Minicex BO, Nanti Diedit USG Dan Tinjauan Pustaka
Minicex BO, Nanti Diedit USG Dan Tinjauan Pustaka
BLIGHTED OVUM
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Persyaratan Program Pendidikan
Profesi Dokter Bagian Ilmu Kandungan dan Kebidanan
Disusun oleh :
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
2019
STATUS ILMU KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
SMF KANDUNGAN DAN KEBIDANAN
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG
NIM : 30101307086
A. IDENTITAS
1. Nama penderita : Ny. D
2. Umur : 20 tahun
3. Jenis kelamin : Perempuan
4. No CM : 0137xxx
5. Agama : Islam
6. Pekerjaan : Mahasiswi
7. Pendidikan : Lulus SMA
8. Status : Menikah
9. Alamat : Krajan 02/04 Mangunjiwan, Demak
10. Nama suami : Tn. M
B. ANAMNESA
Keluhan Utama :
Pasien mengeluh keluar darah dari jalan lahir.
Riwayat Obstetri :
Pasien G1P1A0
HPHT : 02 – 12 – 2018
HPL : 09 – 09 – 2019
Usia kehamilan: 9 minggu
Riwayat ANC
Pemeriksaan kehamilan dilakukan di klinik dokter spesialis kandungan.
Pemeriksaan kehamilan dilakukan 1 bulan sekali dan diberikan vitamin
dan suplemen besi. Saat kehamilan 7 minggu pasien disuruh untuk
melakukan evaluasi hasil usg kembali saat usia kehamilan menginjak usia
9 minggu.
Riwayat suntik TT (+)
Riwayat Menstruasi
- Menarche : 13 tahun
- Siklus mestruasi : teratur, 28 hari
- Lama menstruasi : 7 hari
- Dismenore : (-)
Riwayat Perkawinan
Pasien menikah pertama kali dengan suami yang sekarang.
Usia pernikahan ± 7 bulan.
Riwayat KB : -
Riwayat Penyakit Dahulu
- Riwayat hipertensi disangkal.
- Riwayat penyakit jantung disangkal
- Riwayat penyakit paru disangkal.
- Riwayat DM disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
- Riwayat hipertensi disangkal.
- Riwayat penyakit jantung disangkal.
- Riwayat penyakit paru disangkal.
- Riwayat DM disangkal.
Riwayat Sosial Ekonomi
Pasien adalah mahasiswi, pekerjaan suami karyawan swasta, kesan
ekonomi : cukup, untuk biaya kesehatan ditanggung BPJS.
Riwayat Gizi
Pasien mengatakan tidak ada masalah pada nafsu makan selama kehamilan
dan mual muntah disangkal.
C. PEMERIKSAAN FISIK
Extremitas :
Superior Inferior
Status Ginekologi
Externa : vulva oedem (-), masa (-), perlukaan (-), eritema
(-), fluxus (+), fluor (-), uretra tenang.
Interna
o Rugae vagina : (+)
o Porsio : teraba lunak sebesar jempol tangan
o OUE/OUI : tertutup
o Fundus uteri : sebesar telur bebek
o Adneksa : tenang
o Parametrium : tenang
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium
2. Pemeriksaan USG
Kesan :
E. RESUME
Riwayat Obstetri :
Pasien G1P1A0
HPHT : 02 – 12 – 2018
HPL : 09 – 09 – 2019
Usia kehamilan: 9 minggu
Status present: keadaan umum baik
F. DIAGNOSA
Pasien Pasien G1P1A0 usia 20 tahun hamil 9 minggu dengan blighted ovum
G. TATALAKSANA
Infus RL 20 tpm
Cefadroxyl kaps 2 x 1
Methyl ergometrine tab 3 x 1
Asam Mefenamat 3 x 1
Sulfas ferosus 1 x 1
Kuretase
Pengawasan : KU, vital sign, PPV`
H. EDUKASI
I. PROGNOSIS
.I Definisi
Blighted ovum (BO) disebut juga kehamilan anembrionik merupakan
suatu keadaan kehamilan patologi dimana janin tidak terbentuk. Sel telur
dibuahi dan menempel ke dinding uterus, tetapi embrio tidak berkembang
sehingga tidak dijumpai pula adanya denyut jantung janin. Dalam kehamilan
ini kantung ketuban dan plasenta tetap terbentuk dan berkembang, akan tetapi
tidak ada perkembangan janin di dalamnya (kosong). Dapat disimpulkan
Blighted Ovum (BO) merupakan kehamilan tanpa embrio Kehamilan ini akan
berkembang seperti kehamilan biasa dimana uterus akan membesar meskipun
tanpa ada janin di dalamnya. Kondisi kehamilan tersebut menyebabkan resiko
abortus sebesar 50% dimana abortus spontan akan terjadi pada usia kehamilan
14-16 minggu.
.II Etiologi
Penyebab dari blighted ovum saat ini belum diketahui secara pasti, namun
diduga karena beberapa faktor.
Genetik
Penyebab Blighted ovum (BO) biasanya adalah faktor genetik.
Hal ini sering disebabkan karena kerusakan kromosom
sehingga kualitas sperma maupun ovum menjadi buruk.
Menurut penelitian Edmonds (1992) kondisi trisomi 16
meningkatkan faktor resiko terjadinya kehamilan anembrionik.
