Anda di halaman 1dari 6

KOMITE MADRASAH

Komite Sekolah adalah suatu lembaga mandiri di lingkungan sekolah dan berperan
dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arah, dan
dukungan tenaga, sarana, dan prasarana serta pengawasan pada tingkat satuan
pendidikan (sekolah).

Awal terbentuknya Komite Sekolah berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan


Nasional (Kemendiknas) No. 014/ U/ 2002 Tanggal 2 April 2002 sekaligus
menyatakan Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan ( BP3 ) tidak berlaku lagi.

Badan ini bersifat mandiri, tidak mempunyai hubungan hierarkis dengan lembaga
pemerintahan.

Komite Sekolah memiliki kedudukan yang kuat karena diundangkan dalam


dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN No.
20/2003). Pasal 56 ayat 3 UU SPN No. 20/2003 menyatakan:

Komite Sekolah adalah lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan
mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan, dan dukungan tenaga,
sarana dan prasarana, serta pengawasan pendidikan pada tingkat satuan
pendidikan.

Tujuan Komite Sekolah

Berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No 44/U/2002 Tahun 2002


tentang Komite Sekolah, Komite Sekolah bertujuan untuk:

1. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam


melahirkan kebijakan operasional dan program pendidikan di satuan
pendidikan;

2. Meningkatkan tanggung jawab dan peranserta masyarakat dalam


penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan;

3. Menciptakan suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan demokratis


dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan
pendidikan
Peran Komite Sekolah

a. Pemberi pertimbangan (Advisory Agency) dalam penentuan dan pelaksanaan


kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.

b. Pendukung (Supporting Agency) baik yang berwujud finansial, pemikiran,


maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

c. Pengontrol (Controlling Agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas


penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.

d. Mediator (Mediator Agency) antara pemerintah (Executive) dengan


masyarakat di satuan pendidikan.

Fungsi Komite Sekolah

Untuk menjalankan perannya komite sekolah mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Mendorong perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan


pendidikan yang bermutu.

b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan/organisasi/dunia


usaha) dan pemerintah berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu.

c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan dan berbagai kebutuhan


pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

d. Memberikan masukan, pertimbangan dan rekomendasi kepada satuan


pendidikan mengenai:

a) kebijakan dan program pendidikan

b) rencana anggaran pendidikan dan belanja madrasah (RAPBM

c) Kriteria kinerja satuan pendidikan

d) criteria tenaga kependidikan

e) hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan.


e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna
mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan.

f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan


pendidikan di satuan pendidikan.

g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, program,


penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
Komite Sekolah dapat melaksanakan peran dan fungsinya sebagai penunjang
dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang sejalan dengan kondisi dan
permasalahan lingkungan masing-masing sekolah.

Komite sekolah dapat melaksanakan fungsinya sebagai partner sekolah dalam


mengadakan sumber-sumber daya pendidikan dalam rangka melaksanakan
pengelolaan pendidikan yang dapat mewujudkan fasilitas bagi guru dan siswa untuk
belajar sehingga pembelajaran menjadi semakin efektif.

Adanya sinergi antara komite sekolah dengan pihak sekolah melahirkan tanggung
jawab bersama antara sekolah dan masyarakat sebagai mitra kerja dalam
membangun pendidikan. Dari sini masyarakat akan dapat menyalurkan berbagai ide
dan partisipasinya dalam memajukan pendidikan di daerahnya.

Pihak sekolah harus mampu meyakinkan orang tua, pemerintah setempat, dunia
usaha, dan masyarakat pada umumnya bahwa sekolah itu dapat dipercaya. Dengan
demikian, sekolah pada tataran teknis perlu mengembangkan kemampuan
menganalisis biaya sekolah yang berkorelasi signifikan terhadap mutu pendidikan
yang diperolehnya.

Pemberdayaan Komite Sekolah dapat diwujudkan diantaranya melalui pelibatan


mereka dalam penyusunan rencana dan program sekolah, RAPBS, pelaksanaan
program pendidikan dan penyelenggaraan akuntabilitas pendidikan.

