Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH (TUGAS INDIVIDU)

STROKE (Cedera Cerebrovaskuler)

Dosen pengampu : M .Mudzakkir. M.Kep

Disusun Oleh:

Nurul Hidayah (17.2.05.01.0003)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

Jl. KH.Ahmad Dahlan No.25 Mojoroto Kediri

Tahun Ajaran 2018/2019


STROKE

1.DEFINISI

Stroke adalah sindrom klinis yang awal timbulnya mendadak, progesif cepat, berupa
deficit neurologis vocal, atau dan global, yang berlangsung 24 jam atau lebih atau langsung
menimbulkan kematian, dan semata-mata disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak
non tarumatik (sumbsr : kapita selekta kedokteran jilid II).
Stroke adalah cedera otak yang berkaitan dengan obstruksi beraliran darah otak
(sumber : patofisiologi, elizabath j. corwin).

Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA),adalah kehilangan fungsi otak yang di


akibatkan oleh berhentinya suplai darah kebagian otak. Sering ini adalah kulminasi penyakit
serebrovaskular selama beberapa tahun. (Suzanne C,S & Brenda G bare, 2002)

Stroke adalah masalah neurologic primer di AS dan dunia. Meskipun upaya


pencegahan telah menimbulkan penurunan pada insiden dalam beberapa tahun terakhir,
stroke adalah peringkat ketiga penyebab kematian dengan laju mortalitas 18% sampai 37%
untuk stroke pertama dan sebesar 62% untuk stroke selanjutnya. (Suzanne C,S & Brenda G
bare, 2002)
Stroke atau cedera serebrovaskuler adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan
oleh terhentinya suplai darah ke bagian otak (Smeltzer & Bare, 2001)

2.ETIOLOGI

Stroke biasanya diakibatkan dari salah satu dari tempat kejadian :

1. Thrombosis (bekuan darah didalam pembuluh darah otak atau leher)


2. Embolisme serebral (bekuan darah atau material lain yang dibawa ke otak dari
bagian tubuh yang lain).
3. Iskemia (penurunan aliran darah ke area otak).
4. Hemoragi serebral (pecahnya pembuluh darah serebral dengan pendarahan
kedalam jaringan otak atau ruangan sekitar otak),akibatnya adalah penghentian
suplai darah ke otak, yang menyebabkan kehilangan sementara atau permanen
gerakan, berpikir, memori, bicara, atau sensasi.
(Suzanne C,S & Brenda G bare, 2002)
1. Infark otak (80%)
a. Emboli
 Emboli kardiogenik
 Fibrilasi atrium dan aritmia lain
 Thrombus mural dan ventrikel kiri
 Penyakit kutub mitral atau aorta
 Endocarditis (infeksi atau non infeksi)
b. Emboli paradoksal (foramen ovalepaten)
 Emboli arkur aorta
 Aterotrombotik (penyakit pembuluh darah sedang-besar)
 Penyakit ekstrakanial
 Arteri karotis interna
 Arteri vertebralis
c. Penyakit intracranial
 Arteri karotis interna
 Arteri serebri interna
 Arteri basilaris
 Lakuner(oklusi arteri perforans kecil)
2. Pendarahan intraserebral
a. Hipertensi
b. Malformasi artei-vena
c. Angipati amyloid
3. Pendarahan subaraknoid 5%
4. Penyebab lain (dapat menimbulkan infrak atau pendarahan)
a. Tobus sinus dura
b. Diseksi arteri karotis atau vertebralis
c. Vaskulitis system saraf pusat
d. Penyakit moya-moya (0klusi arteri besar intrakaranial yang progesif)
e. Migren
f. Kondisi hiperkoagulasi
g. Penyalahgunaan obat
h. Kelainan hematologist (anemia sel sabit, polisistemia, atau leukimia)
(M.clevo ,R & Margareth, 2000)
3.MANIFESTASI KLINIS

Stroke menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi (pembuluh
mana yang tersumbat) ukuran perfusinya yang tidak adekuat dan jumlah aliran darah
kolateral (sekunder atau eksesori.