Abortus
Peningkatan faktor resiko terjadinya Blighted ovum (BO)
akibat abortus juga berhubungan dengan gen. Menurut Buckett
and Regan (2015) trisomi dengan monosomi kromosom X dan
tripl oidi merupakan kondisi kromosom abnormal yang
ditemukan pada kasus abortus (30% pada seluruh kasus abortus
dan 60% pada kasus abortus berulang). Kejadian abortus
berulang meningkatkan resiko terjadinya kehamilan
anembrionik sebesar 68,5%. Hal ini terkait dengan kerusakan
DNA sperma pada kasus abortus sehingga menimbulkan resiko
kehamilan anembrionik.
Kebiasaan buruk konsumsi alkohol dan merokok
Nutrisi dan status BMI
Infeksi TB, TORCH
Anomali uterus (uterus arkuatus, uterus didelphic, uterus
bicornus, uteri septalis)
Vaksin Dengue
Kelainan imunologis (Disfungsi NK sel, autoantibodi,
trombofilia)
III. Insidensi
IV. Patofisiologi BO
Pada saat konsepsi, sel telur (ovum) yang matang bertemu sperma, namun
akibat berbagai faktor maka sel telur yang telah dibuahi sperma tidak dapat
berkembang sempurna, dan hanya terbentuk plasenta. Meskipun demikian
plasenta tersebut tetap tertanam di dalam rahim. Plasenta menghasilkan hormon
HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini akan memberikan
sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak sebagai pemberitahuan bahwa sudah
terdapat hasil konsepsi di dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan
munculnya gejala-gejala kehamilan seperti mual, muntah, anoreksia, dan
menyebabkan tes kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack
maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG (human
chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai hormon kehamilan.
V. Diagnosis
1. Anamnesis dan pemeriksaan fisik
Pada awalnya, wanita merasakan gejala-gejala hamil, seperti mudah
lelah, merasa payudara nyeri atau mual-mual. Blighted ovum dapat diketahui
di usia kehamilan yang dini, pada umumnya pasien datang ke dokter karena
keluhan berupa bercak pendarahan di usia kehamilan kurang lebih 6-8
minggu. Selanjutnya, pertumbuhan plasenta berhenti dan kadar hormon HCG
kembali turun, dan akhirnya gejala kehamilan menghilang biasanya terjadi
setelah usia kehamilan 12 minggu. Pada saat tersebut, wanita akan merasa
tidak nyaman di perut, atau keluar bercak perdarahan dari vagina.
Gejala awal sama dengan wanita hamil dengan menunjukan hasil PP test (+)
kadang diikuti dengan :
1. Mual, muntah (morning sickness),
2. Nyeri kepala,
3. Nyeri payudara dan payudara mengeras,
4. Cepat lelah,
5. Flek-flek merah kecoklatan dari jalan lahir,
6. Kram perut,
7. Pertumbuhan rahim yang lambat tidak sesuai dengan umur kehamilan.
2. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakkan diagnosa blighted
ovum adalah dengan USG (Ultrasonografi) yang menunjukkan kantung
kehamilan kosong. Berdasarkan prosedur, blighted ovum dapat disimpulkan
setelah usia kehamilan di atas 7-8 minggu. Saat itu diameter kantong
kehamilan sudah mencapai ukuran antara 2,5-3 cm. Sementara jika dilakukan
USG saat usia kehamilan masih di bawah 8 minggu, belum dapat dilihat
pertumbuhan janin karena kantong kehamilan yang terbentuk masih kecil.
Pada layar USG, besar kemungkinan hanya terlihat lingkaran kantong janin
saja. Lain halnya jika USG dilakukan saat usia kehamilan 8 minggu dan hanya
terlihat kantong kehamilan saja tanpa janin di dalamnya baru dapat di
diagnosis sebagai blighted ovum.
Pada usia kehamilan 7-8 minggu biasanya akan terlihat
perkembangan janin telah mencapai 20 mm. Bila janin tidak terlihat atau
ukurannya lebih kecil dari 20 mm perlu dicurigai ibu mengalami gejala
kehamilan kosong dan dapat dipastikan pada pemeriksaan USG beberapa
minggu selanjutnya. Kelainan juga dapat dijumpai saat kehamilan memasuki
pertengahan trimester pertama dimana saat pemeriksaan tidak ditemukan
denyut jantung janin atau janin tidak terlihat menggunakan USG.
VII. Penatalaksanaan BO
Jika telah didiagnosis blighted ovum, maka tindakan selanjutnya adalah
mengeluarkan hasil konsepsi dari rahim (kuretase). Hasil kuretase akan dianalisa
untuk memastikan apa penyebab blighted ovum lalu mengatasi penyebabnya. Jika
karena infeksi maka dapat diobati sehingga kejadian ini tidak berulang. Jika
penyebabnya antibodi maka dapat dilakukan program imunoterapi sehingga
prognosis kehamilan berikutnya baik.
VIII. Komplikasi
Pada dasarnya kehamilan kosong tidak berdampak pada keselamatan ibu.
Hanya saja, bahaya akan muncul sebagai akibat dari komplikasi tindakan yang
dilakukan seperti tindakan kuretase. Sementara sebelum dilakukan kuretase,
umumnya ibu sudah mengalami perdarahan. Jika terjadi perdarahan hebat yang
tidak tertangani maka dapat menimbulkan syok bahkan kematian. Selain itu
dampak yag lain berupa kondisi psikologis ibu.
REFERENSI