Disusun Oleh:
1.DEFINISI
Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesif cepat, berupa
deficit neurologis vocal, atau dan global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
non tarumatik (sumbsr : kapita selekta kedokteran jilid II).
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi beraliran darah otak
(sumber : patofisiologi, elizabath j. corwin).
2.ETIOLOGI
Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh
mana yang tersumbat) ukuran perfusinya yang tidak adekuat dan jumlah aliran darah
kolateral (sekunder atau eksesori.
Kehilangan motorik, difungsi umum paling umum adalah himeplegia (paralialis pada
salah satu sisi) karena lesi pada otak kanan berlawanan
4.PATOFISIOLOGI
Otak sangat terganggu pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen. Jika
aliran darah ke setiap bagian otak terhambat karena trombus dan embolus, maka mulai terjadi
kekurangan oksiegn ke jaringan otak, kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada
gejalah yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Selanjutnya kekurangan oksigen
dalam waktu yang lebih lama dapat menyebabkan nekrosis mikroskopik neiron – neuron.
Area nekrotik kemudian disebut infark. Kekurangan oksigen pada awalnya mungkin akibat
iskemia mum ( karena henti jantung atau hipotensi) atau hipoksia karena akibat proses
anemia dan kesukaan untuk bernafas. Stroke karena embolus dapat merupakan akibat dari
bekuan darah, udara,palque, ateroma fragmen lemak. Jika etiologi stroke adalah hemorihagi
maka faktor pencetus adalah hipertensi. Abnormalis vaskuler, aneurisma serabur dapat terjadi
ruptur dan dapat menyebabkan hemorrahagi.
Pada stroke trombosis atau metabolik maka otak mengalami iskemia dan infark sulit
ditentukan. Ada peluang dominan stroke akan meluas setelah serangan pertama sehingga
dapat terjadi edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dan kematian pada
area yang luas. Prognosis tergantung pada daerah otak yang terkena dan lunasnya saat
terkena. Patologi dapat berupa
1. Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti aterosklerosis dan thrombosis,
robeknya dinding pembuluh atau peradangan.
2. Berkurangnya perfusi akibat gangguan aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas
darah.
3. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau
pembuluh ekstrakranjum.
4. Ruptur vascular didalam jaringan otak atau ruang subaraknoid. (price, 2005).
5.PATHWAY
STROKE
a. Penatalaksanaan Umum
Posisi kepala dan badan atas 20 – 30 derajat, posisi lateral dekubitus bila disertai
muntah. Boleh dimulai mobilisasi bertahap bila hemodinamik stabil.
Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat bila perlu berikan oksigen
1 – 2 liter/menit bila ada hasil gas darah.
Kandung kemih yang penuh dikosongkan dengan kateter
Kontrol tekanan darah, dipertahankan normal.
Suhu tubuh harus dipertahankan
Nutrisi oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan bail, bila terdapat
gangguan menelan atau pasien yang kesadaran menurun, dianjurkan pipi NGT.
Mobilitas dan rehabilitas dini jika tidak ada kontraindikasi
b. Penatalaksanaan Medis
Trombolitik (streptokinase)
Anti platelet/ati trombolitik (asetosol, ticlopidin, cilostazol, dipiridamol)
Antikoagulan (heparin)
Hemorrhagea (pentoxyfilin)
Antagonis serotonin (Noftidrofuryl)
Antagonis calsium (nomodipin,piracetam)
c. Penatalaksanaan khusus/komplikasi
Atasi kejang (antikonvulsan)
Atasi tekanan intrakranial yang meninggi 9 manitol, gliserol, furosemid,
intubasi, steroid dll)
Atasi dekompresi (kraniotomi)
Untuk penatalaksanaan faktor resiko
Atasi hipertensi (anti hipertensi)
Atasi hiperglikimia (anti hiperglikimia)
(Andra,S,W & Yessie ,M,P , 2000)
7.PEMERIKSAAN PENUNJANG
8.PENGKAJIAN
AKTIVITAS AS/ISTIRAHAT
Gejala:
merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemaha, kehilangan sensasi atau
paralisis(hemiplegi). Merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat(nyeri atau kejang otot).