Kehilangan motorik, difungsi umum paling umum adalah himeplegia (paralialis pada
salah satu sisi) karena lesi pada otak kanan berlawanan

Kehilangan komunikasi, disfungsi bahasa dan komunikasi dapat dimanisfestasikan


sebagai berikut :

 Disatria (kesulitan berbicara)


 Disfasia atau afasia (bicara defektif atau kehilangan bicara)
 Apraksia (ketidakmampuan untuk melakukan tindakan yang dipelajari sebelumnya)

Gangguan persepsi, oersepsi adalah ketidakmampuan untuk menginterprestasikan


sensasi.

(Suzanne C,S & Brenda G bare, 2002)

4.PATOFISIOLOGI

Otak sangat terganggu pada oksigen dan tidak mempunyai cadangan oksigen. Jika
aliran darah ke setiap bagian otak terhambat karena trombus dan embolus, maka mulai terjadi
kekurangan oksiegn ke jaringan otak, kekurangan selama 1 menit dapat mengarah pada
gejalah yang dapat pulih seperti kehilangan kesadaran. Selanjutnya kekurangan oksigen
dalam waktu yang lebih lama dapat menyebabkan nekrosis mikroskopik neiron – neuron.
Area nekrotik kemudian disebut infark. Kekurangan oksigen pada awalnya mungkin akibat
iskemia mum ( karena henti jantung atau hipotensi) atau hipoksia karena akibat proses
anemia dan kesukaan untuk bernafas. Stroke karena embolus dapat merupakan akibat dari
bekuan darah, udara,palque, ateroma fragmen lemak. Jika etiologi stroke adalah hemorihagi
maka faktor pencetus adalah hipertensi. Abnormalis vaskuler, aneurisma serabur dapat terjadi
ruptur dan dapat menyebabkan hemorrahagi.

Pada stroke trombosis atau metabolik maka otak mengalami iskemia dan infark sulit
ditentukan. Ada peluang dominan stroke akan meluas setelah serangan pertama sehingga
dapat terjadi edema serebral dan peningkatan tekanan intrakranial (TIK) dan kematian pada
area yang luas. Prognosis tergantung pada daerah otak yang terkena dan lunasnya saat
terkena. Patologi dapat berupa

1. Keadaan penyakit pada pembuluh darah itu sendiri, seperti aterosklerosis dan thrombosis,
robeknya dinding pembuluh atau peradangan.
2. Berkurangnya perfusi akibat gangguan aliran darah, misalnya syok atau hiperviskositas
darah.
3. Gangguan aliran darah akibat bekuan atau embolus infeksi yang berasal dari jantung atau
pembuluh ekstrakranjum.
4. Ruptur vascular didalam jaringan otak atau ruang subaraknoid. (price, 2005).

(Andra,S,W & Yessie ,M,P , 2000)

5.PATHWAY

STROKE

Hemoragi Non hemoragi

Peningkatan Trombus/ emboli di otak


tekanan
sistemik
Suplai darah ke jaringan
otak tidak adekuat
aneurisma
Vasospasme arteri otak /
Perfusi jaringan cerebral
Perdarahan saraf otak
tidak adekuat
arakhnoid/ Area grocca
ventrikel
Iskemik/infark
Hemisfer kiri
Rusaknya fungsi
Hematoma N. VII dan N XII
Defisit neurologi Hemisparese/ plegi kanan
cerebral
Kerusakan
Hemisfer kanan Gangguan mobilitas fisik
Herniasi otak/ PTIK komunikasi
verbal
Hemiparese/ plegi kiri
Kurang
Penurunan kesadaran
pengetahuan
Defisit perawatan diri
Perfusi jaringan serebral
6.PENATALAKSANAAN

