokok mempunyai risiko 4,63 kali lebih besar
terkena penyakit ISPA dibandingkan dengan balita yang orang tuanya tidak
merokok, Rokok dapat menurunkan fungsi sel tubuh maupun imunitas tubuh
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PNEUMONIA DI RUANG PAVILIUN V RUMKITAL dr. RAMELAN
SURABAYA

Hari / Tanggal : Kamis, 6 Maret 2019


Waktu : 09.00 WIB
Pokok Bahasan : Penyuluhan Pneumonia
Sub Pokok Bahasan : Pencegahan dan Penatalaksanaan Pneumonia
Sasaran : Keluarga pasien di ruang Paviliun V
Tempat : Ruang Paviliun V Rumkital dr. Ramelan Surabaya

I. Tujuan Instruksional Umum


Setelah diberikan penyuluhan, diharapkan keluarga pasien dapat menerapkan
perawatan pneumonia dirumah maupun pencegahan terjadinya pneumonia
pada lingkungan rumah

II. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diajak bermain selama 15 menit, keluarga pasien mengetahui:
a. Pengertian Pneumonia
b. Penyebab Pneumonia
c. Tanda dan Gejala Pneumonia
d. Klasifikasi Pneumonia
e. Pencegahan Pneumonia
f. Perawatan dalam rumah
g. Faktor berhubungan kejadian pneumonia pada Balita

III. Sasaran
Keluarga pasien di Ruang Poli Anak

IV. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi tanya jawab

V. Media dan Alat Peraga


a. Lembar balik
b. Leaflet

VI. Pengorganisasian
Pembawa Acara: Farid Armansyah
Pemandu terapi : Maratus Sholikah
Fasilitator : Nevinda Hervi Farendita
Dewa Ayu Made
Dokumentasi : Astriani Rohmawati

VII. Strategi Pelaksanaan


No. Waktu Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
1. Membuka kegiatan dengan 1. Menjawab salam
mengucapkan salam.
2. Memperkenalkan diri
2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi
3. Memperhatikan
bermain
4. Kontrak waktu dengan keluarga
4. Memperhatikan
pasien
2. 20 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan Pengertian 1. Memperhatikan
Pneumonia
2. Menjelaskan Penyebab Pneumonia
3. Menjelaskan Tanda dan Gejala
Pneumonia
4. Menjelaskan Klasifikasi Pneumonia
5. Menjelaskan Pencegahan Pneumonia
6. Menjelaskan Perawatan dalam rumah
7. Menjelaskan Faktor berhubungan
kejadian pneumonia pada Balita
8. Diskusi tanya jawab 2. Bertanya

3. 5 menit Terminasi:
1. Mengucapkan terima kasih kepada 1. Memperhatikan
keluarga pasien
2. Menjawab salam
2. Mengucapkan salam penutup

VIII. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Sarana disiapkan pagi hari sebelum acara dimulai
b. Media dipersiapkan 1 hari sebelum pelaksanaan kegiatan
c. Kontrak dengan keluarga pasien yang akan diberikan penyuluhan
dilakukan 1 hari sebelum dan pagi hari sebelum kegiatan dilaksanakan
2. Evaluasi Proses
a. Praktikkan memandu terapi bermain dari awal hingga akhir kegiatan
b. Respon keluarga pasien selama proses penyuluhan berlangsung
c. Keluarga aktif dalam menanyakan materi penyuluhan
d. Kegiatan berjalan dengan lancar dan tujuan mahasiswa tercapai dengan
baik
3. Evaluasi Hasil
a. Kegiatan Penyuluhan dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan
b. Keluarga pasien dapat menjelaskan kembali perawatan Pneumonia
dirumah
c. Keluarga pasien dapat menjelaskan kembali pencegahan Pneumonia

Anda mungkin juga menyukai