Tanda:
gangguan tonus otot (flaksid, spastis),paralitik (hemiplegi), dan terjadi kelemahan umum.
Gangguan penglihatan, gangguan tingkat kesadaran.
SIRKULASI
Gejala:
Adanya penyakit jantung (MI. reumatik/penyakit jantung vaskuler,GJK, Endokarditis
bacterial),polisitemia, riwayat hipotensi postural.
Tanda : hipertensi arterial (dapat ditemukan/terjadi pada CSV) sehubungan dengan adanya
embolisme/malformasi vaskuler.
Nadi:
frekuensi dapat bervariasi (karena ketidak stabilan fungsi jantung atau kondisi jantung, obat-
obatan, evek stroke pada pusat vasomotor). Disritmia,perubahan EKG,Desiran pada
karotis,femoralis, dan arteri iliaka/aorta yang abnormal.
INTEGRITAS EGO
Gejala:
perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa.
Tanda:
emosi yang labil dan tidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira. Kesulitan untuk
mengekspresikan diri.
ELIMINASI
Gejala:
perubahan pola berkemih,seperti inkontinensia urine, anuria. Distensi abdomen (distensi
kandung kemih berlebihan), bising usus negative ( ileus paralitik)
MAKANAN/CAIRAN
Gejala : nafsu makan hilang. Mual muntah selama fase akut (peningkatan TIK). Kehilangan
sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi dan tenggorokan disfagia. Adanya riwayat diabetes,
peningkatan lemak dalam darah.
Tanda:
Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan faringeal). Obesitas (faktor risiko).
NEUROSENSORI
Gejala:
singkope atau pusing (sebelum serangan CSV/selama TIA). Sakit kepala : akan sangat berat
dengan adanya pendarahan intraserebral atau subaraknoid.
Sentuhan : hilangnya rangsangan sensorik kontralateral ( pada sisi tubuh yang berlawanan
pada ekstremitas dan kadang-kadang pada ipsilateral (yang satu sisi pada wajah. Gangguan
rasa pengecapan dan penciuman.
Tanda:
status mental/tingkat kesadaran : biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragis ;
ketidaksadaran biasanya akan tetap sadar jika penyebabnya adalah trobosis yang bersifat
alami.
Afasia : gangguan atau kehilangan fungsi bahasa mungkin afasia motoric (kesulitan untuk
mengungkapkan kata) reseptif (afasia sensorik) yaitu kesulitan untuk memahami kata-kata
secara bermakna, atau afasia global yaitu gabungan dari kedua hal diatas.
NYERI/KENYAMANAN
Gejala : sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda (karena arteri korotis terkena).
PERNAPASAN
Gejala:
merokok (faktor risiko).
Tanda:
ketidakmampuan menelan/batuk/hambatan jalan napas. Timbulnya pernapasan sulit dan atau
takteratur. Suara napas terdengar/rongki (aspirasi sekresi).
KEAMANAN
Tanda:
motoric/sensorik : masalah dengan penglihatan.
Gangguan berespon terhadap panas dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh. Kesulitan
dalan menelan, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri (mandiri). Gangguan
dalam memutuskan perhatian sedikit pada keamanan,tidak sabra/kurang kesadaran diri
(stroke kanan).
INTERAKSI SOSIAL
PENYULUHAN/PEMBELAJARAN
Gejala:
adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke (faktor risiko). Pemakain kontrasepsi oral,
kecanduan alcohol (faktor risiko)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Angiografi serebral
Scan CT
Pungsi lumbal
MRI
Ultrasonografi Doppler
EEG
Sinar x tengkorak
PRIORITAS KEPERAWATAN
4. defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan
kontrol/koordinasi otot, kerusakan neuromuskuler.
10.RENCANA KEPERAWATAN
Marilynn E Doenges.2002
DAFTAR PUSTAKA