a. Penatalaksanaan Umum
 Posisi kepala dan badan atas 20 – 30 derajat, posisi lateral dekubitus bila disertai
muntah. Boleh dimulai mobilisasi bertahap bila hemodinamik stabil.
 Bebaskan jalan nafas dan usahakan ventilasi adekuat bila perlu berikan oksigen
1 – 2 liter/menit bila ada hasil gas darah.
 Kandung kemih yang penuh dikosongkan dengan kateter
 Kontrol tekanan darah, dipertahankan normal.
 Suhu tubuh harus dipertahankan
 Nutrisi oral hanya boleh diberikan setelah tes fungsi menelan bail, bila terdapat
gangguan menelan atau pasien yang kesadaran menurun, dianjurkan pipi NGT.
 Mobilitas dan rehabilitas dini jika tidak ada kontraindikasi
b. Penatalaksanaan Medis
 Trombolitik (streptokinase)
 Anti platelet/ati trombolitik (asetosol, ticlopidin, cilostazol, dipiridamol)
 Antikoagulan (heparin)
 Hemorrhagea (pentoxyfilin)
 Antagonis serotonin (Noftidrofuryl)
 Antagonis calsium (nomodipin,piracetam)
c. Penatalaksanaan khusus/komplikasi
 Atasi kejang (antikonvulsan)
 Atasi tekanan intrakranial yang meninggi 9 manitol, gliserol, furosemid,
intubasi, steroid dll)
 Atasi dekompresi (kraniotomi)
 Untuk penatalaksanaan faktor resiko
 Atasi hipertensi (anti hipertensi)
 Atasi hiperglikimia (anti hiperglikimia)
(Andra,S,W & Yessie ,M,P , 2000)

7.PEMERIKSAAN PENUNJANG

a. Pemeriksaan radiologi system saraf


 Miografi
 CT scan
 Angiografi
 MRI
 EEG
 EMG
b. Laboratorium
 Darah
 Urine
 Cairan serebropinal

(M.clevo ,R & Margareth, 2000)

8.PENGKAJIAN

AKTIVITAS AS/ISTIRAHAT

Gejala:
merasa kesulitan untuk melakukan aktivitas karena kelemaha, kehilangan sensasi atau
paralisis(hemiplegi). Merasa mudah lelah, susah untuk beristirahat(nyeri atau kejang otot).

Tanda:
gangguan tonus otot (flaksid, spastis),paralitik (hemiplegi), dan terjadi kelemahan umum.
Gangguan penglihatan, gangguan tingkat kesadaran.

SIRKULASI

Gejala:
Adanya penyakit jantung (MI. reumatik/penyakit jantung vaskuler,GJK, Endokarditis
bacterial),polisitemia, riwayat hipotensi postural.

Tanda : hipertensi arterial (dapat ditemukan/terjadi pada CSV) sehubungan dengan adanya
embolisme/malformasi vaskuler.

Nadi:
frekuensi dapat bervariasi (karena ketidak stabilan fungsi jantung atau kondisi jantung, obat-
obatan, evek stroke pada pusat vasomotor). Disritmia,perubahan EKG,Desiran pada
karotis,femoralis, dan arteri iliaka/aorta yang abnormal.

INTEGRITAS EGO

Gejala:
perasaan tidak berdaya, perasaan putus asa.

Tanda:
emosi yang labil dan tidaksiapan untuk marah, sedih, dan gembira. Kesulitan untuk
mengekspresikan diri.
ELIMINASI

Gejala:
perubahan pola berkemih,seperti inkontinensia urine, anuria. Distensi abdomen (distensi
kandung kemih berlebihan), bising usus negative ( ileus paralitik)

MAKANAN/CAIRAN

Gejala : nafsu makan hilang. Mual muntah selama fase akut (peningkatan TIK). Kehilangan
sensasi (rasa kecap) pada lidah, pipi dan tenggorokan disfagia. Adanya riwayat diabetes,
peningkatan lemak dalam darah.

Tanda:
Kesulitan menelan (gangguan pada refleks palatum dan faringeal). Obesitas (faktor risiko).

NEUROSENSORI

Gejala:
singkope atau pusing (sebelum serangan CSV/selama TIA). Sakit kepala : akan sangat berat
dengan adanya pendarahan intraserebral atau subaraknoid.

Sentuhan : hilangnya rangsangan sensorik kontralateral ( pada sisi tubuh yang berlawanan
pada ekstremitas dan kadang-kadang pada ipsilateral (yang satu sisi pada wajah. Gangguan
rasa pengecapan dan penciuman.

Tanda:
status mental/tingkat kesadaran : biasanya terjadi koma pada tahap awal hemoragis ;
ketidaksadaran biasanya akan tetap sadar jika penyebabnya adalah trobosis yang bersifat
alami.

Afasia : gangguan atau kehilangan fungsi bahasa mungkin afasia motoric (kesulitan untuk
mengungkapkan kata) reseptif (afasia sensorik) yaitu kesulitan untuk memahami kata-kata
secara bermakna, atau afasia global yaitu gabungan dari kedua hal diatas.

Kehilangan kemampuan untuk mengenali/menghayati masuknya rangsangan visual,


pendengaran taktil (agnosia), seperti gangguan kesadaran tehadap citra tubuh, kewaspadaan,
kelalaian terhadap bagian tubuh yang terkena gangguan persepsi. kehilangan kemampuan
menggunakan motoric saat pasien ingin menggerakannya(apraksia).

NYERI/KENYAMANAN

Gejala : sakit kepala dengan intensitas yang berbeda-beda (karena arteri korotis terkena).

Tanda : tingkahlaku yang tidak stabil, gelisah,ketegangan pada otot/fasia.

PERNAPASAN

Gejala:
merokok (faktor risiko).
Tanda:
ketidakmampuan menelan/batuk/hambatan jalan napas. Timbulnya pernapasan sulit dan atau
takteratur. Suara napas terdengar/rongki (aspirasi sekresi).

KEAMANAN

Tanda:
motoric/sensorik : masalah dengan penglihatan.

Gangguan berespon terhadap panas dan dingin/gangguan regulasi suhu tubuh. Kesulitan
dalan menelan, tidak mampu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi sendiri (mandiri). Gangguan
dalam memutuskan perhatian sedikit pada keamanan,tidak sabra/kurang kesadaran diri
(stroke kanan).

INTERAKSI SOSIAL

Tanda : masalah bicara, ketidakmampuan untuk berkomunikasi

PENYULUHAN/PEMBELAJARAN

Gejala:
adanya riwayat hipertensi pada keluarga, stroke (faktor risiko). Pemakain kontrasepsi oral,
kecanduan alcohol (faktor risiko)

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Angiografi serebral
 Scan CT
 Pungsi lumbal
 MRI
 Ultrasonografi Doppler
 EEG
 Sinar x tengkorak

PRIORITAS KEPERAWATAN

1. Meningkatkan perfusi dan oksigenasi serebral yang adekuat.


2. Mencegah/meminimalkan komplikasi dak ketidakmampuan yang bersifat permanen.
3. Membantu pasien untuk menemukan kemandiriannya dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
4. Memberikan dukungan terhadap proses koping dan mengintegrasikan perubahan
dalam konsep diri pasien.
5. Memberikan informasi tentang proses penyakit/prognosisnya dan kebutuhan
tindakan/rehabilitasi.
9.DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. perfusi jaringan serebral berhubungan dengan interupsi aliran darah

2. kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang pemajanan, keterbatasan kognitif, tidak


mengenal sumber sumber informasi

3. kerusakan komunikasi verbal berhubungan dengan kerusakan sirkulasi serebral, kerusakan


neuromuskuler,kontrol otot fasial/ oral

4. defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan kekuatan dan ketahanan, kehilangan
kontrol/koordinasi otot, kerusakan neuromuskuler.

5. gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan perseptual / kognitif

10.RENCANA KEPERAWATAN

N Diagnosa Tujuan Intervensi/tindakan Rasional


o

1 perfusi Setelah dilakukan Mandiri:


jaringan tindakan asuhan -temukan faktor yang -mempengaruhi
.
serebral keperawatan berhubungan dengan penetapan intervensi.
berhubungan selama 7x24 jam keadaan khusu selama Kerusakan/kemunduran
dengan aliran darah normal koma/ penurunan tanda/ gejala neurologis
interupsi aliran KH: perfusi serebral dan atau kegagalan
darah -mempertahankan potensial terjadinya memperbaikinya
tingkat kesadaran peningkatan TIK. setelah fase awal
biasanya membaik memerlukan tindakan
fungsi kognitif dan pembedahan dan atau
motorik /sensori. px harus dipindahkan
- ke ruang ICU
mendemonstrasika -mengetahui
-catat status
n TTV stabil dan kecenderungan tingkat
neurologis sesering
tak ada tanda-tanda kesadaran dan potensial
mungkin dan
peningkatan TIK peningkatan TIK dan
bandingkan dengan
-menunjukkan mengetahui lokasi,luas
keadaan normalnya/
tidak ada dan kemajuan/resolusi
standar.
kelanjutan kerusakan SSP.
deteriorasi/ -variasi mungkin terjadi
-pantau tanda-tanda
kekambuhan oleh karena tekanan
vital seperti catat:
defisit. /trauma serebral pada
adanya hipertensi/
hipotensi, bandingkan daerah vasomotor otak.
TD yang terbaca pada Hipertensi /hipotensi
kedua lengan, postural dapat menjadi
frekuensi dan irama faktor pencetus.
jantung, catat pola dan Hipotensi dapat terjadi
irama dari pernafasan karena syok. Perubahan
, evaluasi pupil ,catat adanya bradikardia
ukuran,bentuk dapat terjadi sebagai
,kesamaan ,dan akibat adanya
reaksinya thd cahaya. kerusakan otak.
Ketidakteraturan
pernafasan dapat
memberikan gambaran
lokasi kerusakan
serebral/peningkatan
TIK dan kebutuhan
untuk intervensi
selanjutnya, reaksi
pupil diatur oleh saraf
kranial okulomotor(III)
dan berguna dalam
menentukan apakah
batang otak tersebut
masih baik.
Kolaborasi
-berikan O2 sesuai -menurunkan hipoksia
indikasi yang dapat
menyebabkan
vasodilatasi serebral
dan tekanan meningkat/
terbentuknya edema.
-berikan obat sesuai -dapat digunakan untuk
indikasi meningkatkan/
memperbaiki aliran
darah dan selanjutnya
dapat mencegah
pembekuan saat
embolus/trombus
merupakan faktor
masalahnya merupakan
kontraindikasi pada px
dengan hipertensi
sebagai akibat dari
peningkatan resiko
perdarahan.
-persipkan untuk -mungkin bermanfaat
pembedahan untuk mengatasi situasi
,endarterektomi ,
bypass mikrovaskuler
2. kurang Setelah dilakukan Mandiri:
pengetahuan tindakan asuhan -evaluasi tipe /derajat - defisit mempengaruhi
berhubungan keperawatan dari gangguan sensori. pilihan metode
dengan kurang selama 1x24 jam pengajaran dan
pemajanan, px dapat isi/kompleksitas
keterbatasan mendemonstrasika instruksi
kognitif, tidak n penyakit. -diskusikan keadaan - membantu dalam
mengenal KH: patologis yang khusus membangaun harapan
sumber sumber -berpartisipasi yang realistik dan
informasi dalam proses meningkatkan
belajar pemahaman terhadap
-mengungkapkan keadaan dan kebutuhan
pemahaman saat ini.
tentang - Tinjau ulang -Meninngkatkan
kondisi/prognosis keterbatasan saat ini pemahaman,
dan aturan dan diskusikan memberikan harapan
terapeutik rencana/kemungkinan pada masa datang dan
-memulai melakukan kembali menimbulkan harapan
perubahan gaya aktivitas dari keterbatasan hidup
hidup yang secara normal.
diperlukan -Tinjau ulang/pertegas -Aktifitas yang
kembali pengobatan dianjurkan,
yang diberikan. pembatasan, dan
Identifikasi cara kebutuhan obat/terapi
meneruskan program dibuat pada dasar
setelah pulang. pendekatan interdisiplin
terkoordinasi.
-diskusikan rencana -Mengikuti cara
untuk memenuhi tersebut merupakan
kebutuhan perawatan suatu hal yang penting
diri. pada kemajuan
pemulihan/pencegahan
komplikasi.
-Rujuk pada -Berbagai tingkat
perencanaan bantuan mungkin
pemulihan diperlukan/perlu
/pengawasan direncanakan
perawatan dirumah berdasarkan pada
dengan mengunjungi kebutuhan secara
perawat. individual.
-Identifikasi sumber- -Lingkungan rumah
sumber yang ada mungkin memerlukan
dimasyarakat seperti evaluasi dan modifikasi
perkumpulan stroke untuk memenuhi
kebutuhan individu.

-Rujuk /tegaskan -Meningkatkan


perlunya evaluasi kemampuan koping dan
dengan tim ahli meningkatkan
rehabilitasi seperti ahli penanganan dirumah
fisioterapi fisik dan penyesuaian
terhadap kerusakan.
3. kerusakan Setelah dilakukan Mandiri:
komunikasi tindakan asuhan -kaji tipe/derajat -membantu menentukan
verbal keperawatan disfungsi, seperti px daerah dan derajat
berhubungan selama 7x24 jam tidak tampak kerusakan serebral yang
dengan pasien mulai dapat memahami kata atau terjadi dan kesulitan px
kerusakan bicara. mengalami kesulitan dalam beberapa atau
sirkulasi KH: berbicara atau seluruh tahap proses
serebral, -Mengindikasikan membuat pengertian komunikasi.
kerusakan pemahaman sendiri.
neuromuskuler tentang masalah -bedakan antara afasia -intervensi yang dipilih
,kontrol otot komunikasi. dengan disartria tergantung pada tipe
fasial/ oral -Membuat metode kerusakannya. Afasia
komunikasi dimana adalah gangguan dalam
kebutuhan dapat menggunakan dan
diekspresikan. menginterpretasikan
-Menggunakan simbol-simbol bahasa
sumber-sumber dan mungkin
dengan tepat. melibatkan komponen
sensorik dan / atau
motorik.
-perhatikan kesalahan -px mungkin
dalam komunikasi dan kehilangan kemampuan
berikan umpan balik. untuk memantau
ucapan yang keluar dan
tidak menyadari bahwa
komunikasi yang
diucapkannya tidak
nyata.
-Mintalah px untuk -mengidentifikasi
mengucapkan suara adanya disartria sesuai
sederhana seperti komponen motorik dari
‘’Sh’’ atau ‘’Pus’’ bicara yang dapat
mempengaruhi
artikulasi dan mungkin
juga tidak disertai
afasia motorik.
Kolaborasi:
-konsultasikan dengan - pengkajian secara
/rujuk kepada ahli individual kemampuan
terapi wicara. bicara dan sensori,
motorik dan kognitif
berfungsi untuk
mengidentifikasi
kekurangan /kebutuhan
terapi.
4. defisit Setelah dilakukan Mandiri:
perawatan diri tindakan asuhan -kaji kemampuan dan -membantu dalam
berhubungan keperawatan tingkat kekurangan mengantisipasi/
dengan selama 7x24 jam untuk melakukan merencanakan
penurunan kekuatan otot kebutuhan sehari-hari pemenuhan kebutuhan
kekuatan dan bertambah secara individual
ketahanan, KH: -hindari melakukan -penting bagi px untuk
kehilangan - sesuatu untuk pasien melakukan sebanyak
kontrol/koordi mendemonstrasika yang dapat dilakukan mungkin untuk diri
nasi otot, n teknik /perubahan pasien sendiri,tetapi sendiri untuk
kerusakan gaya hidup untuk berikan bantuan sesuai mempertahankan harga
neuromuskuler memenuhi kebutuhan diri dan meningkatkan
kebutuhan pemulihan.
perawatan diri -sadari -dapat menunjukkan
-melakukan perilaku/aktifitas kebutuhan intervensi
aktifitas perawatan impulsif karena dan pengawasan
diri dalam tingkat gangguan dalam tambahan untuk
kemampuan sendiri mengambil keputusan meningkatkan
-mengidentifikasi keamanan pasien
sumber -pertahankan -px akan memerlukan
pribadi/komunitas dukungan, sikap yang empati tetapi perlu
memberikan tegas, beri pasien waktu untuk
bantuan sesuai waktu yang cukup mengetahui pemberi
kebutuhan untuk mengerjakan asuhan yang akan
tugasnya membantu pasien
secara konsisten
-memberikan umpan -meningkatkan
balik yang positif perasaan makna diri
untuk setiap usaha ,meningkatkan
yang dilakukan atau kemandirian dan
keberhasilannya mendorong pasien
untuk berusaha secara
continu
Kolaborasi:
-berikan obat -mungkin dibutuhkan
supositoria dan pada awal untuk
pelunak feses membantu
menciptakan/merangsan
g fungsi defekasi teratur
-konsultasikan dengan -memberikan bantuan
ahli fisioterapi/ahli yang mantap untuk
terapi okupasi mengembangkan
rencana terapi dan
mengidentifikasi
kebutuhan alat
penyokong kasus.
5. gangguan Setelah dilakukan Mandiri:
mobilitas fisik tindakan asuhan -kaji kemampuan -mengidentifikasi
berhubungan keperawatan secara kekuatan /kelemahan
dengan selama 5x24 jam fungsional/luasnya dan dapat memberikan
kerusakan px mampu kerusakan awal dan informasi mengenai
perseptual / bergerak dengan dengan cara yang pemulihan . bantu
kognitif batas tertentu teratur.klasifikasikan dalam pemulihan
KH: melalui skala 0-4. terhadap intervensi
-mempertahankan -letakkan pada posisi -membantu
posisi optimal dari telungkup 1x atau 2x mempertahankan
fungsi yang sehari jika pasien ekstensi pinggul
dibuktikan oleh tak dapat fungsional:tetapi
adanya kontraktur, mentoleransinya. kemungkinan akan
footdrop meningkatkan ansietas
-mempertahankan terutama mengenai
/meningkatkan kemampuan px untuk
kekuatan dan bernafas.
fungsi bagian tubuh -gunakan penyangga -selama paralisis
yang terkena atau lengan ketika pasien flaksid, penggunaan
kompensasi berada dalam posisi penyangga dapat
- tegak, sesuai indikasi. menurunkan resiko
mendemonstrasika terjadinya subluksasio
n teknik/perilaku lengan dan sindrom
yang bahu lengan.
memungkinkan -evaluasi penggunaan -kontraktur fleksi dapat
melakukan dari/kebutuhan alat terjadi akibat dari otot
aktivitas bantu untuk fleksor lebih kuat
-mempertahankan pengaturan posisi dibandingkan dengan
integritas kulit dan/atau pembalut otot ekstensor
selama periode
paralisis spastik
-tempatkan bantal di -mencegah adduksi
bawah aksila untuk bahu dan fleksi siku
melakukan abduksi
pada tangan
-tinggikan tangan dan -meningkatkan aliran
kepala balik vena dan
membantu mencegah
terbentuknya edema
-tempatkan ‘’hand -alas/dasra yang keras
roll’’ keras pada menurunkan stimulasi
telapk tangan dengan fleksi jari-
jari-jari dan ibu jari jari.mempertahankan
saling berhadapan jari-jari dan ibu jari
pada posisi normal

-posisikan lutut dan -mempertahankan


panggul dalam posisi poisis fungsional
ekstensi
-pertahankan kaki -mencegah rotasi
dalam posisi netral eksternal pada pinggul
dengan
gulungan/bantalan
trokanter
-gunakan papan kaki -penggunaan yang
secara berganti, jika kontinu dapat
memungkinkan. menyebabkan tekanan
yang berlebihan pada
sendi peluru
kaki,meningkatkan
spastisitas dan secara
nyata meningkatkan
fleksi plantar.
Kolaborasi:
-berikan tempat tidur -meningkatkan
dengan matras bulat, distribusi merata berat
tempat tidur air, alat badan yang
flotasi, atau tempat menurunkan tekanan
tidur khusus pada tulang-tulang
tertentu dan membantu
untuk mencegah
kerusakan
kulit/terbentuknya
dekubitus. Tempat tidur
khusus membantu
dengan letak px
obesitas, meningkatkan
sirkulasi dan
menurunkan terjadinya
vena statis untuk
menurunkan resiko
terhadap cedera pada
jaringan dan komplikasi
seperti pneumonia
ortostatik.
-konsultasikan dengan -program yang khusus
ahli fisioterapi secara dapat dikembangkan
aktif, latihan resistif, untuk menemukan
dan ambulasi px kebutuhan yang berarti
/menjaga kekurangan
tersebut dlam
keseimbangan,koordina
si,dan kekuatan.
-bantulah dengan -dapat membantu
stimulasi elektrik, memulihkan kekuatan
seperti TENS sesuai otot dan meningkatkan
indikasi kontrol otot volunter
-berikan obat relaksan -mungkin diperlukan
otot, antispasmodik untuk menghilangkan
sesuai indikasi, spastisitas pada
sepertin ekstremitas yang
baklofen,dantrolen terganggu.

Marilynn E Doenges.2002
DAFTAR PUSTAKA

1. patofisiologi, elizabath j. corwin


2. Marilynn E Doenges.2002
3. Suzanne C,S & Brenda G bare, 2002
4. M.clevo ,R & Margareth, 2000
5. Smeltzer & Bare, 2001

Anda mungkin juga menyukai