Salah satu tugas dan fungsi komite adalah sebagai badan pertimbangan dan
pendukung dalam hal penyusunan dan penetapan RAPBS serta memberi dukungan
dalam financial khususnya dalam penggalian dana dari wali siswa atau masyarakat.
Bukan Hanya Ngurus Sumbangan

Fungsi, tugas, dan tanggung jawab Komite Sekolah disesuaikan dengan kebutuhan
sekolah. Peran komite sekolah bukan hanya sebatas pada mobilisasi sumbangan
dan mengawasi pelaksanaan pendidikan, namun juga meningkatkan kualitas
pengambilan keputusan dan perancanaan sekolah yang dapat merubah pola pikir,
keterampilan, dan distribusi kewenangan atas individual dan masyarakat yang dapat
memperluas kapasitas manusia meningkatkan taraf hidup dalam sistem manajemen
pemberdayaan sekolah.

Dengan demikian, dapat disimpulkan, Komite Sekolah adalah badan mandiri yang
mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan,
dan efesiansi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan
prasekolah, jalur pendidikan sekolah, maupun luar sekolah.

Nama dan ruang lingkup lewenangan ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
masing – masing satuan pendidikan, seperti komite sekolah, komite pendidikan,
komite pendidikan luar sekolah, dewan sekolah, majelis sekolah, majelis madrasah,
momite TK, atau nama lain yang sesuai dengan criteria pemberdayaan masyarakat
dan pemberdayaan sekolah dengan fokus pemenuhan mutu yang kompetitif.

Organisasi & Pengurus Komite Sekolah

Berdasarkan Keputusan Kementerian Pendidikan, Keanggotaan Komite Sekolah


terdiri atas:

a. Unsur masyarakat dapat berasal dari orang tua/wali peserta didik; tokoh
masyarakat; tokoh pendidikan; dunia usaha/industri; organisasi profesi
tenaga pendidikan; wakil alumni; dan wakil peserta didik.

b. Unsur dewan guru, yayasan/lembaga penyelenggara pendidikan Badan


Pertimbangan Desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota Komite
Sekolah (maksimal 3 orang).

c. Anggota Komite Sekolah sekurang-kurangnya berjumlah sembilan orang


dan jumlahnya gasal.
d. Pengurus Komite Sekolah sekurang-kurangnya terdiri atas Ketua,
Sekretaris, dan Bendahara yang dipilih dari dan oleh anggota. Ketua
bukan berasal dari kepala satuan pendidikan.

Prinsip Pembentukan Pembentukan Komite Sekolah menganut prinsip-prinsip


sebagai berikut:

a. transparan, akuntabel, dan demokratis;

b. merupakan mitra satuan pendidikan.

Mekanisme Pembentukan Komite Sekolah

1. Pembentukan Panitia Persiapan

Masyarakat dan/atau kepala satuan pendidikan membentuk panitia persiapan.


Panitia persiapan berjumlah sekurangkurangnya 5 (lima) orang yang terdiri atas
kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala satuan pendidikan,
penyelenggara pendidikan), pemerhati pendidikan (LSM peduli pendidikan, tokoh
masyarakat, tokoh agama, dunia usaha dan industri), dan orangtua peserta didik.

2. Panitia persiapan bertugas mempersiapkan pembentukan Komite Sekolah


dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk pengurus/


anggota BP3, Majelis Sekolah, dan Komite Sekolah yang sudah ada) tentang
Komite Sekolah menurut Keputusan ini;

b. Menyusun kriteria dan mengindentifikasi calon anggota berdasarkan usulan


dari masyarakat;

c. Menyeleksi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat;

d. Mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat;

e. Menyusun nama-nama anggota terpilih;

f. Memfasilitasi pemilihan pengurus dan anggota Komite Sekolah;


g. Menyampaikan nama pengurus dan anggota kepada kepala satuan
pendidikan:

h. Panitia Persiapan dinyatakan bubar setelah Komite Sekolah terbentuk.

Tahapan Pembentukan Komite Sekolah

Secara teknis, Tahapan Pembentukan Komite Sekolah sebagai berikut:


1. Sekolah membentuk tim penjaringan

2. Tim penjaringan menentukan dan mengundang calon pengurus

3. Calon pengurus bermusyawarah membentuk kepengurusan

4. Kepala Sekolah membuat SK pengurus

5. Pengurus yang terbentuk membuat AD/ART

6. Sekolah mengajukan program

7. Pengurus membahas program usulan sekolah

8. Pengurus mengundang orang tua wali untuk sosiali program

Demikian Tugas Pokok dan Fungsi Komite Sekolah serta Proses Penyusunan
Pengurusnya berdasarkan UU dan Keputusan Menteri seperti tercantum di atas.***

Anda mungkin juga menyukai