Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PENDAHULUAN

FRAKTUR FEMUR

Di Susun Oleh:

Nama : Andi Indra Pranata

Nim : 16.11.4066.E.A.0003

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA


I. DEFINISI
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas jaringan tulang yang biasanya disebabkan oleh
rudapaksa atau trauma yang menyebabkan tulang patah
Fraktur femur adalah patah tulang yang terjadi dibagian paha yang disebabkan oleh
benturan keras seperti kecelakaan kerja.

II. ETIOLOGI
Fraktur dapat terjadi karena beberapa factor, meliputi: trauma kecelakaan lalulintas, jatuh
dari ketinggian dengan posisi berdiri ataupun duduk, sehingga terjadi fraktur pada tulang
belakang, patologis: sering disebabkan karena metastasis dari tumor, degenerasi terjadi
karena kemunduran fisiologi dari jaringan tulang itu sendiri, spontan terjadi karena
tarikan otot yang sangat kuat (angulasi fraktur)

III. TANDA DAN GEJALA


 Kelemahan pada daerah yang fraktur
 Nyeri bila ditekan atau bergerak
 Adanya krepitasi
 Adanya deformitas
 Perdarahan (internal/eksternal)
 Syok

IV. KLASIFIKASI
1. Fraktur tertup (closed) tidak terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia
luar, kulit masih mulus tidak ada luka
2. Fraktur terbuka (open) terdapat hubungan antara fragmen tulang dengan dunia luar,
adanya luka pada tulang yang patah atau patahan tulang yang keluar
3. Fraktur komplit adalah patah tulang seluruhnya yang melewati garis penampang
tulang
4. Fraktur inkomplit adalah patah tulang yang tidak utuh karena tidak melalui garis
penampangtulang
V. PATOFISIOLOGI

Trauma/patologis

Diskontinuitas jaringan tulan

nyeri Gangguan pola


fraktur tidur

Kerusakan jaringan perdarahan


tulang Tindakan operasi

Cedera vaskuler Kerusakan Kehilangan Luka pada


jaringan cairan bagian post OP

Kerusakan kerangka Syok


hematoma Resiko infeksi
neuromuskuler hipovalomik

Kurang
Peradangan Kekurangan
Kerusakan mobilitas informasi
(kolor, dolor volume cairan
fisik rubor, tumor)

Terpasang Kurangn
infuse/transfusi pengetahuan
Perubahan
perfusi
jaringan

Resiko infeksi

Kerusakan
integritas kulit
VI. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Rontgen
 Scan Tulang
 Homogram
 Ct-Scan/Mri
 Arteriogram

VII. TINDAKAN UMUM


 Merubah posisi pasien senyaman mungkin
 Kompres hangat atau kompres dingin
 Pemijatan atau masase
 Latihan ROM pasif dan pasif
 Mengurangi penekanan dan support social

VIII. PENGKAJIAN KEPERAWATAN


1. Riwayat perjalanan penyakit
2. Riwayat pengobatan sebelumnya
3. Pertolongan pertama yang dilakukan
4. Pemeriksaan fisik
 Identifikasi
 Inspeksi
 Palpasi
 Observasi
5. Pemeriksaan diagnostk
 Laboratorium (HCT, Hb, Leukosit, LED)
 Ct- scan
6. Obat-obatan : golongan antibiotika (-) gram, antibiotika (+) gram
 Osteomyelitis acut
 Osteomyelitis kronik
 Osteoporosis
 Rematoid artitis
Adalah penyakit yang dapat memperberat penyakit atau mempersulit
penyembuhan
IX. DIAGNOSA DAN INTERVENSI
1. Nyeri akut
2. Gangguan pola tidur
3. Gangguan mobilitas fisik
4. Resiko infeksi
5. Kekurangan volume cairan
6. Keruakan integritas kulit
7. Kurang pengetahuan

Diagnose Tujuan/kriteria hasil NOC NIC


Nyeri akut  Memperlihatkan  Lakukan
pengendalian nyeri manajemen nyeri
 Dapat menunjukan tingkat  Beri informasi dan
nyeri edukasi tentang
 Memperaktekkan cara nyeri
penanganan nyeri non  Ajarkan teknik
farmakologi relaksasi napas
 Mengenali tanda dan gejala dalam
nyeri  Kolaborasi dalam
 Melaporkan pola tidur yang pemberian analgesic
baik
Gangguan pola  Menunjukan pola tidur  Kaji penyebab
tidur yang baik gangguan pola tidur
 Mengenali penyebab  Kaji pola tidur
kurang tidur  Ciptakan
lingkungan yang
tenang
 Diskusikan dengan
dokter tentang
penggunaan obat
tidur
Hambatan  Memperlihatkan mobilitas  Kaji kebutuhan
mobilitas fisik yang baik dasar
 Memperlihatkan  Meningkatkan dan
penggunaan alat bantu membantu dalam
 Mandiri dalam memenuhi ambulasi
kebutuhan dasar  Memfasilitasi
 Status neurologi baik latihan fisik
 Pengaturan posisi
 Bantu perawatan
diri
 Penuhi kebutuhan
dasar
 Kolaborasi Berikan
terapi untuk
mengurangi
hambatan mobilitas
fisik
Resiko infeksi  Factor risoko akan hilang  Manajemen
 Pasoen dapat menunjukan penyakit menular
pengendalian reiko  Pantau status imun
 Perawatan luka jika
perlu
 pengendaalian
infeksi

Kekurangan  Kekurangan cairan akan  Manajemen cairan


voume cairan teratasi  Pemantauan cairan
 Keseimbangan cairan akan  Manajemen
dicapai hipovolemia
 Terapi intravena
(IV)
 Pencegahan syo
Kerusakan  Menunukan dampak  Perawatan daerah
integritas kulit imobilisasi insisi
 Menunukan integritas kulit  Manajemen nutrisi
baik
 Status nutrisi dalam batas
normal

Kurang  Memperlihatkan  Identifikasi tingkat


pengetahuan pengetahuan yang pengetahuan
meningkat  Bantu pasien
 Pasien mampu memahami
mengidentifikasi kebutuhan informasi tentang
terapi penyakit yang
dialami

X. DAFTAR PUSTAKA

Apply G.A.2005 orthopedi dan fraktur sistem appley. Edisi VII. Jakarta: widya
medika

Pearce. C. Evelynm 2006. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai